Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU

DARI GAYA BELAJAR SISWA PADA KELAS XI TJKT 1


DI SMK NEGERI 6 PADANG

PROPOSAL

Oleh :
DESTY RAMADHANI MULTI
NIM.19050021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI SUMATRA BARAT
PADANG
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempunyai peranan

penting dalam kehidupan, banyak kegiatan sehari-hari yang melibatkan

matematika (Bahrudin and Isnani 2022). Matematika memiliki peranan yang

sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Matematika dipandang

ilmu yang penting untuk dikuasai siswa, dan sebagai bekal yang dapat membantu

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa dalam kehidupan. Hal ini

disebabkan karena matematika merupakan salah satu bidang ilmu yang dapat

meningkatkan kemampuan seseorang dalam berpikir dan melakukan kemampuan

matematika yang baik (Komala and Afrida 2020).

Pembelajaran matematika adalah upaya sadar yang diselenggarakan untuk

memfasilitasi siswa memahami konsep, prosedur dan penerapan matematika

(Fajriati 2019). Pembelajaran matematika bertujuan untuk membantu siswa dalam

menghubungkan konsep matematika dengan kemampuan yang dimiliki siswa.

Pembelajaran matematika berusaha menunjukkan kepada peserta didik prasyarat

untuk belajar (Sari and Yulia 2023). Belajar dikatakan berhasil jika mendapatkan

hasil belajar yang baik. Hasil belajar didapat dari apa yang kita dapatkan dari

proses belajar tersebut. Perolehan nilai dari hasil belajar merupakan salah satu

indikator dari keberhasilan belajar itu sendiri. Tiap individu berbeda tingkatan

dalam memperoleh hasil belajar atau hasil dari proses belajar tersebut (Isnanto

2022).

1
2

Hasil belajar berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia dan tentunya

mempunyai peran penting dalam kemajuan suatu bangsa. Sehingga suatu negara

pasti akan selalu berusaha meningkatkan hasil belajar. Hal itu dilakukan dengan

berbagai upaya diantaranya pembaharuan kurikulum, peningkatan kinerja guru

hingga fasilitas belajar (Sutama and Anggitasari 2019). Menurut Widayanti (2013)

mengatakan bahwa salah satu faktor pendukung terkait hasil belajar matematika

siswa adalah gaya belajar, dengan mengetahui gaya belajar siswa, Guru dapat

mengarahkan mereka untuk belajar sesuai dengan gaya belajar yang mereka miliki

sehingga dapat dengan mudah menerima pelajaran dan dapat meningkatkan hasil

belajar.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 26-31 Mei tahun

2023 di kelas X TJKT SMK N 6 Padang, diperoleh informasi bahwa sebagian

kurikulum yang berlaku untuk kelas X dan IX atau Fase-E dan Fase-F adalah

kurikulum merdeka dan untuk kelas XII masih menggunakan kurikulum 2013.

Pelaksanaan kurikulum merdeka dalam proses pembelajaran belum sepenuhnya

terlaksanakan. Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang diluncurkan oleh

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Bapak Nadiem

Anwar Makarim sebagai upaya evaluasi dan perbaikan dari kurikulum 2013

(Madhakomala et al., 2022).

Hasil observasi yang peneliti lakukan yaitu mengamati siswa dengan melihat

segala perbedaan karakteristik juga perbedaan tingkat kemampuan menyerap

informasi atau pelajaran. Terlihat bahwa pada saat guru menjelaskan materi siswa

tidak bersemangat dalam belajar matematika, beberapa siswa memperhatikan


3

penjelaskan guru, ada juga yang saat memperhatikan sekaligus mencatat materi

yang dijelaskan. Siswa tidak hanya belajar matematika melalui mencatat atau

mengerjakan soal saja, namun siswa dapat beraktifitas fisik, Misalnya dengan

pendekatan game, melakukan eksperiment mengenai sebuah objek. Siswa

membutuhkan gambar, diagram, grafik, dan video untuk memperoleh dan

memproses informasi dengan lebih efektif. Disaat guru selesai menjelaskan, ada

beberapa siswa yang berjalan ke meja temannya yang dianggap pintar, dan

meminta tolong kepada temannya tersebut untuk menjelaskan kembali materi

yang sudah dijelaskan oleh guru dan ada juga yang hanya berdiam diri enggan

bertanya kepada guru ataupun temannya. Rendahnya keaktifan siswa dalam

kegiatan pembelajaran matematika dikelas, siswa kesulitan menyesuaikan cara

belajar mereka dengan cara mengajar guru di sekolah pada akhirnya berdampak

pada hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 dari

rendahnya nilai kuis siswa kelas X SMK Negeri 6 Padang.

