Disusun oleh :
Hana Afiana Khoerunnisa 19510177
Karlina Mutiara Sihombing 19510102
Razy Satria 19510043
Rezki Adelima Lubis 19510189
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia beserta rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan proposal
penelitian tidakan kelas dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Materi SPLDV Kelas IX
SMP”.
Proposal skripsi ini disusun atas kerjasama dan berkat bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada Doden pengampu matakuliah
Penelitian Tindakan Kelas yaitu ibu Aflich Yusnita Fitrianna, M.Pd. yang telah membimbing
dan membantu dalam penyelesaian proposal PTK ini . Penyusun menyadari adanya
keterbatasan di dalam penyusunan proposal skripsin ini. Besar harapan penyusun akan saran
dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya Penyusun berharap agar proposal skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi pembaca sekalian.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
ABSTRAK.................................................................................................................................iii
BAB I PENFAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.........................................................................................................2
C. Pembahasan dan Rumusan Masalah................................................................................3
D. Tujuan Penelitian.............................................................................................................3
E. Manfaat Hasil Penelitian..................................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................................................5
A. Kajian Teori.....................................................................................................................5
F. Kajian Hasil Penelitian....................................................................................................9
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN..............................................................................11
A. Objek Tindakan..............................................................................................................11
B. Lokasi penelitian............................................................................................................11
C. Metode Pengumpulan Data............................................................................................11
D. Metode Analisis Data.....................................................................................................11
E. Cara Pengambilan Kesimpulan......................................................................................11
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................................................12
A. Gambaran tentang setting..............................................................................................12
B. Uraian Penelitian secara umum......................................................................................12
C. Penjelasan Per Siklus.....................................................................................................12
D. Proses Menganalisis Data..............................................................................................13
E. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan...................................................................14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................................16
B. Saran untuk Tindakan Lebih Lanjut..............................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................17
ii
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil survey lapangan dan wawancara terhadap siswa
tentang materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Berdasarkan survey lapangan banyak
siswa yang tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis khususnya pada materi
SPLDV ini rendah. Selain itu saat di wawancarai siswa juga mengaku kesulitan dalam
menyelesaikan soal permasalahan SPLDV karena beragamnya soal permasalahan tersebut.
Maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa pada materi SPLDV dengan penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (pembelajaran berbasis masalah). Penelitian ini dilakukan dengan
metode tindakan kelas yaitu penerapan model pembelajaran PBL pada saat pembelajaran
berlangsung. Adapun subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Pasundan
Cimahi. Penelitian ini dilaksanakan pada akhir semester 1 tahun ajaran 2022/2023 yaitu pada
bulan Desember. Instrument peneitian ini meliputi RPP, LKPD, dan soal tes juga instrument
wawancara kepada siswa dan guru. Kemudian data diambil dari hasil tes siswa untuk
kemudian di periksa dan di olah untuk megetahui apakah model pembelajaran PBL dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa. Hasil dari data tersebut
menyebutkan bahwa model pembelajaran PBL dapat mempengaruhi tingkat kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa.
Kata Kunci : Problem Based Learning, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis,
SPLDV
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas”.
Maka dalam hal ini model pembelajaran yang dirasa cocok untuk mencapai
suatu tujuan pendidikan yaitu kemampuan memecahkan masalah adalah pembelajaran
yang berbasis pada masalah atau yang biasa disebut model pembelajaran Problem
Based Learning. Menurut (Supiadi & Julung, 2016) Pada prinsipnya PBL menekankan
pada peningkatan dan perbaikan cara belajar dengan tujuan untuk menguatkan konsep
dalam situasi nyata, mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
keterampilan memecahkan masalah, meningkatkan keaktifan belajar siswa,
mengembangkan keterampilan membuat keputusan, menggali informasi,
meningkatkan percaya diri, tanggung jawab, kerjasama dan komunikasi. Berdasarkan
hasil penelitiannya juga mengatakan bahwa model PBL secara signifikan
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar kognitif pada
siswa. Problem base learning membantu siswa untuk menerapkan pemahaman
suatu konsep, dengan terlebih dahulu diberikan masalah di awal
pembelajaran untuk didiskusikan dan diselesaikan secara bersama-sama. Adapun
masalah yang diberikan disesuaikan dengan jangkauan pemikiran dan kebutuhan
(Ariandi, 2016).
Namun berdasarkan hasil survey lapangan dan wawancara menyatakan bahwa
siswa kelas VIII SMP Pasundan masih banyak yang mengalami kesulitan (kurang
menguasai) kemampuan pemecahan masalah matematis khususnya pada materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel. Dimana siswa kurang tergali motivasinya untuk
belajar yang menyebabkan siswa tidak peduli terhadap materi pembelajaran. Selain
itu, siswa juga tidak terbiasa dalam menyelesaikan soal. Yang mana hal ini sangat
berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Terlebih
karena soal permasalahan pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel itu
sangat beragam. Dalam keberlangsungan pembelajaran juga guru hanya menggunakan
model pembelajaran konvensional atau ceramah saja, tanya jawab dan diskuisi,
sehingga tidak dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, juga tidak dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Sehingga saat
pembelajaran siswa cenderung pasif dan tidak peduli. Oleh karena itu penulis akan
melakukan penelitian dengan judul “ Penerapan Model pembelajaran Problem Based
Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Kelas VIII SMP Pasundan pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel” .
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat diketahui bahwa minimnya
tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa disebabkan oleh :
1. Siswa kurang motivasi dalam belajar.
Hal ini dapat dilihat ketika proses kegiatan belajar mengajar dikelas, mayoritas
siswa kurang motivasi belajar dan mintanya terhadap pelajaran matematika.
Sehingga banyak siswa yang terlihat tidak peduli terhadap materi yang
disampaikan. Ini juga meyebabkan siswa kurang faham terhadap konsep materi
khususnya pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan menelaah:
1. Mendeskripsikan implementasi PBL terhadap peningkatan kemampuan
pemecahan masalah pada siswa .
2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada siswa
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Ciri yang membedakan model pembelajaran dengan strategi atau metode
pembelajaran adalah adanya sintaks atau langkah-langkah pembelajaran.
Demikian pula halnya denga yang digunakan dalam pembelajaran berbasis
masalah.
Murut Nisak, 2016 model pembelajaran PBL adalah suatu model
pembelajaran yang mengajak siswa untuk berkelompok dan mengembangkan
pengetahuan, penalaran, berfikir kritis, serta memperoleh pengalaman dalam
diskusi kelompok itu. Model pembelajaran PBL terdiri dari 5 tahapan yaitu: (1).
Orientasi siswa pada masalah yaitu menjelaskan tujuan pembelajaran dan hal-hal
penting yang dianggap perlu, (2). Mengorganisasikan siswa dalam belajar,
maksudnya membantu siswa mengkoordinasikan tugas-tugas yang berkaitan
dengan masalah, (3). Memberi bantuan dalam penyelidikan secara mandiri atau
bersama kelompok, (4). Mengembangkan dan menyediakan alat-alat, membantu
siswa dalam perencanaan, (5). Menganalisis dan mengevaluasi pada penyeledikan
dan proses yang digunakan.
Sedangkan menurut Sudirman (dalam (Ariandi, 2016) pembelajaran PBL
adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan yang esensial dari
materi pelajaran.
Berdasarkan pengertian diatas, yang penyusun maksud dalam penelitian
dengan model pembelajaran PBL adalah suatu pembelajaran yang menggunakan
langkah-langkah/sintaks dengam mengembangkan cara berpikir kritis,
pengalaman, pengetahuan yang dikaitkan dengan masalah dunia
nyata/kontekstual.
2. Kemampuan Pemecahan Masalah
Menurut (Supartinah, 2009) kemampuan merupakan kesanggupan baawaan
sejak lahir atau merupakan hasil latihan yang menunjukkan suatu kegiatan yang
bisa dilakukan sekarang dan dapat dilakukan pada waktu mendatang.
Pengetahuan, sikap dan keterampilan yang terdapat pada seseorang pada dasarnya
merupakan kompetensi. Maka dari itu kemampuan bisa dikembangkan melalui
beberapa aspek. Aspek dari lingkungan maupun dari diri sendiri. Menurut
(Sariningsih & Purwasih, 2017) pemecahan masalah merupakan tujuan umum
dalam pembelajaran matematika, bahkan sebagai jantungnya matematika, artinya
kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam belajar
matematika. Maka dari itu, pembiasaan latihan secara terus menerus dan berusaha
5
sekuat tenaga dan pikiran dalam memecahkan suatu permasalahan sehingga
kemampuan itu bisa berkembang optimal. Kemampuan setiap orang berbeda-
beda, ada yang hebat dibidang akademik dan ada yang hebat dibidang
keterampilan. Dengan adanya perbedaan itu, tingkat kemampuanpu akan berbeda-
beda.
Beberapa tokoh menjelaskan betapa pentingnya pemecahan masalah
matematika. Diantaranya Klurik & Rudnick dan Dewey Swadener (dalam
(Herlambang, 2013) mengatakan bahwa ada lima langkah yang dapat dilakukan
dalam memecahkan masalah. Adapun langkah-langkah pemecahan masalah
menurut Klurik & Rudnick dalam tesis Herlambang sebagai berikut: 1. Membaca
dan berfikir (read and think) Aktifitas yang dilakukan pada tahap ini adalah
menganalisis masalah, menguji dan mengevaluasi fakta-fakta; menentukan
pertanyaan, seting secara fisik yang divisualisasikan, dideskripsikan dan
dipahami; masalah diterjemahkan ke dalam bahasa siswa dan menghubungkan
antara bagian- bagian dari masalah. 2. Mengeksplorasi dan merencanakan
(explore and plan) Aktifitas yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis
data dan menentukan syarat cukup suatu informasi, mengeliminasi hal-hal yang
tidak perlu, mengorgaisasikan data dalam suatu table, gambar atau model. 3.
Memilih suatu stategi (select a strategy) Strategi merupakan bagian penting dari
proses pemecahan masalah untuk memberi arah atau petunjuk kepada siswa dalam
menemukan jawabannya. Ada beberapa strategi yang umum dan dapat dipilih
untuk digunakan dalam memecahkan masalah yaitu: (a) mengenal pola-pola, (b)
bekerja mundur/balik, (c) menebak dan menguji, (d) melakukan percobaan dan
simulasi, (e) mereduksi atau memperluas, (f) mengorganisasi daftar atau
melengkapi daftar, (g) mendeduksi secara logis, (h) memisahkan dan mengatasi.
4. Menemukan suatu jawaban (find and answer) Pada langkah ini, semua
keterampilan-keterampilan matematika digunakan secara tepat untuk menemukan
suatu jawaban. Lakukan perkiraan secara tepat, gunakan bantuan teknologi seperti
kalkulator bila diperlukan. 5. Meninjau kembali dan mendiskusikan (reflect and
extend). Aktivitas yang dilakukan pada langkah ini adalah: (a) mengecek jawaban:
apakah perhitungan benar?, apakah pertanyaan terjawab?, apakah jawaban
rasional?, bagaimana jawaban bila dibandingkan dengan hasil perkiraan?, (b)
menemukan alternatif solusi, (c) membahas secara generalisasi, (e) menciptakan
variasi-variasi yang menarik pada maslah semula.
Sedangkan langkah pemecahan masalah menurut Dewey dalam tesis
Herlambang, sebagai berikut:
1. Pengenalan (recognition): merasakan suatu kesulitan
a) Menyadari hal yang belum diketahui
b) Frustasi pada ketidak jelasan situasi
2. Pendefinisian (definition): mengklarifikasi karakteristik-karakteristik situasi
a) Mengkhususkan apa yang diketahui dan yang tidak diketahui
b) Menemukan tujuan-tujuan
c) Mengidentifikasi kondisi-kondisi yang standar dan ekstrim
3. Perumusan (formulation): menyatakan dengan jelas hipotesis-hipotesis dan
kondisi-kondisi
a) Memperhatikan pola-pola
b) Mengidentifikasi langkah-langkah dalam membuat perencanaan
c) Memilih dan menemukan algoritma
4. Mencoba (test): melaksanakan rencana
a) Menggunakan algoritma yang ada
b) Mengumpulkan data tambahan
c) Melakukan analisis kebutuhan
d) Merumuskan kembali masalah
e) Mencoba untuk situasi-situasi yang serupa
f) Mendapatkan hasil (jawaban)
5. Evaluasi (evaluation): apakah definisi masalah cocok dengan situasinya?
a) Apakah hipotesis-hipotesisnya sesuai?
b) Apakah tepat data yang digunakan?
c) Apakah tepat analisis yang digunakan?
d) Apakah analisis sesuai dengan tipe data yang ada?
e) Apakah hasilnya masuk akal?
f) Apakah hasilnya dapat diaplikasikan di tempat (soal) lain?
g) Apakah rencana (algoritma dapat diaplikasikan di tempat (soal) lain?
Berdasarkan uraian langkah-langkah pemecahan masalah yang
dikemukakan diatas terlihat bahwa aktivitas pada langkah kedua dan ketiga dari
Klurik & Rudnick sama dengan langkah kedua pemecahan masalah Polya.
Sedangkan aktivitas langkah pertama dan kedua dari Dewey sama dengan langkah
pertama pemecahan Polya.
Dari pembahasan diatas, pada penelitian ini pemecahan masalah yang
dimaksud adalah tahap-tahap yang dikemukakan Polya, yaitu: memahami
masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana dan
melakukan pengecekan terhadap semua langkah yang telah dikerjakan. Kegiatan
yang dilakukan setiap langkah jelas serta secara rinci mencakup semua langkah
pemecahan masalah dari pendapat ahli lain.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka indikator yang digunakan untuk
mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 2. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Tahap
Pemecahan Masalah Polya
A. Objek Tindakan
Objek tindakan dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII di SMP Pasundan
B. Lokasi penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SMP Pasundan
C. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara observasi,
wawancara serta pemberian pre-test soal, soal test siklu\s 1 dan soal test pada siklus 2.
D. Metode Analisis Data
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian lapangan yang berjenis
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif
subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan
sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu
landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar
penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
11
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
12
Siklus 2: Kegiatan pada siklus ini serupa dengan kegiatan di siklus pertama namun
lebih berorientasi pada penghalusan dan pemecahan masalah yang mungkin masih
muncul pada siklus kedua. Secara rinci kegiatan pada siklus ketiga iniadalah :
1. Peninjauan ulang kelemahan dari komponen-komponenpembelajaran,
2. Revisi komponen-komponen pembelajaran,
3. Pelaksanaan pembelajaran yang secara bersamaan dilakukan observasi kelas
untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi komponen-komponen pembelajaran
yang dikembangkan,
4. Setiap akhir kegiatan pembelajaran dilakukan diskusi dan refleksi mengenai
tindakan yang telah dilakukan,
5. Mewawancarai sejumlah siswa,
6. Melakukan tes kemampuan pemecahan masalah, serta
7. Menganalisis sejauh mana kegiatan yang dilakukan telah menjawab
permasalahan.
D. Proses Menganalisis Data
Dari hasil pengerjaan soal maka data yang diperleh data sebagai berikut
0
31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 - 90
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan penggunaan model pembelajaran
PBL pada materi SPLDV di kelas VIII SMP Pasundan terdapat peningkatan pada hasil
belajar siswa, hal ini dapat dilihat pada hasil tes siswa adanya kenaikan nilai pada
siklus kedua. Hal tersebut dapat disimpulkan penggunaan model pembelajaran PBL
dapat meningkatkan pemecahan masalah pada siswa.
B. Saran untuk Tindakan Lebih Lanjut
Saran untuk sekolah yaitu adanya penggunaan bahan ajar yang dapat meningkatkan
ketertarikan siswa dalam belajar, serta penggunaan model pembelajaran yang lebih
efektif untuk proses pembelajaran pada siswa
17
DAFTAR PUSTAKA