Anda di halaman 1dari 10

Vol.1 No.

2 Juli 2020 107


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
MODEL PEMBELAJARAN MASTERY LEARNING PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR SISWA KELAS III

Oleh
Annisa Jannah Setyowati1),Heri Setiyawan2) & Endang Nuryasana3)
1,2,3Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
1annisa.jannah04031997@gmail.com , 2heri.setiyawan_fbs@uwks.ac.id &
3endang.nuryasana58@gmail.com

Abstrak
Proses belajar mengajar di sekolah kebanyakan memakai metode ceramah yang membuat siswa
cepat jenuh dan tidak aktif saat pembelajaran. Oleh karena itu peserta didik tidak mudah menerima
pelajaran dengan baik dan proses pembelajaran tidak menapai indikator yang sudah ditentukan.
Maka dari itu dengan diterapkannya model pembelajaran yang menarik membuat siswa aktif dalam
pembelajaran dan siswa merasa tidak jenuh. Model pembelajaran mastery learning jarang dipakai
oleh kebanyakan guru. Model mastery learning atau belajar tuntas ini model yang menerapkan
belajar kelompok agar pembelajaran dapat tuntas sesuai dengan indikator yang dicapai dan siswa
tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran dikelas. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk
menyusun perangkat model pembelajaran Mastery Learning pada mata pelajaran Matematika
materi bangun datar siswa kelas III. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Alat
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah lembar validasi yang terdiri dari RPP, LKS,
dan Tes Hasil Belajar. Lembar validasi tersebut dinilai berdasarkan pada aspek kevalidan data.
Apabila hasil kevalidan data melebihi kriteria kelayakan yaitu 81,0%, maka lembar validasi
tersebut dapat dinyatakan valid dan layak digunakan pada siswa kelas III.
Kata Kunci: Mastery Learning, Matematika, Bangun Datar & Siswa

PENDAHULUAN diharapkan mampu dikuasi oleh seorang


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 pengajar yaitu matematika.
Tahun 2003, pengertian dari pendidikan Berdasarkan peraturan pada
merupakan suatu bentuk kemampuan seseorang Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (dalam
yang secara sadar dan terencana supaya dapat Soviawati 2011: 80), pelajaran matematika
menciptakan kegiatan dan proses pembelajaran. harus diperkenalkan kepada semua peserta
Hal ini diharapkan agar seseorang tersebut didik. Siswa siswi yang masih berada di sekolah
secara langsung dapat mengembangkan potensi bisa menjadi langkah awal bagi para tenaga
diri, masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga, pendidik untuk meningkatkan keahlian mereka
dengan adanya hal tersebut maka sangat dalam berpikir yang logic, analitic, systematic,
diperlukan peranan tenaga pendidik yang ahli, critics, dan creative. Sehingga, untuk
seperti guru pengajar yang ada di lingkungan meningkatkan kemampuan tersebut, maka para
sekolah dasar dan menengah, serta dosen yang siswa siswi perlu meningkatkan kemampuan
ada di perguruan tinggi. Penguasaan ilmu mereka pada pelajaran matematika. Hanya saja,
pengetahuan dan keterampilan guru atas karakteristik mata pelajaran tersebut memiliki
materi-materi pada mata pelajaran seharusnya objek yang bersifat abstrak. Sehingga, hal itulah
memiliki keterkaitan dengan ilmu pengetahuan yang menjadi salah satu alasan banyaknya
kependidikan khusus, saah satunya metodik peserta didik merasa sulit memahami pelajaran
khusus dan praktik keguruan (Syah M. 2010: matematika (Soviawati, 2011:80).
231). Salah satu mata pelajaran yang Masalah matematika yang umum
dijumpai pada siswa menurut Hasratuddin
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
108 Vol.1 No.2 Juli 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
(2008:69) kurangnya minat siswa-siswi pada kepada siswa yang telah memahami materi
mata pelajaran matematika yang sering kita pelajaran. Kedua program ini diberikan agar
tahu adalah rendahnya daya pikir siswa, atau siswa yang memiliki beda bakat dalam
kurangnya bakat siswa dalam berhitung, inilah penguasaan materi sama-sama bisa memahami
yang membuat proses belajar mengajar yang materi dalam masa yang sama dan bisa
kurang baik dan tidak kondusif serta pelajaran meningkatkan hasil belajarnya. Materi yang
matematika belum seutuhnya didasari atas digunakan dalam model pembelajaran mastery
kemampuan dan keinginan siswa-siswi sendiri. learning adalah materi bangun datar.
