Anda di halaman 1dari 8

Vol.4 No.

3 Agustus 2023 645


……………………………………………………………………………………………………...
FAKTOR PENYEBAB SISWA TIDAK MENCAPAI KKM PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA

Oleh
Sudarto1, Ilham2,Muhammad Idris Jafar3
1,2,3Universitas Negeri Makassar

Email: 1drsudartompd@gmail.com

Abstract
This research is a qualitative research that aims to describe the factors causing the Fifth Grade
students do not achieve the KKM in Mathematics at UPTD SDN 77 Mahaka. The subjects of this
study were the fifth grade students, parents of the fifth grade students and UPTD teachers at SDN
77 Mahaka. Collecting data using observation, interviews and documentation. Data analysis
techniques namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results and
conclusions of the study indicate that the factors causing the fifth grade students do not reach the
KKM in mathematics include internal factors and external factors. Where internal factors include:
students consider the mathematics is difficult, students are less interested in learning the
mathematics; students lack concentration when learning mathematics; students' motivation to
learn mathematics is low; and the unhealthy of the student body condition. External factors
include: the use of media or visual aids that are less than the teacher's; and students' family
situations that are less in supporting.
Keywords: KKM, Mathematics, the Fifth Grade

PENDAHULUAN utama adanya rancangan atau yang sering


Pendidikan di Indonesia merupakan disebut dengan istilah kurikulum. Mustakim
wahana yang sangat penting bagi setiap warga (2014), mengemukakan bahwa pendidikan
negara. Fitri (2021), mengatakan bahwa dalam proses belajar mengajar dinilai tidak
pendidikan merupakan suatu usaha yang hanya mentransfer ilmu pengetahuan ke dalam
dijalankan oleh seseorang maupun kelompok benak siswa, melainkan mendidik siswa juga
untuk menjadi dewasa serta mencapai agar tahu bagaimana cara belajar. Namun kerap
peningkatan hidup atau kehidupan yang lebih kali dalam proses belajar mengajar terdapat
besar. Hal ini sejalan dengan isi UU Republik semacam kejenuhan ataupun stagnansi yang
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang dialami oleh siswa.
Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Ayat Rahman, dkk., (2022), mengatakan
(1) yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah bahwa seiring berkembangnya peradaban
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan manusia, permasalahan yang ada di bidang
suasana belajar dan proses pembelajaraan agar pendidikan menjadi semakin kompleks. Di era
siswa secara aktif mengembangkan potensi yang semakin berkembang, siswa dituntut
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual untuk mampu berpikir kritis dalam
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, memecahkan berbagai masalah yang semakin
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan kompleks. Persyaratan ini tertuang dalam aspek
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 tentang
dan kewajiban peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yaitu
Farhan (2018), menyatakan bahwa SD/MI/Tingkat Paket A. Tindakan: “1. Kreatif;
pendidikan yang diterapkan pada lingkungan 2. Produktif; 3. Kritis. 4. Mandiri 5. Kolaboratif
sekolah lebih bersifat formal, memiliki ciri 6. Komunikatif”. Melalui pendekatan ilmiah

