Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN FAN-N PICK TERHADAP

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN

DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

Proposal ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan


untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Novi Rizky Ramadhani


200710006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN FAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MALIUSSALEH

ACEH UTARA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis selalu diberikan kekuatan dan kemudahan dalam menyelesaikan
proposal ini yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Fan-N Pick Terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematis dan Disposisi Matematis Siswa SMP” tidak
lupa penulis mengucapkan shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW.

Penyelesaian penulisan proposal atas bantuan dari berbagai pihak yang terkait
secara langsung maupun tidak langsung, terutama dan teristimewa dipersembahkan
kepada keduaorang tua tercinta yang senantiasa memberikan rasa saying, didikan,
materi, serta doa yang selalu dipanjatkan pada Allah kepada penulis, dan tidak lupa
juga penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Aklimawati,S.Pd.,M.Pd dan Ibu
Nuraina,S.Pd.,M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak
bimbingan, arahan dan motivasinya sehingga penulisan proposal ini dapat
terselesaikan.

Proposal ini disusun oleh penulis guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
yaitu Seminar Pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan
Pendidikan dan Ilmu Terapan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uniersitas
Malikussaleh. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan proposal ini
melibatkan banyak pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Herman Fithra, S.T., M.T., IPM., ASEAN. Eng. selaku Rektor
Universitas Malikussaleh.
2. Bapak Dr. Muhammad Yusuf M.T selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Malikussaleh.
3. Ibu Dr. Fajriana, S.Si., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Terapan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Malikussaleh.
4. Ibu Aklimawati, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Malikussaleh.

i
5. Ibu Aklimawati,S.Pd.,M.Pd dan Ibu Nuraina,S.Pd.,M.Pd selaku dosen
penngampu mata kuliah Seminar Pendidikan
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan
Universitas Malikussaleh yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.
7. Teristimewa kepada kedua orang tua, Ayahanda Supardi dan Ibunda Megawati
yang senantiasa menyemangati dan memberikan do’a yang tiada henti untuk
penulis.
8. Sahabat-sahabat saya Mintaito, Erniyanti Zega, Dimas Larassaty, Jihan Nabillah,
Meri Usfira dan Auliyah Fitriyani Siregar.
9. Seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika angkatan 2020 kelas
A1, terima kasih atas kebersamaannya selama masa perkuliahan.

Aceh Utara, 24 mei 2023

Novi Rizky Ramadhani


NIM : 200710006

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................................. 5
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................................................. 5
1.4 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 6
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 6
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 8
2.1 Kajian Teori............................................................................................................... 8
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan .............................................................................. 17
2.3 Kerangka Pikir ........................................................................................................ 19
2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................................ 20
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 21
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ..................................................................................... 21
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................................. 22
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................................. 22
3.4 Variabel Penelitian .................................................................................................. 22
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 23
3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen........................................................................ 25
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 29

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kubus ............................................................................................... 14
Gambar 2. 2 Balok ................................................................................................ 15
Gambar 2. 3 Prisma ............................................................................................... 16
Gambar 2. 4 Limas ................................................................................................ 17
Gambar 2. 5 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................. 20

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Desain Penelitian Posttest Only Group Design ............................................. 21
Tabel 3. 2 Pedoman Penskoran Skala Kemandirian Belajar Matematika Siswa...... 23
Tabel 3. 3 Pedoman Penskoran Soal Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ... 24
Tabel 3. 4 Kriteria validitas butir soal........................................................................... 25
Tabel 3. 5 Proporsi reliabilitas tes.................................................................................. 25
Tabel 3. 6 Proporsi daya pembeda soal ......................................................................... 26
Tabel 3. 7 Kriteria tingkat kesukaran soal ................................................................... 26

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting diperhatikan oleh
pemerintah karena merupakan tolak ukur keberhasilan dari suatu negara.
Rendahnya kualitas pendidikan membuat sumber daya manusia melemah, sehingga
negara tidak mampu bersaing dengan negara lain. Pendidikan adalah upaya untuk
mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang wajib dilaksanakan oleh
setiap negara sehingga masyarakat mampu menjawab kebutuhan serta tantangan,
baik itu nasional maupun global (Fitria, & Handayani 2020). Berbagai cara
dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu Pendidikan yang ada di
Indonesia sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusua berkualitas.

