Anda di halaman 1dari 27

PROSEDUR PENGEMBANGAN EVALUASI

PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu:

Lismawati S.Pd.

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran

Oleh:

Adeliyah Khairul (1707015106)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2019M/1440H.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada kita semua berupa, ilmu dan amal.
Berkat rahmat dan karunia-nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
insya allah tepat pada waktunya dan diselesaikan dengan baik. Tentu dalam
penyelesaian karya tulis ini terdapat dukungan khusus yang hadir menyertai.
Untuk itu, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dalam bentuk ungkapan
terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikah kesehatan sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini.
2. Ibu Lismawati selaku dosen pengampu yang senantiasa memberikan nasihat
dan masukan dalam penyelesaian karya tulis ini.
3. Sahabat dan kerabat penulis yang yang tiada henti memberikan semangat.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan
bantuan dalam penyusunan karya tulis ini.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis ingi menghaturkan
permohonan maaf bilamana masih terdapat kekurangan dalam penulisan karya
tulis ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca demi
kesempurnaan makalah untuk kedepannya. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi peneliti dan pembaca. Atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara/i,
penulis mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 15 Nopember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1 Perencanaan Evaluasi Pembelajaran ............................................................. 3

2.2 Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran .............................................................. 8

2.3 Pengolahan Evaluasi Pembelajaran ............................................................. 13

2.4 Pelaporan Evaluasi Pembelajaran ............................................................... 17

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 22

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan
oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guru
akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus,
minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik.
Untuk keperluan evaluasi dibutuhkan teknik evaluasi yang bermacam-
macam, seperti kuesioner, tes, skala, format observasi, dan lain-lain. Dari
sekian banyak teknik evaluasi, secara umum dapat dikelompokkan menjadi
dua, yakni teknik tes dan nontes.

Suatu kegiatan evaluasi dapat dikatakan berhasil apabila seorang


evaluator dapat memenuhi prosedur pengembangan evaluasi pembelajaran.
Prosedur ini dimaksudkan sebagai pokok yang harus ditempuh dalam
melaksanakan evaluasi. Sehingga sebelum melakukan kegiatan evaluasi,
seorang evaluator hendaknya melakukan perencanaan yang matang dan
menentukan tindak lanjut terhadap evaluasi terhadap evaluasi yang telah
dilakukan. Agar kegiatan evaluasi yang dilakukan memenuhi prosedur yang
telah ditetapkan.
Dalam kaitannya dengan evaluasi, guru merupakan salah satu sosok
evaluator yang sangat bertanggung jawab terhadap kegiatan evaluasi itu
sendiri. Sebab guru merupakan orang yang melaksanakan proses
pembelajaran. Oleh karena itu, baik buruknya evaluasi diantaranya juga
tergantung pada sang evaluator.
Dengan demikian, sudah selayaknya seorang evaluator untuk mengikuti
prosedur yang sudah ditetapkan. Mengikuti prosedur yang telah ditetapkan
merupakan salah satu bentuk tanggung jawab seorang evaluator. Karena
dengan mengikuti prosedur evaluasi yang baik, kegiatan evaluasi dapat
dipertanggung jawabkan dan memiliki arti bagi semua pihak.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan tadi maka adapun
rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana proses perencanaan evaluasi pembelajaran?


2. Bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran?
3. Bagaimana proses pengolahan hasil evaluasi pembelajaran?
4. Bagaimana pelaporan hasil evaluasi pembelajaran?

C. Tujuan
Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dikemukakan tadi maka adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses perencanaan evaluasi pembelajaran.


2. Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
3. Untuk mengetahui proses pengolahan hasil evaluasi pembelajaran.
4. Untuk mengetahui pelaporan hasil evaluasi pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Evaluasi Pembelajaran

Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang


apa yang harus di lakukan untuk mencapai tujuan. Elly (1979) mengatakan bahwa
perencanaan itu pada dasarnya adalah suatu proses dan cara berpikir yang dapat
membantu menciptakan hasil yang diharapkan.1 Perencanaan proses penilaian
sangat tergantung pada pendekatan yang digunakan untuk menilai sebuah
kompetensi Pendekatan penilaian adalah memutuskan jalur penilaian dibuat.
Penilaian yang dilakukan oleh guru pada umumnya dilakukan melalui jalur
pembelajaran.