Sedangkan menurut Soviawati (2011:80), Menurut Rahmadini (2012:19) materi
prestasi siswa dalam mata pelajaran utama yang harus dipelajari oleh siswa-siswi
matematika masih kurang baik karena salah Sekolah Dasar salah satunya yaitu mempelajari
satu tujuan keberhasilan siswa dilihat pada tentang bangun datar. Hal ini perlu dipelajari
pencapaian Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau bagi peserta didik karena dalam menjelaskan
Nilai Ujian Akhir Nasional (NUAN). Mata tentang sifat bangun datar dapat diterapkan
pelajaran matematika masih dianggap bagi pada kehidupan sehari-hari. Sehingga, apabila
sebagian peserta didik sebagai mata pelajaran peserta didik mampu mempelajari dengan baik,
yang sulit dan merasa takut untuk mempelajari maka diharapkan dapat menghubungkan sifat
matematika. Oleh karena itu, masalah dalam bangun datar dengan lingkungan sekitar.
pelajaran matematika dapat disajikan dalam Rumusan masalah dalam penelitian ini
bentuk kelompok dengan menggunakan model yaitu kevalidan perangkat model pembelajaran
mastery learning atau belajar tuntas. Apabila Mastery Learning pada mata pelajaran
model pembelajaran tersebut diterapkan untuk Matematika Materi Bangun Datar siswa kelas
memahami mata pelajaran matematika, maka III. Tujuan dilakukannya pada penelitian ini
diharapkan akan dapat meningkatkan untuk menyusun perangkat model
kemampuan peserta didik dalam memahami pembelajaran Mastery Learning pada mata
materi dengan baik serta dapat dijadikan pelajaran Matematika materi bangun datar
sebagai kebutuhan dalam kehidupan sehari- siswa kelas III. Adapun manfaat penulisan
hari. adalah agar penyusunan perangkat ini
Menurut Hasna (2011), belajar tuntas diharapkan dapat mencapai suatu pembelajaran
(mastery learning) merupakan suatu penerapan lebih efektif dan efisien. Adapun batasan
pembelajaran yang mensyaratkan siswa-siswi masalah dalam penulisan ini hanya berfokus
untuk menguasai hampir semua materi pada penyusunan perangkat model
pelajaran yang diajarkan sekolah. Apabila pembelajaran mastery learning pada mata
diterapkan dengan baik, maka model tersebut pelajaran matematika materi bangun datar
diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas III, perangkat model pembelajaran
bagi para peserta didik. Hal ini disebabkan pada penelitian ini divalidasi ahli oleh 5 (lima)
bahwa pada model tersebut terdapat sejumlah orang, dan juga materi yang digunakan adalah
kegiatan yang akan dilakukan siswa sehingga persegi dan persegi panjang.
terbentuknnya suasana belajar yang aktif dan
beberapa kegiatan tambahan. Sedangkan LANDASAN TEORI
mastery learning menurut Suryasubroto (2002: Belajar merupakan hal penting didalam
104), terdapat program perbaikan dan program pendidikan. Dalam proses pembelajaran sering
pengayaan yang tidak ada pada pembelajaran kali mendapatkan arti luas yang berkaitan
konvensional. Program perbaikan ini diberikan dengan adanya pendidikan. Dengan ini, maka
kepada siswa yang belum memahami arti belajar dalam pendidikan adalah penelitian
penjelasan materi, sedangkan program dan percobaan dalam tingkah laku oleh
pengayaan atau pendalaman materi diberikan pendidik yang ditujukan untuk pencapaian

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.2 Juli 2020 109
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
pengetahuan yang lebih luas dan mengalami pemahaman, sikap, pengetahuan, pemahaman,
perubahan dalam diri pendidik (Syah, 2010:93). kebiasaan, daya pikir, keterampilan dan
Selain itu menurut Syah (2010: 87) belajar kemampuan lainnya.
