1 Mei 2017
-1-
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.1 Mei 2017
-2-
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.1 Mei 2017
yang lebih baik. Perubahan menyangkut keilmuannya geografi adalah disiplin ilmu
pengetahuan, keterampilan, sikap bahkan yang mengkaji tentang fenomena
meliputi segenap aspek pribadi seseorang permukaan bumi atau geosfer, sedang
yang belajar. Jadi hakekat belajar adalah menurut Hasil Seminar dan Lokakarya
perubahan (Djamarah dan Aswan Zain, ahli-ahli Geografi di Semarang Tahun
2002: 11-12) 1988 geografi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan
Pembelajaran Geografi geosfer, interaksi antara keduanya dalam
Dalam Petunjuk Teknis konteks keruangan dan kewilayahan
Pengembangan Silabus yang dikeluarkan (Depdiknas, 2006)
BSNP (2006) dikatakan bahwa setiap mata Pada pembelajaran geografi kelas X
pelajaran mempunyai ciri khasnya (sepuluh) terdiri dari 1 (satu) kompetensi
masing-masing baik ditinjau dari obyek, dasar yang terbagi dalam beberapa materi
struktur maupun metodologinya. pokok. Secara lengkap standar kompetensi
Demikian juga halnya dengan mata dan kompetensi dasar tersebut dapat
pelajaran geografi. Berdasarkan struktur dilihat dalam tabel berikut :
Pembelajaran Model Firing Line Tata cara mempraktekan model ini adalah
Firing Line adalah format gerakan sebagai berikut: mengatur kursi-kursi
cepat yang dapat digunakan untuk dalam dua baris yang berhadapan,
berbagai tujuan seperti testing dan usahakan kursi-kursi itu cukup untuk
bermain peran. Ia menonjolkan secara semua siswa di kelas. Kalau memang
terus-menerus pasangan yang berputar. memakan tempat yang banyak, maka
Siswa mendapat kesempatan untuk dapat diganti dengan saling berhadapan
merespon secara cepat pertanyaan- sambil berdiri, kemudian memisahkan
pertanyaan yang dilontarkan atau tipe kursi-kursi itu ke dalam kelompok-
tantangan yang lain. kelompok tiga sampai lima pada setiap
baris, distribusikan kepada setiap siswa X
-3-
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.1 Mei 2017
-4-
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.1 Mei 2017
yaitu tahap pertama, data yang terkumpul kompetensi, indikator keberhasilan belajar
dari berbagai instrumen seperti lembar yang harus dicapai siswa dan tujuan
pengamatan, agenda harian guru, angket pembelajaran yang telah dikemas dalam
siswa, hasil tes, dan dokumen model pembelajaran firing line. Materi
dikelompokkan menurut pokok yang disampaikan pada siklus I adalah
permasalahan yang sejenis, tahap kedua, pengertian atmosfer, lapisan-lapisan
data tersebut disajikan dalam bentuk atmosfer dan ciri-cirinya serta unsur-unsur
deskripsi, ketiga adalah tahap inferensi, pembentuk cuaca dan iklim.
yaitu menyajikan data dalam bentuk tabel Kegiatan inti pada pertemuan
atau diagram dan tahap keempat adalah pertama secara individu siswa belajar
penarikan kesimpulan yaitu dengan tahap tentang struktur lapisan atmosfer
menafsirkan data yang sudah kemudian guru membimbing kegiatan
dikelompokkan. Penelitian ini dikatakan pembelajaran dengan metode firing line
berhasil jika ada peningkatan hasil belajar yaitu dengan cara mengatur kursi-kursi
siswa dengan indikator adanya dalam dua baris yang berhadapan, karena
peningkatan nilai hasil tes yang tempat yang terbatas maka kursi berhadap
diadakan.(sesuai KKM SMAN 1 Kretek hadapan dibuat dalam dua baris dan
untuk mata pelajaran geografi klas X memisahkan kursi-kursi itu ke dalam
adalah 75) kelompok tiga-tiga pada setiap baris.