Upaya yang dapat dilakukan guru untuk merencanakan penilaian


menekankan pada tiga hal yaitu, pengkomunikasian tujuan pembelajaran, bukti (1)
(2) ketercapaian tujuan pembelajaran atau kriteria, (3) instrumen penilaian dan
metode penilaian. Tujuan pembelajaran ditentukan berdasarkan acuan pembanding
yaitu standar kompetensi Kinerja aktual pada kompetensi tersebut memiliki kriteria
tertentu sehingga perlu diinterpretasikan agar bukti dan jenis jenis bukti yang
diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi sesuai dengan aturan-aturan
bukti dapat ditentukan Misalnya, untuk memastikan ketercapaian tujuan
pembelajaran pada ranah psikomotorik dapat dilakukan melalui cek list observasi.2

Apabila standar kompetensi digunakan sebagai acuan pembanding, semua


komponen standar kompetensi dipaparkan untuk menetapkan dan
mendokumentasikan bukti yang akan dikumpulkan. Pemaparan tersebut dapat
dilakukan dengan cara menjelaskan tugas, dan apa yang perlu disiapkan dan

1
Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009),
Hlm, 23.
2
David Firna Setiawan, Prosedur Evaluasi Dalam Pembelajaran, (Yogyajarta, Penerbit
Deepublish: 2018), hlm. 166-167

3
dilakukan untuk menyelesaikan tugas tersebut yang dapat direpresentasikan dalam
bentuk form 5.2. Metode penilaian dikonfirmasi berdasarkan bukti yang akan
dikumpulkan untuk memenuhi prinsip-prinsip penilaian. Apabila proses yang akan
dilakukan menekankan pada penilaian terhadap respons dan simulasi, maka
pendekatan yang dapat digunakan untuk merencanakan dan mengorganisasikan
proses penilaian adalah penilaian kinerja atau performance assessment. Sedangkan
apabila proses yang akan dilakukan menekankan pada kompetensi yang langsung
dibutuhkan untuk menyelesaikanpermasalahan dalam pendekatan yang dapat
digunakan untuk merencanakan dan mengorganisasikan proses penilaian adalah
authentic assessment dunia nyata, maka proses penilaian dalam pembelajaran dapat
Perencanaan diorganisasikan menjadi 3 yaitu, (1) menentukan pendekatan
penilaian, (2) analisis kebutuhan, pembuatan kisi-kisi tes. (3) analisis tugas, (4)
pembuatan kisi-kisi teks.3

Dalam perencanaan evaluasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan,


seperti tujuan, kisi-kisi, menulis soal, uji coba dan analisis soal, revisi dan merakit
soal :

a) Menentukan Tujuan Evaluasi

Dalam melaksanakan evaluasi, tentu guru memiliki maksud atau tujuan


tertentu. Tujuan harus dirumuskan secara jelas dan tegas serta ditentukan sejak
awal karena tujuan evaluasi tersebut menjadi dasar untuk menentukan arah dan
ruang lingkup materi evaluasi.

b) Menyusun kisi-kisi

Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi evaluasi betul-betul


representatif dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru
kepada peserta didik.

3
Op.cit, hlm. 166-167

4
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item
untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu.
Fungsi kisi-kisi sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi
perangkat tes.

c) Menulis soal

Merupakan salah satu langkah penting untuk dapat menghasilkan alat ukur
atau tes yang baik. Penulisan soal adalah penjabaran indikator menjadi pertanyaan-
pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-kisi. Setiap
pertanyaan harus jelas dan terfokus serta menggunakan bahasa yang efektif, baik
bentuk pertanyaan maupun bentuk jawabannya. Kualitas butir soal akan
menentukan kualitas tes secara keseluruhan.

d) Uji coba dan analisis soal

Jika semua soal sudah disusun dengan baik, maka perlu diujicobakan
terlebih dahulu di lapangan. Tujuannya untuk melihat soal-soal mana yang perlu
diubah, diperbaiki dan dibuang sama sekali, serta soal-soal mana yang baik
digunakan untuk selanjutnya.

Dalam melaksanakan uji coba soal, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain:

1. Ruangan tempat tes diusahakan seterang mungkin


2. Perlu disusun tata tertib pelaksanaan tes
3. Para pengawas tes harus mengontrol pelaksanaan tes dengan ketat tapi tidak
mengganggu suasana tes
4. Waktu yang digunakan harus sesuai dengan banyaknya soal yang diberikan
5. Peserta didik harus benar-benar patuh mengerjakan semua petunjuk dan
perintah dari penguji
6. Hasil uji coba hendaknya diolah, dianalisis dan diadministrasikan dengan
baik sehingga dapat diketahui soal-soal mana yang lemah untuk selanjutnya
dapat diperbaiki kembali

5
e). Revisi dan merakit soal

Setelah uji coba dan analisis, kemudian direvisi sesuai dengan proporsi
tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Ddengan demikian, ada soal yang masih
bisa diperbaiki dari segi bahasa dan ada juga yang harus direvisi total, baik yang
menyangkut pokok soal (stem) maupun alternatif jawaban (option) bahkan ada soal
yang harus disisihkan. Berdasarkan hasil revisi soal inilah, baru dilakukan perakitan
soal menjadi suatu alat ukur yang terpadu. Untuk itu, semua hal yang dapat
memperngaruhi validitas skor tes, seperti nomor urut soal, pengelompokan bentuk
soal, penataan soal dan sebagainya harus diperhatikan.

