Anda di halaman 1dari 12

JPK 6(2, 2020: 126-137

Jurnal Profesi Keguruan


https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpk

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika melalui Metode Team


Assisted Individualization pada Siswa Kelas V

Linda Nurmasari

SD Negeri 1 Masaran dan PhD Student at PGSD Universitas Sebelas Maret


Corresponding Author: allynce89@gmail.com

Article History
Submitted: February, 2020 Accepted: October, 2020 Published: November, 2020

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar ranah kognitif pada mata pelajaran
matematika materi kecepatan dan debit pada siswa kelas V A SD Negeri Masaran 1 tahun pelajaran
2018/2019, mengetahui dampak metode TAI terhadap aktivitas belajar siswa, dan pendapat siswa terkait
dengan metode TAI. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus.
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V A SD Negeri Masaran 1 tahun pelajaran 2018/2019 sebanyak
23 siswa. Teknik analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dari hasil angket, tes,
dan observasi. Teknik analisis model Miles dan Huberman digunakan untuk menganalisis data kualitatif dari
hasil wawancara. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode TAI dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada materi kecepatan dan debit. Metode TAI juga terbukti dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hasil wawancara menunjukkan pandangan siswa yang positif terhadap
penerapan metode TAI.

Abstract
This study aims to improve the motivation and learning outcomes in the cognitive domain in mathematics
subject about speed and liquid flow rate in class V A of SD Negeri Masaran 1 in the 2018/2019 academic year,
knowing the impact of the TAI method on students learning activities, and students opinions about TAI method.
This research is a Classroom Action Research (CAR) which consists of two cycles. The research subjects were
all students in class V A that consist of 23 students. Descriptive statistical analysis techniques are used to
analyze quantitative data from the results of questionnaires, tests, and observations. The analysis technique of
the Miles and Huberman model was used to analyze qualitative data from the interviews. Based on the results
of the study it can be concluded that the application of the TAI method can increase motivation and learning
outcomes. The TAI method has also been proven to increase students learning activities. The interview results
showed positive students' views on the application of the TAI method.

Keywords: learning motivation; learning outcomes; TAI; mathematics.

PENDAHULUAN wujud implementasi kebiasaan dalam inkuiri


dan eksplorasi matematika. Dengan mempela-
Dalam Permendikbud nomor 21 tahun 2016 jari matematika, siswa diharapkan mampu me-
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Me- ngembangkan sikap-sikap positif tersebut. Si-
nengah, disebutkan bahwa salah satu kompe- kap-sikap positif tersebut sesuai dengan pro-
tensi yang harus dicapai oleh siswa Sekolah gram pemerintah untuk memperkuat pendidi-
Dasar dalam muatan pelajaran matematika kan karakter melalui gerakan Penguatan Pen-
adalah menunjukkan sikap positif bermatema- didikan Karakter (PPK). Salah satu pendekat-
tika yaitu logis, kritis, cermat dan teliti, jujur, an dalam PPK adalah pendekatan berbasis
bertanggung jawab, dan tidak mudah menye- kelas. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan
rah dalam menyelesaikan masalah, sebagai cara merencanakan pengelolaan kelas dan

© 2020, JPK, Jurnal Profesi Keguruan, LP3 UNNES


p-ISSN: 2460-4399 and e-ISSN: 2528-7214.
Jurnal Profesi Keguruan (JPK), 6(2), 126-140  127

metode pembelajaran atau pembimbingan belajaran matematika di sekolah dasar ber-


sesuai dengan karakter peserta didik (Per- beda dengan pembelajaran matematika di
mendikbud nomor 20 tahun 2018). SMP dan SMA. Pembelajaran matematika SD
Matematika diajarkan di sekolah mem- mempunyai ciri-ciri: (1) menggunakan metode
bawa misi yang sangat penting. Secara umum spiral, yaitu pendekatan yang selalu meng-
tujuan pendidikan matematika di sekolah hubungkan suatu topik sebelumnya yang
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: (1) menjadi prasyarat untuk mempelajari topik
tujuan yang bersifat formal, menekankan matematika berikutnya; (2) pembelajaran ma-
kepada menata penalaran dan membentuk tematika bertahap, dimulai dari konsep yang
kepribadian siswa, dan (2) tujuan yang sederhana, sampai kepada konsep yang lebih
bersifat material menekankan kepada ke- sulit; (3) menggunakan metode induktif sesuai
mampuan memecahkan masalah dan mene- tahap perkembangan mental siswa; (4) me-
rapkan matematika (Ekawati, 2011). Cockroft nganut kebenaran konsistensi, artinya suatu
(Shadiq, 2014; Siagian, 2016) juga meng- pernyataan dianggap benar jika didasarkan
ungkapkan peran penting matematika yaitu “It kepada pernyataan-pernyataan sebelumnya
would be very difficult-perhaps impossible-to yang telah diterima kebenarannya; dan (5)
live a normal life in very many parts of the pembelajaran matematika hendaknya ber-
world in the twentieth century without making makna, yaitu mengutamakan pengertian da-
use of mathematics of some kind”. Dengan ripada hafalan.
kata lain, hampir tidak mungkin bagi sese- Berdasarkan pendapat di atas, maka
orang untuk hidup pada abad ke-20 ini tanpa matematika harus diajarkan secara bertahap,
memanfaatkan matematika sama sekali. mulai dari konsep yang sederhana sampai ke
Peran matematika begitu penting, baik konsep yang lebih kompleks. Siswa di
dalam pembelajaran di kelas maupun dalam sekolah dasar juga harus menguasai sebuah
kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, performa konsep atau materi sebelum melanjutkan ke
siswa di Indonesia dalam pembelajaran mate- konsep atau materi berikutnya. Namun, ke-
matika kurang begitu baik. Hasil survei Pro- cepatan setiap siswa tidak sama. Ada siswa
gramme for International Student Assessment yang daya tangkapnya cepat, ada pula yang
(PISA) 2015, menunjukkan bahwa skor lambat. Siswa memerlukan bimbingan dari
matematika siswa kelas IV di Indonesia bera- guru sesuai dengan kebutuhannya. Oleh ka-
da pada kategori rendah yaitu 386, jauh di rena itu diperlukan metode pembelajaran
bawah rata-rata skor internasional yaitu 490 yang tepat agar kebutuhan siswa yang ber-
(OECD, 2018). Sementara itu, hasil survei beda-beda dapat terpenuhi.
dari Trends in International Mathematics and Guru kelas V A di SD Negeri Masaran 1
Science Study (TIMSS) 2015, Indonesia ber- sudah menerapkan model pembelajaran koo-
ada pada peringkat 44 dari 49 negara dengan peratif tipe STAD di kelas. Pada awal tahun
skor 397 (Mullis et al, 2015). Hasil ini juga pelajaran, siswa dikelompokkan secara hete-
jauh di bawah center point sebesar 500 dan rogen berdasarkan peringkatnya di kelas IV.
rata-rata skor internasional sebesar 505. Tujuan pengelompokkan ini supaya siswa
Amir (2014) menyatakan bahwa pem- yang sudah menguasai materi dapat mem-
128  Nurmasari (2020). Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika melalui Metode Team Assisted …