X X X X X X X X X
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penerapan model Firing line pada
satu siklus mencakup seluruh materi Y Y Y Y Y Y Y Y Y
pokok dalam satu kompetensi dasar.
Masing-masing sub pokok bahasan Kepada siswa di baris x dibagikan sebuah
dibahas dalam dua kali pertemuan (4 x kartu yang berisi pertanyaan dimana dia
45’). Penjabaran hasil penelitian tiap akan menginstruksikan kepada siswa Y di
siklus adalah sebagai berikut: pada siklus hadapannya untuk merespon. Pertanyaan
1 perencanaan tindakan meliputi membuat yang diberikan antara lain
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mendeskripsikan tentang atmosfer,
dengan menggunakan model firing line menyebutkan lapisan atmosfer dan ciri-
dan mempersiapkan instrumen penelitian, cirinya. Setiap babak diberikan waktu 3
sedang pelaksanaan tindakan dilakukan menit untuk menggeser kursi/ posisi
sesuai dengan panduan perencanaan yang tempat duduk. Guru di bantu satu siswa
telah dibuat. Selama proses berlangsung, berperan mengamati bagaimana X
guru mengajar siswa menggunakan RPP memberikan pertanyaan kepada Y dan
yang menerapkan model firing line, bagaimana cara Y memberikan responnya.
sedang pengamat mengamati sikap dan Pada pertemuan kedua secara
aktifitas siswa pada proses pembelajaran. berkelompok siswa belajar tentang unsur
Secara lengkap deskripsi pembentuk cuaca dan iklim, guru
pelaksanaan tindakan selama siklus I membimbing kegiatan pembelajaran
adalah pada awal pertemuan guru terlebih dengan metode firing line. Pada pertemuan
dahulu menyampaikan standar kali ini penerapan model ini agak berbeda
-5-
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.1 Mei 2017
yaitu dipisahkan dalam lima kelompok guru dan juga keberanian mengemukakan
dalam setiap baris. Pertanyaan yang pendapat.
diberikan adalah unsur-unsur pembentuk Hasil observasi pada siklus 1
cuaca dan iklim, menyebutkan faktor- memang belum menunjukkan hasil yang
faktor yang mempengaruhi suhu, berarti karena kegiatan yang dilakukan
menjelaskan pengertian tekanan udara, merupakan hal yang masih baru bagi para
kelembaban udara dan membedakan siswa. Pada penerapan model firing line
kelembaban absolut dan kelembaban yang pertama masih sangat sederhana
nisbi, setiap babak diberikan waktu 2 dengan jumlah pertanyaan yang sedikit.
menit untuk menggeser kursi/ posisi Strategi ini dilakukan untuk menjajagi
tempat duduk. Guru di bantu satu siswa sejauh mana kemampuan siswa. Maka
berperan mengamati bagaimana siswa untuk meningkatkan aktivitas siswa pada
memberikan pertanyaan kepadateman pertemuan berikutnya strategi
dihadapannya dan bagaimana cara pembelajaran yang digunakan perlu
temannya itu dalam memberikan respon. ditingkatkan lagi. Secara keseluruhan
Disetiap akhir proses belajar mengajar siswa yang dapat menuntaskan belajar
guru bersama-sama dengan siswa pada tindakan siklus I adalah 10 orang
menyimpulkan materi yang telah siswa atau 47,6% menurut kriteria
dipelajari. Siswa juga diberikan angket nasional. Nilai rata-rata kelas mencapai
tentang pelaksanaan pembelajaran pada 67,6. Dari hasil tes ini dapat disimpulkan
pertemuan tersebut. Setelah pelaksanaan bahwa siswa masih perlu peningkatan
siklus pertama dilakukan tes/ulangan. Tes dalam memahami materi pelajaran.