Harjanto (2006) memaparkan bahwa perencanaan pengajaran mempunyai


beberapa karakteristik, yaitu: (1) Merupakan suatu proses rasional, sebab berkaitan
dengan tujuan sosial dan konsep-konsepnya dirancang oleh banyak orang. (2)
Merupakan konsep dinamik, sehingga dapat dan perlu dimodifikasi jika informasi
yang masuk mengharapkan demikian. (3) Perencanaan terdiridari beberapa
aktivitas, aktivitas itu banyak ragamnya, namun dapat dikatagorikan menjadi
prosedur-prosedur dan pengarahan. (4) Perencanaan pengajaran berkaitan dengan
pemilihan sumber dana, sehingga harus mampu mengurangi pemborosan,
duplikasi, salah penggunaan dan salah dalam manajemennya.4
Hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal.
Perencanaan ini penting bahkan mempengaruhi prosedur evaluasi secara
menyeluruh. W.James Propham (1974) mengemukakan “maksud perencanaan
evaluasi adalah untuk memfasilitasi pengumpulan data, sehingga memungkinkan
membuat pernyataan yang valid tentang pengaruh sebuah efek atau yang muncul di
luar program, praktik, atau kebijakan yang di teliti” selanjutnya Robert H Davis,
dkk (1974) mengemukakan tiga kegunaan dari perencanaan evaluasi :

4
Muh, sholeh, “Perencanaan Pembelajaran Mata Pelajaran Geografi Tingkat Sma Dalam
Konteks Ktsp”. Vol. 4 No. 2, Summer 2007, hlm. 132

6
1. perencanaan evaluasi membantu Anda untuk mengetahui apakah standar
dalam menyatakan sikap atau perilaku telah mencapai sasaran atau tidak, jika
demikian sasaran akan dinyatakan ambigu dan Anda akan kesulitan merancang
tes untuk mengukur prestasi siswa;

2. prencanaan evaluasi adalah proses awal yang dipersiapkan untuk


mengumpulkan informasi yang tersedia;

3. rencana evaluasi menyediakan waktu yang cukup untuk mendesain tes.


Untuk merancang sebuah tes yang baik memerlukan persiapan yang cermat dan
kualitas tes biasanya membaik jika dirancang dengan cara tidak tergesa-gesa;
Implikasinya adalah perencanaan evaluasi harus dirumuskan secara jelas dan
spesifik, terurai dan konprehensif sehingga perencanaan tersebut bermakna
dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya dengan menetapkan tujuan-
tujuan tingkah laku (behavioral objective)atau indikator yang akan dicapai,
dapat mempersiapkan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan serta
dapat menggunakan waktu yang tepat.

7
2.2 Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting dan
tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan evaluasi pem-
belajaran yang dilakukan guru sebagai evaluator harus sesuai de-ngan tujuan
pembelajaran yang direncana-kan dalam RPP dan kegiatan pembelajaran yang
sudah dijalankan. Arikunto (2013) menyatakan bahwa ada tiga komponen yang
saling berhubungan erat dalam kegi-atan evaluasi, yaitu tujuan pembelajaran,
kegiatan belajar mengajar (KBM) dan evaluasi. Kegiatan pembelajaran harus
mengacu pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan evaluasi dilakukan
untuk mengukur sejauh mana tujuan pem-belajaran sudah tercapai dan evaluasi
juga mengacu pada KBM yang dilak-sanakan.Wahyuni (dalam Sahertian, 2007)
menyatakan bahwa semua kegiatan pem-belajaran yang sudah dilakukan harus
selalu disertai dengan kegiatan evaluasi, jika tidak maka guru sebagai evaluator
tidak dapat menilai dan melaporkan hasil belajar pebelajar secara objektif.5

Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi


sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dengan kata lain tujuan evaluasi, model dan
jenis evaluasi, objek evaluasi, instrumen evaluasi, dan sumber data semuanya sudah
dipersiapkan pada tahap perencanaan evaluasi yang pelaksanaannya bergantung
pada jenis evaluasi yang digunakan.6

Pelaksanaan pembelajaran dalam menyampaikan bahan pengait/bahan


appersepsi disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa, serta kondisi lingkungan
sekolah dengan mengajak siswa melakukan gerakan yang ringan dan interaksi
dengan cerita yang menarik untuk siswa. Memotivasi keterlibatan siswa dalam

5
Umi Hasanah, “Analisis Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Biologi Kelas X
Semester Genap 2013/2014 Di Sman Kota Blitar”. Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7,
Nomor 1, 2015, hlm. 39
6
Eva Kristiari, “Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran”

8
pembelajaran dengan penekanan pada tata tertib yang berlaku dengan memberikan
dan mengingatkan bagi yang belum sesuai dengan kegiatan pembelajaran.7