bantu siswa yang belum menguasai. Dalam sebaliknya. Aktivitas belajar tidak mungkin
pembelajaran tematik pengelompokkan ini akan berjalan dengan baik jika motivasi be-
mampu mendorong kerja sama dan me- lajar siswa rendah.
ningkatkan keaktifan siswa. Akan tetapi dalam Dari hasil studi pendahuluan di kelas V
pembelajaran matematika ternyata metode ini A SD Negeri Masaran 1 menggunakan angket
kurang tepat karena hanya siswa tertentu dengan dua pilihan jawaban, yaitu suka atau
yang aktif dalam pembelajaran. Tingkat ketun- tidak suka matematika, 17 dari 23 siswa men-
tasan dalam Penilaian Tengah Semester 1 jawab tidak suka. Siswa menuliskan alasan
(PTS 1) mata pelajaran matematika pun sa- ketidaksukaan mereka terhadap matematika.
ngat memprihatinkan. Dari 23 siswa hanya 3 Sebanyak 15 siswa beralasan bahwa mate-
anak atau hanya 13% yang nilainya tuntas. matika sulit dan 2 siswa menyatakan bahwa
Faktor penyebab dari permasalahan ini matematika perlu banyak berpikir. Banyaknya
adalah siswa yang sudah menguasai materi siswa yang tidak suka terhadap matematika
kesulitan untuk menjelaskan konsep matema- merupakan salah satu indikator rendahnya
tika sampai teman satu kelompoknya benar- motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran
benar paham. Di samping itu kemampuan sis- matematika. Mayoritas siswa beralasan bah-
wa dalam pemecahan masalah matematika wa matematika sulit karena banyaknya soal
memang berbeda-beda. Ketika siswa belum yang tidak sesuai dengan kemampuan mere-
paham suatu materi dan sudah dilanjutkan ke ka. Oleh karena itu, guru perlu mencari meto-
materi berikutnya mereka merasa semakin de pembelajaran yang tepat.
kesulitan. Siswa yang pandai cenderung men- Sebagian besar metode pembelajaran
dominasi dan siswa yang kurang pandai bia- kooperatif yang digunakan saat ini, termasuk
sanya kurang aktif. Dengan metode STAD STAD, TGT, Jigsaw, dan metode-metode
siswa yang sudah memiliki kemampuan awal Johnson, adalah metode-metode yang biasa
yang baik berkembang pesat, sedangkan disebut sebagai generik (Slavin, 2005). Meto-
siswa yang kemampuan awalnya kurang baik de-metode tersebut dapat diaplikasikan untuk
tidak mengalami perkembangan kemampuan tingkat kelas, mata pelajaran, karakteristik
yang berarti. Guru juga tidak punya cukup sekolah dan kelas yang luas. Akan tetapi
waktu untuk memberikan bimbingan individu metode-metode tersebut mungkin kurang op-
bagi siswa yang membutuhkan. timal untuk mata pelajaran dan tingkat kelas
Faktor lain yang menyebabkan rendah- tertentu, termasuk matematika. Ada satu
nya hasil belajar matematika adalah rendah- metode kooperatif yang dikembangkan untuk
nya motivasi belajar siswa. Menurut Iskandar mata pelajaran matematika yaitu Team
(2012), motivasi belajar adalah daya peng- Assisted Individualization (TAI). Metode TAI
gerak dari dalam diri individu untuk mela- adalah salah satu metode pembelajaran koo-
kukan kegiatan belajar untuk menambah pe- peratif yang dikembangkan oleh Slavin, Lea-
ngetahuan dan keterampilan serta pengala- vey, dan Madden pada tahun 1984. TAI
man. Siswa yang memiliki motivasi belajar menggabungkan instruksi individual, tim pem-
tinggi memiliki energi yang lebih untuk meng- belajaran kooperatif, dan instruksi langsung
uasai suatu materi pelajaran, begitu pula (Slavin, 1984). Siswa bekerja dalam tim
Jurnal Profesi Keguruan (JPK), 6(2), 126-140  129