dilaksanakan untuk mengukur Pada akhir siklus I guru bersama
kemampuan siswa setelah dilaksanakan pengamat melakukan refleksi proses
tindakan pada siklus 1. Materi tes adalah kegiatan belajar mengajar selama siklus I,
atmosfer dan lapisannya serta unsur cuaca dari hasil refleksi yang dilakukan dapat
dan iklim. disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
Dari catatan lapangan yang dibuat menerapkan model firing line sudah
oleh pengamat dilaporkan bahwa pada berjalan sesuai dengan prosedur yang
siklus 1 tersebut banyak siswa yang masih direncanakan. Dari hasil observasi
bingung dengan model belajar tersebut aktivitas belajar geografi siswa juga
tetapi lama kelamaan siswa menjadi asyik mengalami peningkatan jika dibandingkan
dan menyukainya. Hal ini dibuktikan dengan hasil sebelum diterapkannya
dengan angket yang diberikan setelah pembelajaran dengan mengunakan model
pembelajaran selesai lebih dari 60% siswa firing line. Sebelum tindakan siswa
menjawab menyukai model pembelajaran cenderung pasif mendengarkan informasi
ini, dan hanya 40 % siswa yang kurang dari guru, sedang pada model firing line
menyukai. Namun demikian penerapan siswa dapat aktif dan terlibat secara
model ini juga mengakibatkan adanya langsung untuk dapat menggali materi
peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Meskipun demikian, masih
mengidentifikasi materi secara mandiri, terdapat beberapa permasalahan yang
hal ini ditunjukkan dengan keberanian muncul antara lain pada saat pembelajaran
mereka mengajukan pertanyaan kepada berlangsung, sebagian besar siswa kurang
-6-
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.1 Mei 2017
memahami materi banyak istilah-istilah lembar print out yang sudah dibagi dan
yang masih asing bagi siswa dan masih guru juga memberi kesempatan siswa
banyak siswa yang masih kurang cepat untuk menanyakan hal-hal ysng belum
dalam perpindahan tempat duduk karena jelas terkait dengan materi yang
jarak yang terlalu dekat antara kursi yang disampaikan. Pada pertemuan pertama
satu dengan yang lain. Setelah berdiskusi siklus kedua ini kursi-kursi diatur di depan
dengan pengamat, maka disepakati bahwa kelas dan semua siswa terlibat dalam
akan diadakan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan perincian 20 siswa
belajar pada siklus kedua. menempati kursi yang telah disusun untuk
Pelaksanaan penelitian pada siklus model firing line dan satu siswa bertugas
kedua didasarkan hasil refleksi pada siklus mengamati jalannya pembelajaran
pertama. Hal-hal yang dilakukan adalah bersama dengan pengamat dan guru.
menyusun Rencana Pelaksanaan Pertanyaan yang diberikan tentang pola
Pembelajaran menyesuaikan dengan hasil angin di Indonesia.
refleksi dan mempersiapkan instrumen Pada Pertemuan kedua siklus 2
penelitian. Pada tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode
tindakan, guru melaksanakan tindakan firing line dilakukan dengan mengatur
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan kursi ke depan sehingga semua siswa
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun melaksanakan model firing line secara
oleh guru mata pelajaran/ peneliti dan bersama-sama. Setelah kursi yang
sebelumnya telah dikonsultasikan dengan berpasang-pasangan diatur di depan
pengamat. Seperti biasa guru membuka masing-masing siswa menempati tempat
pelajaran dengan salam. Kemudian duduk yang sudah disediakan dengan
dilanjutkan dengan mempresensi siswa. pasangan yang berbeda dengan pertemuan
Sebelum memulai pelajaran guru sebelumnya. Pertanyaan yang diberikan
membahas pekerjaan rumah yang tentang pola curah hujan di Indonesia.
diberikan kepada siswa. Setelah Setiap babak diberikan waktu 2 menit
membahas pekerjaan rumah yang untuk menggeser kursi/posisi tempat
diberikan kepada siswa, guru duduk dan seprti pertemuan sebelumnya
menyampaikan standar kompetensi, guru berperan mengamati kegiatan siswa.