Jenis evaluasi yang digunakan akan mempengaruhi seorang evaluator dalam


menentukan prosedur,metode, instrumen, waktu pelaksanaan, sumber data dan
sebagainya, yang pelaksanaannya dapat dilakukan dengan:8

1. Non-tes, yaitu untuk mengetahui perubahan sikap dan tingkah laku


peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, pendapat setelah kegiatan
pembelajaran, kesulitan belajar, minat belajar, motivasi belajar dan mengajar, dan
lain sebagainya. Instrumen yang digunakan adalah:

a. angket;
b. pedoman observasi;
c. pedoman wawancara;
d. skala sikap;
e. skala minat;
f. daftar check;
g. rating scale;
h. anecdotal records;
i. sosiometri;
j. home visit.

2. Tes, yaitu untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi


menggunakan bentuk pensil dan kertas (paper and pencil test) dan bentuk penilaian
kinerja (performance), memberikan tugas atau proyek dan menganalisis hasil kerja

7
Sri Alaswati, “Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 PJOK”. Journal
of Physical Education and Sports 5 (2) 2016, hlm. 115
8
Muhamad Affandi, “Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar”, (Semarang, UNISSULA Press:
2013), hlm. 30

9
dalam bentuk portofolio. Instrumen yang digunakan dapat berupa tes tertulis, tes
lisan, dan tes perbuatan.

Perbandingan alokasi waktu dengan jumlah soal harus sesuai dengan


proposional. Begitu juga tempat duduk peserta didik harus direnggangkan satu
dengan yang lainnya untuk menghindari peserta didik saling menyontek. Pengawas
boleh berjalan-jalan, tetapi tidak boleh mengganggu suasana ujian. Pembagian soal
hendaknya dilakukan secara terbalik agar peserta didik tidak ada yang lebih dahulu
membaca. Semua ini harus diatur sedemikian rupa agar pelaksanaan tes tertulis
dapat berjalan dengan baik, tertib dan lancar.

Realitas menunjukkan bahwa tidak adapun satu teknik dan bentuk


evaluasi yang dapat mengumpulkan data tentang keefektifan pembelajaran,
prestasi dan kemajuan belajar peserta didik secara sempurna. Pengukuran
tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran atau informasi tentang
keefektifan pembelajaran dan tingkat penguasaan kompetensi
(pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai) peserta didik.

Tujuan pelaksanaan evaluasi adalah untuk mengumpulkan data dan


informasi mengenai keseluruhan aspek kepribadian dan prestasi belajar
peserta didik yang meliputi9:

1. Data pribadi (personal) peserta didik, seperti nama, tempat dan tanggal
lahir, jenis kelamin, golongan darah, alamat, dan lain-lain.
2. Data tentang kesehatan peserta didik, seperti penglihatan, pendengaran,
penyakit yang sring di derita, dan kondisi fisik.
3. Data tentang prestasi belajar (achievement) peserta didik di sekolah.
4. Data tentang sikap (attitude) peserta didik, seperti sikap terhadap
sesame teman sebaya, sikap terhadap kegiatan pembelajaran, sikap
terhadap guru dan kepala sekolah, dan sikap terhadap lingkungan
social.

9
Op.ciit. hlm. 40-45

10
5. Data tentang bakat (aptitude) peserta didik, seperti ada tidaknya bakat
di bidang olahraga, keterampilan mekanis, manajemen, kesenian, dan
keguruan.
6. Persoalan penyesuaian (adjustment), seperti kegiatan anak dalam
organisasi disekolah, forum ilmiah, olahraga, dan kepanduan.
7. Data tentang minat (interest) peserta didik.
8. Data tentang rencana masa depan peserta didik yang dibantu oleh guru
dan orang tua sesuai dengan kesangguapan anak.
9. Data tentang latar belakang keluarga peserta didik, seperti pekerjaan
orang tua, penghasilan tetap tiap bulan, kondisi lingkungan, serta
hubungan peserta didik dengan orang tua dan saudara-saudaranya.
Dari jenis-jenis di atas jelas kiranya bahwa banyak data yang harus
dikumpulkan dari lapangan melalui kegiatan evaluasi. Ada kecenderungan
pelaksanaan evaluasi selama ini kurang begitu memuaskan (terutama) bagi
peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain:
1. Proses dan hasil evaluasi kurang memberi keuntungan pada peserta
didik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Penggunaan teknik dan prosedur evaluasi yang kurang tepat
berdasarkan apa yang sudah dipelajari peserta didik.
3. Prinsip-prinsip umum evaluasi kurang dipertimbangkan dan pemberian
skor cenderung tidak adil.
4. Cakupan evaluasi kurang memperhatikan aspek-aspek penting dari
pembelajaran.