belajar yang terdiri atas empat atau lima berkelompok dengan memberikan materi
anggota yang heterogen pada bahan indivi- yang sesuai dengan tingkat kinerja matema-
dual pada tingkat mereka sendiri. Siswa sa- tika setiap siswa dan memungkinkan siswa
ling membantu untuk mengatasi masalah da- untuk melanjutkan pada tingkat mereka sen-
lam tim dan bertanggung jawab atas hampir diri. Tingkat pengajaran yang sesuai sebagian
semua pemeriksaan, pengorientasian, dan besar dijamin dengan menempatkan siswa
tugas manajemen lainnya yang melekat sesuai dengan tes awal.
dalam program individual. Sertifikat penghar- Penelitian tentang metode TAI pernah
gaan diberikan berdasarkan jumlah rata-rata dilakukan sebelumnya. Salah satunya adalah
dan keakuratan unit yang diselesaikan oleh penelitian Cahyaningsih (2018) yang berjudul
semua anggota tim. Insentif kooperatif sema- “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
cam ini mendorong satu sama lain untuk Tipe TAI (Team Assisted Individualization)
belajar karena rata-rata pembelajaran individu untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
adalah kriteria keberhasilan tim. Mata Pelajaran Matematika”. Kesimpulan dari
Slavin, et al. (1984) mengemukakan penelitian ini yaitu penerapan model pembe-
bahwa kombinasi pembelajaran kooperatif lajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkat-
dan instruksi yang diprogram secara indivi- kan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
dual dirancang untuk mengatasi masalah ins- matematika materi kesebangunan dan simetri
truksi yang diprogram dengan dua cara. Per- di kelas V SDN Sukarajakulon I Kecamatan
tama, siswa mengelola sendiri program indi- Jatiwangi Kabupaten Majalengka tahun ajaran
vidual sehingga guru mempunyai lebih ba- 2015/2016.
nyak waktu untuk bekerja dengan individu dan Penelitian ini memiliki persamaan de-
kelompok kecil pada masalah pengajaran ngan penelitian Cahyaningsih yaitu pada pada
daripada manajemen. Pengelolaan materi metode yang digunakan untuk meningkatkan
oleh siswa juga memungkinkan untuk meng- hasil belajar matematika. Perbedaan peneliti-
gunakan program individual tanpa bantuan an ini dengan penelitian tersebut adalah pada
atau orang dewasa lainnya di kelas. Kedua, subjek, lokasi, waktu penelitian, materi pela-
siswa termotivasi untuk menyelesaikan unit jaran, dan juga variabel terikat atau variabel
mereka dengan cepat dan akurat karena yang ingin ditingkatkan. Variabel terikat pada
pengakuan tim diberikan berdasarkan jumlah penelitian Cahyaningsih (2018) adalah hasil
unit yang diprogram yang diselesaikan oleh belajar, sedangkan pada penelitian ini selain
anggota tim setiap minggu dan keakuratan bertujuan meningkatkan hasil belajar juga ber-
unit ini. Metode TAI juga diharapkan dapat tujuan meningkatkan motivasi belajar.
mengatasi masalah pembelajaran kooperatif
130  Nurmasari (2020). Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika melalui Metode Team Assisted …

Gambar 1. Model Kemmis (Sukardi, 2015)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat Pada tahap perencanaan langkah-


disimpulkan bahwa matematika adalah pela- langkah yang dilakukan guru sebagai peneliti
jaran yang sangat penting untuk pengemba- antara lain: menganalisis Kompetensi Dasar,
ngan kompetensi serta karakter siswa. Akan menetapkan Indikator Pencapaian Kompeten-
tetapi, motivasi dan hasil belajar matematika si, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembe-
di kelas V A SD Negeri Masaran 1 masih lajaran, menyusun lembar kerja siswa, menyi-
rendah sehingga diperlukan metode pembe- apkan media dan sumber belajar, menyusun
lajaran yang tepat untuk meningkatkan dua instrumen penilaian, menyusun angket moti-
variabel tersebut. Penelitian ini bertujuan vasi belajar matematika, dan menyiapkan
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar lembar observasi aktivitas siswa. Pada tahap
matematika melalui metode yang belum tindakan, guru sekaligus sebagai peneliti me-
pernah diterapkan guru sebelumnya, yaitu laksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP
melalui metode TAI. Dalam penelitian ini hasil yang telah disiapkan. Siswa diminta mengisi
belajar yang ditingkatkan difokuskan pada angket motivasi belajar. Pada tahap peng-
hasil belajar ranah kognitif. Namun, bukan amatan, guru lain (teman sejawat) yang lebih
berarti ranah afektif dan psikomotorik diaba- senior dan telah bersedia menjadi pengamat,
ikan. Pada proses pembelajaran ketiga aspek mengamati jalannya pembelajaran (tindakan)
tersebut tetap menjadi satu kesatuan yang dan mengisi instrumen observasi yang telah
tidak dapat dipisahkan. Penelitian ini juga disiapkan peneliti. Selanjutnya pengamat
bertujuan untuk mengetahui dampak metode menilai tindakan berdasarkan format yang
TAI terhadap aktivitas belajar siswa dan telah disediakan. Pada tahap refleksi, peneliti
pendapat siswa terkait dengan metode TAI. mengadakan pertemuan dengan pengamat
untuk membahas hasil observasi selama
METODE tindakan. Peneliti mengevaluasi kualitas tinda-
kan dan waktu. Temuan-temuan yang ada
Penelitian tindakan kelas ini dirancang meng-
digunakan untuk memperbaiki perencanaan
gunakan model Kemmis. Model ini dikem-
dan tindakan pada siklus berikutnya.
bangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
Taggart pada tahun 1988 (Sukardi, 2015). Ada
V A SD Negeri Masaran 1 Kecamatan Masa-
empat komponen penelitian tindakan yang
ran Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/
digunakan (perencanaan, tindakan, observasi,
2019. Siswa kelas V A berjumlah 23 siswa
dan refleksi) dalam suatu sistem spiral yang
yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13
saling terkait. Model Kemmis divisualisasikan
siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah
pada Gambar 1.
Jurnal Profesi Keguruan (JPK), 6(2), 126-140  131