merupakan suatu hal yang mendasar dalam Istilah pembelajaran menurut Gagne &
menyelenggarakan setiap pembelajaran dalam Briggs, 1979 (dalam Khodijah, 2019: 175)
suatu proses belajar mengajar. Dengan yaitu “instruction”, artinya usaha untuk
demikian keberhasilan atau ketidakberhasilan membantu seseorang dalam belajar. Sedangkan
dalam mencapai suatu proses pembelajaran menurut Gagne 1997 (dalam Khodijah, 2019:
tidak lepas dari adanya belajar, baik dialami 175) mengartikan bahwa pembelajaran adalah
peserta didik di sekolah ataupun dilingkungan serangkaian dari peristiwa yang bersifat
sekitar. eksternal dan dikonsepkan untuk dapat
Dari beberapa para ahli membuat dan membantu beberapa proses pembelajaran yang
merumuskan definisi dari “belajar” dan hampir bersifat internal. Selain itu, Miarso dalam
semua definisi berbeda antara para hali satu Khodijah (2019: 175) berpendapat bahwa
dengan yang lainya. Pandangan beberapa ahli belajar adalah suatu proses perubahan yang ada
tentang belajar dalam Verika (2015), yakni pada diri seseorang. Pembelajaran bisa
sebagai berikut: (a) Belajar menurut Ernest H. dikatakan sebagai suatu usaha yang dilakukan
Higlard berpendapat jika orang melakukan oleh para tenaga pengajar supaya siswa siswi
belajar maka orang itu sudah melakukan mampu mendapatkan hasil belajar yang
tindakan yang telah dilakukannya dan mencoba maksimal. Pembelajaran tidak harus dilakukan
untuk mengevaluasi serta mempelajari secara resmi seperti disekolah, namun dapat
bagaimana caranya untuk menghadapi tindakan dilakukan secara tidak resmi seperti dirumah
yang telah orang tersebut lakukan. (b) Belajar dan di lingkungan masyarakat. Tugas
menurut Noehi Nasution berpendapat bahwa pembelajaran disekolah sudah menjadi
perubahannya seseorang merupakan bentuk tanggungjawab guru, pembelajaran dirumah
hasil dari keseriusan dan ketentuan dalam menjadi tanggungjawab orang tua peserta
belajar, kegagalan dalam belajar bukan didik, dan di lingkungan masyarakat dapat
disebabkan akibat adanya kematangan atau menjadi tanggungjawab orang penting yang ada
perubahan sementara. (c) Winkel berpendapat di masyarakat. Setiap guru, orang tua, atauapun
bahwa belajar merupakan sekumpulan kegiatan tokoh masyarakat haruslah menguasai,
yang dilakukan oleh seseorang, baik secara memahami, dan terampil dalam melaksanakan
berpikir ataupun tingkah laku yang berinteraksi tugas pembelajaran tersebut (Khodijah, 2019:
langsung dengan lingkungannya sehingga akan 177).
menimbulkan perubahan dalam knowledge, Hampir semua para ahli mencoba untuk
understanding, skill, dan attitude. (d) Belajar mendefinisikan tentang “pembelajaran” dan
menurut Snelbecker berpendapat bahwa belajar sering kali pula definisi selalu berbeda dengan
seharusnya berisikan tentang pemahaman dan para ahli lainnya. Pada penjelasan ini, peneliti
wawasan terkait perilaku biasa sampai yang menggunakan beberapa definisi untuk lebih
tidak biasa. (e) Belajar menurut Whiterington memahami pengertian dari pembelajaran.
berpendapat bahwa sebuah proses perubahan Pandangan beberapa ahli tentang pembelajaran
kepribadian dan diwujudkan dalam bentuk dalam Verika (2015), yakni sebagai berikut: (1)
penguasaan tingkah laku yang baru sehingga Menurut Dwi Erna R. menyatakan bahwa
akan menghasilkan perubahan skill, habit, dan pembelajaran merupakan interaksi dalam
attitude. Bahwa dapat di simpulkan definisi proses yang mengungkapkan bahwa ilmu
belajar ialah terjadinya suatu perubahan pengetahuan pada pendidik dan pada peserta
didalam kehidupan seseorang dan merupakan didik dapat menghasilkan suatu hasil dalam
suatu wujud meningkatnya kualitas dan belajar. (2) Menurut Slavin, pembelajaran dapat
kuantitas sikap seperti meningkatnya diartikan bahwa perubahan perilaku seseorang

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
110 Vol.1 No.2 Juli 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
terjadi karena orang tersebut telah memperbaiki diskusi. Maka dari itu, strategi merupakan
perubahannya. (3) Menurut Woolfolk, ruang lingkup berbeda dan menjadi tidak tepat
pembelajaran dapat diberlakukan apabila apabila disandingkan dengan metode. Dari hal
pengalaman mengahsilkan suatu perubahan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
yang kekal dalam tingkah laku dan strategi lebih menunjukkan ke arah
pengetahuan. (4) Menurut Corey menyatakan perencanaan untuk memperoleh sesuatu,
bahwa pembelajaran ialah suatu proses dimana sedangkan metode adalah sebuah langkah yang
seseorang secara sengaja mengelola dapat dimanfaatkan untuk menerapkan stategi.