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) JurnalInovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
646 Vol.4 No.3 Agustus 2023
………………………………………………………………………………………………………
yang sesuai dengan tahap perkembangan anak dalam pendidikan mengindikasikan siswa telah
yang relevan dengan tugas yang diberikan pada memahami secara tuntas kompetensi dalam
proses pembelajaran akan membantu siswa mata pelajaran. Untuk mengetahui hasil belajar
dalam melaksanakan tuntutan tersebut. siswa tuntas ataupun belum tuntas, guru harus
Proses pembelajaran guru dan siswa memastikan capaian minimal yang wajib
melakukan interaksi dengan mata pelajaran dicapai oleh siswa, biasa disebut dengan
sebagai komunikator materi. Mata pelajaran Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Menurut
Matematika menjadi salah satu pembelajaran Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Pasal 1
yang wajib dipelajari, hal itu disebabkan ayat 6 tentang KKM menjelaskan “Kriteria
Matematika adalah ilmu umum yang memiliki Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut
kedudukan penting dalam disiplin ilmu KKM adalah kriteria belajar yang ditentukan
sehingga individu dapat meningkatkan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada
pengetahuan terhadap cara berfikir. standar kompetensi kelulusan, dengan
Suarjana (2017), menjelaskan bahwa mempertimbangkan karakteristik peserta didik,
pembelajaran Matematika mempunyai potensi karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan
tinggi dalam mempersiapkan individu yang pendidikan.”
berkualitas untuk menghadapi era globalisasi. Menurut Dewi (2021), mayoritas
Potensi ini dapat terwujud jika pembelajaran masalah yang dialami banyak guru ialah
Matematika mampu menjadikan siswa yang menciptakan proses pembelajaran yang dapat
cakap dalam penguasaan konsep-konsep memenuhi tuntutan zaman, yaitu suatu
Matematika. Perkembangan ilmu pengetahuan pembelajaran yang dapat memberikan alternatif
dan teknologi tidak terlepas dari peranan sebagai pemecahan dengan meningkatkan
Matematika, sebab pada dasarnya Matematika suatu model pembelajaran yang cocok.
mampu meningkatkan kemampuan untuk Sebelum melakukan tugas pembelajarannya
berpikir dengan jelas, logis, teratur, dan seorang guru harus mempersiapkan
sistematis. perencanaan yang matang serta guru sanggup
Menurut Sudarto, dkk., (2022), menyusun Kriteria Ketuntasan Minimal.
pembelajaran matematika telah dilakukan pada Dalam mencapai kualitas pembelajaran
anak sejak kecil hingga perguruan tinggi, maka dibutuhkan interaksi yang baik antar
namun masih banyak siswa dan mahasiswa komponen yang terpaut, agar dapat mengetahui
yang mengalami kesulitan dalam memahami tingkatan pencapaian dari pengajaran dapat
matematika. Masalah yang dihadapi siswa diukur dari penentuan standar KKM. Ada pula
adalah mereka berpikir matematika adalah mata rambu-rambu KKM yang diresmikan 75%
pelajaran yang sulit dan menakutkan. Hal ini hanya saja sekolah diberi kewenangan untuk
disebabkan banyaknya siswa yang mendapat menetapkan KKM berdasarkan standar kriteria
nilai rendah pada hasil ulangan matematika. Di sempurna, perihal ini dipertimbangkan
sisi lain, ada siswa yang menganggap bersumber pada tingkatan keahlian rata-rata
matematika sebagai mata pelajaran yang peserta didik, dan kompleksitas indikator.
menarik karena selalu menantang siswa untuk Hasil observasi yang dilakukan di
berpikir kritis . UPTD SDN 77 Mahaka Kabupaten Maros
Segala proses pembelajaran yang menunjukkan bahwa selama proses
terdapat di sekolah dan aktivitas yang sangat pembelajaran, matematika hanya 5 orang siswa
penting serta keberhasilan suatu aktivitas yang memperhatikan guru dengan baik,
belajar diukur dari hasil belajar yang telah sebagian besar siswa bermain sendiri tanpa