kegiatan pembelajaran matematika dengan dalam model Miles dan Huberman meliputi re-
menggunakan metode TAI pada materi kece- duksi data, penyajian data, dan penarikan
patan dan debit pada siswa kelas V A SD Ne- simpulan atau verifikasi (Sugiyono, 2010).
geri Masaran 1 tahun pelajaran 2018/2019. Siklus I dikatakan sudah berhasil dan ti-
Teknik angket dalam penelitian ini dak perlu dilanjutkan ke siklus II apabila rata-
digunakan untuk mengumpulkan data motiva- rata motivasi belajar siswa telah mencapai
si belajar siswa pada kondisi sebelum tin- lebih dari atau sama dengan 70 dan minimal
dakan, siklus I, dan siklus II. Teknik tes untuk 70% siswa hasil tes akhirnya telah mencapai
mengukur hasil belajar siswa pada ranah KKM. Siklus II dikatakan sudah berhasil dan
kognitif pada kondisi sebelum tindakan, siklus tidak perlu dilanjutkan ke siklus III apabila
I, dan siklus II. Teknik observasi digunakan rata-rata motivasi belajar siswa telah menca-
pada saat pemberian tindakan. Objek yang pai lebih dari atau sama dengan 80 dan mi-
diamati adalah kegiatan guru dan siswa. nimal 80% siswa hasil tes belajarnya telah
Tujuan observasi ini untuk mengetahui kua- mencapai KKM.
litas tindakan yang dilaksanakan, kelebihan,
serta kekurangan dari tindakan sehingga HASIL PENELITIAN
dapat dilakukan peningkatan atau perbaikan
Prasiklus
pada perencanaan dan tindakan berikutnya.
Teknik wawancara digunakan untuk meng-
Kegiatan Prasiklus dilaksanakan pada minggu
etahui pendapat siswa tentang metode
keempat bulan September 2018. Beberapa hal
pembelajaran TAI yang digunakan oleh guru
yang dilakukan peneliti pada kegiatan pra-
serta untuk mengetahui bagaimana metode
siklus antara lain: mengambil data motivasi
ini mempengaruhi motivasi siswa selama
belajar prasiklus melalui angket, menganalisis
pembelajaran. Teknik wawancara yang di-
nilai Penilaian Tengah Semester 1 (PTS 1)
gunakan adalah wawancara tidak terstruktur
matematika yang digunakan sebagai nilai
agar diperoleh jawaban yang lebih luas dan
pretes, melakukan wawancara dengan siswa
mendalam.
tentang kesulitan yang mereka hadapi dalam
Penelitian ini menggunakan teknik ana-
pembelajaran matematika, dan melakukan
lisis data kuantitatif dan kualitatif. Data kuan-
konsultasi Rencana Pelaksanaan Pembelajar-
titatif diperoleh dari angket motivasi belajar,
an (RPP) dengan guru kelas V B serta Kepala
tes hasil belajar, dan hasil observasi aktivitas
Sekolah.
belajar. Data kualitatif diperoleh dari hasil
Berdasarkan hasil angket diketahui
wawancara. Data kuantitatif dianalisis dengan
bahwa bahwa rata-rata skor motivasi belajar
menggunakan teknik analisis statistik deskrip-
siswa sebelum dikenai tindakan adalah 65
tif dengan menggunakan nilai rata-rata, nilai
dan berada dalam kategori rendah. Hasil tes
terendah, dan nilai tertinggi. Ketuntasan bela-
awal menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa
jar secara individual maupun klasikal ditam-
adalah 35 sehingga predikatnya D atau Ku-
pilkan dalam bentuk persentase. Data kualita-
rang. Siswa yang nilainya memperoleh
tif dianalisis dengan menggunakan model
predikat Cukup baru 3 anak atau 13%. Belum
analisis Miles dan Huberman. Analisis data
ada siswa yang nilainya memperoleh predikat
132  Nurmasari (2020). Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika melalui Metode Team Assisted …