lingkungannya dan bisa berkemungkinan ikut Menurut Joyce & Weil (dalam Rusman,
dalam perilaku seseorang secara kondisi yang 2012: 133) untuk melakukan penyusunan
spesifik. (5) Menurut Trianto pembelajaran model pembelajaran, para perancang dapat
adalah sebuah aspek kegiatan seseorang yang menggunakan prinsip pembelajaran, teori
luas dan tidak semua mampu diuraikan. psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori
Sedangkan pembelajaran secara simple dapat lainnya. Joyce & Weil, 1980 (dalam Rusman,
dimaknai dengan kegiatan interaksi yang 2012) mencoba untuk mengelompokkan model
berkelanjutan antara pengembangan dengan pembelajaran atas dasar teori belajar menjadi
pengalaman hidup. Pembelajaran dalam arti empat model. Model tersebut dapat dijadikan
luas ialah usaha secara sadar dalam diri seorang sebagai perilaku pembelajaran umum untuk
guru untuk mengajarkan dan mendidik mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan
siswanya agar mencapai tujuan dalam keinginan. Menurut Joyce & Weil, 1980 (dalam
pembelajaran yang diharapkan setiap guru. Rusman, 2012) model pembelajaran
Kesimpulan menurut para ahli diatas adalah merupakan sebuah planning yang dapat
pembelajaran adalah suatu proses dari yang membantu dalam proses pembentukan
tidak paham bias menjadi paham, dari yang kurikulum, merakit persiapan pembelajaran,
tidak tahu bias menjadi tahu, dan dari yang serta memandu dalam proses pembelajaran di
tidak mengerti bisa menjadi mengerti. Semua kelas (Joyce & Weil, 1980: 1). Model
ini didasari dengan adanya pengalaman diri dan pembelajaran juga bisa digunakan sebagai
dapat merubah tingkah laku seseorang. rancangan alternatif. Maksudnya adalah para
Learning strategic menurut Kemp, 1995 guru dapat menentukan model pembelajaran
(dalam Rusman, 2012: 132) tidak hanya wajib yang sesuai supaya dapat mencapai tujuan
dilakukan oleh para pendidik tetapi siswa siswi pendidikan yang efektif dan efisien.
harus memiliki strategi dalam belajar. Hal ini Menurut Yamin (dalam Subroto,
dimaksudkan supaya tujuan pembelajaran 2013:03) menyatakan bahwa mastery learning
diharapkan mampu menjadi lebih baik. atau belajar tuntas adalah suatu proses
Menurut Kemp, Dick and Carey, 1985 (dalam pembelajaran yang dilaksanakan secara teratur,
Rusman, 2012: 132) juga menyatahan bahwa sistematis, dan terstruktur, agar proses
strategi pembelajaran hendaknya dilakukan dan pembelajarannya bisa membiasakan dalam
diterapkan oleh setiap para pendidik dan siswa pembelajaran kelompok besar, membantu dan
siswi sehingga dapat digunakan secara menyelesaikan adanya perbedaan yang terjadi
bersamaan untuk mendapatkan hasil belajar pada peserta didik, dan dapat meningkatkan
yang memuaskan. Untuk menerapkan rencana kemampuan peserta didik dalam belajar dengan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik, maka cepat. Mastery learning merupakan salah satu
diperlukan metode yang tepat untuk dapat model pelajaran yang memfokuskan peserta
digunakan dalam menerapkan strategi yang didik pada penguasaan terhadap materi
sudah ditentukan. Misalnya, untuk menerapkan pembelajaran terselesaikan dengan tuntas.
strategi ekspositori, maka dapat menggunakan Menurut Kunandra (dalam Hasnah, 2011: 27)
metode ceramah, metode tanya jawab, atau mengartikan belajar tuntas sebagai model

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.2 Juli 2020 111
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
pembelajaran yang menginginkan sebagian atau lembar kerja siswa yang telah
siswa dapat menguasai adanya tujuan diberikan oleh guru.