Tabel 1. Hasil Nilai Kuis Matematika Siswa Semester Genap kelas X SMK
Negeri 6 Padang, Tahun Pelajaran 2022/2023
No Kelas Nilai Kuis Keterangan
0 -75 75-100 Tuntas Tidak Tuntas
1. X TJKT 1 26 9 37,14 % 12,86 %
2. X TJKT 2 24 11 34,29 % 15,71 %
Jumlah 71,43 % 28,57 %
Sumber : Guru Matematika SMK Negeri 6 Padang

Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa persentase hasil belajar matematika

yang dicapai siswa pada nilai kuis kelas X TJKT 1 dan 2 SMK Negeri 6 Padang

2022/2023 masih banyak yang mendapatkan nilai rendah dibawah nilai ketetapan

yang diterapkan sekolah yaitu 75.


4

Hasil wawancara dengan guru matematika kelas X TJKT SMK Negeri 6

Padang, diperoleh informasi bahwa dalam pembelajaran matematika di kelas

seringkali guru dihadapkan pada kenyataan bahwa sebagian besar siswa

mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran matematika, siswa tidak

berani menanyakan hal yang menjadi kesulitannya dalam belajar matematika.

Pada saat pembelajaran matematika guru menerapkan belajar kelompok

berpasangan agar memudahkan siswa dalam memahami materi, guru juga sudah

melakukan berbagai strategi pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran berupa ppt, aplikasi quiziz, dan juga melakukan praktek

menggunakan kalkulator casio/scientific dengan tujuan agar siswa tertarik belajar

matematika dan tidak merasa jenuh atau bosan. Selama proses pembelajaran guru

menggunakan metode yang divariasikan yaitu ceramah dan inquiri. Gaya belajar

patutlah diperhatikan dalam proses pembelajaran agar mencapai hasil yang

maksimal dan membuat siswa lebih nyaman dan mudah memperoleh informasi

atau pelajaran. Mengetahui gaya belajar akan membantu siswa memahami

pelajaran dengan lebih baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa terkait pembelajaran matematika,

siswa mengatakan matematika itu sulit dipahami karena berhubungan dengan

hitung-hitungan. Pada umumnya sebagian siswa hanya terpaku pada contoh soal

yang diberikan, siswa tidak tertarik belajar matematika dengan cara guru

menuliskan materi dipapan tulis,kemudian siswa disuruh mencoba memahami

materi tersebut. Ada beberapa siswa yang selalu keluar masuk kelas pada saat jam

pembelajaran matematika mengatakan bahwa mereka tidak suka belajar


5

matematika karena tidak mengerti cara guru menjelaskan, terlalubanyak rumus

yang digunakan, susah mengingat dan memahami materi sehingga tingkat

pemahaman mereka tidak maksimal yang berujung pada hasil belajar yang juga

tidak maksimal.

Memahami dan menyerap pelajaran adalah kemampuan seseorang yang pasti

berbeda tingkat kemampuannya. Ada yang sangat lambat, ada yang sedang dan

ada pula yang yang sangat cepat dalam memahami sebuah informasi atau

pelajaran karenanya mereka seringkali harus menempuh cara berbeda. Cara dalam

memahami ataupun menyerap infomasi atau pelajaran adalah gaya belajar

seseorang. Gaya belajar merupakan cara menyerap dan mengolah informasi atau

pelajaran dalam diri individu. Gaya belajar siswa sendirilah yang mampu

menyerap dan mengolah informasi atau pengetahuan itu dengan lebih mudah.

Gaya belajar sangat cocok untuk digunakan guru dalam implementasi

pembelajaran kurikulum merdeka.

Penggunaan cara yang tepat sesuai dengan gaya belajarnya akan membantu

siswa dalam menyerap informasi secara baik, optimal dan efektif sehingga akan

membantu peningkatan prestasi belajar siswa. Pernyataan tersebut sejalan dengan

pendapat Fitriani (2017) dikatakan bahwa gaya belajar visual, auditori, dan

kinestetik merupakan suatu kombinasi dari bagaimana siswa menyerap, mengatur,

dan mengolah informasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajar.

Gaya belajar tiap individu tidaklah sama tiap orang mempunyai gaya dalam

menyerap dan mengolah infomasi atau pelajaran. Dengan begitu gaya belajar
6

menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dalam belajar. Perbedaan

seseorang sangatlah mempengaruhi cara dan hasil belajar mereka (Isnanto 2022).

Hasil belajar adalah sesuatu yang didapatkan setelah adanya usaha dalam

pembelajaran, keberhasilan siswa tampak pada hasil belajarnya, sehingga tingkat

intelektual siswa dapat terukur dengan hasil yang diraihnya. S.Wassahua (2016)

menyatakan bahwa hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk

mengetahui sejauh mana seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk

mengaktualiasikan hasil belajar tersebut diperhatikan serangkaian pengukuran

menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat.

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diketahui bahwa gaya belajar

sangat berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa, dalam pembelajaran

matematika mungkin siswa tidak hanya dapat mengandalkan pendengaran,

penglihatan ataupun objeknya saja tetapi ketiganya harus berjalan secara singkron

sehingga tercapai pemahaman yang baik dalam proses belajar matematika. gaya

belajar yang beragam dan hasil belajar matematika siswa yang masih rendah,

maka dari itu perlu adanya analisis dalam pemeriksaan hasil belajar siswa ditinjau

dari gaya belajar siswa. Maka akan dilakukan penelitian yang berjudul “Analisis

hasil belajar matematika ditinjau dari gaya belajar siswa pada kelas XI TJKT 1 di

SMK Negeri 6 Padang”.