Baik. Sementara itu, 87% siswa predikat nilai- tingkat kesulitannya sejajar dengan Ujian
nya adalah D atau Kurang. Keadaan ini me- Formatif A. Setelah siswa mengerjakan Ujian
nunjukkan bahwa hasil belajar siswa mata Formatif A atau B, siswa mengerjakan ujian
pelajaran matematika sangat perlu untuk unit dan pengawas memberinya nilai. Dua
ditingkatkan. siswa berbeda bertindak sebagai pengawas.
Siswa yang berhasil mengerjakan setidak-
Siklus I tidaknya delapan item dengan benar (dari
sepuluh), diberikan skor oleh pengawas pada
Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali perte-
Lembar Rekapitulasi Kelompok. Siswa yang
muan pada minggu pertama dan kedua bulan
belum berhasil, hasil ujiannya diberikan
Oktober tahun 2018 sesuai dengan jadwal
kepada guru. Guru membimbing siswa, men-
pelajaran Matematika di kelas V A SD Negeri
diagnosis, dan memperbaiki masalah siswa.
Masaran 1. Alokasi waktu untuk setiap perte-
Siswa mengerjakan modul sesuai de-
muan adalah 3 × 35 menit. Dalam satu ming-
ngan kecepatan dan kemampuan masing-ma-
gu, terdapat dua kali pertemuan untuk mata
sing. Pada akhir pembelajaran, guru
pelajaran matematika. Materi pelajaran pada
mengambil kembali modul supaya mereka te-
siklus I adalah kecepatan. Pada pertemuan
tap mengerjakan secara mandiri dan tidak di-
pertama guru lebih banyak mengajak siswa
bantu oleh orang tua di rumah. Pengerjaan
berdiskusi untuk menanamkan konsep tentang
modul dilanjutkan pada pembelajaran berikut-
kecepatan. Siswa juga mengerjakan tugas
nya. Selama siswa mengerjakan modulnya
kelompok dan mempresentasikan hasilnya.
masing-masing, guru berkeliling untuk meng-
Namun, modul TAI belum diberikan.
ecek. Guru mengumpulkan murid yang meng-
Pada pertemuan kedua, guru menjelas-
alami jenis kesulitan yang sama atau berada
kan tentang prosedur TAI sampai siswa
di tingkat kemampuan yang sama untuk diberi
benar-benar paham. Masing-masing siswa
bimbingan sesuai dengan kesulitan yang
mengerjakan modulnya secara mandiri. Para
dihadapi.
siswa membentuk kelompok yang terdiri dari
Pada pertemuan ketiga, siswa melan-
2 orang dalam tim mereka untuk melakukan
jutkan pengerjaan modul sesuai dengan ke-
pengecekan. Setiap siswa mengerjakan
cepatan dan kemampuan masing-masing.
empat soal pertama dalam latihan kemam-
Siswa yang masih gagal dalam satuan for-
puannya sendiri dan jawabannya dicek oleh
matif atau unit dibimbing oleh teman satu
teman satu timnya dengan halaman jawaban
kelompok yang telah selesai mengerjakan
yang sudah tersedia di “buku kontrol”. Siswa
modulnya. Jika masih ada kesulitan guru da-
yang menjawab benar melanjutkan ke latihan
pat mengelompokkan siswa dengan kesulitan
kemampuan berikutnya. Setelah siswa meng-
yang sama atau tingkat kemampuan yang
erjakan keempat-empatnya pada lembar
sama untuk mendapatkan bimbingan khusus.
latihan keterampilan terakhir, siswa menjalani
Siswa yang telah selesai mengerjakan mo-
ujian formatif A. Siswa yang sudah lulus lang-
dulnya diarahkan untuk membimbing teman
sung mengerjakan ujian unit. Siswa yang
satu kelompok yang belum mampu menye-
belum lulus mengerjakan Ujian Formatif B,
lesaikan modul, tetapi tidak diperkenankan
ujian kedua dengan lima item yang isi dan
Jurnal Profesi Keguruan (JPK), 6(2), 126-140  133

Tabel 1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I


Skor
No. Indikator Rata-rata
Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3
1. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 3 3 3 3,00
2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran 2 3 3 2,67
3. Keberanian dalam mengajukan pertanyaan dan pendapat 2 2 3 2,33
4. Tanggung jawab sebagai anggota kelompok 2 3 3 2,67
5. Sikap dan kemampuan dalam presentasi 2 3 3 2,67
6. Kemandirian dalam mengerjakan modul 2 2 3 2,33
7. Kerja sama dalam kelompok 2 2 3 2,33
8. Ketepatan waktu dalam penyelesaian tugas 2 3 3 2,67
Rata-rata 2,13 2,63 3,00 2,58

membantu menjawab soal-soal. Siswa dan lum tindakan, skor motivasi belajar telah me-
guru merekap hasil pekerjaan tiap kelompok. ningkat sebanyak 8 poin, yaitu dari 65 men-
Guru memberikan penghargaan berupa pia- jadi 73. Selain peningkatan motivasi belajar,
gam bagi “kelompok super” dan “kelompok terjadi peningkatan hasil belajar ranah kog-
hebat”. Hasil observasi aktivitas siswa pada nitif. Data hasil tes evaluasi belajar siklus I
siklus I dapat dilihat pada Tabel 1. disajikan pada Tabel 2.
Proses pembelajaran pada siklus I ma- Tabel 2 Analisis Nilai Hasil Tes Siklus I
Jumlah
sih belum bisa dilaksanakan secara optimal. Predikat Nilai Persentase
Siswa
Baik Sekali (A) 86 – 100 1 4%
Namun, data hasil angket motivasi belajar Baik (B) 73 – 85 4 17%
menunjukkan peningkatan skor motivasi bela- Cukup (C) 60 – 72 8 35%
Kurang (D) < 60 10 44%
jar yang cukup signifikan dibandingkan de- Jumlah 23 100%
Rata-rata kelas adalah 57 (Kategori Kurang)
ngan sebelum diberikan tindakan. Lima dari
sepuluh indikator motivasi belajar yang dite- Tabel 2 memperlihatkan bahwa nilai

tapkan telah mencapai kategori sedang dan rata-rata siswa pada siklus I masih berada

lima indikator masih berada pada kategori pada kategori Kurang. Namun, 56% siswa

rendah (lihat tabel 6). Secara keseluruhan, sudah mencapai KKM. Jika dibandingkan

motivasi belajar siswa pada siklus I berada dengan nilai tes awal dengan tingkat ketun-

pada kategori sedang dengan rata-rata skor tasan kelas hanya 13% maka sudah terjadi

73. Jika dibandingkan dengan kondisi sebe- peningkatan yang cukup signifikan. Nilai rata-
rata pun sudah meningkat 22 poin, yaitu dari
Tabel 3 Hasil Refleksi Siklus I dan Perencanaan Perbaikan pada Siklus II
Kekurangan Perencanaan Perbaikan
Siswa masih belum terbiasa mandiri dalam Menjelaskan kembali prosedur TAI dan pentingnya
mengerjakan soal-soal matematika. penguasaan materi sebelum mengerjakan soal-soal. Selain
itu, lebih banyak memberikan bimbingan untuk siswa yang
masih mengalami kesulitan pada level yang sama.