Jika semua data sudah dikumpulkan, maka data itu harus diseleksi
dengan teliti sehingga dapat diperoleh data yang baik dan benar. Namun
tidak semua data yang diperoleh pasti mempunyai kesalahan, jika guru
sendiri yang melaksanakan evaluasi itu, tentu guru akan lebih berhati-hati
dalam memilih dan menggunakan teknik dan instrument evaluasi. Ada
beberapa hal yang memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan
penggunaan data, yaitu sebagai berikut:

11
1. Kesalahan-kesalahan yang mungkin ditimbulkan karena kurang
sempurnanya instrument evaluasi. Misalnya, pada data yang berupa
hasil-hasil observasi.
2. Kesalahan-kesalahan yang mungkin ditimbulkan oleh kurang
sempurnanya prosedur pelaksanaan evaluasi yang dilakukan.
Misalnya, pada data yang berupa skor tes, mungkin pada waktu
pelaksanaan tes tersebut terjadi peristiwa-peristiwa yang berlawanan
dengan kelaziman-kelaziman yang biasa, pengawasan kurang ketat,
kondisi tempat tes kurang nyaman, cahaya kurang terang, dan
sebagainya.
3. Kesalahan yang mungkin ditimbulkan oleh kurang sempurnanya cara
pencatatan hasil evaluasi. Misalnya, pada data yang berupa skor tes
kemungkinan kita sudah menjumlahkan skor yang dicapai peserta
didik. Prosedur verifikasinya adalah meneliti kembali pencatatan skor
yang telah dilakukan, seperti ada tidaknya kekeliruan pada waktu
mencatat hasil evaluasi, ada tidaknya kekeliruan dalam pemberian
skor dan ada tidaknya kekeliruan dalam menjumlahkan skor tiap
peserta didik.

12
2.3 Pengolahan Evaluasi Pembelajaran

Dari pelaksanaan penilaian (melalui pengukuran atau tidak) dapat


dikumpulkan sejumlah data atau informasi yang dibutuhkan dalam evaluasi hasil
belajar. Data yang terkumpul dari penilaian dengan teknik tes akan berupa data
kuantitatif, sedangkan teknik non tes akan menjaring data kualitatif maupun
kuantitatif sekaligus. Data yang terkumpul baik melalui teknik tes maupun teknik
non tes merupakan data mentah yang memerlukan pengolahan lebih lanjut.
Kegiatan mengolah data yang berhasil dikumpulkan melalui kegiatan penilaian
inilah yang disebut kegiatan pengolahan hasil penilaian.

Prosedur pelaksanaan pengolahan hasil penilaian adalah sebagai berikut :

1. Menskor, yakni memberikan skor pada hasil penilaian yang dapat dicapai oleh
responden (peserta didik). Untuk menskor atau memberikan angka diperlukan 3
(tiga) macam alat bantu, yakni kunci jawaban, kunci skoring dan pedoman
pengangkaan. Tiga macam alat bantu penskoran atau pengangkaan berbeda-beda
cara penggunaannya untuk setiap butir soal yang ada dalam alat penilai.

2. Mengubah skor mentah menjadi skor standar, yakni kegiatan evaluator


menghitung untuk mengubah skor yang diperoleh peserta didik yang
mengerjakan alat penilaian disesuaikan dengan norma yang dipakai.

3. Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, yakni kegiatan akhir dari


pengolahan hasil penilaian yang berupa pengubah skor ke nilai, baik berupa
huruf atau angka. Hasil pengolahan hasil penilaian ini akan digunakan dalam
kegiatan penafsiran hasil penilaian. Untuk memudahkan penafsiran hasil
penilaian, maka hasil akhir pengolahan hasil penilaian dapat diadministrasikan
dengan baik.10

10
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta,1999), hal.
218

13
Dalam bukunya Zainal Arifin ditambah satu prosedur lagi yaitu melakukan
analisis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui derajat validitas dan reabilitas soal,
tingkat kesukaran soal (difficulty index), dan daya pembeda.

Jika data sudah diolah dengan aturan-aturan tertentu, langkah selanjutnya


adalah menafsirkan data sehingga dapat memberikan makna. Langkah penafsiran
data sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari pengolahan data itu sendiri, karena
setelah mengolah data dengan sendirinya akan menafsirkan hasil pengolahan itu.
Interpretasi terhadap suatu hasil evaluasi didasarkan atas kriteria tertentu yang
disebut norma. Norma bisa ditetapkan terlebih dahulu secara rasional dan sistematis
sebelum kegiatan evaluasi dilaksanakan, tetapi dapat pula dibuat berdasarkan hasil-
hasil yang diperoleh dalam melaksanakan evaluasi. Sebaliknya, jika penafsiran data
itu tidak berdasarkan kriteria atau norma tertentu, maka itu termasuk kesalahan
besar. Dalam kegiatan penilaian hasil belajar, guru dapat menggunakan kriteria
yang bersumber pada tujuan setiap mata pelajaran (standar kompetensi, kompetensi
dasar). Kompetensi itu tentu masih bersifat umum, karena itu harus dijabarkan
menjadi indikator yang dapat diukur dan diamati.11