pembelajaran secara tuntas dan menurut c) Latihan Terstruktur: dalam langkah ini,
Kunandra belajar tuntas juga dapat diandasi setiap peserta didik harus mengerjakan
oleh dua asumsi. Asumsi yang pertama yaitu lembar kerja siswa (LKS) secara
teori belajar tuntas ini menyatakan bahwa terstruktur sesuai dengan waktu yang
hubungan antara tingkat keberhasilan peserta diberikan atau ditetapkan oleh guru.
didik dengan kemaampuan bakat siswa siswi. d) Latihan Terbimbing: dalam langkah ini,
Asumsi kedua, pada saat telah berlangsungnya semua peserta didik mengerjakan tugas
proses pembelajaran dengan teratur, maka berupa lembar kerja siswa (LKS) yang
setiap siswa siswi dapat menguasai bahan yang telah diberikan oleh guru dan guru
telah diberikan oleh tenaga pendidik. tersebut akan membimbing peserta
Belajar tuntas berpendapat dalam kondisi didik dalam menyelesaikan tugasnya.
apapun dan semua siswa dapat belajar dengan e) Latihan Mandiri: dalam langkah ini,
baik dan tepat, serta mendapatkan hasil yang peserta didik diberikan tugas atau soal
memuaskan untuk semua materi yang di tes hasil belajar untuk dikerjakan secara
tempuh (Mulyasa dalam Novelia, 2017:21). mandiri tanpa bimbingan guru.
Sedangkan menurut Surjadi (dalam Novelia, Kegiatan ini adalah kegiatan ujian
2017: 21) berpendapat bahwa dengan harian agar melihat kemampuan siswa
menggunakan model Mastery Learning, semua dalam memahami materi menggunakan
siswa siswi bisa mempelajari pelajaran dengan model pembelajaran Mastery Learning.
baik daripada sebelumnya dan bisa Mata pelajaran matematika merupakan
mendapatkan nilai yang lebih memuaskan salah satu ilmu pelajaran yang memiliki peran
sehingga pada saat proses pembelajaran siswa sangat penting dalam pendidikan ataupun
mendapatkan bimbingan agar tercapainya mengatasi beberapa permasalahan yang terjadi
tujuan dalam pembelajaran. di dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh
Adapun langkah-langkah model Mastery sederhana, apabila kita ingin mengetahui
Learning atau belajar tuntas menurut Wena berapa total uang yang ada pada dompet kita,
(dalam Novelia, 2017:22) sebagai berikut: maka kita perlu menghitung banyaknya uang
a) Orientasi: dalam langkah ini, tenaga tersebut supaya kita dapat mengetahui berapa
pendidik haruslah menjelaskan kepada total keseluruhan uang kita yang kita miliki.
peserta didik terkait tahapan dalam Maka dari itu, sesuai dengan pendapat yang
pembelajaran yang dilaksanakan di telah disebutkan oleh Skemp dalam Sholihah
dalam kelas. Setelah menjelaskan dan Mahmudi (2015: 176), ia menyatakan
tersebut, tenaga pendidik memberikan pelajaran matematika memiliki peranan yang
latihan – latihan soal yang dikerjakan sangat penting, tidak hanya berlaku ataupun ada
oleh peserta didik selama proses di bidang pendidikan saja, melainkan dapat
pembelajaran. Setelah itu, tenaga dijadikan sebagai alat bantu dalam ilmu bidang
pendidik akan memberikan sains, bidang teknologi, bidang perdagangan
pengetahuan dan penjelasan yang lebih dan bidang sebagainya.
mendalam dalam kepada peserta didik Menurut Wittgenstein (dalam
terhadap materi yang dipelajari. Hasratuddin, 2013: 132) matematika
b) Penyajian: dalam langkah ini, peserta merupakan ilmu yang bisa mengembangkan
didik diperbolehkan untuk bekerjasama atau meningkatkan skills seseorang untuk
secara berkelompok dalam berpikir yang critics, logic, serta creatuve.
menyelesaikan tugas yang diberikan Dengan kemampuan tersebut, maka siswa
oleh guru. Hal ini diharapakan dapat diharapkan memiliki peluang yang besar untuk
mendiskusikan materi yang dipelajari menuju keberhasilan. Pernyataan tersebut

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
112 Vol.1 No.2 Juli 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ternyata sesuai dengan pendapat yang telah Persegi: sebuah bangun datar yang
disampaikan oleh Nasional Research Concil berbentuk segi empat dan dibatasi oleh 4 buah
dalam Hasratuddin (2013: 133) yang sisi yang sama panjang. Dalam hal ini, identik
menyebutkan matematika merupakan kunci dari bangun persegi merupakan memiliki sisi
untuk menuju keberhasilan. Sehingga, apabila dengan panjang yang sama. Berikut ini
para siswa berhasil dalam mempelajari karakteristik dari bangun persegi:
matematika dengan baik, maka siswa tersebut
diharapkan mampu mencapai kesuksesannya
dengan baik. Sedangkan menurut Russefendi
dalam Iskandar (2013: 31) mengatakan bahwa
pengertian dari matematika merupakan ilmu Karakteristik:
mengenai pola keteraturan dan struktur yang 1. Bentuk keempat sudutnya siku-siku
terorganisasi. Dan juga, menurut Russefendi 2. Mempunyai 4 (empat) sumbu simetri
dalam Ramdani (2006: 4) menyebutkan 3. Diagonal-diagonal berpotongan dan
matematika tersebut merupakan sebagai hasil membagi 2 (dua) sama panjang.
yang yang telah dilakukan oleh seseorang Rumus Bangun Persegi:
setelah dilakukan atau dilalui proses pemikiran, Luas = Sisi x Sisi
gagasan, dan penalaran. Menurut James & Keliling = Sisi + Sisi + Sisi + Sisi atau 4 x Sisi
James dalam Ramdani (2006: 4) juga Persegi Panjang: sebuah bangun datar
mengatakan bahwa ilmu matematika yang berbentuk segi empat dan mempunyai 4
merupakan bidang ilmu yang didalamnya (empat) buah sisi, sisi-sisinya berhadapan sama
terdapat berbagai besaran serta konsep – konsep panjang, sejajar, dan tegak lurus. Dalam hal ini,
dan memiliki hubungan antara satu dengan identik dari bangun persegi panjang merupakan
yang lainnya sehingga terbagi menjadi tiga sangat berbeda dengan bangun datar persegi.
bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Hal ini dikarenakan bangun datar persegi
Pengertian dari bangun datar merupakan panjang memiliki ukuran panjang dan lebar
sebuah gambar yang memiliki bentuk bangun yang berbeda.
dua dimensi dan mempunyai panjang dan lebar
dan dibatasi oleh garis yang bentuknya lurus
dan lengkung. Bangun datar juga merupakan
sebuah ilustrasi yang bisa diambil dari
kehidupan nyata sehingga hal tersebut tidak Karakteristik:
terlepas dari symbol. Symbol dapat 1. memiliki 4 simetri putar
digambarkan atau dituliskan secara sederhana 2. sisi yang berhadapan, sejajar, dan sama
akan tetapi mempunyai makna yang luas besar
(Rohman, Karlimah, dan Mulyadiprana, 3. diagonal-diagonal membagi menjadi 2
2017:109). bagian sama panjang
Bangun datar memiliki berbagai macam Rumus Persegi Panjang :
bentuk dan karakteristik tersendiri. Dalam Luas = Panjang x Lebar atau P x L
penelitian ini, peneliti memberikan salah satu Keliling = Panjang + Lebar + Panjang + Lebar
contoh bangun datar, yaitu persegi dan persegi atau 2 x (Panjang + Lebar)
panjang. Menurut Heruman (dalam Hidayati,
2012:21) bentuk-bentuk bangun datar yang METODE PENELITIAN
dimiliki oleh bangun persegi dan bangun Dalam penelitian ini, peneliti
persegi panjang memiliki bentuk yang berbeda menggunakan jenis penelitian kualitatif. Hal ini
dan karakteristik yang berbeda. Hal ini dapat dikarenakan pada metode ini, peneliti mampu
ditunjukkan sebagai berikut: menjelaskan sedalam-dalamnya terkait dengan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.2 Juli 2020 113
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
pengumpulan data serta dapat mengetahui RPP, memperoleh data yang valid. Lembar validasi
LKS dan Tes Hasil Belajar layak digunakan dan perangkat pembelajaran akan di validatori
untuk menerapkan model pembelajaran oleh 5 orang. Dari 5 orang tersebut, peneliti
Mastery Learning mata pelajaran Matematika menjabarkan 3 orang merupakan dosen dan 2
materi Bangun Datar siswa kelas III. Waktu orang merupakan guru Sekolah Dasar.
peneitian untuk pengumpulan data dibuat pada Setelah menentukan jenis penelitian,
bulan Mei tahun 2020. Dan divalidatori pada metode pengumpulan data, dan teknik
bulan Juni 2020. pengumpulan data, maka selanjutnya adalah
Instrumen yang digunakan dalam menentukan analisis data. Analisis data
penelitian ini menggunakan metode merupakan langkah-langkah yang digunakan
pengumpulan data. Menurut Andriani (2014 : saat menganalisis penelitian dan mengolah data
5.1) mengatakan bahwa instrumen penelitian yang telah diperoleh oleh peneliti. Hal ini
sangatlah dibutuhkan dalam sebuah penelitian dilakukan karena tujuan dari analisis ini adalah
karena hal tersebut merupakan sebagai alat untuk memperoleh dan mengetahui atas
dukung bagi para peneliti dalam menggunakan permasalahan – permasalahan yang telah
metode pengumpulan data. Maka dari itu, dijabarkan. Sehingga, data yang dilakukan
dalam perancangan instrumen penelitian ini perlu dianalisis dahulu supaya dapat
harus dilakukan dengan serius dan teliti agar memberikan gambaran secara konkret dari hasil
dalam sebuah penelitian mampu memperoleh penelitian.
hasil penelitian yang baik. Dalam penelitian ini,
alat pengumpulan data yang digunakan dalam jumlah aspek yang dinilai
x 100
penelitian ini adalah lembar validasi. Ada 70
beberapa lembar validasi yang dipakai dalam (nilai maksimal RPP)
penelitian ini, yaitu: (1) Lembar Validasi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). (2)
Lembar Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS). jumlah aspek yang dinilai
x 100
(3) Lembar validasi Tes Hasil Belajar. 50
Setelah menentukan metode (nilai maksimal LKS)
pengumpulan data yang hendak digunakan
didalam sebuah penelitian, maka selanjutnya jumlah aspek yang dinilai
adalah peneliti menentukan teknik x 100
35
pengumpulan data yang digunakan untuk (nilai maksimal tes hasil belajar)
mengumpulkan data sehingga diharapkan
mampu memperoleh sebuah data yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dibutuhkan dalam penelitian. Sesuai pendapat Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud
yang telah dikemukakan oleh Sugiono (2012: untuk memperoleh jawaban atas layak tidaknya
224), ia menyebutkan bahwa teknik apabila dalam proses pembelajaran
pengumpulan data merupakan hal paling menggunakan salah satu model, yaitu model
penting dan sangat diperlukan dalam suatu pembelajaran mastery learning yang diterapkan
penelitian karena tujuan utama dari suatu pada mata pelajaran matematika materi bangun
penelitian adalah memperoleh, mendapatkan, datar siswa kelas III. Adapun hasil dari
dan mengumpulkan data. Sehingga, teknik pengumpulan data mengguakan lembar validasi
pengumpulan data yang dilakukan dalam yang divalidator oleh 5 orang, diantaranya 3
penelitian ini yaitu peneliti menggunakan orang merupakan dosen dan 2 orang merupakan
lembar validasi RPP, lembar validasi LKS, dan guru Sekolah Dasar.
lembar validasi Tes Hasil Belajar. Lembar Adapun hasil lembar validasi yang telah
validasi dan perangkat pembelajaran tersebut di validatori oleh 3 orang dosen dan 2 orang
akan diberikan kepada validator untuk guru.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
114 Vol.1 No.2 Juli 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Tabel. Hasil lembar validasi Sehingga, dengan adanya hasil tersebut, maka
dalam proses pembelajaran layak untuk
menggunakan model pembelajaran Mastery
Learning pada mata pelajaran Matematika
materi bangun datar siswa kelas III.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Andriani, Durri dkk. 2014. Metode
Penelitian. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
[2] Hasnah, Siti.2011.Penerapan Model
Pembelajaran Mastery Learning Melalui
Tabel 2. Kriteria Kelayakan Kelompok Belajar untuk Meningkatkan
Kriteria Tingkat Validitas Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII
Validitas Madrasah Tsanawiyah Muhajirin Kualu
81,0 % - 100,0 % Sangat Valid Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten
61,0 % - 80,9 % Cukup Valid Kampar. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Pekanbaru : Universitas Islam Negeri
41,1 % - 60,9 % Kurang Valid Syarif Kasim Riau.
21,0 % - 40,9 % Tidak Valid [3] Hasratuddin. 2008. Membangun Karakter
Melalui Pembelajaran Matematika. Jurnal
Pendidikan Matematika Paradikma. Vol. 6
PENUTUP
Nomor 2.
Kesimpulan
[4] Hasratuddin. 2008. Permasalahan
Berdasarkan rumusan masalah yang
Pembelajaran Matematika Sekolah dan
peneliti buat yaitu Kevalidan model
Alternatif Pemecahannya. Jurnal
pembelajaran Mastery Learning pada Mata
Matematika, FMIPA Universitas Negeri
Pelajaran Matematika Materi Bangun Datar
Medan. Vol. 4, No. 1
Siswa Kelas III dan adapun tujuan dari
[5] Hidayati, Vinalisa. 2012. Peningkatan
penulisan berdasarkan rumusan masalah diatas
Kativitas dan Hasil Belajar Materi Bangun
yaitu Menyusun dan Menerapkan perangkat
Datar Melalui Media Puzzle pada Siswa
Model Pembelajaran Mastery Learning pada
Kelas II Sekolah Dasar Negeri
Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun
Kemandungan 03 Tegal. Skripsi Tidak
Datar. Pengumpulan data yang peneliti telah
Diterbitkan. Semarang : Universitas Negeri
lakukan adalah menyusun perangkat dengan
Semarang.
cara memvalidasikan perangkat seperti
[6] Iskandar, Bayu. 2013. Peningkatan
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
kualitas pembelajaran matematika melalui
beserta lembar validasi, Lembar Kerja Siswa
problem based learning berbantuan video
(LKS) beserta lembar validasi, dan Tes Hasil
pembelajaran di kelas V SDN Karangayu
Belajar beserta lembar validasi.
02 Semarang. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Lembar validasi tersebut yang telah peneliti
Semarang : Universitas Negeri Semarang
buat dan divalidatori oleh 5 orang, yang terdiri
[7] Khodijah, Nyayu.2019.Psikologi
dari 3 orang dosen dan 2 orang guru Sekolah
Pendidikan. Depok: PT Raja Grafindo
Dasar (SD) ini dapat dinyatakan layak
Persada.
digunakan karena Rancangan Pelaksanaan
[8] Mahmudi, Sholihah. 2015. Keefektifan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa
Experiental Leaning Pembelajaran
(LKS), dan Tes Hasil Belajar mendapatkan
Matematika MTS Materi Bangun Ruang
nilai kelayakan yang mencapai 81,0%.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.2 Juli 2020 115
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Sisi Datar. Jurnal Riset Pendidikan [18] Syah, Muhibbin. 2010.Psikologi
Matematika. Vol. 2, No. 2 Pendidikan. Bandung: PT Remaja
[9] Novelia, Rika. 2017. Penerapan Model Rosdakarya.
Mastery Learning Berbantuan LKPD [19] Verika, Tria. 2015. Perencanaan
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran. Jurnal pendidikan. Jakarta :
Matematika Peserta Didik di Kelas III.3 Universitas Negeri Jakarta.
SMP Negeri 4 Kota Bengkulu. Jurnal
Penelitian Pembelajaran Matematika
Sekolah (JP2MS). Vol. 1, No. 1
[10] Ramadani, Yani. 2004. Kajian pemahaman
Matematika Melalui Etika Pemodelan
Matematika. Terakreditasi Berdasarkan
Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas
Nomor : 23a/DIKTI/Kep/2004. Vol. 22,
No. 1
[11] Rahmadini, Afia. 2012.Pemberdayaan
Pembelajaran Materi Ajar Identifikasi
Sifat-Sifat Bangun Datar Bagi
Pengembangan Nilai Karakter Berpikir
Kritis dan Logis. Jurnal Kreano. Vol.3.
No. 1
[12] Rohman, Karlimah, Mulyadiprana, 2017.
Analisis kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Kelas III Sekolah Dasar
tentang Materi Unsur dan Sifat Bangun
Datar Sederhana. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol. 4,
No 2
[13] Rusman, 2012. Model-Model
Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
[14] Soviawati, Evi.2011. Pendekatan
Matematika realistik (PMR) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berfikir Siswa
Di Tingkat Sekolah Dasar. Jurnal Khusus.
No. 2
[15] Subroto, Waspodo. 2013. Penerapan
Pendekatan Mastery Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran IPS Kelas IV SDN Gresik.
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya.
Vol. 1, No. 2
[16] Sugiono. 2012. Metode penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
[17] Suryasubrata, Sumadi. 2012. Metode
Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
116 Vol.1 No.2 Juli 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai