Sitti Napfiah, M. Pd
Pendahuluan
Pembelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting didunia
pendidikan. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari. “(Depdikbud, 1994: 1)”. Alasannya karena
merupakan ilmu dasar pengetahuan. Pengetahuan tentang angka-angka yang dibutuhkan oleh
siswa pada mata pelajaran lainnya. Melatih siswa menjadi lebih cermat dan teliti. Salah satu
cara melatih siswa agar bisa perfikir dengan cermat dan teliti adalah dengan diajarkannya
matematika. Tidak semua orang mempunyai sifat cermat dan teliti, maka dari itu kedua sifat
ini bisa dilatih pada anak-anak sejak belia.
Kecermatan dan ketelitian bisa membuat siswa menjadi tenang dan berfikir secara rasional.
Pada saat memasuki lingkungan sekolah dan menemukan masalah, maka siswa tidak akan
panik. Mereka akan berfikir dan bertindak dengan cermat dan teliti sebelum mengambil
keputusan. Melatih siswa dalam berfikir sistematis. Contohnya adalah seperti mengerjakan
soal-soal matematika membuat siswa berfikir secara sistematis. Karena didalam soal-soal
matematika siswa harus lebih teliti saat membaca soal. Memahami poin-poin yang ada
didalam soal dan poin apa saja yang harus dicari. Bersikap teliti pada saat mengerjakan soal-
soal, membuat siswa terlatih berfikir sistematis. Tidak hanya saat mengerjakan soal-soal
tetapi bisa diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadikan konsep matematika
bisa dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yaitu dengan menerapkan pembelajaran
kontekstual.
Menyampaikan materi yang jelas juga memerlukan bahan ajar seperti modul yang bisa
membantu siswa belajar secara aktif dan mudah mengerti terhadap materi pelajaran. Seperti
pendapar Rahmatih, A N (2018: 475) bahwa bahan ajar dirancang berdasarkan permasalahan
di lingkungan sekitar siswa dan dinilai lebih kontekstual dan mampu memberika pengalaman
yang lebih nyata. Adanya modul yang dikembangkan ini juga sebagai pelengkap bahan ajar
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran dikelas.
Metode
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2008:
407) metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut. Metode 4D yang terdiri dari
empat tahapan yaitu: define (pendefenisian) , design (perancangan), development (pengembangan),
dan disseminate (penyebaran). Penelitian ini mengembangkan modul bangun datar dengan
menggunakan metode pendekatan kontekstual sebagai alat bantu pembelajaran matematika.
Data pada penelitian ini diambil dengan menggunakan lembar validasi dan lembar angket siswa. Lalu
lembar validasi diolah untuk mengetahui apakah modul tersebut sudah valid atau belum. Pengolahan
data diawali dengan mengola hasil validasi ahli. Jika belum valid maka modul akan diperbaiki sesuai
saran dari validator. Lembar validasi dan angket siswa menggunakan kolom data dengan skor yang
sudah disesuaikan. Tabulasi data yang sesuai tercantum dalam kolom 1.
Kategori Skor
Sangat layak 4
Layak 3
Kurang layak 2
Tidak layak 1
Jumlah skor validasi dan angket lalu dihitung persentase menggunakan rumus:
Skor maksimal
Skor % jika sudah didapat, kemudian di konversikan dalam kolom kriteria yang ditunjukan pada
kolom 2.
Langkah pengolahan data diatas melalui perhitungan skor. Data dalam penelitian dikumpulkan
dengan bersifat kata-kata yang tertulis.
Untuk mendapatkan modul yang valid, akan dilakukan beberapa tahapan yang sesuai dengan model
4D yang telah dijabarkan diatas. Hasil yang diperoleh pada masing-masing tahapan akan dijelaskan
sebagai berikut:
Tahapan pendefinisian ini hampir sama dengan tahapan analisis pada model pengembangan lainnya.
Melalui sebuah analisis kita akan menentukan tujuan dan masalah-masalah terkait dengan
pembelajaran yang dilakukan. Tujuan dari modul tersebut membantu siswa agar lebih mudah
memahami pembelajaran matematika terutama pada materi bangun datar. Dibuatnya modul tersebut
membuat siswa bisa belajar mandiri dirumah dengan materi-materi yang sudah dijelaskan. Selain itu,
modul juga memungkin siswa untuk memperlajari setiap materi dengan durasi yang cukup lama
sehingga siswa bisa menemukan pemahamannya sendiri. Mengembangkan kemampuan siswa dalam
berinteraksi langsung dengan lingkugan sekitarnya karena materi yang terdapat dalam modul
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Tahapan ini peneliti merancang modul matematika. Modul ini dirancang agar terlihat lebih menarik,
pemilihan topik yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Daftar Rujukan
Mardati, Asih. 2016. Pengembangan Modul Matematika Dengan Pendekatan Kontekstual Pada
Materi Bangun Datar Untuk Mahasiswa PGSD UAD. JPSD: Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. vol. 3,
(1).
Annisa, Iza Sara,. Siti Istiningsih,. Vivi Rachmatul Hidayati,. Aisa Nikmah Rahmatih. 2023.
Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Kontekstual Pada Materi Bangun Datar Untuk Siswa
Kelas IV Sekolah Dasar. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar.
Malo, Antedi Hendrik,. Mika Ambarawati,. Siti Napfiah. 2020. Pengembangan Modul Matematika
Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. Laplace:
Jurnal Pendidikan Matematika.
Daswarman,. Rieke Alyusfitri. 2017. Pengembangan Modul Luas Dan Keliling Bangun Datar Yang
Valid Dengan Pendekatan Kontekstual erbasis Keunggulan Lokal Di Dekolah Dasar. LEMMA. Vol.
3, (2).
Asyiah, Putri Nur,. Hamdan sugilar,. Asep Suratman. 2022. Pembelajaran Matematika Kontekstual
Pada Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Gunung Djati conference series. vol. 17.