mencapai kriteria ketunasan minimal ataupun memperhatikan pelajaran (matematika), dan
belum mencapai ketuntasan. Ketuntasan belajar sebagian besar siswa lainnya nampak jenuh
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.4 No.3 Agustus 2023 647
……………………………………………………………………………………………………...
selama proses pembelajaran. Dalam proses informan mengenai fenomena yang terjadi di
pembelajaran Matematika di kelas V, guru lapangan. Subjek Penelitian ini adalah siswa
kurang memanfaatkan media pembelajaran kelas V UPTD SDN 77 Mahaka sebanyak 6
yang mendukung materi yang diajarkan. Hal ini orang dengan inisial NF, MI, NFS, AF, MJ,
membuat siswa pasif dalam proses dan MA.
pembelajaran. Hal-hal ini ditengarai Dalam penelitian ini, peneliti
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menggunakan teknik wawancara semi
pelajaran matematika sehingga prestasi belajar terstruktur untuk memperoleh data dan
(kognitif) matematika mereka umumnya di informasi tentang faktor penyebab siswa tidak
bawah KKM. mencapai nilai KKM pada mata pelajaran
Penelitian serupa sebelumnya telah matematika. Wawancara semi terstruktur
dilakukan oleh Tyas (2016) dengan judul termasuk dalam kategori wawancara
“Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Belajar mendalam yang lebih bebas untuk
Matematika Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Di dilaksanakan daripada wawancara terstruktur
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten yang memilik tujuan yaitu agar orang yang
Semarang”. Hasil penelitian ialah kesulitan diundang dapat mengangkat masalah secara
yang dialami siswa dalam memahami konsep lebih terbuka dengan meminta pendapat dan
dikarenakan strategi mengajar yang digunakan idenya (Sugiyono, 2019).
guru kurang tepat. Selain itu, kesulitan siswa Pemeriksaan keabsahan data dilakukan
dalam memahami konsep juga diakibatkan dari dengan teknik triangulasi sumber data seperti
sikap negatif siswa pada pelajaran matematika. dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil
Sikap negatif tersebut berdampak pada observasi atau juga dengan mewawancarai
kurangnya antusias siswa pada pelajaran lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki
matematika sehingga tidak menguasai sudut pandang yang berbeda. Observasi
kemampuan yang diharapkan dari pelajaran dilakukan pada tanggal 10 Juni 2023.
matematika. Kurangnya penguasaan tersebut Wawancara dilakukan pada tanggal 10, 12 dan
mengakibatkan siswa belum mencapai KKM 15 Juni 2023. Teknik analisis data meliputi
yang sudah ditetapkan dan mengganggap eduksi data, penyajian data, dan penarikan
bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. kesimpulan.
Oleh karena itu peneliti ingin melakukan
penelitian yang sama tetapi variable yang HASIL DAN PEMBAHASAN
berbeda, kelas yang berbeda serta lokasi yang HasilPelaksanaan observasi diadakan
berbeda dengan menggunakan jenis penelitian pada tanggal 10 Juni 2023, observasi
kualitatif. dilakukan selama proses pembelajaran
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di matematika berlangsung di ruangan kelas.
atas maka tujuan penelitian ini dalaj Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar
mengetahui faktor penyebab siswa Kelas V siswa pada pada proses pembelajaran
tidak mencapai KKM pada Mata Pelajaran matematika, perolehan total skor pertemuan
Matematika di UPTD SDN 77 Mahaka pertama sebanyak 76 dengan rata-rata 67,85
Kabupaten Maros. kategori sedang.
Data hasil penelitian diperoleh melalui
METODE PENELITIAN wawancara berupa jawaban informan atas
Penelitian ini merupakan penelitian pertanyaan yang peneliti ajukan sesuai dengan
kualitatif (Sugiyono, 2019). Penelitian ini pedoman wawancara yang dilakukan secara
dilakukan pada kondisi alamiah di mana tatap muka langsung dengan informan.
peneliti mendapatkan data langsung dari Jawaban yang diperoleh kemudian disajikan

