Oleh:
Agustina Eka Anggraeni (2019030051)
Ridwanto (2019030211)
Ahmad Fauzi (2019030204)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHUHULAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan ………………………………………………………………….
2. Saran ……………………………………………………………………………
PENDAHULUAN
1
2
Tes uraian dapat bersifat tertutup yaitu mempunyai satu jawaban atau cara
penyelesaian, atau bersifat terbuka (open-ended) yaitu mempunyai lebih dari satu
jawaban dan atau cara penyelesaian (Hendriana & Utari Soemarmo, 2014: 73). Tes
yang digunakan dalam pelaksanaan evaluasi biasanya menggunakan tes uraian
tertutup. Soal yang diberikan dalam tes tersebut disebut sebagai masalah tertutup atau
pertanyaan yang biasa digunakan pada soal yang hanya menuntut siswa untuk
menyelesaikan atau menghitung. Tes tersebut menyebabkan kurangnya kreativitas
siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Padahal setiap siswa
mempunyai karakteristik berbeda dalam penyelesaian masalah, terutama pada soal
matematika.
Untuk mencapai tujuan evaluasi dalam pembelajaran matematika perlu
dikembangkan instrumen atau soal-soal yang bisa menumbuhkan pola pikir matematik
terutama kemampuan penalaran siswa. Menurut Hendriana (2014: 17) menyatakan
bahwa guru harus aktif mengembangkan kemampuan kreatif siswa, gunakan
pertanyaan-pertanyaan terbuka (divergen), karena pertanyaan seperti tersebut
menuntun siswa untuk membuat dugaan, membuat hipotesis, mengecek benar
tidaknya hipotesis, meninjau penyelesaian secara menyeluruh, kemudian mengambil
kesimpulan.
Namun karena kebanyakan siswa cenderung dilatih dengan pemberian soal-
soal yang mengarah pada sejauh mana pengetahuan siswa terhadap suatu materi,
sedangkan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan
bernalar jarang dilakukan. Salah satu kendalanya yaitu guru belum mampu membuat
sendiri soal-soal yang terkait untuk mengukur kemampuan penalaran matematik siswa
karena masih sedikitnya referensi terkait soal penalaran matematik. Atas dasar inilah
dilakukan penelitian pengembangan mengenai instrumen untuk mengukur kemampuan
penalaran matematik siswa. Instrumen tersebut diharapkan dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan penalaran matematik siswa dalam proses evaluasi
pembelajaran Matematika.
Berdasarkan hal tersebut, untuk mengukur kemampuan penalaran matematik
siswa dalam evaluasi pembelajaran matematika masih jarang dilakukan Dengan
demikian, peneliti akan membahas penelitian mengenai bagaimanakah
“Pengembangan Tes Jenis Open-ended untuk Mengukur Kemampuan Penalaran
Matematik Siswa”.
4
Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,
dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Beberapa siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang menuntut
untuk menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan
penalaran matematik. Salah satu kendalanya adalah guru jarang memberikan latihan
soal yang merangsang siswa untuk menyelesaikannya dengan menggunakan
kemampuan penalaran matematik.
2. Sebagian besar guru belum mampu membuat sendiri soal-soal yang terkait untuk
mengukur kemampuan penalaran matematik. Diantara kendalanya adalah masih
sedikitnya referensi terkait soal penalaran matematik yang dikembangkan.
3. Evaluasi proses pembelajaran matematika yang terkait kemampuan penalaran
matematik siswa jarang dilakukan. Diantara kendalanya adalah belum tersedianya
instrumen tes evaluasi yang khusus untuk mengukur kemampuan penalaran
matematik siswa.
4. Instrumen untuk mengakses kemampuan penalaran matematik masih belum banyak
tersedia.
Batasan Masalah
Permasalahan yang terkait evaluasi pembelajaran matematika sebagaimana
yang telah diidentifikasi diatas maka perlu dilakukan pembatasan masalah agar
penelitian ini menjadi terfokus dan terarah, yaitu :
1. Permasalahan yang dibahas hanya terkait pada belum tersedianya intrumen tes
evaluasi yang khusus untuk mengukur kemampuan penalaran matematik siswa.
Sehingga fokus kajian penelitian ini adalah untuk mengembangkan instrumen tes
kemampuan penalaran matematik siswa.
2. Produk yang dikembangkan berupa instrumen tes jenis open-ended untuk
mengukur kemampuan penalaran matematik siswa.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
yang telah diuraikan diatas maka pokok permasalahan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah potensi masalah terkait pengembangan tes penalaran matematik
siswa?
5