Anda di halaman 1dari 7

Kreano 10 (2) (2019): 146-152

Ju r n a l M a t e m a t i k a K r e a t i f - I n o v a t i f
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano

Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Based


Learning untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahahan Masalah Matematis Siswa Kelas IV SD

Indhira Asih Vivi Yandhari1, Trian Pamungkas Alamsyah2,


Dede Halimatusa’diah3
1,2,3
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Corresponding Author: Email: indhira_1969@untirta.ac.id1

DOI: http://dx.doi.org/10.15294/kreano.v10i2.19671
Received : June 25 2019; Accepted: September 27 2019; Published: December 4 2019

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa serta strategi
pembelajaran yang masih bertumpu pada guru. Salah satu alternatifnya yakni diterapkalah strategi pembelajaran
Problem Based Learning, karena strategi ini diharapakan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pencapaian akhir dan peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Problem Based Learning lebih baik
dari pada siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi
ekperiment dengan desain non-equivalent control group. Teknik sampel menggunakan teknik purposive sampling,
dimana kelas IV-A sebagai kelas ekperimen dan kelas IV-B sebagai kelas kontrol. Hasil analisis data menunjukan rata-
rata skor posttest kelas ekperimen 75,03 dan kelas kontrol 68,7. Rata-rata data Gain kelas ekperimen 0,59 dan kelas
kontrol 0,51. Hasil analisis tersebut memberikan kesimpulan bahwa pencapaian akhir dan peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa kelas ekperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

Abstract
The research is motivated by the low mathematical problem solving abilities of students and learning strat-
egies that are still based on the teacher. One of the alternative is to apply the learning strategies of Prob-
lem Based Learning, because this strategy is expected to improve students’ mathematical problem solving
abilities. This study has a goal whether the final achievement and improvement of students’ mathematical
problem solving abilities using Problem Based Learning learning strategies is better than students who use
Inquiry learning strategies. The research method used was a quasi experiment with a non-equivalent control
group design. The sample technique used purposive sampling technique, where class IV-A as the experimen-
tal class and class IV-B as the control class. The results of data analysis showed an average posttest score of
experimental class 75.03 and control class 68.7. The average Gain data of the experimental class is 0.59 and
the control class is 0.51. The results of the analysis provide the conclusion that the final achievement and
improvement of experimental class mathematical problem solving abilities are better than the control class.

Keywords: mathematical problem solving skill; strategies of problem based learning

© 2019 Semarang State University. All rights reserved UNNES JOURNALS


p-ISSN: 2086-2334; e-ISSN: 2442-4218
147 Indhira Asih V.Y. dkk, Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan...

PENDAHULUAN penyebabnya antara lain siswa di Indone-


Matematika merupakan salah satu sia pada umumnya kurang terlatih dalam
mata pelajaran yang sangat penting dalam menyelesaikan soal-soal dengan karakteris-
dunia pendidikan, karena pada kenyataanya tik seperti soal-soal pada TIMSS dan PISA.
pembelajaran matematika ini bersifat kon- Karakteristik soal-soal tersebut, menuntut
tinyu artinya siswa akan memperoleh pem- siswa untuk menggunakan penalaran, argu-
belajaran matematika dari pendidikan dasar mentasi dan kreativitas dalam menyelesai-
sampai perguruan tinggi, sehingga matema- kannya yaitu soal-soal tes yang berbentuk
tika perlu diberikan pada semua siswa. Pem- pemecahan masalah. Selain itu hasil pene-
belajaran matematika juga bertujuan untuk litian yang dilakukan Widodo dan Novianto
membekali siswa dengan kemampuan berpi- (2017) mengemukakan bahwa rendahnya ke-
kir logis, analistis, sistematis, kritis serta ke- mampuan pemecahan masalah dilihat dari
mampuan bekerja sama. Pada kenyataanya hasil uji coba terbatas dengan jumlah 33 siswa
dengan tujuan yang baik tersebut, tidak se- diperoleh rata-rata 0,23 dimana rata-rata ter-
mua siswa menyukai matematika, sampai sebut berada pada kategori yang rendah.
saat ini matematika masih dianggap sebagai Berdasarkan kenyataan yang sudah di-
mata pelajaran yang sulit dan tidak menye- kemukakan di atas, juga ditemui oleh peneliti
nangkan bagi siswa, bahkan sejumlah siswa pada saat observasi awal yang dilakukan dike-
menganggap matematika sebagai mata pe- las IV SD Negeri Serang 20. Peneliti mempe-
lajaran yang menakutkan, dengan dasar pe- roleh temuan-temuan mengenai sikap siswa
mikiran tersebut menyebabkan siswa menga- selama proses pembelajaran dikelas, teru-
lami kesulitan dalam memahami dan belajar tama pada saat pembelajaran matematika.
matematika, hal ini akan berpengaruh pada Siswa terlihat kurang tertarik dengan materi
rendahnya kemampuan yang dimiliki siswa yang dijelaskan oleh guru, hal ini dikarenakan
dalam matematika, dan salah satunya adalah guru kurang melibatkan siswa dalam proses
kemampuan pemecahan masalah matematis. pembelajaran sehingga siswa cenderung pasif
Kemampuan pemecahan masalah ma- dalam pembelajaran. Pada proses pembelaja-
tematis perlu mendapatkan perhatian khu- ran masih berpusat pada guru, karena strategi
sus dalam proses pembelajaran matematika pembelajaran yang diterapkan guru selama
dari jenjang pendidikan dasar, hal ini dikare- ini belum maksimal dimana dalam hal ini guru
nakan pemecahan masalah merupakan salah masih menggunakan strategi atau metode
satu kemampuan yang harus dikuasai siswa pembelajaran yang kurang bervariatif, den-
setelah belajar matematika. Mulyono (2009) gan demikian kemampuan pemecahan ma-
menyatakan bahwa kemampuan pemecahan salah matematis siswa kurang berkembang
masalah matematis penting dimiliki oleh seti- dengan baik dan siswa menjadi tidak aktif
ap siswa dengan beberapa alasan, yaitu men- dalam proses pembelajaran, oleh karena itu
jadikan siswa lebih kritis dan analitis dalam diperlukan suatu strategi pembelajaran yang
mengambil keputusan di dalam kehidupan. sesuai dengan permasalahan-permasalahan
Oleh karena itu kemampuan ini sangat diper- yang dihadapi siswa dalam proses pembela-
lukan siswa terkait dengan kebutuhan siswa jaran di kelas sebagai upaya perbaikan terha-
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dap permasalahan yang ada. Berdasarkan hal
dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam tersebut maka strategi pembelajaran Problem
proses pembelajaran terkait menyelesaikan Based Learning dapat diterapkan sebagai al-
soal, meskipun demikian kemampuan siswa ternatif pembelajaran di kelas.
dalam menyelesaikan soal yang mengacu Strategi pembelajaran Problem Based
pada kemampuan pemecahan masalah masih Learning menawarkan kebabasan siswa da-
rendah. lam proses pembelajaran. Rusmono (2014)
Berdasarkan kenyataan di lapangan ha- mengatakan bahwa dalam strategi pembela-
sil studi yang telah dilakukan oleh Jatisunda jaran Problem Based Learning siswa diharap-
(2016) menyatakan bahwa salah satu faktor kan untuk terlibat dalam proses penelitian
UNNES JOURNALS
Kreano 10(2) (2019): 146-152 148

yang mengharuskannya mengidentifikasi per- semester genap tahun ajaran 2019 di SD Ne-
masalahan, mengumpulkan data, dan meng- geri Serang 20, adapun teknik pengambilan
gunakan data tersebut untuk pemecahan ma- sampel menggunakan teknik purposive samp-
salah, oleh karena itu dengan menggunakan ling. Sugiono (2015) mengemukakan bahwa,
strategi pembelajaran Problem Based Lear- Purposive sampling adalah teknik penentuan
ning siswa akan dihadapkan pada masalah sampel dengan pertimbangan tertentu. As-
dalam proses pembelajaran, dengan demiki- pek perkembangan kognitif siswa dan materi
an akan membuat siswa aktif karena merasa yang akan disampaikan kepada siswa serta
tertantang untuk bekerjasama dan mengasah kelas yang digunakan dalam penelitian, pene-
kemampuan menyelesaikan masalah dengan liti mengambil sampel atas pertimbangan sa-
cara mengumpulkan dan menganalisis data ran dari guru kelas IV, adapun kelas yang akan
agar dapat memecahkan masalah serta me- diteliti yaitu kelas IVA dan IVB untuk penen-
nemukan solusinya, oleh karena itu strategi tuan kelas eksperimen dan kelas kontrolnya
pembelajaran sangat mempengaruhi kegia- sehingga hasilnya kelas IVA sebagai kelas eks-
tan proses pembelajaran sehingga guru se- perimen dan kelas IVB sebagai kelas kontrol.
baiknya menggunakan strategi pembelajaran Instrumen Penelitian yang digunakan
yang efektif untuk mencapai tujuan pembela- dalam penelitian ini adalah instrument tes dan
jaran. nontes. Instrumen tes digunakan untuk mem-
peroleh data kuantitatif kemampuan peme-
cahan masalah matematis siswa, adapun in-
METODE dikator pemecahan masalah matematis yang
Penelitian ini adalah penelitian eksperi- digunakann menurut Soemarmo (Amam,
men dengan jenis penelitiannya adalah quasi 2017) adalah sebagai berikut: (1) Mengiden-
eksperiment (eksperimen semu). Sugiyono tifikasi unsur yang diketahui, ditanyakan, dan
(2015), mengemukakan bahwa kuasi eks- kecukupan unsur yang diperlukan; (2) Mene-
perimen digunakan karena kelompok kont- rapkan strategi untuk menyelesaikan masa-
rol tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk lah; (3) Menjelaskan atau menginterpretasi
mengontrol variabel-variabel luar yang mem- hasil penyelesaian masalah.
pengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain Instrumen tes yang digunakan dalam
dalam penelitian yang digunakan adalah no- penelitian ini berupa soal uraian yang terdiri
nequivalent control group design, yaitu meng- dari 6 butir soal. Soal tes dipergunakan dua
gunakan kelompok yang sudah ada, Sugiyono kali, yaitu pada saat tes awal (Pretest) dan
(2015: 97), sebelum dua kelompok diberikan akhir pembelajaran (posttest) pada kedua
perlakuan, masing-masing kelompok dibe- kelompok sampel, yang terlebih dahulu dipe-
rikan tes awal (Pretest), kemudian diberikan riksa kepada para ahli yaitu dosen dan guru
perlakuan (Treatment) untuk kelas eksperimen kelas IV SD Negeri Serang 20, setelah itu diuji
dan kelas kontrol, setelah itu diberikan tes ak- coba untuk mengetahui tingkat kelayakan
hir (Posttest) pada kedua kelompok tersebut, soal dengan diuji validitas, reliabilitas, daya
dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu pembeda, dan tingkat kesukarannya.
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Penelitian ini juga menggunakan
(Sugiyono, 2015). instrumen penelitian non tes, adapun instru-
Populasi adalah keseluruhan subjek men non tes yang digunakan pada penelitian
penelitian, Arikunto (2013). Populasi umum- ini berupa observasi dan dokumentasi. Obser-
nya adalah seluruh siswa SD Negeri Serang 20 vasi dilakukan untuk mengetahui dan menga-
Semester Genap Tahun Ajaran 2019, sedang- mati aktivitas siswa secara keseluruhan sela-
kan populasi target adalah seluruh siswa kelas ma proses pembelajaran berlangsung yang
IV SD Negeri Serang 20. Sampel Penelitian ini digunakan untuk mengetahui permasalahan
terdiri dari dua kelas, yaitu satu kelas sebagai yang diteliti, sedangkan dokumentasi dalam
kelas ekperimen dan satu kelas sebagai kelas penelitian ini berupa daftar nilai siswa, dan
kontrol. Penentuan sampel sasaran dalam foto-foto kegiatan penelitian yang digunakan
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV sebagai bukti nyata bahwa peneliti sudah me-

UNNES JOURNALS
149 Indhira Asih V.Y. dkk, Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan...

lakukan kegiatan penelitian di lapangan. terhadap kedua kelas sampel yaitu dengan
Data hasil pretest dan posttest diolah pemberian soal pretest yang bertujuan untuk
dan dianalsis sesuai dengan rumusan masalah mengetahui kemampuan awal pemecahan
yang telah dibuat dengan menggunakan sta- masalah matematis siswa setara atau tidak.
tistik deskriptif dan statistik inferensial. Sta- Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa
tistik deskriptif digunakan untuk mengana- rata-rata hasil Pretest kelas eksperimen dan
lisis data dengan cara mendeskripsikan atau kelas kontrol tidak berbeda jauh. Hal ini mem-
menggambarkan data yang telah terkumpul. beri arti bahwa kemampuan awal pemecahan
Statistik deskriptif berupa rata-rata, skor mi- masalah matematis kedua kelas tidak terda-
numum, skor maksimum, simpangan baku pat perbedaan signifikan. Setelah dilakukan
dan varians sedangkan statistik inferensial pretest kelas eksperimen diberi perlakukan
digunakan untuk menganalisis data dengan dengan strategi pembelajaran Problem Based
membuat generalisasi pada data sampel agar Leraning dan kelas kontrol dengan startegi
hasilnya dapat diberlakukan pada populasi. pembelajaran Inkuiri. Kemudian siswa mela-
Statistik Inferensial terbagi menjadi statistik kukan posttest untuk mengetahui kemampu-
parametric dan non parameterik. Statistik pa- an pemecahan masalah matematis siswa se-
rametrik digunakan untuk menguji normalitas telah pemberian perlakuan.
dan homogenitas suatu data. Sedangkan Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa se-
statistik non paramterik digunakan jika salah cara statistika deskriptif rata-rata siswa kelas
satu data atau kedua nya tidak normal mau- eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
pun homogen. Hasil akhir analisis penelitian rata-rata siswa kelas kontrol. Oleh karena itu
ini akan menjawab rumusan masalah dan hi- rata-rata hasil Posttest kelas eksperimen lebih
potesis penelitian. baik dari pada kelas kontrol.
Berdasarkan nilai posttest tersebut,
HASIL DAN PEMBAHASAN maka dapat diklasifikasikan tingkat kemam-
Untuk menguji penelitian ini terdapat puan pemecahan masalah matematis siswa.
beberapa instrumen yang akan diberikan Tingkat klasifikasi tersebut yakni, sangar
yakni pretest dan posttest, selanjutnya nilai- tinggi (st), tinggi (t), cukup (c), rendah (r) dan
nilai dari pretest dan posttest tersebut diolah sangat rendah (sr), adapun klasifikasi kemam-
menggunakan analisis deskriptif dan anali- puan pemecahan masalah matematis siswa
sis inferensial. Langkah awal yang dilakukan disajikan dalam Gambar 1.

Tabel 1. Statistik Deskriptif Data Pretest


Pretest Jumlah data Min Maks Rata-Rata Std Deviasi Varians
Kelas Ekperimen 26 25 54 37,19 8,65 74,96
Kelas Kontrol 25 20 54 34,74 9,87 97,44

Tabel 2.Statistik Deskriptif Data Posttest


Posttest Jumlah data Min Maks Rata-rata Std Deviasi Varians
Kelas Ekperimen 26 50 96 75,03 12,95 167,5
Kelas Kontrol 25 46 92 68,7 13,26 176

Gambar 1. Klasifikasi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

UNNES JOURNALS
Kreano 10(2) (2019): 146-152 150

Gambar 1 menunjukkan persentase ni- genitas Pretest yang ditunjukkan pada Tabel 4
lai rata-rata kemampuan pemecahan masalah berasal dari populasi yang homogen.
matematis siswa. Adanya peningkatan dika- Berdasarkan hasil Tabel 5 didapat bah-
rena siswa mulai memahami langkah-langkah wa kedua data berdistribusi normal dan ho-
mengerjakan soal pemecahan masalah mate- mogen dan thitung ttabel atau 1,71 1,67 artinya HO
matis. Tinggi rendahnya rata-rata peningka- ditolak, sehingga pencapaian akhir kemapuan
tan skor pretest dan posttest dilihat berdas- pemecahan masalah matematis siswa yang
arkan kriteria nilai N-gain nya, ada yang menggunakan strategi pembelajaran Problem
rendah, sedang dan tinggi. Based Learning lebih baik daripada siswa yang
Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa pe- menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri.
ningkatan rata-rata skor pretest dan posttest Berdasarkan hasil Tabel 6 didapat bah-
kelas ekperimen peningkatannya lebih tinggi wa kedua data berdistribusi norml dan ho-
dibandingkan kelas kontrol. mogen dan thitung ttabel atau 2,00 1,67 artinya
Data statistik deskripstif yang telah di- HO ditolak, sehingga peningkatan kemapuan
jabarkan pada sebelumnya mungkin belum pemecahan masalah matematis siswa yang
bisa menerangkan secara lengkap apakah menggunakan strategi pembelajaran Problem
kemampuan pemecahan masalah matematis Based Learning lebih baik daripada siswa yang
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ber- menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri.
beda atau sama pada hasil pretest, posttest Salah satu kemampuan yang harus di-
dan N-gain oleh karena itu data dari hasil ter- miliki siswa adalah kemampuan pemecahan
sebut diuji dengan statistik inferensial. Statis- masalah matematis. Utami dan Wutsqa (2017)
tik inferensial pretest dapat dilihat pada Tabel mengungkapkan bahwa kemampuan pem-
4. ecahan masalah menjadi salah satu tujuan
Berdasarkan Tabel 4 data kedua kelas pembelajaran matematika yang harus dicapai
berdistribusi normal. Adapun Data uji Homo- oleh siswa, karena dalam kehidupan sehari-

Tabel 3. Statistik Deskriptif Data Gain


Kelas Jumlah data Min Maks Rata-rata Std Deviasi Varians
Ekperimen 26 0,33 0,92 0,59 0,17 0,0303
Kontrol 25 0,26 0,81 0,51 0,16 0,0280

Tabel 4. Ringkasan Uji Statistik Skor Pretest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Uji Normalitas (Uji -χ²) Uji Homogenitas (Uji -F)
Kelas
Thitung<Ttabel Ket : Fhitung<Ftabel Thitung<Ttabel
Ekperimen 6,9338 < 11,070 HO ditolak
1,20 < 1,97 HO ditolak
Kontrol 5,252 < 11,070 HO ditolak

Tabel 5. Ringkasan Uji Statistik Skor Posttetst Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Uji Normalitas (Uji -χ²) Uji Homogenitas (Uji -F) Uji Hipotesis 1 (Uji-t)
Kelas
Thitung<Ttabel Ket : Fhitung<Ftabel Ket : Thitung > Ttabel Ket
Eksperimen 2,7153 < 11,070 HO ditolak
1,04 < 1,97 HO ditolak 1,71 > 1,67 HO ditolak
Kontrol 3,7958 < 11,070 HO ditolak

Tabel 6. Ringkasan Uji Statistik Skor Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Uji Normalitas (Uji -χ²) Uji Homogenitas (Uji -F) Uji Hipotesis 2 (Uji-t)
Kelas
Thitung<Ttabel Ket : Fhitung<Ftabel Ket : Thitung > Ttabel Ket
Eksperimen 6,9308 < 11,070 HO ditolak
1,08 < 1,97 HO ditolak 2,00 > 1,67 HO ditolak
Kontrol 6,7288 < 11,070 HO ditolak

UNNES JOURNALS
151 Indhira Asih V.Y. dkk, Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan...

hari secara sadar maupun tidak sadar, setiap untuk kelas kontrol memiliki rata-rata 34, 74.
siswa dihadapkan dengan berbagai perma- Nilai rata-rata dari kedua kelompok tersebut
salahan yang menuntut kemampuan pem- berada pada kategori yang rendah. Sedang-
ecahan masalah terkait dalam menyelesaikan kan setalah diberikan perlukan, nilai rata-rata
soal. kedua kelas mengalami peningkatan dimana
Dimana hal tersebut dapat diterap- kelas ekperimen memiliki rata-rata 75,03 se-
kan dengan strategi pembelajaran Problem dangkan untuk kelas kontrol memiliki rata-
Based Learning, karena strategi ini berorien- rata 68,7, nilai rata-rata tersebut berada pada
tasi pada masalah kehidupan sehari-hari. Hal kategori sedang. Walaupun hasil akhir sama-
tersebut sesuai dengan pendapat Tyas (2017) sama mengalami peningkatan, akan tetapi
yang mengungkapkan bahwa pembelajaran berdasarkan hasil uji-t satu pihak didapat
berbasis masalah termasuk kategori Teach- bahwa thitung ttabel atau 1,71 1,67 artinya Ho di-
ing Via Problem Solving, dimana pembelaja- tolak, sehingga pencapaian akhir kemampu-
ran konten matematika dilakukan melalui an pemecahan masalah matematis siswa ke-
penyajian masalah yang berorientasi inkuiri. las ekperimen lebih baik daripada siswa kelas
Masalah yang disajikan dalam Problem Based kontrol.
Learning merupakan masalah dalam kehidu- Strategi pembelajaran Problem Based
pan sehari-hari dan melalui masalah terse- learning dan strategi inkuiri mampu mening-
but mampu merangsang siswa mempelajari katkan kemampuan pemecahan masalah
masalah ini berdasarkan pengetahuan dan matematika siswa, sebagaimana Dwiyanto
pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa (2016) mengatakan bahwa Problem Based
sehingga dari pengalaman yang telah dimiliki Learning merupakan strategi belajar yang
siswa akan terbentuk pengetahuan dan pen- menggunakan masalah sebagai langkah awal
galaman yang baru. Oleh karena itu penera- dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pan Problem Based Learning dalam pembela- pengetahuan baru. Strategi ini juga berfokus
jaran matematika dapat memfasilitas siswa pada keaktifan siswa dalam kegiatan pem-
dalam mengungkapkan permasalahan dan belajaran. Siswa tidak lagi diberikan materi
cara yang dimiliki siswa untuk menyelesaikan belajar secara satu arah seperti pada strategi
permasalahan tersebut kedalam model atau pembelajaran konvensional, dengan strategi
konteks matematika, sebagaimana pendapat Problem Based Learning diharapkan siswa da-
Trianto (2007) bahwa pembelajaran berbasis pat mengembangkan pengetahuan mereka
masalah merupakan metode yang efektif un- secara mandiri, adapun karakter pembelaja-
tuk membantu siswa dalam memperoses in- ran berbasis masalah ini adalah 1) pelajaran
formasi yang sudah ada dalam benaknya dan berfokus pada pemecahan masalah, 2) tang-
menyusun pengetahuan sendiri tentang dunia gung jawab untuk memecahkan masalah ber-
sosial dan sekitarnya. Sedangkan pembelaja- tumpu pada siswa, 3) guru mendukung proses
ran menggunakan strategi inkuiri mengarah- saat siswa mengerjakan masalah.
kan pada suatu penemuan konsep matema- Proses pemecahan masalah juga dapat
tika dengan cara mencari dan menemukan pula dikembangkan melalui strategi inkuiri,
sendiri jawaban dari suatu permasalahan, hal ini sesuai dengan pendapat Hendracipta
Sanjaya (2006). (2017) strategi inkuiri adalah rangkaian kegia-
Setelah diterapkan strategi problem tan yang menekan pada proses berfikir secara
based learning untuk kelas ekperimen dan kritis dan analitis untuk mencari dan mene-
startegi pembelajaran inkuiri untuk kelas mukan sendiri jawaban dari suatu masalah.
kontrol selama empat kali pertemuan, terda- Melalui pembelajarn ini siswa mampu mem-
pat peningkatan nilai rata-rata kemampuan bangun rasa ingin tahu dan meningkatkan
pemecahan masalah matematis siswa. Hal kepercayaan dirinya. Pada penerapan strategi
tersebut dapat dilihat dari hasil akhir yang pembelajaran inkuiri siswa diberikan kebeba-
diperoleh siswa, dimana nilai rata-rata siswa san berpendapat dalam sebuah kelompok dis-
sebelum diberikan perlakuan memiliki rata- kusi untuk membiasakan siswa berinteraksi
rata 37,19 untuk kelas ekperimen sedangkan dengan siswa yang lain dalam memecahkan
UNNES JOURNALS
Kreano 10(2) (2019): 146-152 152

suatu permasalahan yang sedang dihadapi. DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan uraian diatas, bahwa den- Amam, A. (2017). Penilaian Kemampuan Pemecahan
gan diterapkannya starategi problem based Masalah Matematis Siswa SMP. Jurnal Teori Riset
Matematika (Teorema), 2(1), 39-48
leraning untuk kelas ekperimen dan strategi
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian, Jakarta: PT.
pembelajaran inkuiri untuk kelas kontrol da- Rineka Cipta.
pat meningkatkan kemampuan siswa dalam Dwiyanto, D. (2016). Strategi Pembelajaran Berbasis Ma-
memecahkan masalah matematis, karena salah. Surabaya: CV. Garuda Mas Sejahtera (on-
ada peningkatan kualitas bagi siswa. kualitas line di nulisbuku.com)
siswa yang meningkatkan yaitu kemampuan Jatisunda, M. G. (2016). Peningkatan Kemampuan Pem-
ecahan Masalah Matematis Siswa SMP Melalui
pemecahan masalah matematis dalam pem-
Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstu-
belajaran matematika. Setelah diterapkan al. Jurnal THEOREMS (The Original Research of
strategi pembelajaran kepada masing-masing Mathematics), 1(1).
kelas, terdapat peningkatan nilai-nilai ke- Hendracipta, N., Syachruroji, A., & Hermawilda, H.
mampuan pemecahan masalah matematis (2017). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara
siswa. Dimana, untuk kategori sangat tinggi yang Menggunakan Srategi Inkuiri dengan
mencapai 34,61% pada kelas ekperimen dan Strategi Ekspositori. Jurnal Pendidikan Sekolah
Dasar (JPSD), 3(1), 33-41.
16% pada kelas kontrol. Selanjutnya katego- Mulyono, A. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
ri tinggi di kelas ekperimen mencapai 46,15% Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
dan di kelas kontrol mencapai 48%. Sedang- Tyas, R. (2017). Kesulitan Penerapan Problem Based
kan untuk kategori cukup, pada kelas ekpe- Learning Dalam Pembelajaran Matematika. Jur-
rimen 19,23% dan dikelas kontrol mencapai nal Tecnoscienza. 2(1), 44-52
36%. Walaupun hasil akhir sama-sama men- Rusmono. (2014). Strategi Pembelajaran dengan Prob-
lem Based Learning Itu Perlu: Untuk Meningkat-
galami peningkatan, akan tetapi berdasarkan
kan Profesionalitas Guru Jilid 2. Bogor: Penerbit
hasil uji-t satu pihak didapat bahwa thitung ttabel Ghalia Indonesia.
atau 2,00 1,67 artinya Ho ditolak, sehingga pe- Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi
ningkatan kemampuan pemecahan masalah Standard dan Proses Pendidikan, Jakarta: Ken-
matematis siswa kelas ekperimen lebih baik cana Prenada Media Group.
daripada siswa kelas kontrol. Sugiyono. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif kuanti-
tatif & RND Bandung: Alfabeta
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
PENUTUP Konstruktivitik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Simpulan Utami, R. W., & Wutsqa, D. U. (2017). Analisis Kemam-
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, puan Pemecahan Masalah Matematika dan Self-
diperoleh bahwa pencapaian akhir dan pe- Efficacy Siswa SMP Negeri di Kabupaten Ciamis.
ningkatan kemampuan pemecahan masalah Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 4(2), 166-
175.
matematis siswa yang menggunakan strategi Widodo, S., & Kartikasari, K. (2017). Pembelajaran Pem-
pembelajaran Problem Based Learning lebih ecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Dasar
baik daripada siswa yang menggunakan stra- dengan Model Creative Problem Solving (CPS).
tegi pembelajaran inkuiri. PRISMA, 6(1), 57-63.

UNNES JOURNALS

Anda mungkin juga menyukai