Proposal Skripsi
Oleh
HEDI PRATAMA
NPM. 2006103020010
Proposal Skripsi oleh Hedi Pratama, NIM: 2006103020010 dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran Generatif untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa Kelas VII di SMP” telah dibimbing dan disetujui untuk
diseminarkan.
Pembahas 1 :
Pembahas 2 :
Pembahas 3 :
Pembahas 4 :
Mengetahui
Koordinator Prodi S1 Pendidikan Matematika
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII di SMP” dengan baik. Shalawat dan
salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan para sahabat yang telah
memperjuangkan agama Allah dan membawa manusia dari zaman jahiliyyah kepada
Pada dasarnya penyusunan proposal skripsi ini adalah hasil kerjasama dari
berbagai pihak yang telah mengulurkan bantuan pada penulis, baik berupa saran, kritikan
maupun motivasi dalam pengerjaan proposal ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima
1. Bapak Dr. M. Ikhsan, M.Pd selaku dosen wali sekaligus pembimbing yang telah
2. Orangtua, adik tersayang dan seluruh keluarga yang selalu memberikan doa dan
Penulis berharap dengan proposal ini akan memberikan manfaat yang besar kepada
pembaca dan ikut serta berpartisipasi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Namun,
penulis juga menyadari bahwa proposal ini juga memiliki banyak keterbatasan dan
proposal ini. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang diperlukan dalam memperbaiki
HEDI PRATAMA
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iv
BAB I ................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 5
1.5 Definisi Operasional.............................................................................................. 6
BAB II ............................................................................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 8
2.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ..................................................... 12
2.2 Model Pembelajaran Generatif ........................................................................... 12
2.3 Keterkaitan Model Pembelajaran Generatif Dengan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis ............................................................................................. 14
2.4 Tinjauan Materi Persegi Dan Persegi Persegi Panjang ………………………...15
2.5 Penelitian Terdahulu ...………………………………………………………….16
2.6 Hipotesis Penelitian …………………………………………………………….17
Pendidikan dalam arti yang luas adalah hidup. Dapat dikatakan bahwa pendidikan
serta situasi yang memberikan dampak positif bagi perkembangan setiap individu
No.20 tahun 2003, menyatakan bahwa Pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif
Peranan guru sangat penting dalam pendidikan. Seorang guru harus memiliki dan
mampu menerapkan strategi tertentu supaya peserta didik dapat belajar secara efektif.
Setiap peserta didik memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Tindakan atau perilaku
belajar dapat diatur dan berjalan sesuai dengan karakteristik masing-masing peserta
didik. Perbedaan peserta didik inilah yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam
menerapkan model pembelajaran yang sesuai, sehingga guru dapat mengetahui sejauh
mana peserta didik dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan (Hakim,
2015a).
Salah satu hal terpenting dalam belajar matematika agar memiliki kemampuan
berpikir logis, analisis, kritis dan kreatif dapat tercapai adalah dengan mengembangkan
2
kemampuan pemecahan masalah matematika. Kemampuan pemecahan masalah dalam
Sebagian masalah kadang tertutup atas peserta didik, dimana peserta didik bingung dan
tidak menemukan penafsirannya atau jalan keluar atas masalah yang dihadapinya, maka
pada saat itu tibalah peran guru untuk menjelaskan apa yang sulit dan tertutup bagi
peserta didik. Guru juga dapat memilih dan menerapkan suatu strategi pembelajaran
yang lebih efektif untuk disajikan sesuai dengan bentuk materi yang akan disampaikan
pembelajaran matematika dan merupakan salah satu tujuan utama dari pembelajaran
matematis, permasalahan yang sering muncul dikalangan para peneliti adalah sulitnya
mendefinisikan, membuat indikator dan soal yang tepat yang dapat mengukur
Salah satu materi yang di pelajari di kelas VII adalah Persegi dan Persegi Panjang.
Persegi dan Persegi panjang merupakan bagian dari geometri, bangun ini bangun yang
menarik,selain itu untuk dasar mempelajari bangun-bangun yang lain seperti balok,
kubus, limas dan lain sebagainya. Namun pada kenyataanya, geometri merupakan
momok bagi siswa, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar geometri
karena di dalam geometri terdapat banyak konsep dan prinsip yang dipelajari. Melihat
dari manfaat yang banyak dari geometri namun tidak seimbang dengan hasil di lapangan
di mana geometri masih menjadi momok bagi siswa maka dalam hal ini perlu adanya
siswa kurang mampu menyelesaikan soal yang bersifat non rutin dan siswa masih
kurang mengembangkan ide dan kemampuan yang dimilikinya (Suryani dkk., 2020).
Salah satu permasalahan rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa yakni guru-
guru yang masih sangat banyak menggunakan model pembelajaran konvesional. Model
diawali dengan guru memberikan materi kemudian dilanjutkan diskusi dan tanya
suatu rujukan belajar yang memandang bahwa pengetahuan itu harus dibangun oleh
pembelajar sendiri, sehingga belajar dipandang sebagai suatu proses aktif yang
dilakukan oleh pembelajar”. Pembelajar atau yang dalam hal ini disebut peserta didik
senantiasa dituntut untuk dapat membangun sendiri suatu pengetahuan atau konsep”.
lebih menekankan pada peserta didik sebagai pusat dalam proses pembelajaran,
pendekatan ini juga diharapkan dapat merangsang dan memberikan peluang kepada
peserta didik untuk lebih aktif belajar, berpikir inovatif, dan mengembangkan potensinya
secara optimal.
Sementara itu salah satu model pembelajaran yang mengacu pada konsep
konstruktivisme adalah model pembelajaran generatif. Hal ini Sesuai dengan yang
cara yang efektif untuk melatih kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah
karena model pembelajaran generatif merupakan salah satu model pembelajaran yang
menerapkan model belajar berpusat pada siswa yang mempriotaskan keaktifan siswa dan
memberikan peluang pada siswa untuk menemukan suatu konsep sendiri dengan
difasilitasi oleh guru sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah lebih
baik. Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah model
pembelajaran generatif.
Model pembelajaran generatif terdiri dari empat tahapan, yaitu pendahuluan atau
disebut tahap eksplorasi, pemfokusan, tantangan atau tahap pengenalan konsep, dan
dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis. Hal ini dapat dilihat
pada tahapan penerapan, siswa diajak untuk dapat memecahkan masalah berkaitan
SMP”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini ialah “Apakah kemampuan pemecahan masalah siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran generatif lebih baik daripada siswa yang diajarkan
1. Bagi Siswa
2. Bagi Guru
Khususnya bagi guru matematika SMP, dapat menjadi tolak ukur dan bahan
pembelajaran guru agar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga kualitas pembelajaran
proses berpikirnya untuk menentukan apa yang harus dilakukan dalam mengatasi
masalah.
konteks pendidikan, model ini dirancang untuk merangsang siswa untuk berpikir
4) Materi Persegi dan Persegi Panjang adalah konsep geometri yang umum diajarkan di
sekolah dasar dan menengah. Persegi sebuah bentuk dengan empat sisi yang
panjangnya sama dan memiliki sudut-sudut yang sama besar (90 derajat). Persegi
Panjang adalah sebuah bentuk dengan dua pasang sisi yang panjangnya berbeda, dan
kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai dalam
hari. Pembelajaran pemecahan masalah lebih berfokus pada proses dan strategi.
tersebut menjadi kemampuan pokok yang wajib dimiliki dalam belajar matematika
belajar bagaimana caranya menyelesaikan masalah, dan juga belajar untuk menentukan
metode apa yang cocok untuk digunakan agar masalah tersebut dapat dipecahkan. siswa
permasalahan dengan bimbingan guru. Standar Proses NCTM menurut Sloan (2005),
siswa lebih cenderung untuk mengembangkan pemahaman dan konseptual dari ide-ide
matematika yang berbeda. Terdapat lima standar proses NCTM meliputi: (1) pemecahan
masalah, (2) penalaran dan bukti, (3) komunikasi, (4) koneksi, dan (5) penyajian.
Pembelajaran berstandar NCTM meliputi 4 komponen yaitu: (1) tugas, (2) wacana, (3)
lingkungan, dan (4) analisis. Kurikulum 2013 diterapkan di sebagian pendidikan di
masalah dan kemampuan bernalar siswa dapat ditingkatkan dengan melatih kemampuan
Dalam matematika terdapat dua jenis masalah (soal) yaitu soal rutin dan soal non
rutin. Soal rutin merupakan soal yang prosedurnya sama atau mirip dengan hal yang
baru dipelajari, sedangkan soal non rutin, untuk menyelesaikannya diperlukan strategi
dan pemahaman konsep yang baik (Harahap, 2022). Masalah bagi siswa salah satu nya
adalah soal atau pertanyaan,termasuk matematika. Soal atau pertanyaan dalam bentuk
yang sesuai konsep memecahkan masalah adalah soal yang memberikan tantangan dan
metode untuk memecahkannya tidak langsung tampak pada soal atau pertanyaan
akan didapat metode penyelesaian yang sesuai (Wardhani dkk., 2010). Siswa
membutuhkan pemikiran yang kreatif untuk memecahkan soal atau pertanyaan tersebut.
pemecahan masalah yaitu: minimal mempunyai dua cara jawab; minimal mempunyai
dua pemecahan; membutuhkan akal, penalaran dan percobaan; serta cocok dengan
kehidupan nyata dan minat siswa (Yuhani dkk., 2018). Berdasarkan pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa tidak semua soal matematika dapat dikategorikan sebagai soal
siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikirnya. Tidak semua masalah yang dapat
dijadikan dalam soal atau pertanyaan. Masalah dalam pembelajaran matematika dapat
disajikan dalam bentuk soal tidak rutin yang berupa soal cerita, penggambaran
penomena atau kejadian, ilustrasi gambar, atau teka-teki (Lidinillah, 2011). Oleh karena
itu soal atau pertanyaan merupakan suatu masalah bagi siswa yang satu tetapi tidak
dengan siswa yang lain. Karena mungkin siswa tersebut bisa menyelesaikan soal yang
dianggap sebagai masalah bagi siswa lain. Hal ini dikarenakan setiap siswa memiliki
ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Menyelesaikan suatu
masalah berarti menemukan jalan, dimana jalanitu belum pernah diketahui sebelumnya,
menemukan jalan keluar dari kesulitan, jalan melewati rintangan, mendapatkan hasil
akhir tidak secara tiba-tiba dengan hasil yang tepat (Tanjung & Nababan, 2019).
Pemecahan masalah merupakan aktivitas yang khas dari para ilmuwan. Permasalahan
teoritis dirumuskan sebagai konsekuensi dari kehausan para ilmuwan akan pengetahuan,
dan penyelesaiannya mengambil bentuk proposisi umum, yang disebut hipotesis, yang
konsisten dengan, dan memberikan penjelasan yang memuaskan untuk sementara, secara
empiris. observasi. Masalah-masalah praktis muncul sebagai hasil umpan balik dari
kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa agar mampu secara matematis memecahkan
kebenaran jawaban atau hasil yang diperoleh (Purnamasari & Setiawan, 2019).
Langkah-langkah Polya dapat dijadikan sebagai inovasi dalam pembelajaran yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum saat ini, yaitu: (1) mengorientasikan siswa pada masalah; (2)
memahami masalah; (b) menyusun rencana; (c) melaksanakan rencana; dan (d)
dan (5) melakukan analisis dan evaluasi terhadap proses pemecahan masalah (Zakiah
dkk., 2019).
diberikan soal uraian siswa menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
pada permasalahan tersebut, artinya siswa telah melakukan memahami masalah. Kedua
siswa menuliskan langkah-langkah apa saja yang akan digunakan untuk menyelesaikan
rencana pemecahan. Keempat siswa memeriksa kebenaran jawaban yang telah dituliskan
sehingga, artinya siswa telah melakukan langkah yang terakhir yaitu memeriksa
kembali.
dapat terlihat dengan: siswa mampu memahami masalah dengan menuliskan apa yang
dengan tepat, serta melihat kembali hasil penyelesaian. Oleh karena itu, kemampuan
pemecahan masalah matematis yang baik sangat diperlukan karena merupakan lima
kemampuan dasar yang utama harus dimiliki siswa, sehingga tujuan pembelajaran pun
matematika, para siswa akan mendapatkan cara-cara berfikir, kebiasaan tekun, dan
situasi yang akan mereka hadapi di luar ruang kelas matematika.Siswa juga akan
memiliki sifat kritis dan kreatif karena sisa terbiasa menghadapai masalah-masalah tidak
menggunakan soal uraian untuk diselesaikan secara sistematis sesuai dengan langkah-
matematis yang akan digunakan adalah indikator dari penjelasan Polya karena dalam
langkah Polya tahapan-tahapan yang digunakan dapat membuat pola pikir siswa menjadi
merupakan aturan skor yang ditetapkan sebagai pedoman dalam menilai jawaban siswa
akan penggunaan setiap langkah Polya digunakan dalam menjawab soal pemecahan
Menyelesaikan rencana
Tidak ada analisa atau perhitungan 0
penyelesaian
dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Tidak jauh
berbeda dengan Holil, Lusiana mengemukakan model pembelajaran adalah merupakan
penyesuaian pengetahuan baru siswa dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa
mengungkap ide atau gagasan dan alasan terhadap permasalahan yang diberikan
sehingga akan lebih memahami pengetahuan yang dibentuknya sendiri dan proses
Sementara itu salah satu model pembelajaran yang mengacu pada konsep
konstruktivisme merupakan teori yang sudah tidak asing lagi bagi dunia pendidikan,
sebelum mengetahui lebih jauh tentang teori konstruktivisme alangkah lebih baiknya di
ketahui dulu konetruktivisme itu sendiri (Suparlan, 2019). Pembelajaran sesuai teori
konstruktivisme berpusat pada siswa, siswa adalah sebagai pusat pemebelajaran, dimana
siswa harus aktif dalam pembelajaran terutama aktif dalam penyusunan konsep. Guru
pembelajaran generatif terdiri dari 4 tahap yaitu (1) tahap orientasi, tahapan untuk
memotivasi siswa dalam mempelajari materi yang diberikan, (2) tahap pengungkapan
ide, tahapan untuk mengungkap konsep awal siswa yang beragam mengenai topik yang
akan dibahas, (3) tahap tantangan dan restrukturisasi, tahapan untuk menciptakan
terjadinya konflik pada siswa, (4) tahap penerapan, tahapan yang bertujuan memberikan
yang beragam.
2019).
ini, guru membimbing siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap pengetahuan, ide
atau konsepsi awal yang diperoleh dari pengalaman sehari-harinya atau dari
dengan materi yang akan diajarkan, kemudiannsiswa akan diberikan kesempatan untuk
memberikan hipotesisnya sesuai dengan pemahaman konsep yang telah mereka miliki.
Hipotesis tersebut nantinya akan dibuktikan secara ilmiah dengan mencari bukti-bukti
ilmiah dalam kegiatan praktikum. Pada fase pemusatan, hipotesis yang telah dibuat akan
siswa lebih termotivasi untuk belajar dan mampu mengembangkan pikirannya. Setelah
fase pemusatan, kemudian dilaksanakan fase tantangan. Pada fase tantangan, setelah
diperoleh data, selanjutnya siswa menyimpulkan dan menulis dalam lembar kerja. Para
siswa diminta mempresentasikan temuannya melalui diskusi kelas sehingga akan terjadi
konsep yang telah mereka miliki dalam memecahkan soal-soal yang berhubungan
kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran generatif adalah sebagai berikut:
Siswa menjadi antusias dalam belajar, karena Membutuhkan waktu yang relatif lama
Siswa menjadi lebih aktif untuk berpendapat Dikhawatirkan terjadi salah konsep
Siswa menjadi lebih berani dalam Siswa yang pasif merasa diteror untuk
pemecahan masalah matematis siswa. Pertama tahap eksplorasi, pada tahap ini guru
konsep, pada tahap ini guru memberikan lembar kerja siswa untuk diselesaikan secara
berkelompok, pada tahap ini siswa menggunakan sebagian langkah pemecahan masalah
mendapatkan pengetahuan baru. Ketiga tahap tantangan, pada tahap ini langkah
pemecahan masalah tidak terlalu terlihat digunakan siswa karena pada tahap ini siswa
bersama kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi yang dilakukan pada saat tahap
pengenalan konsep. Keempat tahap penerapan konsep, sama halnya pada saat tahap
eksplorasi pada tahap ini guru memberikan beberapa permasalahan yang harus
masalah.
Tabel 2.3 Keterkaitan Langkah Model Pembelajaran Generatif dengan Langkah
Pemecahan Masalah Matematis
No Langkah Model Langkah Pemecahan Matematis
Pembelajaran Generatif
3 Tantangan -
a). Persegi
Persegi adalah bangun datar yang memiliki empat sisi yang sama panjang. Sisi
b). Sudut-sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh diagonaldiagonalnya.
c). Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang membentuk sudut siku –
siku.
Keliling itu adalah jumlah dari seluruh jarak yang ditempuh dari satu titik ke titik
Persegi ABCD memiliki 4 titik sudut. Apabila kita memutari persegi ini dari titik
A menuju B, lalu ke C, dan ke D, lalu ke A. maka dari panjang yang kita tempuh adalah
keliling persegi.
Gambar 2.3 Keliling Persegi
Rumusnya :
Keliling = 4 x sisi
L=sxs
Atau
Sebagai contoh persegi di atas. Ini adalah persegi ukuran panjang dan lebar 4cm.
Luasnya:
L=sxs
L=4x4
L = 16
Persegi panjang adalah bangun datar yang mempunyai empat rusuk. Rusuk-
rusuknya yang saling berhadapan sama panjang. Persegi panjang mempunyai empat titik
pasang rusuk yang sama panjang, rusuk yang lebih panjang sebut panjang, dan yang
besar.
= 2p + 2l
= 2 (p+l)
Luas persegi panjang adalah areal atau bidang yang ada di dalam bangun
persegi panjang. Sebenarnya sama saja pada intinya dengan persegi, namun karena
panjang rusuk-rusuknya ada yang berbeda maka diganti dengan panjang dan lebar.
(Jusniani & Nurmasidah, 2021) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Generatif
penelitian ini di pilih sebanyak 2 kelas dari sebelas kelas yang ada, dipilih dengan teknik
kemampuan komunikasi siswa yang memperoleh pembelajaran biasa, dan sikap siswa
(Zulkarnain & Rahmawati, 2014) dengan judul “Model Pembelajaran Generatif Untuk
yang menggunakan model pembelajaran generatif lebih tinggi daripada siswa yang
siswa. Kedua penelitian tersebut menjadi dasar dibuatnya penelitian ini karena dapat
siswa.
atas, maka dapat dikemukakan hipotesis pada penelitian ini adalah bahwa penerapan
masalah siswa di SMP. Oleh karena itu, penelitian eksperimen ini memungkinkan
antara variabel bebas dengan variabel terikat, dimana variabel bebas dikontrol dan
dikendalikan untuk dapat menentukan pengaruh yang ditimbulkan pada variabel terikat
(Ratminingsih, 2010).
eksperimental. Dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
rancangan penelitian) menjadi tinggi. Ciri utama dari true eksperimental adalah sampel
yang digunakan untuk kelompok eksperimen maupun kontrol diambil secara acak dari
populasi tertentu.
Bentuk desain yang dipilih adalah tipe pretest-posttest control group design.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing -masing dipilih secara random
(R). Peneliti mengadakan perlakuan yang berbeda terhadap dua kelas. Untuk kelas
29
kontrol dengan pembelajaran konvensional. Kemudian masing-masing kelas diberi
pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan diberikan posttest sesudah
antara kedua kelas menunjukkan efek dari perlakuan yang telah diberikan. Kelas kontrol
berfungsi sebagai pembanding dengan kelas eksperimen yang telah diberi perlakuan.
Efektivitas atau pengaruh dari variable bebas terhadap variabel terikat dilihat dari
perbedaan skor pretest dan posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Apabila terdapat perbedaan skor antara kedua kelompok, dimana skor pada kelompok
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan skor pada kelompok kontrol, maka dapat
disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan mempunyai pengaruh atau efektif terhadap
Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII MTsN Model Banda
Aceh. populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian yang memiliki karakteristik
dan kualitas tertentu yang telah ditetapkan untuk diteliti (Sugiyono, 2016).
Random Sampling atau biasa disingkat Random Sampling merupakan suatu cara
teknik pengambilan sampel tersebut, maka dipilih dua kelas sebagai sampel untuk
penelitian ini. Kelas VII-C sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-D sebagai kelas
variabel terikat (dependent variabel). variabel penelitian adalah suatu objek penelitian
yang menjadi pusat perhatian dari penelitian yang dilakukan (Arikunto, 2021).
Secara rinci variabel dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Variabel bebas : variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas
2. Variabel terikat : variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel bebas. Varibel terikat
Ada beberapa metode yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam suatu
penelitian. Dalam penelitian ini metode yang digunakan terdiri atas dua, yaitu
Tes adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil
belajar siswa. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dengan menggunakan cara atau aturan yang telah ditentukan
Soal tes yang digunakan terdiri atas beberapa soal bentuk pilihan ganda yang
dibagikan kepada sekelompok siswa yang menjadi sampel. Tes diberikan guna untuk
melihat perbedaan hasil dari kemampuan spasial siswa antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Pemberian tes dilakukan dua kali yaitu pemberian pretes di awal pertemuan
dan postes diakhir pertemuan untuk kedua kelas yang menjadi sampel penelitian ini.
3.4.2 Dokumentasi
laporan yang sudah tersedia. Dokumentasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan
gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian
(Sugiyono, 2016).
daftar nama siswa yang termasuk dalam kelas eksperimen dan kontrol, gambar/foto
Sebelum dilakukannya analisis data lebih lanjut, maka terlebih dahulu peneliti
melakukan uji prasyarat terhadap data yang telah dikumpulkan. Uji prasyarat yang
Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara spesifik
berdistribusi normal atau tidak. Untuk menyelidiki data tersebut, maka peneliti
Keterangan :
= nilai chi
kuadrat
= Frekuensi
pengamatan
= Frekuensi
harapan
antara lain:
Merumuskan hipotesis
Membuat tabel penyajian data untuk memudahkan dalam menghitung harga Chi
Kuadrat
Menentukan taraf signifikansi (α) untuk memperoleh harga Chi Kuadrat tabel.
Rumusnya :
Keterangan :
= Jumlah kolom
= Jumlah baris
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan guna mengetahui variansi dari dua atau lebih sampel
memiliki variansi yang sama. Untuk melakukan uji homogenitas peneliti menggunakan
uji F. Berikut langkah-langkah analisis yang dilakukan untuk mengetahui homogenitas
∑ ∑
√
∑ ∑
√
Pengujian hipotesis dilakukan guna melihat apakah ada atau tidaknya pengaruh
antara satu variabel dengan variabel lainnya. Uji hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan uji t. Tujuan dari dilakukannya uji tersebut ialah untuk melihat ada
pembelajaran berbasis teori Van Hiele berbantuan geogebra dan siswa yang tidak
diajarkan dengan berbantuan geogebra pada model pembelajaran berbasis teori van
Hiele.
statistiknya yaitu :
dengan model pembelajaran generatif tidak terdapat perbedaan daripada siswa yang
dengan model pembelajaran generatif lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan
̅̅̅ ̅̅̅
Keterangan :
berikut:
siswa guna untuk pengumpulan data dari penelitian yang akan dilakukan.
tempat penelitian.
2) Memberikan soal pretest dan posttest kemampuan spasial siswa saat pertemuan
4) Melakukan analisis terhadap data yang telah diperoleh saat dilakukan penelitian
Penelitian ini berencana akan dilakukan di MTsN Model Banda Aceh. Berikut
rencana jadwal pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan pada Mei 2024.
.
DAFTAR PUSTAKA