Mengembangkan potensi dalam dari diri melalui kreatif, mandiri, dan aktif
merupakan hal yang terpenting dalam proses pendidikan. Salah satu pelajaran yang
dapat mengembangkan potensi dalam diri, yaitu matematika. Matematika dalam
dunia pendidikan merupakan pelajaran yang sangat penting karena sebagian besar
aspek kehidupan memerlukan ilmu perhitungan matematika.

Setiap jenjang pendidikan siswa dituntut untuk memahami matematika agar


dapat mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari baik di masa sekarang maupun di masa depan (Sari & Lutfi, 2023).
Matematika sering dianggap sebagai ilmu yang hanya menekankan pada
kemampuan berpikir logis dengan penyelesaian yang tunggal dan pasti yang bahkan
terdiri dari konsep-konsep yang bersifat abstrak sehingga memerlukan pemahaman
yang tekun dan teliti (Saleh & Lubis, 2018). Hal itulah yang membuat banyak siswa
menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan.

Matematika tidak hanya mempelajari tentang angka-angka dan rumus, tetapi


lebih berperan penting dalam kehidupan manusia, mengajarkan bagaimana kita
dapat mengkomunikasikan ide matematika. Komunikasi adalah salah satu
keterampilan yang perlu dimiliki siswa dalam belajar matematika karena

1
2

memungkinkan mereka unutuk memahami konsep yang mereka pelajari serta


berbagai pemikiran ide mereka kepada siswa lain.

NCTM atau National Council of Teachers of Mathematics (2000) menyatakan


bahwa standar matematika sekolah haruslah meliputi standar isi dan standar proses.
Standar proses ini meliputi pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian,
keterkaitan komunikasi, dan representasi. Menurut NCTM kemampuan komunikasi
matematis perlu dikembangkan, karena kemampuan komunikasi matematis
merupakan cara mengklasifikasikan pemahaman dan berbagai ide dalam
menyelesaikan persoalan matematika. Dengan demikian, komunikasi matematis
menjelaskan dan menyajikan solusi dari suatu masalah matematika yang sedang
dihadapi dalam berbagai bentuk seperti lisan, tulisan, gambar grafik maupun table.

Komunikasi matematis didefinisikan sebagai peristiwa dialog atau hubungan


timbal balik yang berlangsung dalam lingkungan belajar dimana terjadi transmisi
pesan dan pesan yang dikirimkan berisi materi matematika yang sedang dipelajari
pada saat itu. Dengan mengembangkan komunikasi matematis, guru dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran dan pemahaman matematis siswa (Rohid et
al 2019) Kemampuan komunikasi matematis berkaitan erat dengan kemampuan
kognitif siswa. Dengan mengajak dan membiasakan siswa mengkomunikasikan apa
yang dipelajarinya maka akan meningkatkan pemahaman siswa. ketika siswa
mampu mengkomunikasikan apa yang dipelajarinya maka dapat terlihat sejauh
mana pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Namun, kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi


matematis siswa masih tergolong rendah, hal ini dukung oleh hasil penelitian
(Abidin et al. 2018) yang menyatakan bahwa kemampuan komunikasi matematis
siswa untuk materi bangun ruang tergolong rendah. Hal itu diukur dengan
menggunakan beberapa indikator yaitu, indikator fluency, indikator elaborasi dan
indikator originality dengan melihat presentase rata-rata 51%. Penelitian serupa
juga dilakukan oleh (Aminah et al. 2018) menunjukkan bahwa kemampuan
komunikasi matematis untuk membuat model situasi dengan menggunakan metode
tertulis, benda konkret, gambar, grafik, maupun aljabar masih rendah.
3

Selain kemampuan komunikasi, disposisi juga memiliki peran penting dalam


pembelajaran matematika. Disposisi matematis diartikan sebagai sikap siswa
terhadap matematika, dimana sikap yang diharapkan adalah sikap positif dalam
belajar matematika. Disposisi matematis merupakan salah satu factor yang ikut
menentukan keberhasilan belajar siswa. Pentingnya seseorang yang memiliki
disposisi matematis yang tinggi akan membentuk suatu pribadi yang ulet, rajin,
bersemangat dalam belajar. Disposisi tercermin dari minat dan kepercayaan siswa
di dalam matematika (Rustyani et al. 2018). Dengan disposisi siswa akan merasa
bertanggung jawab dalam mengambil keputusan. Berdasarkan uaraian diatas dapat
disimpulkan bahwa disposisi matematis dapat membentuk suatu pribadi seseorang
menjadi lebih disiplin dan semangat dalam belajar karena dalam dirinya sudah
tertanam rasa percaya diri (Akbar et al. 2018).