Untuk menafsirkan data, dapat digunakan dua jenis penafsiran data, yaitu:

1. Penafsiran kelompok adalah penafsiran yang dilakukan untuk mengetahui


karakteristik kelompok berdasarkan data hasil evaluasi, seperti prestasi
kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok terhadap guru dan materi
pelajaran yang diberikan, dan distribusi nilai kelompok. Tujuan utamanya
adalah sebagai persiapan untuk melakukan penafsiran kelompok, untuk
mengetahui sifat-sifat tertentu pada suatu kelompok, dan untuk mengadakan
perbandingan antar kelompok.
2. Penafsiran individual adalah penafsiran yang hanya tertuju pada individu
saja. Misalnya, dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan atau dalam
situasi klinis lainnya. Tujuan utamnya adalah untuk melihat tingkat

11
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 221

14
kesiapan peserta didik (readiness), pertumbuhan fisik, kemajuan belajar,
dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.12

Sebelum melakukan tes, guru harus menyusun pedoman pemberian skor,


bahkan sebaiknya guru sudah berpikir tentang strategi pemeberian skor sejak
merumuskan kalimat pada setiap butir soal. Pedoman penskoran sangat penting
disiapkan terutama bentuk soal esai. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisai
subjektivitas penilai. Begitu juga ketika melakukan tes domain afektif dan
psikomotor peserta didik.13

Hal yang perlu dilakukan pada tahap pelaksanaan evaluasi hasil belajar
peserta didik adalah menentukan tujuan dari pelaksanaan evaluasi, membuat desain,
menyusun instrumen evaluasi dan menyajikan tes. Yang membedakan adalah
adanya penyajian tes pada tahap pelaksanaan.14
Adapun syarat-syarat dalam menyusun tes atau alat evaluasi yaitu15:
a. Validitas
Validitas sering diartikan dengan kesahihan. Suatu tes dikatakan valid apabila
mengukur apa yang seharunya diukur. Meter valid apabilah dipergunakan untuk
mengukur jarak, sedangkan timbangan valid apabila dipergunakan untuk mengukur
berat.
b. Reliabilitas
Reliabilitas sering disebut juga tarap kepercayaan dan sering disebut juga dengan
keterandalan. Suatu tes dikatakan memiliki reliabilitas apabila tes tersebut
dipergunakan untuk mengukur secara berulang-ulang memberikan hasil yang tetap
atau sama..
c. Daya Beda Butir
Beda butir terdiri dalam dua kategori, yaitu beda atau ananisis butir soal secara

12
Ibid.,hal. 222
13
Ibid.,hal. 223
14
Arvynda Permatasari, “Pengelolaan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik Secara
Online”. Manajemen Pendidikan Volume 24, Nomor 3: 2014. Hlm. 263
15
Idrus L, “Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran”. Jurnal managemen pendidikan islam
Volume. 9, No. 2 Agustus : 2019. Hlm, 929-930

15
kuantitatif dan secara kualitatif. Analisis butir soal secara kuantitatif menekankan
pada analisis karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empirik.
Karakteristik internal yang dimaksud meliputi para meter butir soal tingkat
kesukaran , daya pembeda dan reliabilitas.
d. Efektifitas
Yang dimaksud dengan Efektifitas suatu tes adalah bahwa pelaksanaan
tes/penilaian tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang
banyak dan waktu yang lama. Dalam melaksanakan tes ada target yang ingin
dicapai serta melihat berbagai kondisi yang dihadapi, seperti kondidi keuangan
suatu institusi, lokasi waktu yang diatur oleh pihak pengelola, dan lain-lain, seorang
guru yang baik dan arif selalu mempertimbangkan semua hal-hal yang ingin
direncanakan.
e. Obyektifitas
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil,
terencana, berkesinambungan, menggunakan bahasa yang dapat dipahami siswa,
dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pembuatan keputusan atau pemberian
angka (skor).
Disamping penilaian yang dinyatakan dengan angka kita mengenal pula
penilaian dengan huruf. Seperti penilaian yang dilakukan oleh guru taman kanak-
kanak. Pengolahan skor mentah menjadi huruf menggunakan sifat-sifat yang
terdeapat pada kurva normal atau distribusi normal sebagai dasar perhitungan.

Adapun cirri-ciri distribusi normal antara lain adalah sebagai berikut:

1. Memiliki jumlah atau kepadatan frekuensi yang tetap pada jarak deviasi-deviasi
tertentu.

2. Pada distribusi normal, mean, median, dan mode berimpit (sama besar),terletak
tepat ditengah kurva dan membagi dua sama besar jarak deviasi.