B. Fokus Penelitian
7

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka fokus pada penelitian ini

adalah untuk menganalisis hasil belajar matematika siswa ditinjau dari gaya

belajar siswa pada kelas XI TJKT 1 di SMK Negeri 6 Padang.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian yang telah ditetapkan

tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana hasil

belajar matematika kelas XI TJKT 1 di SMK Negeri 6 Padang ditinjau dari gaya

belajar siswa.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa ditinjau dari gaya belajar siswa

kelas XI di SMK Negeri 6 Padang.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti, untuk dapat memberikan pengetahuan tentang bagaimana gaya

belajar siswa terhadap pembelajaran matematika di SMK dan juga sebagai

pedoman untuk peneliti selanjutnya.

2. Bagi Guru, penelitian ini bisa memberikan informasi mengenai hasil belajar

siswa dalam proses pembelajaran matematika dapat ditinjau dari gaya belajar

siswa. Diharapkan dapat mengalami perubahan dalam pembelajaran yang

sesuai dengan hasil belajar siswa dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan.
8

3. Bagi Sekolah, penelitian ini dapat menjadi masukan agar lebih memperhatikan

kegiatan belajar mengajar siswa dan guru terutama dalam pembelajaran

matematika.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran Matematika

Menurut Setyono (2007) Pembelajaran Matematika merupakan salah satu

mata pelajaran pokok yang terdapat disemua tingkatan sekolah termasuk

sekolah menengah kejuruan. Pada mata pelajaran matematika, terdapat materi

pelajaran yang saling bekaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini menunjukkan

bahwa matematika bukan hanya tentang belajar berhitung, tetapi dapat

diterapkan pada disiplin ilmu lain. Matematika dianggap sebagai mata

pelajaran yang mengerikan karena membuat siswa tidak nyaman (Hima et al.

2023). Selama ini siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit

karena melibatkan bilangan dan aritmatika. Hal ini menumbuhkan

kecenderungan siswa menjadi malas dan tidak tertarik pada matematika,

sehingga siswa menghindar dari matematika. Jika ini terus berlanjut,

perkembangan kursus matematika di masa depan dapat terganggu. Menurut

Sundayana (2015) menyatakan bahwa matematika merupakan mata pelajaran

yang sukar dipahami, penyebabnya adalah siswa tidak memahami

pembelajaran, tidak menyukai pembelajaran matematika, dan dampak

pembelajaran matematika yang semakin berkurang sehingga mempengaruhi

hasil belajar matematika (Hima et al. 2023).

Pembelajaran Matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang

dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang

dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan

8
9

kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan

penguatan yang baik terhadap materi Matematika. Dalam proses pembelajaran

Matematika, baik guru maupun murid bersama-sama menjadi pelaku

terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini akan mencapai

hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif.

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu melibatkan selurh

siswa secara aktif.

Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan

pada diri individu. Belajar juga merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh

ilmu pengetahuan, artinya suatu proses kegiatan dari tidak tahu akan menjadi

tahu, dari yang tidak mengerti akan menjadi mengerti. Jadi belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, keterampilan, maupun sikap

seseorang. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

(Slameto, 2017). Salah satu faktor yang mempengaruhi peran penting dalam

pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian besar perkembangan

individu berlangsung melalui kegiatan belajar (Rusman, 2015). Jadi dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah salah satu faktor yang mempengaruhi

perubahan tingkah laku individu dengan tujuan mendapatkan pengalaman

berinteraksi dengan lingkungan.


10

Pembelajaran terjadi apabila ada interaksi antara guru dan siswa, siswa

dengan siswa, dengan adanya gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar

siswa maka hal tersebut akan terwujud. Japa, dkk., dalam Dharma., dkk (2016)

menyatakan bahwa pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja

dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang

memungkinkan siswa melaksanakan kegiatan belajar matematika. Menurut

Permendikbud No 60 (2014) adapun tujuan pembelajaran matematika

khususnya Pembelajaran matematika di SMK tentunya memiliki beberapa

tujuan diantaranya yaitu :

1. Memahami konsep matematika, menggunakan pola untuk

menyelesaikan suatu masalah

2. Mampu memecahkan masalah dalam konteks matematika yang

kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengomunikasikan

gagasan,

3. Melakukan kegiatan motorik yang berkaitan dengan pengetahuan

matematika. Setiap pembelajaran matematika tentunya memiliki

standar isi guna menjadi acuan pencapaian tujuan pembelajaran.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah sebuah

proses belajar yang didalamnya terdapat komunikasi antara guru dengan siswa

dan siswa dengan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir.

2. Gaya Belajar

a. Pengertian Gaya Belajar


11

Suatu hal yang perlu kita ketahui bersama adalah bahwa setiap manusia

memiliki cara menyerap dan mengolah informasi yang diterimanya dengan

cara yang berbeda satu sama lainnya. Hal tersebut sangat tergantung pada gaya

belajarnya (Wassahua 2016).

Menurut Yuwono (2010) Gaya belajar setiap individu berbeda-beda

tergantung dari cara memahami dan menyerap pelajaran yang diberikan oleh

pengajar. Oleh karena itu, mereka sering kali harus menempuh cara yang

berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Jika

seorang anak menangkap informasi atau materi sesuai dengan gaya belajarnya,

maka tidak akan ada pelajaran yang sulit. Dengan memberikan instruksi

kepada siswa, melalui gaya belajarnya akan terlihat suatu perubahan sikap

yang cepat dan tingkat keberhasilan yang tinggi. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa karakteristik gaya belajar yang dimiliki peserta didik

merupakan salah satu modalitas yang berpengaruh dalam pembelajaran,

pemrosesan, dan komunikasinya. Jika guru mampu menyesuaikan dengan gaya

belajar berbeda-beda yang dmiliki siswanya, maka siswa akan memiliki

ketertarikan terhadap pembelajaran matematika (Falah, 2019).

Menurut Gufron (2013) menyebutkan bahwa gaya belajar merupakan

pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara

yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk berproses dalam

mengumpukan informasi (Marfuah, 2016). Setiap siswa mampunyai gaya

belajar yang berbeda-beda, sekalipun mereka bersekolah disekolah yang sama

ataupun mereka duduk bersama didalam kelas. Gaya belajar bukan hanya
12

berbicara mengenai informasi dari guru akan tetapi memproses informasi

tersebut dengan menggunakan otak kiri atau otak kanan.

Menurut Kolb dalam (Ghufron, 2013) berpendapat bahwa gaya belajar

merupakan metode yang dimiliki individu untuk mendapatkan informasi, yang

pada prinsipnya gaya belajar merupakan bagian integral dalam siklus belajar

aktif. Gaya belajar adalah cara yang digunakan seseorang untuk fokus pada

proses dan menyerap informasi yang sulit. Terdapat beberapa macam gaya

belajar diantaranya gaya belajar visual (dominan pada indera penglihatan),

gaya belajar auditori (dominan pada indera pendengar), dan gaya belajar

kinestetik (dominan pada gerak fisik atau tubuh). Individu memiliki ciri khas

dan gaya belajar masing-masing, termasuk saat menerima dan memproses

informasi terkait pembelajaran yang memiliki dampak signifikan terhadap

prestasi belajar siswa. Jika siswa sudah mengenali gaya belajarnya, maka ia

akan menerapkan cara belajar sesuai dengan gaya belajarnya, penerapan

tersebut tentu memaksimalkan prestasi belajarnya. Jika gaya belajar siswa

sesuai diduga hasil belajar siswa juga baik, sebaliknya jika gaya belajar siswa

tidak sesuai diduga hasil belajar juga tidak baik (Prabawati and Muhadi 2022).

Pendapat lain juga mengatakan bahwa gaya belajar adalah cara atau sikap

belajar yang dilakukan oleh siswa dalam menerima suatu informasi atau ilmu

dengan baik serta memahami informasi tersebut dan menyampaikan informasi

tersebut kepada orang lain agar ilmu tersebut bermanfaat.

Setiap siswa memiliki cara yang berbeda dalam memahami dan menyerap

suatu informasi yang didapatkan. Wassahua (2016) menyatakan bahwa gaya


13

belajar adalah suatu cara pandangan pribadi terhadap peristiwa yang dilihat dan

dialami. Menurut Deporter (Dafid 2016) mengatakan bahwa gaya belajar

seseorang adalah kombinasi bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur

serta mengolah informasi.

Berdasarkan pendapat teori diatas, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar

siswa adalah suatu cara yang digunakan oleh siswa untuk menyerap, mengatur,

dan mengolah informasi dalam proses pembelajaran. Setiap individu memiliki

gaya belajar yang berbeda, ketika seseorang telah menggunakan gaya belajar

yang benar maka akan berdampak pada keefektifan penyerapan informasi yang

diterima.

b. Macam-macam Gaya Belajar

Wassahua (2016) berpendapat bahwa gaya belajar terbagi menjadi tiga

bagian yaitu :

1) Gaya Belajar Visual, siswa yang memiliki gaya belajar ini akan sangat mudah

melihat atau membayangkan apa yang dibicarakan. Mereka akan sering

melihat gambar yang saling berhubungan dengan kata atau perasaan dan

mereka memahami suatu masalah apabila mereka melihat suatu kejadian

berupa informasi tertulis maupun dalam bentuk gambar.

2) Gaya Belajar Auditorial, siswa yang mempunyai gaya belajar auditori mampu

mengekpresikan dirinya melalui suara baik untuk berkomunikasi internal

dengan dirinya maupun berkomunikasih eksternal dengan orang lain. Ketika

siswa ingin menulis sesuatu, siswa akan mendengar pembicaraan dari orang

lain kemudian siswa itu akan menulisnya. Ketika ingin bertemu atau
14

berbicara dengan orang lain yang baru dikenal, maka dia akan melatih diri

sendiri atau mental mengenai apa saja dan bagaimana cara untuk

mengatakannya.

3) Gaya Belajar Kinestetik, siswa dengan gaya belajar kinestetik mempunyai

kepekaan terhadap perasaaan, emosi, sentuhan dan gerakan, sehingga ketika

diminta untuk menulis sesuatu, orang ini akan terlebih dahulu merasakan

sesuatu yang ingin ditulis kemudian menulisnya. Siswa yang mempunyai

gaya belajar kinestetik akan belajar lebih maksimal walaupun terdapat banyak

keterbatasan fisik atau gerakan.

Berdasarkan tipe-tipe gaya belajar tersebut, hampir setiap siswa belum

mengenali tipe gaya belajar yang dimilikinya, sehingga prestasi belajar siswa

belum optimal. Selain itu guru juga belum mengetahui gaya belajar yang

dimiliki siswa, guru masih menggunakan gaya belajar yang diketahuinya.

3. Hasil Belajar

Menurut nana (2009) Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi

atau pemekaran dari kecekapan-kecekapan potensial atau kapasitas yang

dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari

perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

keterampilan berfikir maupun ketrampilan motorik. Hampir sebagian besar dari

kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar.

Setiap orang yang belajar akan tampak hasilnya setelah melakukan proses

pembelajaran. Hasil merupakan sesuatu yang diperoleh setelah proses


15

pembelajaran selesai. Jika selama proses pembelajaran penyerapan informasi

maksimal maka hasil dari proses pembelajaran juga akan maksimal.

Tujuan pembelajaran telah terpenuhi jika dilihat dari hasil belajar yang

diperoleh siswa setelah diberikan materi pembelajaran. Hasil belajar diperoleh

setelah melakukan evaluasi. Hasil evaluasi kemudian diolah oleh guru, hasil

belajar merupakan tolak ukur untuk melihat seseorang sudah melakukan proses

belajar. Menurut (Sudjana, 2010) bahwa “Proses adalah kegiatan yang

dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil

belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya”.

Menurut (Sudjana, 2007) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

menemukan pengalaman belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem

pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun

tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar, yang secara garis

besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan

ranah psikomotoris.

a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual belajar yang terdiri

dari enam aspek, yakni pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis dan evaluasi.

b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni:

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.


16

c. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni: gerakan

refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan

atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan

interpretatif.

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh

siswa selama mendapatkan perlakuan pembelajaran oleh guru disekolah yang

ditandai dengan adanya peningkatan kemampuan siswa. Hasil belajar

matematika adalah tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat

keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi yang

didapat melalui pembelajaran matematika yang diukur melalui alat evaluasi.

B. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

penelitian yang dilakukan oleh (Simanungkalit, Elindra, and Ardiana 2020)

dengan judul “Analisis Hasil Belajar Matematika Siswa ditinjau Dari Gaya

Belajar Siswa di SMP-IT Bunayya Padangsidimpuan”. Hasil penelitian yang

diperoleh adalah menunjukkan bahwa peserta didik kelas VII-C SMP-IT

Bunayya Padangsidimpuan dalam pembelajaran matematika dominan memiliki

gaya belajar Kinestetik dengan jumlah 11 orang (52,4%) dengan rata-rata nilai

65,9. Gaya belajar Visual berjumlah 8 orang (38%) dengan rata-rata nilai 60,75

sedangkan Gaya belajar Auditorial berjumlah 2 orang (9,6%) dengan rata-rata

nilai 65. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara gaya belajar

dengan hasil belajar matematika siswa di kelas VII-C SMP-IT Bunayya


17

Padangsidimpuan karena kemampuan matematika siswa homogen yang

disebabkan memiliki faktor yang sama seperti kemampuan guru dalam

mengajar, faktor psikologis, dan sarana pembelajaran. Penelitian ini memiliki

kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama dalam

menganalisis hasil belajar matematika ditinjau dari gaya belajar siswa. Dalam

hal ini antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang relevan

memiliki kesesuaian yang tampak pada judul yang nanti pada tujuan akan

mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa yang ditinjau dari gaya belajar

siswa. Akan tetapi, ada beberapa perbedaan dalam penelitian yang akan

dilakukan yaitu dari segi subjek penelitian yang diteliti adalah siswa Sekolah

Menengah Pertama (SMP), sedangkan penelitian yang akan dilakukan memilih

subjek siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Perbedaan lainnya juga

dalam instrument penelitian menggunakan angket, wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan

menggunakan angket,tes dan wawancara. Perbedaan lainnya yaitu pada uji

keabsahan data penelitian yang relevan menggunakan teknik uji kredibilitas

sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan teknik uji triangulasi.

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan bagan yang menggambarkan

hubungan antar konsep yang akan dikembangkan, dimana bertujuan untuk

mempermudah dalam melakukan penelitian agar penelitian lebih terarah sesuai

dengan tujuan. Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, kerangka

konseptual pada penelitian yang akan dilakukan adalah :


18

Gaya Belajar

Tipe Gaya Belajar :

1. Visual

2. Auditorial

3. Kinestetik

tTes Hasil Belajar


Angketa
Matematika

gAnalisis Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Gaya


Belajar Siswa
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

2023/2024. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu di SMK Negeri 6

Padang.

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian

yang ditujukan untuk mendefinisikan dan menganalisis atau mengkaji suatu fakta,

peristiwa, kegiatan sosial, sikap, kepercayaan, tanggapan, pemikiran seseorang

secara individual maupun secara kelompok, Sukmadinata dalam (Fithriyah et al.,

2016). Penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara

sistematis, realistis dan akurat fakta-fakta dan karakteristik tertentu atau mencoba

menggambarkan fenomena secara rinci (Sari and Yulia 2023). Menurut sugiyono

(2019) menyatakan bahwa Penelitian kuantitatif lebih banyak menggunakan

angka-angka dalam proses penelitian dan analisis menggunakan statistic, Hal ini

sesuai dengan Sudjana dalam Margareta (2013) menyatakan bahwa metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif digunakan apabila bertujuan

untuk mendeskripsikan peristiwa yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk

angka-angka yang bermakna.

19
20

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan suatu kejadian

secara sistematis dan realistis dari hasil perhitungan indikator-indikator penelitian

yang kemudian diuraikan secara tertulis oleh peneliti.

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan simple purposive sampling atau sampel

bertujuan sebagai cara pengambilan subjek. Menurut sugiyono (2017) Penentuan

sampel dengan purposive sampling dipilih menggunakan pertimbangan tertentu.

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kuantitatif dikarenakan pada penelitian ini mendeskripsikan analisis

hasil belajar siswa ditinjau dari gaya belajar siswa. Selanjutnya respon yang

berupa penyelesaian tersebut dianalisis berdasarkan pertimbangan subjek yang

dipilih dalam penelitian ini yaitu kelas X TJKT 1 SMK Negeri 6 Padang. Subjek

dipilih berdasarkan hasil observasi dan arahan guru matematika yang

bersangkutan, dimana subjek tersebut memiliki rata-rata nilai akhir ujian semester

tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi sehingga mewakili atau penengah dari

kelas lainnya.

D. Instrument Penelitian

Instrument penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting

dalam penelitian karena berfungsi sebagai alat atau sarana pengumpulan data.

Dengan demikian, instrument haruslah relevan dengan aspek yang diteliti agar

memperoleh data yang sangat akurat (Arikunto,2016). Instrument yang digunakan

dalam penelitian ini berbentuk tes dan non tes. Tes diberikan dalam bentuk uraian
21

(essay) yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Sedangkan non tes

diberikan dalam bentuk angket dan wawancara. Angket digunakan sebagai

penggolongan gaya belajar siswa dan wawancara sebagai data memperkuat angket

yang diberikan apakah sesuai mereka menjawab angket dengan sebenarnya dan

tidak asal menjawab. Adapun instrument yang digunakan,yaitu :

1. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014). Angket yang digunakan merupakan angket

gaya belajar menurut (Porter, Reardon & Singer Naurine, 2010). Karena indikator

yang digunakan pada angket gaya belajar ini sesuai dengan penelitian yang akan

dilakukan dan diberikan secara langsung didalam kelas.

Angket gaya belajar disusun dalam bentuk skala likert terdiri dari

serangkaian pertanyaan dengan pilihan responden yaitu sangat sering (SS), sering

(S), kadang-kadang (KD). Pedoman penskoran angket gaya belajar pada tabel

berikut :

Tabel 2. Pedoman penskoran angket gaya belajar

Gaya Belajar Skala Likert 2 1 0

Keterangan SS S KD

Sumber : (Porter, Reardon & Singer Naurine, 2010)

2. Tes Hasil Belajar

Menurut Arikunto (2010) menyatakan bahwa tes merupakan instrument

yang digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan
22

objek yang dimiliki. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis

yang diberikan berupa soal-soal dalam bentuk essay berdasarkan pokok bahsan

materi. Tes berfungsi untuk mengukur hasil belajar matematika siswa.

3. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah

tertentu,yang meliputi proses tanya jawab lisan, dimana terdapat dua orang atau

lebih berhadap hadapan secara fisik. Pertanyaan wawancara digolongkan kedalam

jenis wawancara terencana tidak terstruktur. Wawancara terencana tidak

terstruktur adalah apabila peneliti menyusun rencana wawancara yang mantap,

tetapi tidak menggunakan format dan urutan yang baku (Yusuf, 2014).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian yang akan dilakukan adalah :

1. Metode Angket

Angket gaya belajar diberikan kepada semua siswa kelas X TJKT 1

yang menjadi subjek penelitian. Angket diberikan secara langsung kepada

siswa didalam kelas. Siswa dapat memberikan nilai terhadap dirinya melalui

pertanyaan yang terdapat didalam angket sesuai dengan petunjuk yang

diberikan dengan tujuan untuk mendapatkan data mengenai gaya belajar setiap

siswa.

2. Metode Tes

Metode tes berupa soal untuk mengetahui data yang berkaitan dengan hasil

belajar siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Data yang didapatkan dari
23

tes digunakan sebagai bahan analisis mengenai hasil belajar matematika siswa.

Langkah-langkah yang digunakan dalam mengumpulkan data ini adalah :

1. Mengumpulkan hasil tes siswa dari soal yang diberikan

2. Memeriksa hasil tes

3. Menganalisis hasil tes

3. Metode Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara

dilakukan untuk mengetahui gaya belajar peserta didik dalam menjawab angket

dan kemudian peneliti mengklasifikasikan gaya belajar setiap peserta didik.

Wawancara dilakukan dari perwakilan siswa berdasarkan gaya belajar

visual,gaya belajar auditorial,gaya belajar kinestetik. Wawancara dilakukan

dengan tujuan untuk memperkuat angket yang disebarkan apakah benar mereka

menjawab angket tersebut dengan sebenarnya dan tidak menjawab dengan

asal-asalan.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses mengolah data menjadi informasi

baru. Bertujuan agar data menjadi lebih mudah dimengerti dan berguna sebagai

solusi bagi suatu permasalahan, khususnya yang berkaitan dengan penelitian.

Teknik analisis data adalah cara untuk mengolah data menjadi informasi yang

mudah dipahami dan sebagai solusi permasalahan. Informasi umum juga menjadi

pedoman dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan kedepannya (Miftah,

2021). Teknik analisis data yang digunakan dalam peneltian ini menggunakan
24

model analisis interaktif Miles dan huberman yaitu: reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Sugiyono, 2016). Pada proses mereduksi

data, peserta didik dikelompokkan menjadi empat jenis gaya belajar menurut teori

honey mumford, yaitu peserta didik dengan gaya belajar aktivis,reflektor,teoris,

dan pragmatis. Selanjutnya, data disajikan dalam bentuk deskripsi hasil belajar

siswa ditinjau dari gaya belajar peserta didik, lalu dilakukan penarikan kesimpulan

yang dibuat sesuai dengan hasil dari analisis data yang telah dijabarkan. Penelitian

ini menggunakan teknik analisis sebagai berikut :

1. Analisis Hasil Angket

Data mengenai gaya belajar siswa diperoleh dari angket yang diisi oleh

tiap siswa. Angket gaya belajar terdiri dari 30 pertanyaan. Data analisis hasil

angket gaya belajar siswa dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai tiap-

tiap pertanyaan pada setiap aspek gaya belajar siswa, jumlah nilai tertinggi pada

setiap aspek menyatakan kecenderungan gaya belajar siswa (Lasarus,2017).

2. Analisis Hasil Wawancara

Untuk menentukan gaya belajar siswa, peneliti juga menggunakan

instrument wawancara agar dapat memperkuat angket yang diberikan kepada

siswa, supaya jawaban yang peneliti dapat sesuai dengan yang sebenarnya dan

tidak dijawab dengan asal-asalan. Data wawancara yang berupa daftar pertanyaan

dari peneliti dan jawaban dari responden tersebut dianalisis secara deskrpsi.

3. Analisis Hasil Belajar

Data yang diambil pada hasil belajar matematika adalah hasil dari jawaban

siswa terhadap tes yang telah dilakukan. Menghitung skor penilaian hasil belajar
25

matematika siswa diperlukan sebuah rubrik penilaian. Menurut Iryanti (2004)

menyatakan bahwa “Rubrik adalah penskoran” untuk mengukur hasil belajar

matematika siswa pada penelitian ini digunakan rubrik penilaian holistic skala 4.

Penilaian menggunakan skala dalam perhitungan penilaian hasil belajar dapat

memberikan nilai kepada siswa dengan konsisten.

Tabel 3. Rubrik Holistik Skala 4 Penilaian Hasil Belajar

Skala 0 1 2 3
kriteria
Kejelasan Tidak ada Jawaban tidak Sebagian Jawaban
dalam jawaban benar,tidak jawaban memuaskan,
menjawab sesuai dengan benar, sesuai sesuai dengan
pemecahan dengan pemecahan
masalah yang pemecahan masalah yang
diingkan,banyak masalah yang diinginkan,
kesalahan diinginkan, tidak ada
perhitungan. beberapa kesalahan
perhitungan perhitungan.
masih salah.

Sumber : dimodifikasi dari penilaian unjuk kerja (Iryanti, 2004).