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) JurnalInovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
648 Vol.4 No.3 Agustus 2023
………………………………………………………………………………………………………
dalam bentuk interpretasi data dan kesimpulan KKM pada Mata Pelajaran Matematika di
data melalui teknik analisis data yaitu reduksi UPTD SDN 77 Mahaka Kabupaten Maros
data, penyajian data dan penarikan adalah sebagai berikut:
kesimpulan. Adapun hasil penelitian ini dapat Gambaran Faktor Penyebab Siswa Kelas V
dilihat pada tabel berikut : tidak mencapai nilai KKM Pada Mata
Guru Faktor penyebab Pelajaran Matematika di UPTD SDN 77
Komponen Indikator 10 juni 2023 Kesimpulan
yang diteliti Mahaka Kabupaten Maros.
Respon guru Guru sebagai Siswa pasif dalam 1. Faktor Internal
terhadap fasilitator dalam proses
pembelajaran roses pembelajaran Ardilla (2017), menjelaskan bahwa faktor
matematika pembelajaran sehingga guru sulit Siswa kurang internal adalah faktor yang berasal dari dalam
mendapatkan terlibat secara
umpan balik dari langsung dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil
siswa. proses belajar individu. Faktor internal ini meliputi:
Guru Mengatasi Siswa yang pembelajaran,
Permasalahan mengalami dan model a. Siswa Menganggap Pelajaran
dalam proses masalah pada nilai pembelajaran Matematika Sulit
pembelajaran KKM akan di yang kurang
kumpulkan dalam menarik Matematika merupakan salah satu cabang ilmu
satu kelas dan di yang memegang peranan penting dalam
berikan pengayaan
oleh guru perkembangan dunia. Handayani (2020),
mengemukakan bahwa matematika merupakan
Siswa Faktor penyebab salah satu mata pelajaran yang kurang
Komponen yang Indikator 10 juni 2023 Kesimpulan
diteliti
disenangi dan dianggap sulit oleh siswa.
Respon siswa Siswa Suasana Pelajaran matematika kurang disenangi dan
terhadap sebagai belajar tegang
pembelajaran peserta dan kurang
dianggap sulit karena rendahnya keterampilan
matematika didik menarik dan kemampuan siswa dalam menguasai
dalam sehingga siswa
proses pasif dan Susasana belajar
konsep-konsep dasar matematika. Berdasarkan
pembelajar kurang fokus kurang menarik dan wawancara dengan siswa di UPTD SDN 77
an dalam proses ketidaksiapan siswa
pembelajaran terhadap tugas yang
Mahaka mengatakan bahwa soal yang
matematika diberikan. diberikan sulit untuk dikerjakan, dan siswa sulit
Kelayakan Soal yang menghafal rumus-rumus yang ada pada mata
proses diberikan sulit
pembelajar untuk pelajaran matematika.
an bagi dikerjakan leh b. Kurangnya Minat Siswa
siswa siswa
Minat adalah perasaan tertarik seseorang
Orangtua Siswa Faktor penyebab terhadap sesuatu tanpa ada yang
Komponen Indikator 13 juni 2023 Kesimpulan mengetahuinya. Sejalan dengan pendapat
yang diteliti
Respon Orang tua Faktor keluarga Sandri (2023), minat sangat mempengaruhi
Orangtua siswa yang kurang belajar karena siswa tidak akan belajar dengan
siswa memberikan memberikan
terhadap motivasi dorongan dan sebaik-baiknya jika pelajaran tersebut tidak
Kurangnya dukungan sesuai dengan minatnya. Peneliti menggunakan
pembelajaran kepada siswa motivasi belajar
matematika sehingga siswa
atau motivasi belajar beberapa metode untuk memperoleh informasi,
memiliki
dari orang tua atau
motivasi rendah
wali siswa. antara lain wawancara, dan observasi. Siswa
dalam proses
pembelajaran, kurang menunjukkan minat dan keterlibatan
dan siswa tidak dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
belajar secara
rutin di rumah hanya berpusat pada guru, dan kurangnya
Pembahasan keterlibatan siswa dapat dilihat dari siswa yang
Berdasarkan hasil wawancara yang hanya diam dan menerima apa yang dijelaskan
dilakukan oleh peneliti yang berkaitan dengan guru ketika siswa tidak aktif bertanya atau