Siswa yang memiliki sikap disposisi matematis akan memiliki sikap percaya
diri dan ketekunan yang tinggi. Siswa yang memiliki disposisi matematis akan lebih
gigih, tekun, mempunyai minat dalam mengekspor ide-ide baru dan bias.anya siswa
tersebut memiliki pengetahuan lebih dibanding siswa yang lain. Sikap atau
pandangan siswa yang positif terhadap matematika akan sangat berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar siswa.

Sebagian besar siswa menganggap pelajaran matematika sangat sulit


dikarenakan konsepnya yang abstrak. Hal tersebut besar kemungkinan dikarenakan
ketika siswa tidak dapat mengerjakan soal matematika, siswa akan kurang
bersemangat dalam pembelajaran matematika, siswa kurang gigih dalam mencari
solusi penyelesaian soal matematika, dan keingintahuan siswa dalam belajar
matematika masih kurang. Ketika siswa lupa akan hafalannya, maka siswa mulai
kehilangan percaya diri ketika siswa tidak mampu menyelesaikan soal matematika
yang diberikan oleh guru. Kurang gigihnya dalam menyelesaikan masalah
matematika, kurang percaya diri dalam pembelajaran matematika, dan
keingintahuan siswa dalam belajar matematika menunjukkan bahwa disposisi
matematis siswa masih rendah.

Melihat permasalahan- permasalahan yang telah dijelaskan diatas,peneliti


dapat menyimpulkan bahwa masih sangat kurangnya kemampuan komunikasi
4

matematis dan disposisi matematis siswa, untuk mengatasi permasalahan tersebut


perlu adanya suatu penerapan metode pembelajaran baru yang tepat. Oleh karena
itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan ketrerampilan
komunikasi. Dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan
disposisi matematis siswa dapat dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran aktif atau strategi pembelajaran kooperatif seperti Fan-N-Pick. Model
pembelajaran kooperatif Fan-N-Pick dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
matematis dan berdampak positif terhadap pendidikan, dimana siswa berkerja sama
dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran Fan N Pick dikembangkan oleh Spencer Kagan. Model


pembelajaran Fan N Pick akan melatih siswa dalam melakukan komunikasi melalui
tanya jawab, berani menyampaikan ide, gagasan, pertanyaan, menjawab
pertanyaan, serta memberikan tanggapan yang disampaikan teman, mendengarkan
pendapat teman dan melakukan kerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan
pertanyaan-pertanyaan. Dalam pembelajaran model Fan N Pick ini siswa
mempunyai peran masing-masing, selain itu siswa dilatih tanggung jawab terhadap
tugas individu dan kelompok.

Langkah-langkah kegiatan menggunakan model kooperatif tipe Fan N Pick


sangat memungkinkan siswa dapat melakukan diskusi dengan baik, karena dapat
memancing keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan, menjawab
pertanyaan, menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan atau memberikan
komentar terhadap jawaban dan pendapat yang disampaikan oleh siswa lain.
Sintaks pembelajaran kooperatif model Fan N Pick menurut Kagan (2009) yaitu:
1) siswa pertama memegang beberapa kartu pertanyaan yang dibentuk seperti kipas
dan berkata “Pilihlah kartunya, kartu yang mana saja”; 2) siswa kedua memilih
kartu dan membacakan pertanyaan dengan keras kemudian menyediakan waktu 5
detik untuk berpikir; 3) siswa ketiga menjawab pertanyaan; 4) siswa keempat
merespon jawaban: Untuk membenarkan /menyalahkan jawaban, siswa keempat
memeriksa dan kemudian salah satu mendapat pujian dari tutor untuk pertanyaan
yang belum diketahui benar atau salah, siswa keempat tidak perlu memeriksa
kebenarannya, akan tetapi tetap dipuji dan kemudian menafsirkan yang telah
5

dipikirkan itu ke dalam jawaban; 5) siswa bergiliran searah jarum jam untuk
memulai babak baru.

Berdasarkan dari uaraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti akan
menerapkan model pembelajaran Fan-N-Pick dalam pembelajaran terhadap
komunikasi matematis dan disposisi matematis. Dari penerapan model Fan-N-Pick
inilah peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model
Pembeajaran Fan-N-Pick Terhadap Komunikasi Matematis Dan Disposisi
Matematis Siswa SMP”.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah-masalah berikut dapat
diidentifikasi sebagai berikut :

1. Siswa kurang gigih dalam menyelesaikan masalah matematika


2. Siswa masih memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah dalam mengerjakan
matematika
3. Siswa masih mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan apa yang sudah
dipelajari
4. Keingintahuan siswa dalam belajar matematika masih kurang
5. Hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa masih relatif rendah

1.3 Pembatasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian lebih terarah dan
tidak menyimpang, sehingga ruang lingkup pada penelitian ini lebih spesifik dan
efektif, maka dari itu penulis membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang diteliti adalah model pembelajaran Fan-N-Pick.


2. Kemampuan yang akan ditingkatkan yaitu kemampuan komunikasi matematis
siswa dengan memperhatikan disposisi matematis siswa khususnya pada materi
bangun ruang sisi datar kelas VIII SMP.
3. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Langkat.
6

1.4 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dihasilkan dalam penelitian ini berdasarkan
latar belakang masalah yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Fan-N-Pick terhadap


kemampuan komunikasi matematis siswa SMP?
2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Fan-N-Pick terhadap disposisi
matematis siswa SMP?

1.5 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari
penelitian ini untuk :

1. Mengetahui pengaruh model pembelajaran Fan-N-Pick terhadap kemampuan


komunikasi matematis siswa SMP dengan mengontrol disposisi matematis siswa
SMP.

2. Mengetahui pengaruh model pembelajaran Fan-N-Pick terhadap disposisi


matematis siswa SMP.

1.6 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia Pendidikan

1. Secara Teoritis
Secara teori penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat terhadap
pembelajaran matematika, terutama dengan menggunakan model pembelajaran
Fan-N-Pick terhadap kemampuan komunikasi matematis dan disposisi
matematis siswa.
2. Secara praktis
1. Sekolah
Mendapatkan solusi baru guna meningkatkan kemampuan kognitif siswa
khususnya pada kemampuan komunikasi matematis karena diterapkannya
model pembelajaran Fan-N-Pick.
2. Pendidik
Adanya penggunaan model pembelajaran Fan-N-Pick ini dapat mempermudah
pendidik untuk menyampaikan materi dengan suasana belajar yang aktif, serta
7

hidup, dengan demikian, tidak hanya materi cepat dapat tersampaikan, tetapi
juga mempermudan pendidik dalam menilai skor setiap individu siswa.
3. Siswa
Pada proses belajar, siswa mendapatkan pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan lewat model pembelajaran Fan-N-Pick, selain dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis, melalui pembelajaran ini,
siswa terlibat aktif dan saling berinteraksi langsung satu sama lain, membangun
kerjasama serta memainkan peran masing-masing guna tercapainya
pemahaman materi setiap individu.
4. Penulis
Penelitian yang dilakukan penulis mendapat jawaban atas masalah yang ada dan
mendapatkan pengalaman baru yang akan penulis jadikan sebagai rujukan
untuk diperkenalkan kepada calon peneliti baru, bahwa penelitian yang
menggunakan model pembelajaran Fan-N-Pick ini dapat membantu proses
belajar mengajar di sekolah, serta menjadikn penulis pendidik yang amanah dan
profesional.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


a. Model Pembelajaran Fan-N Pick
1) Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan sebuah deskripsi yang memaparkan desain
pembelajaran yang dimulai dari sebuah perencanaan, proses pembelajaran, dan
pasca pembelajaran yang dipilih pendidik serta seluruh atribut yang digunakan
baik itu secara langsung maupun tidak langsung (Asyafah, 2019).
Menurut Komulasari model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru, dengan kata lain model pembelajaran merupakan bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran (Hayu, 2018).
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
merupakan seluruh rangkaian penyajian materi ajar dan kerangka konseptual yang
meliputi seluruh aspek sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru
serta segala fasilitas terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung
dalam proses belajar mengajar.
Model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran
kooperatif, sisiwa akan lebih aktif karena terjadi proses diskusi atau interaksi
antara siswa dalam kelompoknya.
Pembelajaran kooperatif berasal dari bahasa inggris yaitu Coperative
Learning. Pengertian Coperative yaitu kerjasama dan Learning yaitu pelajaran
atau pengetahuan (Harefa et al. 2022). Istilah Coperative Learning dapat diartikan
sebagai pembelajaran kooperatif karena berhubungan dengan proses belajar
mengajar. Pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran kelompok
yang bersifat heterogen, untuk bekerja sama menyelesaikan masalah melalui
pembagian suatu tugas belajar dalam satu kelompok.
Penerapan model ini identik dengan adanya suatu interaksi antar siswa dalam
mengomunikasikan suatu ide atau gagasan. Proses komunikasi antar siswa ini