indikator keberhasilan belajar yang harus Berdasarkan pengamatan dan hasil
dicapai siswa dan tujuan pembelajaran pengamatan pada proses pembelajaran
yang telah dikemas dalam rencana sampai akhir siklus II, kegiatan
pembelajaran. Untuk pertemuan pada pembelajaran menggunakan model firing
siklus II siswa diberikan ringkasan materi line berjalan dengan cukup baik
yang telah disusun oleh peneliti/ guru. dibandingkan dengan pembelajaran pada
Ringkasan dibagikan kepada para siswa siklus I. Siswa lebih antusias dalam
pada setiap awal pertemuan. Pada mengikuti proses belajar mengajar dan
pertemuan ketiga dan keempat (siklus II) minat belajar geografi siswa juga lebih
materi yang dibahas adalah pola angin dan baik yang pada akhirnya berpengaruh pada
pola curah hujan yang terjadi di Indonesia. hasil tes belajar yang diraih oleh siswa
Pada kegiatan inti, guru memberikan juga mengalami peningkatan. Namun
waktu pada siswa untuk mencermati demikian, terdapat beberapa kendala yang
-7-
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.1 Mei 2017
muncul selama pembelajaran, yaitu: siswa pertanyaan mencapai 38,10% sdan pada
memerlukan waktu yang cukup lama akhir siklus kedua mencapai 100% berarti
untuk memahami materi dan untuk indikator ini ada peningkatan
menyelesaikan soal latihan yang sebesar 61,90%. Pada poin menjawab
diberikan, hal ini dikarenakan semakin pertanyaan baik yang diajukan temannya
lama materi yang diterima siswa semakin maupun guru pada akhir pertemuan siklus
komplek dan semakin rumit. pertama ada 57,14% sedang pada akhir
Dari pengamatan yang dilakukan siklus kedua mencapai 100%, ada
peneliti bersama pengamat dapat dilihat peningkatan sebesar 42,86% Pada point
bahwa ada peningkatan partisipasi siswa mengeluarkan pendapat akhir siklus
pada proses pembelajaran. Indikator yang pertama mencapai 28,57% dan akhir siklus
digunakan untuk mengamati partisipasi kedua mencapai 71,43%, ada peningkatan
dan aktivitas siswa selama proses sebesar 42,86%, pada point memberikan
pembelajaran adalah aktivitas siswa untuk sanggahan persentase partisipasi siswa
mngajukan pertanyaan, menjawab memperoleh poin terendah. Secara
pertanyaan dari guru, memberikan keseluruhan perkembangan keterlibatan
pendapat dan menyanggah pendapat dari siswa dalam pembelajaran dapat dilihat
teman atau guru. Pada akhir siklus pertama dalam tabel 2 dan gambar 1 sebagai
persentase siswa yang berani mengajukan berikut:
120
100
80 Bertanya
60 Menjawab
40 Berpendapat
Menyanggah
20
0
Kesatu kedua ketiga keempat
-8-
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.1 Mei 2017
Untuk melihat perkembangan hasil adalah 75, maka nilai siswa yang dibawah
belajar digunakan hasil tes akhir siklus 75 akan diberikan program remedial.
pertama dan hasil tes siklus kedua. Secara keseluruhan hasil tes belajar siswa
Berdasarkan ketetapan SMAN 1 Kretek, dapat dilihat dalam tabel 3.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Pada akhir siklus pertama siswa dibandingkan dengan siklus pertama maka
yang belum tuntas ada 11 siswa (lebih dari ada kenaikan hasil sebesar 56,67%. Empat
separuh kelas), oleh karena itu program orang siswa yang belum mencapai
remedial dilakukan dengan memberikan ketuntasan diberikan remedial waktu
tugas di rumah dalam bentuk mengerjakan tersendiri dengan mengerjakan soal-soal
soal –soal ulangan yang telah dikerjakan yang sama, namun setelah remedial selesai
sebelumnya dengan ditambah membuat masih ada satu siswa yang belum
satu makalah tentang pemanfaatan mencapai ketuntasan. Siswa yang belum
lingkungan secara arif dan bijaksana, mencapai ketuntasan tersebut memang
untuk makalah dilakukan secara kelompok mempunyai satu kekurangan
dibagi menjadi 4 kelompok. Dari jawaban dibandingkan teman lainnya yaitu
dan tugas yang dikumpulkan ada satu kekurangan dalam penglihatan (low
siswa yang belum tuntas karena tidak ikut vision), maka siswa tersebut diberikan
dalam kerja kelompok, namun pada tugas tambahan untuk membuat kliping
pertemuan berikutnya siswa tersebut tentang perubahan iklim global.
sudah melengkapi dan mengumpulkan Hasil tes yang dicapai yang dicapai
tugas yang diberikan. siswa digunakan untuk mengetahui
Akhir siklus kedua siswa persentase kenaikan hasil belajar pada
menunjukkan kenaikan hasil yang sangat akhir siklus 1 dan akhir siklus 2. Secara
bagus, sejumlah 18 siswa sudah dapat keseluruhan hasil tersebut dapat dilihat
mencapai kriteria ketuntasan minimal, dalam tabel 4.
hanya ada 3 siswa yang belum tuntas. Jika
-9-
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.1 Mei 2017
Persentase kenaikan hasil tes dan ketuntasan belajar dapat dlihat pada gambar 2;
100
80 TUNTAS
60
TIDAK TUNTAS
40
20 PERSENTASE
KETUNTASAN
0
Siklus 1 Siklus 2
100
90
80
70
TUNTAS
60
50 TIDAK TUNTAS
40
30 PERSENTASE
KETUNTASAN
20
10
0
Pra Tindakan Siklus 1 Siklus 2
- 10 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.1 Mei 2017
berbagai sumber, diskusi antar individu Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.
dan diskusi kelompok. Kegiatan belajar 2002. Strategi Belajar Mengajar.
mandiri memberi banyak peluang bagi Jakarta. Rineka Cipta
siswa untuk menggali data informasi Esti, Sri 2006. Psikologi Pendidikan,
sebanyak mungkin sesuai materi pokok. Jakarta. Grasindo
Pembelajaran juga dilakukan dengan Harsono. (2004). Pengantar Problem
membuat garis tembak antar siswa Based Learning. Yogyakarta:
sehingga pembelajaran lebih bervariasi Fakultas Kedokteran UGM.
sehingga menarik minat siswa untuk Syamsuddin Makmun, Abin. 2004.
mengikuti pembelajaran, selain itu guru Psikologi Kependidikan Perangkat
memberikan tes pada setiap akhir siklus Sistem Pengajaran Modul. Bandung.
untuk mengetahui perkembangan hasil PT. Remaja Rosdakarya.
belajar siswa selama penerapan model Silberman, Melvin L. 2001. Active
Firing Line. Learning: 101 Strategi
Peningkatan yang dicapai siswa Pembelajaran Aktif, penerjemah;
melalui penerapan model Firing Line Sarjuli, et. Al.; penyunting;
terdiri atas peningkatan persentase Barmawy Munthe, et. Al., Ed, cet. 1.,
aktivitas siswa pada siklus I pada Yogyakarta: Yappendis.
pertemuan pertama maupun kedua hanya Sudjana. Nana. (2005). Dasar-Dasar
berkisar 4,76% sampai dengan 57,14%, Proses Belajar Mengajar. Bandung:
pada perteemuan ketiga dan keempat naik Sinar Baru Algensindo.
menjadi 42,86% sampai dengan 100%, Sumaatmaja, Nursyid (2001). Metodologi
sehingga kalau dilihat perolehan Pengajaran Geografi, Jakarta : Bumi
persentase tersebut pada akhir siklus II Aksara.
seluruh siswa ikut berpartisipasi secara
aktif dalam pembelajaran. Peningkatan
Hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari Dokumentasi Pelaksanaan firing line
peningkatan skor dan nilai tes. Rerata nilai
hasil tes siswa di siklus I adalah 62,5
kemudian pada siklus II meningkat
menjadi 75,57. dan persentase ketuntasan
naik dari 47,62% menjadi 86,67%.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas, Jakarta. Direktorat
Profesi Pendidik.
BSNP .2006. Standar Isi, Jakarta. Badan
Standar Nasional Pendidikan
Depdiknas. 2007. Petunjuk Teknik
Pengembangan Silabus Jakarta.
Dirjen Dikdasmen Depdiknas.
- 11 -