Faktor Penyebab siswa tidak mencapai nilai menanggapi dalam proses pembelajaran.
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.4 No.3 Agustus 2023 649
……………………………………………………………………………………………………...
Ketika guru meminta siswa untuk mengajukan 2. Faktor Eksternal
pertanyaan yang tidak mereka pahami, tidak Sitinjak (2016), faktor eksternal adalah faktor
ada yang mengangkat tangan dan mengajukan yang berasal dari luar individu yang juga
pertanyaan. mempengaruhi belajar individu. Faktor
c. Kurangnya Konsentrasi Siswa eksternal ini meliputi:
Setyani (2018), mengemukakan bahwa a. Penggunaan Media atau Alat
konsentrasi dalam belajar merupakan salah satu Peraga
aspek psikologis yang tidak mudah dipahami Nasaruddin (2018), menjelaskan bahwa media
oleh siapapun kecuali siswa. Hal ini disebabkan pembelajaran atau alat peraga adalah
apa yang dilihat orang melalui tindakannya perlengkapan untuk menyajikan atau
belum tentu sesuai dengan apa yang menyampaikan pembelajaran, seperti buku,
dipikirkannya. Sesuai dengan observasi dan film, kaset video, dan slide presentasi, serta
wawancara peneliti di kelas V. Pada saat guru tindakan vokal dan nonverbal guru.
menjelaskan materi, beberapa siswa tidak Berdasarkan observasi dan wawancara peneliri
memperhatikan, misalnya melamun, tertidur, di kelas V, penggunaan media atau alat peraga
dan mengobrol dengan teman. Selain itu, ketika kurang menarik sehingga siswa merasa jenuh.
seorang guru mengajukan pertanyaan kepada b. Situasi Keluarga
seorang siswa atau memberikan latihan, Faktor situasi keluarga merupakan faktor yang
seorang siswa yang memperhatikan tidak dapat mempengaruhi keadaan keluarga siswa yang
menjawab karena apa yang dijelaskan oleh guru meliputi bagaimana orang tua mendidik anak di
tidak melekat pada otak siswa. rumah, bagaimana status ekonomi, dan
d. Motivasi Belajar Rendah bagaimana orang tua memberikan dorongan
Saputro (2021), menjelaskan bahwa motivasi dan memotivasi siswa untuk belajar.
belajar adalah serangkaian dorongan atau daya Hasil penelitian diatas didukung oleh
penggerak yang berasal dari dalam diri sendiri hasil penelitian Tyas (2016) yang menunjukan
maupun dari luar untuk melakukan aktivitas bahwa kesulitan yang dialami siswa dalam
belajar sehingga menimbulkan perubahan. memahami konsep matematika dikarenakan
Berdasarkan observasi dan wawancara peneliri strategi mengajar yang digunakan guru kurang
di kelas V, motivasi belajar matematika rendah tepat. Selain itu, kesulitan siswa dalam
disebabkan oleh proses pembelajaran yang memahami konsep juga diakibatkan dari sikap
kurang menarik dan materi pembelajaran yang negatif siswa pada pelajaran matematika. Sikap
cukup sulit. negatif tersebut berdampak pada kurangnya
e. Kondisi Tubuh Yang Kurang Sehat rasa antusias siswa pada pelajaran matematika
Masalah kesehatan yang sering muncul dan sehingga mereka malas mengikuti pelajaran
berdampak pada siswa adalah kondisi fisik matematika. Rasa malas belajar matematika
siswa yang kurang sehat pada saat mengikuti tersebut mengakibatkan siswa sulit mencapai
pembelajaran. Siswa tidak konsentrasi belajar KKM.
dan akan merasa mengantuk ketika
pembelajaran matematika mengindikasikan KESIMPULAN
kondisi fisik tidak dalam keadaan yang optimal. Faktor penyebab siswa kelas V tidak
Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyadi (2016) mencapai KKM pada mata pelajaran
bahwa siswa tidak dapat belajar dengan kondisi matematika di UPTD SDN 77 Mahaka
wajar karena adanya hambatan, hambatan meliputi: faktor internal dan faktor eksternal.
tersebut dapat bersifat hambatan fisiologis yang Dimana faktor internal meliputi: siswa
berupa kesehatan tubuh. menganggap pelajaran matematika itu sulit,
siswa kurang berminat belajar matematika;