16
Berdasarkan sifat-sifat distribusi normal itulah maka untuk penjabaran skor mentah
enjadi nilai huruf dipergunakan mean dan DS.16

2.4 Pelaporan Evaluasi Pembelajaran

Pelaporan hasil evaluasi harus diberikan kepada pihak yang berkepentingan,


seperti wali murid, kepala sekolah, pengawas, dan pemerintah. Maksudnya agar
proses pembelajaran, termasuk proses dan hasil belajar yang dicapai peserta didik
serta perkembangannya dapat diketahui oleh berbagai pihak, sehingga orang tua
wali dapat menentukan sikap objektif terhadap perkembangannya.

Laporan hasil belajar peserta didik merupakan sarana komunikasi antara


sekolah, peserta didik, dan orang tua dalam upaya mengembangkan dan menjaga
hubungan kerja sama yang harmonis diantara mereka. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yakni:

1. Konsisten dengan pelaksanaan penilaian di sekolah.


2. Memuat perincian hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan dan dikaitkan dengan penilain yang bermanfaat bagi
pengembangan peserta didik.
3. Menjamin orang tua akan informasi permasalahan peserta didik dalam
belajar.
4. Mengandung berbagai cara dan strategi komunikasi.
5. Memberikan informasi yang benar dan jelas.

Laporan kemajuan belajar peserta didik yang selama ini dilakukan oleh
pihak sekolah cenderung hanya bersifat kuantitatif, sehingga kurang dapat
dipahami maknanya. Oleh karena itu, laporan kemajuan peserta didik harus
disajikan secara sederhana, mudah dibaca dan dipahami, komunikatif dan
menampilkan profil atau tingkat kemajuan siswa, sehingga peran serta masyarakat

16
Ngalim purwanto, Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran, (Bandung. PT Remaja
Rosdakarya: 2010) hal. 89

17
dan orang tua dalam dunia pendidikan semakin meningkat. Peserta didikpun dapat
menganalisa kekurangan dan kelebihannya.

Dalam dokumen kurikulum berbasis kompetensi, Pusat Kurikulum


Balitbang Depdiknas (2002 : 35) menjelaskan “laporan kemajuan siswa dapat
dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu laporan prestasi dalam mata pelajaran dan
laporan pencapaian”.

1. Laporan Prestasi Mata Pelajaran

Laporan prestasi mata pelajaran berisi informasi tentang pencapaian kompetensi


dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Pada masa lalu, prestasi belajar
peserta didik dalam setiap mata pelajaran dilaporkan dalam bentuk angka. Bagi
peserta didik dan orang tua, angka ini kurang memberi informasi tentang
kompetensi dasar dan pengetahuan apa yang telah dimiliki peserta didik, sehingga
sulit menentukan jenis bantuan apa yang harus diberikan kepada peserta didik agar
mereka menguasai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Laporan prestasi belajar
hendaknya menyajikan prestasi belajar peserta didik dalam menguasai kompetensi
mata pelajaran tertentu dan tingkat penguasaannya. Sebaliknya, orang tua dapat
membaca catatan guru tentang pencapaian kompetensi tertentu sebagai masukan
kepada peserta didik dan orang tua untuk membantu meningkatkan kinerjanya.

Contoh :

Tabel 1

Format Laporan Prestasi Peserta Didik Dalam Mata Pelajaran

No Kemampuan Dasar Nilai Deskripsi


Pencapaian

A B C D E

Catatan Kompetensi (contoh) :

18
1. Peserta didik menunjukkan kemahiran di dalam …. tetapi memerlukan bantuan
dalam hal …..

2. Secara umum peserta didik telah berhasil menguasai ….. dari ….. kompetensi.

Dengan demikian, isi laporan prestasi belajar sebaiknya disajikan secara kualitatif
atau menggabungkan antara angka (kuantitatif) dengan deskripsi (kualitatif).

2. Laporan Pencapaian

Laporan pencapaian merupakan laporan yang menggambarkan kualitas pribadi


peserta didik sebagai internalisasi dan kristalisasi setelah peserta didik belajar
melalui berbagai kegiatan, baik intra, ekstra maupun ko kurikuler pada kurun waktu
tertentu. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, hasil belajar peserta didik
dibandingkan antara kemampuan sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Tingkat pencapaian
hasil belajar yang ditetapkan dalam kurikulum dibagi menjadi delapan
tingkatan (level) yang dirinci ke dalam rumusan kemampuan dari yang paling dasar
secara bertahap gradasinya mencapai tingkat yang paling tinggi. Delapan tingkatan
hasil belajar tidak sama dengan tingkat kelas dalam satuan pendidikan. Tingkat
pencapaian hasil belajar peserta didik tidak selalu sama dengan peserta didik yang
lain untuk setiap mata pelajaran. Kesetaraan antara tingkat pencapaian hasil belajar
dengan prestasi belajar peserta normal digambarkan sebagai berikut :

19
Tingkatan (level) Pada umumnya dicapai anak
di kelas

0 0 (TK atau Pradasar)

1 1–2

2 3–4

3 5–6

4 7–8

4a 9

5 10

6 11 – 12

Berikut contoh format tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik untuk beberapa
mata pelajaran.

Laporan Pencapaian Hasil Belajar

Nama : ……………………………………….

Kelas : ……………………………………….

Semester : ……………………………………….

Mata Pelajaran Level Keterangan

0 1 2 3 4 4a 5 6

1. Bahasa Arab

20
2. Bahasa
Indonesia

3. Ilmu Fiqih

4. Quran-Hadits

5. dst.

Catatan :

Penetapan tingkat pencapaian peserta didik dalam rentang skala 0 – 6 berdasarkan


penilaian hasil belajar peserta didik dibandingkan dengan kiteria yang telah
ditetapkan dalam buku Kurikulum dan Hasil Belajar. Rincian tingkat kompetensi
tiap mata pelajaran juga dapat dilihat pada buku Kurikulum dan Hasil Belajar
Rumpun Pelajaran.

Selain itu juga pelaporan hasil penilai-an diharapkan bermanfaat seperti


manfaat yang diharapkan yaitu: (1) Untuk memberikan umpan balik bagi peserta
didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kom-
petensi. (2) Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang
dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan penga-yaan dan remedial. (3)
Sebagai umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode pende-katan, kegiatan,
dan sumber belajar yang digu-nakan. (4) Sebagai masukan bagi guru guna
merancang kegiatan pembelajaran yang lebih baik. (5) Untuk memberikan
informasi kepada orang tua peserta didik dan komite sekolah tentang efektivitas
pendidikan.17

17
Muhamad yunus, “Evaluasi Pelaksanaan Penilaian Kelas Pada Mata Pelajaran
Matematika Smp Negeri Di Kabupaten Lombok Tengah”. Jurnal Evaluasi Pendidikan –
Volume 2, No 2, 2014. Hlm. 179

21
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi
sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dengan kata lain tujuan evaluasi, model dan
jenis evaluasi, objek evaluasi, instrumen evaluasi, dan sumber data semuanya sudah
dipersiapkan pada tahap perencanaan evaluasi yang pelaksanaannya bergantung
pada jenis evaluasi yang digunakan.

Sedangkan kegiatan pengolahan hasil evaluasi merupakan kegiatan


mengolah data baik berupa data kualitatif maupun kuantitatif yang diperoleh dari
pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Kemudian kegiatan pelaporan hasil evaluasi
merupakan sarana komunikasi antara sekolah, peserta didik, dan orang tua dalam
upaya mengembangkan dan menjaga hubungan kerja sama yang harmonis diantara
mereka.

Pelaporan hasil evaluasi hendaknya disampaikan kepada pihak yang


berkepentingan, seperti wali murid, kepala sekolah, pengawas, dan pemerintah.
Maksudnya agar proses pembelajaran, termasuk proses dan hasil belajar yang
dicapai peserta didik serta perkembangannya dapat diketahui oleh berbagai pihak,
sehingga orang tua wali dapat menentukan sikap objektif terhadap
perkembangannya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Affandi Muhammad, 2013, Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar, Semarang:


UNISSULA Press.

Alaswati Sri, 2016, Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 PJOK.


Journal of Physical Education and Sports 5 (2).

Arifin Zainal, 2009, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dimyati dan Mudjiono, 1999, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hasanah Umi, 2015, Analisis Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Biologi Kelas X


Semester Genap 2013/2014 Di Sman Kota Blitar, Jurnal Pendidikan Biologi
Volume 7, Nomor 1, Agustus.

L Idrus, 2019, Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran, Jurnal managemen


pendidikan islam Volume. 9, No. 2 Agustus.

Permatasari Arvynda, 2014, Pengelolaan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik


Secara Online, Manajemen Pendidikan Volume 24, Nomor 3.

Purwanto Ngalim, 2010, Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran, Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Sanjaya Wina, 2009, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:


Kencana.

Setiawan David Firna, 2018, Prosedur Evaluasi Dalam Pembelajaran,


Yogyajarta:Penerbit deepublish.

23
Sholeh Muh, 2007, Perencanaan Pembelajaran Mata Pelajaran Geografi Tingkat
Sma Dalam Konteks Ktsp. Vol. 4 No. 2, Summer.

Yunus Muhammad, 2014, Evaluasi Pelaksanaan Penilaian Kelas Pada Mata


Pelajaran Matematika Smp Negeri Di Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Evaluasi
Pendidikan – Volume 2, No 2.

24

Anda mungkin juga menyukai