Pemberian skala dalam penelitian ini disesuaikan dengan hasil belajar

yang akan dicapai. Berdasarkan rubrik yang sudah dibuat dapat dinilai tes akhir

yang akan dilakukan siswa. Skor yang diperoleh siswa masih harus dirubah

kedalam skala angka yang ditetapkan yaitu skala (0 – 100). Untuk menghitung

skor yang diperoleh siswa yaitu :

skor yang diperoleh


Nilai siswa= × 100
skor maksimum

G. Uji Keabsahan Data


26

Pada penelitian ini menggunakan dua instrument yaitu angket gaya belajar

siswa,tes dan wawancara. Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah

penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus

untuk menguji data yang diperoleh. Pada penelitian ini menggunakan dua

instrument untuk mencari data yang objektif dan sama. Menurut (Gunawan,2014)

bahwa teknik tringulasi dapat digunakan lebih dari satu instrument penelitian

untuk menemukan kecocokan data yang sama. Oleh karena itu, untuk penelitian

yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan teknik tringulasi menggunakan

angket dan tes untuk mengetahui gaya belajar siswa terhadap hasil belajar siswa

dan dilanjutkan wawancara untuk mendalami bagaimana gaya belajar siswa yang

didasarkan kegiatan angket sebelumnya. Dengan demikian diharapkan data yang

didapatkan baik dari hasil angket maupun wawancara akan saling berkaitan dan

memiliki kesamaan.
DAFTAR PUSTAKA

Bahrudin, Safri, and Isnani Isnani. 2022. “Analisis Kesalahan Dalam


Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan Prosedur Newman.” THEOREMS
(THE jOuRnal of mathEMatics) 7(2): 110–17.

Fajriati, Putri. 2019. “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe


Practice Rehearsal Pairs Terhadap Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Kelas
VIII SMPN 9 Padang.” Jurnal LEMMA 5(2): 128–34.

Falah, Bintari Nur. 2019. “Pengaruh Gaya Belajar Siswa Dan Minat Belajar.”
Euclid 6(1): 25–34. http://dx.doi.org/10.33603/e.v6i1.1226.

Hima, Lina Rihatul et al. 2023. “Analisis Pemberian Reward Oleh Guru Untuk
Kurikulum Merdeka.” 6(2).

Isnanto, Isnanto. 2022. “Hasil Belajar Siswa Ditinjau Dari Gaya Belajar.” Aksara:
Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 8(1): 547.

Komala, Elsa, and Asri Maulani Afrida. 2020. “Analisis Kemampuan


Representasi Matematis Siswa SMK Ditinjau Dari Gaya Belajar.” Journal
of Instructional Mathematics 1(2): 53–59.

Madhakomala, Aisyah, L., Rizqiqa, F. N., Putri, F. D., dan Nulhaq, S. 2022.
Kurikulum Merdeka dalam Perspektif Pemikiran Pendidikan Paulo
Freire. Jurnal Pendidikan. 8(2):162-172.

Marfuah, Zuroh. 2016. “Hubungan Gaya Belajar Visual, Auditorial Dan Kinestik
Dengan Hasil Belajar Matematika.” Journal of Chemical Information and
Modeling.

Nugraha, T. S. 2022. Kurikulum Merdeka untuk Pemulihan Krisis Pembelajaran.


Jurnal UPI. 19(2): 251-262.

Nurulaeni, Fitria, and Aulia Rahma. 2022. “Analisis Problematika Pelaksanaan


Merdeka Belajar Matematika.” Jurnal Pacu Pendidikan Dasar 2(1): 35–45.
https://unu-ntb.e-journal.id/pacu/article/view/241.

Prabawati, Maria, and FX. Muhadi. 2022. “Pengaruh Gaya Belajar Siswa Dan
Strategi Pembelajaran Guru Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran
Ekonomi (Lintas Minat) Di Sma Negeri 1 Kalasan.” Jurnal Pendidikan
Ekonomi dan Akuntansi 15(1): 21–29.
Rahayu, R., Rosita, R., Rahayuningsih, Y. S., Hernawan, A. H., dan
Prihantini. 2022. Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah
Penggerak. Jurnal Basicedu. 6(4): 6313-6319.

27
28

Sari, F. I., Sunendar, D., dan Anshori, D. 2023. Analisis Perbedaan Kurikulum
2013 dan Kurikulum Merdeka. Jurnal Pendidikan dan Konseling. 5(1):
146-151.

Sari, Nia Monika, and Putri Yulia. 2023. “Kompetensi Kepribadian Guru
Matematika Di Madrasah Tsanawiyah.” Plusminus: Jurnal Pendidikan
Matematika 3(1): 73–82.

Simanungkalit, Nurhazana R, Rahmatika Elindra, and Nunik Ardiana. 2020.


“Analisis Hasil Belajar Matematika Siswa Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa
Di Smp-It Bunayya Padangsidimpuan.” JURNAL MathEdu (Mathematic
Education Journal: 59–66.

Sutama, S, and Binta Anggitasari. 2019. “Gaya Dan Hasil Belajar Matematika
Pada Siswa SMK.” Manajemen Pendidikan 13(2): 52–61.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Wassahua, Sarfa. 2016. “Analisis Gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar
Matematika.” Jurnal Matematika dan Pembelajarannya 2(1): 84–104.
https://doi.org/10.30606/absis.v1i2.147.

Wassahua. 2016. “Jurnal Matematika Dan Pembelajarannya 2013.” Jurnal


Matematika dan Pembelajarannya 2(1): 84–104.

Anda mungkin juga menyukai