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) JurnalInovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
650 Vol.4 No.3 Agustus 2023
………………………………………………………………………………………………………
siswa kurang konsentrasi saat belajar Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
matematika; motivasi belajar matematika siswa [10] Mulyadi. 2016. Bimbingan Konseling di
rendah; dan kondisi tubuh siswa yang kurang Sekolah dan Madrasah. Jakarta:
sehat. Faktor eksternal meliputi: penggunaan Prenadamedia Groub.
media atau alat peraga yang kurang dari guru; [11] Mustakim, R. 2014. Penggunaan Metode
dan situasi keluarga siswa yang kurang Pembelajaran Inquiry Terhadap Motivasi
mendukung. Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih
di Madrasah Tsanawiyah Lembang Bau
DAFTAR PUSTAKA Kabupaten Kepulauan Selayar.
[1] Ardilla. A. & Hartanto. S. 2017. Faktor Universitas Muhammadiyah
yang Mempengaruhi Rendahnya Hasil [12] Moleong. 2014. Metode Penelitian
Belajar Matematika Siswa MTs Iskandar Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Muda Batam. Pythagoras. Vol. 6 Rosdakarya.
[2] Astuti. D. P., Muslim. A. 2020. Analisis [13] Nasaruddin. 2018. 21 Media Dan Alat
Persiapan Guru Dalam Pelaksanaan Peraga Dalam Pembelajaran Matematika.
Pembelajaran Matematika Di Kelas Iv Sd Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu
Negeri Jambu 01. 7(2), 185–192. Pengetahuan Alam. Vol. 3 No. 2
[3] Dewi, S. R. 2021. Improving teacher’s [14] Novita, E. 2016. Kendala-Kendala
ability of sd negeri 06 tapang pulau in Peserta Didik dalam Mencapai Kriteria
deciding passing grade (kkm) through Ketuntasan Minimal (KKM) pada Mata
workshop. 7(2). Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS di SMA
[4] Ediza., Saam. Z., Yakub. E. 2014. Faktor Negeri 3 Pariaman. Thesis, 1–7.
Penyebab Siswa Tidak Memperoleh Nilai [15] Nurfitriyana. 2021. Analisis faktor
Dibawah KKM pada Mata Pelajaran penyebab hasil belajar matematika rendah
Matematika, SAINS, dan IPS SDN 010 pada siswa kelas XII IPA SMA
Bangko Sempurna. Jom.UNRI.ac.id. 1-17 Muhammadiyah Sungguminasa. Paper
[5] Farhan, M. 2018. Analisis Penentuan Knowledge . Toward a Media History of
Standar Nilai Kriteria Ketuntasan Documents, 3(2), 6.
Minimal Mata Pelajaran Fisika Kelas. [16] Permendikbud Nomor 23. 2016.
Skripsi Universitas Islam Negeri Permendikbud Nomor 23 tahun 2016
Alauddin Makassar. Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
[6] Handayani. N. F, Mahrita. 2020. Faktor 2016, Standar Penilaian Pendidikan.
Penyebab Kesulitan Belajar Matematika [17] Rahman, A., Wardana, A., & Rifqienur.
Pada Siswa Kelas IV di SDN Jawa 2 2022. Skill in Thematic Learning SD
Martapura Kabupaten Banjar. Jurnal PTK Inpres Mangasa I Kota Makassar
& Pendidikan. Vol. 6 No. 2 [18] Safitri. S. R. E., & Setiawan. A. 2020.
[7] Irianti, R. 2017. Pengaruh Model Analisis Kesulitan Belajar Matematika
Pembelajaran Inquiry Based Learning Pada Materi Bangun Ruang Kelas V SDN
(IBL) Terhadap Keterampilan Proses Banyuajuh 6 Tahun Ajaran 2019/2020.
Sains (KPS) Siswa Pada Materi Sistem Prosiding Nasional Pendidikan. 338-344
Koordinasi. vox edukasi. 1–11. [19] Sandri. D., Isnaniah., Tisnawati. T. 2023.
[8] Jaya I. M. L. 2021. Metode Penelitian Analisis Faktor Rendahnya Minat Belajar
Kuantitatif dan kualitatif. teori, Siswa Kelas IX Pada Mata Pelajaran
penerapan, dan riset nyata (ke-2). Matematika. Jurnal Riset Pendidikan dan
Quadrant. Bahasa. Vol. 2 No. 1
[9] Majid, A. 2014. Strategi Pembelajaran. [20] Saputro. K. A., Sari. C. K., & Winarsi.
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.4 No.3 Agustus 2023 651
……………………………………………………………………………………………………...
2021. Pemanfaatan Alat Peraga Benda 2003 Sistem Pendidikan Nasional 8 Juli
Konkret Untuk Meningkatkan Motivasi 2003. Jakarta.
Dan Hasil Belajar Matematika Di Sekolah [31] Wahyuni, S., Areva, D., & Dahen, L.
Dasar. Jurnal Basicedu. Vol. 5 No. 4 2015. Proses Penetapan Kriteria
[21] Sari, E. W. 2020. Analisis minat belajar Ketuntasan Minimal (KKM) pada Mata
siswa pada pembelajaran matematika di Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Se-
SD Negeri 37 Kaur. Kaos GL Dergisi, Kecamatan Lubuk Kilangan Kota
8(75), 147–154. Padang. Jurnal Ipteks Terapan, 8(3),
[22] Setyani. M. R. 2018. Analisis Tingkat 105–111.
Konsentrasi Belajar Siswa Dalam Proses
Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari
Hasil Belajar. Universitas
Muhammadiyah Jakarta
[23] Sitinjak. L. & Kadu. A. U. 2016. Faktor
Internal dan Eksternal yang
Mempengaruhi Kesulitan Belajar. Jurnal
Akademik Keperawatan Husada Karya
Jaya. Vol. 2 No. 2
[24] Suarjana. M., Riastini N., Yudha P. 2017.
Penerapan pendekatan kontekstual
berbantuan media konkret untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
International Journal Of Education, 1,
14.
[25] Sudarto, S., Rosmalah, R., & Nur’ainun,
K. 2022. Hubungan antara Kemampuan
Literasi Numerasi dengan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas Tinggi. JPPSD:
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Sekolah Dasar, 2(4), 334.
[26] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Bisnis. Bandung : Alfabeta.
[27] Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). In Alfabeta (Vol.
151). Alfabeta.
[28] Sugiyono. 2019. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Alfabeta.
[29] Tyas, N. M. 2016. Analisis Faktor
Penyebab Kesulitan Belajar Matematika
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Di
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang. Universitas Negeri Semarang.
[30] UU Republik Indonesia. 2003. UU
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) JurnalInovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
652 Vol.4 No.3 Agustus 2023
………………………………………………………………………………………………………

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai