Anda di halaman 1dari 17

Evaluasi Penilaian Hasil Belajar

Dosen Pengampu : Dr.Ajat Sudrajat,M.Si


Feri Andi Syuhada,S.Pd.,M.Pd.

PERENCANAAN TES

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

Elva Damayanti 4191131023

Ima Syafitri 4191131016

Louis Gustavo Siagian 4193131052

Kelas : PSPK 2019 A

JURUSAN KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan Makalah Perencanaan Test untuk memenuhi tugas mata
kuliah Evaluasi Penilaian Hasil Belajar. Serta juga, penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Dr.Ajat Sudrajat,M.Si. dan Bapak Feri Andi
Syuhada,S.Pd.,M..Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Penilaian
Hasil Belajar, serta semua sahabat dan teristimewa kepada orang tua yang telah
memberikan dorongan dan doa’ sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Tak lepas dari kekurangan, penulis sadar makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi karya yang lebih
baik dimasa mendatang. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi pembaca
dan bagi penulis sendiri khususnya.

Pangkalan Berandan, 08 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1. Pengertian dan Fungsi Evaluasi Pendidikan.............................................3

2.2. Tujuan Evaluasi Pendidikan......................................................................4

2.3. Pengertian dan Teknik Tes........................................................................5

2.4. Ciri-Ciri Test yang Baik............................................................................6

2.5. Prinsip Dasar dalam Penyusunan Tes Hasil Belajar.................................7

2.6. Instrument Evaluasi Bentuk Tes................................................................8

2.7. Tahapan Pengembangan Tes.....................................................................9

2.8. Tahapan Persiapan Tes............................................................................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................12

3.1. Kesimpulan..............................................................................................12

3.2. Saran........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

LAMPIRAN...........................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pelaksanaan proses pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari penilaian hasil
belajar atau yang sering disebut sebagai prestasi belajar. Belajar merupakan proses
sedangkan prestasi merupakan hasil yang dicapai dari proses belajar. Pengertian
belajar telah banyak dikemukakan oleh banyak ahli. Sardiman (2014)
mendefinisikan belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga untuk menuju ke
perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa dan
karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan menurut Syah (2015)
belajar sebagai tahapan perubahan tingkah laku yang relatif menetap, perubahan
tingkah laku didapat melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya
yang melibatkan proses kognitif. Pendapat yang sejalan juga dikemukakan oleh
Slameto (2010) yang menjelaskan belajar sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan selain meningkatkan kualitas proses
pembelajaran dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas sistem penilaian. Hal
ini karena proses pembelajaran yang baik akan menghasilkan penguasaan capaian
pembelajaran yang baik juga, dan penguasaan capaian pembelajaran dapat
diketahui dari hasil penilaiannya. Sehingga penilaian merupakan salah satu
komponen yang penting dalam proses pembelajaran karena dapat menggambarkan
perkembangan capaian pembelajaran peserta didik selama proses pembelajaran.
Melalui penilaian diperoleh informasi tentang penguasaan capaian hasil belajar
peserta
didik.
1.2. Rumusan Masalah
2. Apa pengertian dan fungsi evaluasi pendidikan?
3. Apa tujuan evaluasi pendidikan?
4. Apa pengertian dan teknik tes?
5. Apa ciri-ciri tes yang baik?

1
6. Apa prinsip dasar penyusunan tes hasil belajar?
7. Apa instrument evaluasi bentuk tes?
8. Bagaimana tahapan pengembangan tes?

1.3. Tujuan
2. Mengetahui pengertian dan fungsi evaluasi pendidikan.
3. Mengetahui tujuan evaluasi pendidikan.
4. Mengetahui pengertian dan teknik tes.
5. Mengetahui ciri-ciri tes yang baik.
6. Mengetahui prinsip dasar penyusunan tes hasil belajar.
7. Mengetahui instrument evaluasi bentuk tes.
8. Mengetahui tahapan pengembangan tes.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Fungsi Evaluasi Pendidikan


Evaluasi berasal dari bahasa Ingris evaluation yang berarti penilaian.
Evaluasi diartikan sebagai suatu proses penilaian untuk mengambil keputusan
yang menggunakan seperangkat hasil pengukuran dan berpatokan kepada tujuan
yang telah dirumuskan. Menurut Robert L.Thorndike dan Elizabeth Hagen (1961)
(dalam Iskandar, 2011), evaluasi itu berhubungan dengan pengukuran. Dalam
beberapa hal evaluasi lebih luas, karena dalam evaluasi juga termasuk penilaian
formal dan penilaian intuitif mengenai kemajuan peserta didik. Evaluasi juga
mencakup penilaian tentang apa yang baik dan apa yang diharapkan. Dengan
demikian hasil pengukuran yang benar merupakan dasar yang kokoh untuk
melakukan evaluasi.
Evaluasi pendidikan merupakan proses untuk menentukan tujuan
pendidikan dibandingkan tujuan yang telah ditentukan atau secara umum dapat
diartikan bahwa evaluasi pendidikan sebagai suatu kegiatan penilaian yang
dilakukan dalam dunia pendidikan.
Menurut H.Daryanto dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan,
ada beberapa fungsi evaluasi diantaranya:
a) Evaluasi berfungsi selektif, dengan cara mengadakan evaluasi guru
mempunyai cara untuk mengadakan aeleksi terhadap siswanya.
b) Evaluasi berfungsi diagnostik, dengan mengadakan evaluasi, sebenarnya
guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan
kelemahannya. Dengan diketahunya sebab-sebab kelemahan ini, akan
lebih mudah dicari cara untuk mengatasinya.
c) Evaluasi berfungsi sebagai penempatan, alasan timbulnya sistem ini
adalah adanya pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual.
Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri
sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan
pembawaan yang ada. Pendekatan yang lebih bersifat melayani
perbedaan kemampuan adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat

3
menentukan dengan pasti dikelompok mana seorang siswa harus
ditempatkan, digunakan evaluasi. Sekelompok siswa mempunya hasil
evaluasi yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam
belajar.
d) Evaluasi berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan, evaluasi ini
dimaksudkan untuk mengetahua sejuh mana suatu progam berhasil
diterapkan. Keberhasilan progam ditentukan oleh beberapa faktor yaitu
faktor guru,metode mengajar, kurikulum, sarana dan sistem kurikulum.

2.2. Tujuan Evaluasi Pendidikan


Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua,
yaitu:
a) Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai
bukti mengenai taraf perkembangan peserta didik, setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata
lain, tujuan umum dari evaluasi dalam pendidkan adalah untuk
memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi petunjuk
sampai dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik
dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler, setelah mereka menempuh
pembelajaran dalam jangka waktu yang ditentukan.
b) Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang
telah dipergunakan dalam proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu.
Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam pendidikan adalah:
a) Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan
atau rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan
meningkatkan prestasinya masing-masing.
b) Untuk mencari dan menemukan faktror-faktor penyebab keberhasihan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan.
Sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara
perbaikannya.

4
2.3. Pengertian dan Teknik Tes
Istilah tes diambil dari kata testum (Prancis) yang diartikan sebagai piring
untuk menyisihkan logam-logammulia. Ada pula yang menyebutkan sebagai
sebuah piring yang terbuat dari tanah. Sementara itu istilah tes pertama kali
diperkenalkan oleh seorang ahli bernama Ms.Cattel pada tahun 1890 kepada
khalayak melalui bukunya yang berjudul “Mental Test and Measurement”.
Kemudian berkembang di Amerika yang selanjutnya berkesinambungan
berkembang dengan tempo yang pesat sapai saat ini.
Pada buku karya Anas Sudijono, secara garis besar Anas menyebutkan
bahwa tes didefinisikan sebagai alat atau prosedur yang dipergunakan dalam
rangka pengukuran dan penilaian. Beberapa istilah lain mengenai tes seperti
testing, tester, testees dan sebagainya memiliki definisi sendiri yang berbeda
dengan konsep tes itu sendiri. Kalau dikaitkan dengan evaluasi pendidikan, tes
adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam
rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk
pemberian tugas (baik secara pertanyaanyag bias dijawab), atau perintah-perintah
(yang harus dikerjakan) sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
tingkah laku.
Arikunto menyebutkan sebelum sampai kepada uraian yang lebih jauh,
dijelaskan terlebih dahulu definisi dari beberapa istilah terkait dengan test, yaitu:
a) Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan
yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes tergantung dari
petunjuk yang diberikan.
b) Testing
Testing merupkan saat pada waktu tes itu disampaikan atau
dilaksanakan. Atau dapat disederhanakan dengan maksud bahwa
testing adalah saat pegambilan tes.
c) Testee

5
Testee merupakan responden yang sedang mengerjakan tes. Orang-
orang inilah yang akan dinilai atau diukur, baik mengenaik
kemampuan, bakat, pencapaian, dan sebagainya.
d) Tester
Tester merupakan orang yang diserahi untuk melaksanakan
pengambilan tes terhadap para responden. Dengan kata lain tester
adalah subjek evaluasi (tetapi adakalanya orang yang ditunjuk oleh
subjek evaluasi untuk melaksanakan tugasnya). Tugas tester anatar
lain:
 Mempersiapkan ruangan dan perlengkapan yang diperlukan.
 Membagikan lembaran tes dan alat-alat lain untuk mengerjakan tes.
 Menerangkan cara mengerjakan tes.
 Mengawasi responden mengerjakan tes.
 Memberikan tanda-tanda waktu.
 Mengumpulkan pekerjaan responden.
 Mengisi berita acara atau laporan yang dilakukan (jika ada).

2.4. Ciri-Ciri Test yang Baik


Ada 4 ciri-ciri test hasil belajar yang baik menurut Arikunto yaitu:
a) Validitas
Evaluasi pada umumnya sering dikenal istilah “valid” untuk alat
evaluasi atau instrumrn evaluasi. Sebuah data atau informasi dapat
dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan nyatanya. Jika data
yang dihasilkan dari sebuah instrumen valid, maka dapat dikatakan
bahwa instrumen tersebut valid, karena dapat memberikan gambaran
tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan
sesungguhnya. Berkaitan dengan tes, sebuah tes dikatakan valid
apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendakn diukur.
b) Realibilitas
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability
dalam bahasa Inggris, berasal dari kata reliable yang artinya dapat
dipercaya. “Reliabilitas” merupakan kata benda, sedangkan “reliabel”

6
merupakan kata sifat atau keadaan. sebuah tes dapat dikatakan
dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-
kali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut
menunjukkan ketepatan.
c) Objektifitas
Sebuah tes dikatakan objektif apabila dalam melaksanakan tes itu
tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. Apabila dikaitkan
dengan reliabilitas maka objektifitas menekankan ketetapan
(consistency) pada sistem skoring, sedangkan reliabilitas menekankan
pada ketetapan dalam hasil tes.
d) Praktikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes
tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya. Tes dikatakan
praktis apabila tes tersebut:
 Mudah dilaksanakan
 Mudah pemeriksaannya
 Dilengkapi dengan petunjuk - petunjuk yang jelas
sehingga dapat diberikan/diawali oleh orang lain.
e) Ekonomis
Yang dimaksud ekonomis di sini ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut
tidak dibutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan
waktu yang lama.

2.5. Prinsip Dasar dalam Penyusunan Tes Hasil Belajar


Ada beberapa prinsip dasar yang perlu dicermati di dalam menyusun tes
hasil belajar agar tes tersebut dapat mengukur tujuan instruksional khusus
untuk mata pelajaran yang telah diajarkan, atau mengukur kemampuan dan
keterampilan peserta didik yang diharapkan, setelah mereka menyelesaikan
suatu unit pelajaran tertentu.
a) Tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar
(learning outcomes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan
instruksional. Kejelasan mengenai pengukuran hasil belajar yang

7
dikehendaki akan memudahkan bagi guru dalam menyusun butir-butir
soal tes hasil belajar.
b) Butir-butir soal tes hasil belajar harus merupakan sampel yang
representatif dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan,
sehingga dapat dianggap mewakili seluruh performance yang telah
diperoleh selama peserta didik mengikuti suatu unit pelajaran.
c) Bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat
bervariasi, sehingga betul-betul cocok untuk mengukur hasil belajar
yang diinginkan sesuai dengan tujuan tes itu sendiri.
d) Tes hasil belajar harus didesain sesuai dengan kegunaannya untuk
memperoleh hasil yang diinginkan. Pernyataan tersebut mengandung
makna, bahwa desain tes hasil belajar harus disusun relevan dengan
kegunaan yang dimiliki oleh masing-masing jenis tes.
e) Tes hasil belajar harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan.
Artinya setelah tes hasil belajar itu dilaksanakan berkali-kali terhadap
subyek yang sama, hasilnya selalu sama atau relatif sama. Dengan
demikian
tes hasil belajar itu hendaknya memiliki keajegan hasil pengukuran
yang tidak diragukan lagi.
f) Tes hasil belajar disamping harus dapat dijadikan alat untuk mencari
informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan
cara mengajar guru itu sendiri.
2.6. Instrument Evaluasi Bentuk Tes
a) Tes hasil belajar bentuk uraian. Tes uraian memiliki karakteristik:
 Berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki
jawaban berupa uraian/paparan kalimat panjang.
 Bentuk pertanyaan menuntut testee untuk memberikan
penjelasan/komentar.
 Jumlah soalnya terbatas.
 Umunya di awali dengan kata jelaskan, mengapa, bagaimana,
uraikan.
Petunjuk operasional penyusunan tes uraian

8
 Diusahakan agar butir-butir soal tes uraian dapat mencakup
materi yang telah di ajarkan.
 Untuk menghindari kecurangan, susunan kalimat soal dibuat
berlainan dengan kalimat di buku.
 Setelah membuat tes, hendaknya dirumuskan dengan tegas.
 Jangan membuat dengan perintah seragam
 Kalimat soal hendaknya disingkat secara ringkas.
 Hendaknya di kemukakan pedoman dalam menjawab tes.
b) Tes hasil belajar bentuk objektif
Tes objektif disebut objektif karena cara pemeriksaannya yang
seragam terhadap semua murid yang mengikuti sebuah tes. Tes
objektif juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short
answer test), dan salah satu tes hasil belajar yang terdiri dari butir-
butir soal (items) yang dapat dijawab oleh tester dengan jalan
memilih salah satu (atau lebih), di antara beberapa kemungkinan
jawaban yang telah dipasangkan pada masing masing items atau
dengan jalan menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau simbol-
simbol tertentu pada tempat-tempat yang disediakan untuk masing-
masing butir yang bersangkutan. Terdapat beberapa jenis tes bentuk
objektif, misalnya: bentuk melengkapi (completion test), pilihan
ganda (multifle chois), menjodohkan (matching), bentuk pilihan
benar-salah (true false).

2.7. Tahapan Pengembangan Tes


a) Langkah pertama pada pengembangan tes ini adalah menetapkan
spesifikasi tes. Menentukan spesifikasi tes bertujuan sebagai
pedoman dalam menulis butir-butir soal.
b) Tahap selanjutnya adalah menuliskan butir soal. Berdasarkan kisi
kisi yang telah dibuat sebelumnya dan waktu yang disediakan untuk
peserta tes menyelesaikan soal, maka peneliti menuliskan butir soal
sebanyak 30 butir soal. 30 butir soal yang dituliskan sudah
mencakup keseluruhan materi yang diberikan selama satu semester.

9
c) Telaah ini dilakukan oleh beberapa validator. Hasil penilaian oleh
masing-masing validator menyatakan setiap butir soal yang
dikembangkan penting dan valid dari aspek isi dan konstruksi.
d) Melakukan uji coba tes.
e) Menganalisis Butir Tes. Hasil uji coba tes selanjutnya dilakukan
penskoran untuk dapat dianalisis. Berdasarkan skor yang diperoleh
masing-masing peserta tes
f) Tahap selanjutnya setelah melakukan uji coba dan dianalisis adalah
memperbaiki butir-butir soal yang tidak memenuhi validitas.
g) Tahap selanjutnya adalah merakit butir-butir soal yang telah
memenuhi kriteria yang diharapkan menjadi satu kesatuan tes.
Keseluruhan butir perlu disusun menjadi soal tes yang terpadu.

Bagan Perencanaan soal dalam tes

10
2.8. Tahapan Persiapan Tes
Komponen Atau Kelengkapan Sebuah Tes Terdiri Atas :
1) Buku Tes
Buku Tes yaitu Lembaran atau buku yang memuat butir-butir soal yang harus
dikerjakan oleh siswa.
2) Lembar Jawaban Tes
Lembar Jawaban Tes yaitu Lembaran yang disediakan oleh penilaian bagi
testee untuk mengerjakan tes.
3). Kunci Jawaban Tes
Kunci Jawaban Tes berisi jawaban-jawaban yang dikehendaki. Kunci jawaban
ini dapat berupa huruf-huruf yang dikehendaki atau kata/kalimat. Untuk tes
bentuk uraian yang dituliskan adalah kata-kata kunci ataupun kalimat singkat
untuk memberikan ancar-ancar jawaban.Ide dari adanya kunci jawaban ini adalah:
a. Pemeriksaan tes dapat dilakukan oleh orang lain,
b. Pemeriksaannya betul,
c. Dilakukan dengan mudah,
d. Sesedikit mungkin masuknya unsur subjektif.
4.) Pedoman penilaian
Pedoman penilaian atau pedoman scoring berisi keterangan perincian tentang
skor atau angka yang diberikan kepada siswa bagi soal-soal yang telah dikerjakan.

11
BAB
III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam penilaian proses dan hasil belajar peserta didik, aspek – aspek yang
berkenaan dengan pemilihan alat penilaian untuk memperoleh data dan hasil
penilaian sangat berpengaruh terhadap kualitas lulusan. Evaluasi (penilaian)
sangat berguna untuk mempertinggi hasil pelajaran. Oleh sebab itu, evaluasi
(penilaian) tidak dapat dipisahkan dari belajar mengajar. Dalam
pelaksanaannya ada evaluasi yang baik dan yang kurang baik. Hal ini
bergantung pada pendidik yang melaksanakannya.

Jika kita ingin menghendaki hasil evaluasi yang baik, maka kita harus tahu
tentang unsur-unsur penting dalam situasi belajar mengajar. Dengan
penjelasan mengenai perencanaan tes yang di jelaskan penulis dalam makalah
ini, dapat membantu pendidik untuk menyusun dan merancang perencanaan
tes yang tepat dan baik untuk mengetahui hasil belajar peserta didiknya.

3.2. Saran
Dengan adanya perencanaan tes diharapkan suatu tes benar-benar dapat
menjadi instrumen yang dapat mengukur kemampuan siswa.

12
DAFTAR PUSTAKA

Agustika. G.N.S., (2018). Pengembangan Konstruksi dan Validasi Tes Konsep


Dasar Matematika. Journal of Education Technology. 2(1).

Asrul, dkk., (2015). Evaluasi Pembelajaran. Bandung:Citapustaka Media.

Buchmann, C., Condron, D. J., & Roscigno, V. J. (2010). Shadow education,


American style: Test preparation, the SAT and college enrollment. Social
forces, 89(2), 435-461.

István Szőköl, Educational Evaluation In Contemporary School. Publisher:


Belvedere Meridionale, Szeged, Hungary, 2016

Pramana, I.N.D.,dkk. (2015). Evaluasi Pendidikan. Palangkaraya:D’sby.

Sartina, S., Nursiang, N., & Faisal, F. (2020). Analisis Kebijakan Ujian Nasional
terhadap Evaluasi Akhir Pendidikan. JUNRAL MAPPESONA, 2(2).

13
LAMPIRAN

Daftrar Cover Buku

14

Anda mungkin juga menyukai