Kerja sama dalam kelompok masih belum maksimal. Memberikan pemahaman tentang pentingnya kerja sama
Siswa yang pintar hanya fokus pada modulnya sendiri dalam kelompok dan cara mengelola kelompok sehingga bisa
dan enggan membantu temannya yang masih mendapatkan predikat sebagai kelompok super.
mengalami kesulitan dalam pemahaman materi
sehingga temannya jauh tertinggal.

Sebagian siswa belum dapat memahami materi Mendorong siswa untuk tidak malu dan tidak ragu bertanya
pelajaran dengan baik, tetapi tidak berani bertanya jika belum memahami materi dengan baik. Siswa yang pintar
pada guru atau teman. didorong untuk membantu temannya yang belum mampu
menyelesaikan levelnya dengan baik.

Menurut beberapa siswa contoh soal di modul perlu Menambah contoh soal di modul TAI untuk siklus II.
ditambah lagi agar mereka lebih mudah memahami
materi dan mengurangi kesulitan dalam mengerjakan
bentuk soal yang hampir sama.
134  Nurmasari (2020). Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika melalui Metode Team Assisted …

35 menjadi 57.
Refleksi dilakukan setelah kegiatan Setelah berdiskusi dengan rekan guru

pembelajaran pada siklus I dengan metode yang bertindak sebagai observer dan melihat

TAI selesai dilaksanakan. Refleksi bertujuan hasil observasi diketahui bahwa pelaksanaan

untuk meninjau ulang proses pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan metode

sehingga dapat dijadikan sebagai acuan TAI pada siklus II telah berjalan sesuai

untuk siklus berikutnya. Tabel 3 menunjukkan rencana. Selain itu, hasil angket motivasi

kekurangan yang masih ditemui dalam siklus I belajar juga menunjukkan peningkatan skor

dan perencanaan perbaikan pada siklus II. motivasi belajar yang cukup signifikan. Tiga
indikator motivasi belajar telah mencapai
Siklus II kategori tinggi dan tujuh indikator berada
pada kategori sedang (lihat tabel 6). Pada
Setelah melakukan diskusi dan evaluasi siklus II ini tidak ada lagi indikator motivasi
bersama rekan guru yang bertindak sebagai belajar yang masih berada pada kategori
observer, maka dilakukan perbaikan-perbai- rendah. Secara keseluruhan, motivasi belajar
kan pada pembelajaran siklus II sesuai de- siswa pada siklus II berada pada kategori
ngan rencana perbaikan yang disusun dalam sedang dengan rata-rata skor 81. Jika
kegiatan refleksi siklus I. Siklus II dilaksanakan dibandingkan dengan kondisi kondisi pada
dalam tiga kali pertemuan pada minggu ketiga siklus I, skor motivasi belajar telah meningkat
dan keempat bulan Oktober tahun 2018. Lang- sebanyak 8 poin, yaitu dari 73 menjadi 81.
kah-langkah pembelajaran hampir sama de- Selain peningkatan motivasi belajar,
ngan siklus I, hanya saja pada siklus II materi terjadi peningkatan hasil belajar ranah kognitif
yang dipelajari adalah tentang debit. Jika yang cukup signifikan. Data hasil tes evaluasi
dibandingkan dengan siklus I, terjadi pening- belajar siklus II disajikan pada Tabel 5.
katan aktivitas siswa yang cukup signifikan.
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II Tabel 5 Analisis Nilai Hasil Tes Siklus II
Jumlah Persentas
Predikat Nilai
disajikan dalam Tabel 4. Siswa e
Baik Sekali (A) 86 – 100 4 17%
Baik (B) 73 – 85 9 39%
Tabel 4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Cukup (C) 60 – 72 6 26%
Skor pada Kurang (D) < 60 4 17%
Rata- Jumlah 23 100%
Indikator pertemuan
rata Rata-rata kelas adalah 75 (Kategori Baik)
1 2 3
Perhatian siswa terhadap penjelasan
3 3 3 3,00
guru
Keaktifan siswa dalam pembelajaran 2 3 3 2,67 Tabel 5 memperlihatkan bahwa nilai
Keberanian dalam mengajukan
3 3 3 3,00
rata-rata siswa pada siklus II berada pada
pertanyaan dan pendapat
kategori Baik. Tingkat ketuntasan kelas telah
Tanggung jawab sebagai anggota
3 3 4 3,33
kelompok mencapai 83%. Jika dibandingkan dengan
Sikap dan kemampuan dalam
3 3 3 3,00 nilai siklus I dengan tingkat ketuntasan kelas
presentasi
Kemandirian dalam mengerjakan sebesar 56% maka sudah terjadi peningkatan
3 3 4 3,33
modul
Kerja sama dalam kelompok 3 4 4 3,67 yang cukup signifikan. Nilai rata-rata pun
Ketepatan waktu dalam penyelesaian sudah meningkat 18 poin, yaitu dari 57
3 3 4 3,33
tugas
Rata-rata 2,9 3,1 3,5 3,17 menjadi 75.
Jurnal Profesi Keguruan (JPK), 6(2), 126-140  135

Tabel 6 Perbandingan Skor Motivasi Belajar Matematika Sebelum Tindakan Siklus I, dan Siklus II
Skor
Indikator Motivasi Belajar Sebelum
Siklus I Siklus II
Tindakan
Tekun menghadapi tugas 59 66 82
Ulet menghadapi kesulitan 62 70 77
Menunjukkan minat terhadap pembelajaran 67 73 80
Lebih senang bekerja mandiri 60 67 72
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin 66 73 75
Dapat mempertahankan pendapatnya 62 70 78
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal 59 68 75
Adanya hasrat atau keinginan untuk berhasil dalam pembelajaran 71 77 86
Adanya semangat dan kebutuhan dalam belajar 73 79 88
Memiliki harapan dan cita-cita masa depan 75 82 94
Rata-rata 65 73 81

Tabel 7 Rata-rata Nilai Hasil Belajar dan Persentase


Pembahasan
Ketuntasan Klasikal
Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasikal
Sebelum Siklus Siklus Sebelum Siklus Siklus
Penelitian yang dilakukan di SD Negeri Ma- Tindakan I II Tindakan I II
saran 1 menunjukkan bahwa penggunaan me- 35 57 75 13% 61% 83%

tode TAI dalam pembelajaran Matematika da-


Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui
pat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal
bahwa persentase siswa yang memperoleh
ini ditunjukkan oleh data yang diperoleh dari
nilai ≥ 60 (KKM) mengalami peningkatan yang
hasil angket motivasi belajar yang diisi oleh
signifikan, dari 13% pada kondisi sebelum
siswa. Peningkatan tersebut terlihat dari rata-
tindakan menjadi 61% pada siklus I dan 83%
rata skor motivasi belajar pada kondisi awal
pada siklus II. Hal ini merefleksikan bahwa
sebelum tindakan, dan setelah dilaksanakan
pembelajaran matematika dengan metode
tindakan pada siklus I dan siklus II. Pening-
TAI yang dilaksanakan oleh guru dapat
katan motivasi belajar per indikator dapat
dinyatakan berhasil. Hasil wawancara juga
dilihat pada Tabel 6.
menunjukkan pandangan positif dari siswa.
Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat
Tabel 8 menunjukkan sampel berupa penda-
bahwa terjadi peningkatan skor motivasi
pat dua siswa (NNN dan ISB) yang menarik
belajar untuk setiap indikator motivasi belajar.
dan cukup mewakili pandangan siswa lain.
Pada kondisi sebelum tindakan, rata-rata skor
Untuk mengetahui berhasil atau tidak-
motivasi belajar adalah 65, meningkat
nya penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat
menjadi 73 pada siklus I, dan 81 pada siklus
dari tercapai atau tidaknya indikator keber-
II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hasilan seperti yang telah ditentukan sebe-
penerapan metode TAI dapat meningkatkan
lumnya. Siklus I dikatakan telah berhasil dan
motivasi belajar siswa pada pembelajaran
tidak perlu dilanjutkan ke siklus II apabila rata-
matematika materi kecepatan dan debit.
rata motivasi belajar siswa telah mencapai
Selain meningkatkan motivasi belajar,
lebih dari atau sama dengan 70 dan minimal
metode TAI pada penelitian ini juga mening-
70% siswa hasil tes akhirnya telah mencapai
katkan hasil belajar ranah kognitif. Pening-
KKM. Dalam penelitian ini rata-rata motivasi
katan terlihat dari perhitungan rata-rata nilai
belajar siswa pada siklus I adalah 73 dan
hasil belajar pada kondisi awal sebelum tin-
telah mencapai indikator keberhasilan. Akan
dakan, siklus I, dan siklus II. Peningkatan
tetapi, baru 61% siswa yang hasil tes
tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.
136  Nurmasari (2020). Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika melalui Metode Team Assisted …

Tabel 8 Hasil Wawancara dengan Siswa tentang Penerapan Metode TAI


No. Pertanyaan Jawaban Narasumber
1. Bagaimana (1) Pendapat saya lebih bagus karena dengan TAI saya tahu lebih
pendapatmu tentang dalam tentang matematika di kelas V.
metode TAI? (2) Pendapat saya metode TAI sangat membantu dalam memahami
materi pelajaran matematika.

2. Apa yang kamu sukai (1) Cara penyampaian yang jelas, bisa diulang-ulang bila belum
dari penerapan metode mengerti, diberi kesempatan untuk bertanya bila belum paham, dan
TAI dalam mudah dimengerti.
pembelajaran (2) Yang saya sukai metode TAI sangat seru karena dikerjakan secara
matematika di kelas V? berkelompok dan bertanggung jawab. Dan saya suka karena
metode ini berhasil dan sangat bermanfaat.

3. Apa yang tidak kamu (1) Teman sekelompok sebagian ada yang tidak aktif.
sukai dari penerapan (2) Tidak ada.
metode TAI?
4. Apa saranmu untuk (1) Mungkin pada saat TAI sebaiknya nilai TAI tidak dipengaruhi oleh
perbaikan penerapan nilai kelompok.
metode TAI? (2) Tidak ada.

belajarnya telah mencapai KKM. Oleh karena kooperatif tipe TAI berbasis pendekatan sain-
itu, penelitian dilanjutkan di siklus II. tifik berpengaruh signifikan dalam meningkat-
Indikator keberhasilan Siklus II yaitu kan hasil belajar matematika siswa kelas V A
apabila rata-rata motivasi belajar siswa telah SD Negeri 13 Nanga Pinoh.
mencapai lebih dari atau sama dengan 80 Penelitian Harsanti (2017) yang berju-
dan minimal 80% siswa hasil tes belajarnya dul Perbandingan Model Pembelajaran STAD
telah mencapai KKM. Rata-rata motivasi dengan Model TAI (Team Assisted Indivi-
belajar siswa di siklus II adalah 81 dan tingkat dualization) terhadap Hasil Belajar Matema-
ketuntasan klasikalnya adalah 83%. Dengan tika Siswa Kelas V Sekolah Dasar juga
dimikian dapat disimpulkan bahwa siklus II menunjukkan hasil yang serupa. Kesimpulan
telah mencapai indikator keberhasilan dan dari penelitian ini yaitu ada perbedaan
tidak perlu dilanjutkan ke siklus III. yang signifikan penggunaan model STAD
Keefektifan metode TAI juga didukung dan TAI terhadap hasil belajar matematika
oleh hasil-hasil penelitian yang lain. Hasil siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri di
penelitian Rahmatikasari (2015) berjudul “Pe- Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun ta-
ne-rapan Tipe Team Assisted Individualization hun pelajaran 2015/2016. Metode TAI berpe-
(TAI) dalam Peningkatan Pembelajaran Mate- ngaruh lebih baik dibandingkan dengan meto-
matika tentang Bilangan Pecahan Siswa Ke- de STAD dalam meningkatkan hasil belajar
las V SD” menunjukkan bahwa TAI dapat me- matematika.
ningkatkan proses dan hasil belajar siswa ke- Keberhasilan suatu pembelajaran tidak
las V SD Negeri Candingasinan, Kecama- hanya dilihat dari hasil namun juga dari pro-
tan Banyuurip, Kabupaten Purworejo pada sesnya, karena itu dalam penelitian ini ak-
materi bilangan pecahan. Hasil penelitian Ja- tivitas siswa dalam pembelajaran juga diob-
ya. (2016) yang berjudul “Penerapan Model servasi. Hasilnya terjadi peningkatan aktivitas
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted belajar dari 2,58 pada siklus I menjadi 3,17
Individualization (TAI) Berbasis Pendekatan pada siklus II. Hal ini juga didukung dengan
Saintifik terhadap Hasil Belajar Matematika hasil wawancara yang menunjukkan panda-
pada Siswa Sekolah Dasar” juga menun- ngan positif siswa terhadap metode yang di-
jukkan bahwa penerapan model pembelajaran gunakan. Dengan demikian metode TAI me-
Jurnal Profesi Keguruan (JPK), 6(2), 126-140  137

rupakan metode yang disarankan untuk dite- Assisted Individualization (TAI) Berbasis
Pendekatan Saintifik terhadap Hasil Belajar
rapkan dalam matematika, khususnya pada
Matematika pada Siswa Sekolah Dasar.
materi kecepatan dan debit. Jurnal Pendidikan Dasar, 4(1), 70-80.
Mullis, I. V. S., Martin, M. O., Foy, P., & Hooper,
M. (2015). TIMSS 2015 International Results
SIMPULAN in Mathematics.
OECD. (2018). PISA 2015 Results in Focus.
Diunduh dari https://www.oecd.org/pisa/pisa-
Berdasarkan hasil penelitian dan pembaha- 2015-results-in-focus.pdf pada 25 September
san, diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) 2018.
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang
penerapan metode TAI dapat meningkatkan
Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan
motivasi belajar Matematika, (2) penerapan Pendidikan Formal.
Permendikbud nomor 21 tahun 2016 tentang
metode TAI dapat meningkatkan hasil belajar
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
ranah kognitif mata pelajaran Matematika Rahmatikasari, U., Suyanto I., & Warsiti. (2015).
pada materi kecepatan dan debit, (3) pene- Penerapan Tipe Team Assisted
Individualization (TAI) dalam Peningkatan
rapan metode TAI dapat meningkatkan akti- Pembelajaran Matematika tentang Bilangan
vitas belajar siswa, dan (4) siswa memiliki Pecahan Siswa Kelas V SD. Jurnal Kalam
Cendekia PGSD Kebumen, 3 (2).
pandangan yang positif terhadap penerapan Siagian, M. D. (2016). Kemampuan Koneksi
metode TAI. Matematik dalam Pembelajaran Matematika.
Journal of Mathematics Education and
Science, 2(1), 58-67.
DAFTAR PUSTAKA Slavin, R. E. (1984). Effects of Team Assisted
Individualization on the Mathematics
Achievement of Academically Handicapped
Amir, A. (2014). Pembelajaran Matematika SD
and Nonhandicapped Students. Journal of
dengan Menggunakan Media Manipulatif.
Educational Psychology, 76(5), 813-819.
Forum Paedagogik, VI (1), 72-89.
Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning Teori,
Ekawati, E. (2011). Peran Matematika Sekolah.
Riset, dan Praktik. Bandung: Penerbit Nusa
Diakses dari https://p4tkmatematika.org/
Media.
2011/10/peran-fungsi-tujuan-dan-karakteristik-
Slavin, R.E., Leavey, M.B., & Madden, N.A.
matematika-sekolah/ pada tanggal 12
(1984). Combining Cooperative Learning and
November 2018.
Individualized Instruction: Effects on Student
Harsanti, A. G. (2017). Perbandingan Model
Mathematics Achievement, Attitudes, and
Pembelajaran STAD dengan Model TAI
Behaviors. Elementary School Journal, 84,
(Team Assisted Individualization) terhadap
409-422.
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan
Sekolah Dasar. Profesi Pendidikan Dasar,
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
4(1), 12-18.
Bandung: Alfabeta.
Iskandar. (2015). Psikologi Pendidikan: Sebuah
Sukardi. (2015). Metodologi Penelitian
Orientasi Baru. Jakarta: Referensi.
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Jaya, P., Waridah, & Ason, Y. (2016). Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team

Anda mungkin juga menyukai