8
9

terjadi dalam suatu kelompok. Oleh karena itu, model kooperatif disebut model
gotong royong. Dalam sebuah kelompok, siswa harus bekerjasama dalam
menyelesaikan tugas.
Ada banyak model pembelajaran kooperatif yang bisa digunakan dalam
upaya meningkatkan hasil belajar matematika salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Fan-N Pick.

2) Pengertian Fan-N Pick


Model pembelajaran Fan-N Pick dikembangkan oleh Spencer Kagan. Kagan
(2009) menjelaskan bahwa model Fan-N Pick merupakan model pembelajaran
secara berkelompok dengan menggunakan kartu tanya. Didalam kelompok kecil
yang dibagi terdapat empat anggota. Anggota pertama yaitu bertugas membawa
kartu dan membentuk kartu menyerupai kipas kemudian anggota pertama
mengucapkan “ambil kartu” pada anggota kedua. Anggota kedua yaitu bertugas
membacakan pertanyaan yang terdapat pada kartu yang diambil. Anggota ketiga
menjawab pertanyaan yang diberikan. Anggota keempat memberikan evaluasi
terhadap jawaban anggota ketiga dan memberikan apresiasi. Kemudian diulang
dengan sintaks yang sama sesuai dengan arah jarum jam hingga kartu yang
diberikan habis. Model Fan-N Pick ini dirasa sangat menyenangkan karna
pembelajaran dilakukan secara berkelompok sehingga terjadi interaksi peserta
didik satu dengan yang lain.
Model pembelajaran Fan-N Pick merupakan sebuah proses pembelajaran
yang melibatkan siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai lima
orang siswa melalui kegiatan permainan kartu-kartu soal untuk merespon
pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada setiap kartu soal, kemudian masing-
masing siswa saling berganti peran searah jarum jam dengan adanya pertanyaan
baru (Nugrahwati, 2021).
Fan-N Pick dapat memupuk kerjasama siswa dalam merespon dan
menjawab pertanyaan, dengan menjawab pertanyaan secara bergantian sehingga
terjadi interaksi siswa satu dan lainnya, aktifitas belajar siswa akan lebih menarik
karena proses pembelajaran disusun secara baik. Dalam meningkatkan komunikasi
10

matematis dapat dilihat dari keaktifan siswa dan disposisi matematis siswa.

3) Langkah-Langkah Model Pembelajaran Fan-N Pick


Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran koperatif dengan Fan-N-Pick
menurut Kagan (2009) adalah seperti berikut:
a) Pada peringkat permulaan, semua murid mendengar penerangan dan pengajaran
guru mengenai suatu materi. Peringkat ini adalah peringkat murid menerima
input-input yang disampaikan guru.
b) Guru akan meminta wakil murid yang terdiri dari empat orang murid ke hadapan
kelas.
c) Guru memberi penerangan terhadap setiap peranan yang dimainkan oleh murid.
d) Murid disusun dalam satu barisan panjang.
e) Murid 1 akan diberi kartu-kartu yang berbentuk kipas dan meminta murid 2
memilih satu saja kartu tersebut.
f) Murid 2 akan membacakan soal dari pada kartu dan memberi waktu lima menit
kepada murid 3 untuk menjawab.
g) Murid 3 menjawab soal yang diberikan.
h) Murid 4 mendengar, menilai jawaban dan menyatakan kata pujian. Walaupun
soalan yang dijawab tidak tepat, kata pujian perlu juga diberikan dan murid 4
menyatakan jawaban.
i) Guru memberikan ulasan dan memberikan peluang kepada murid lain mencoba
aktivitas Fan-N Pick.

4) Kelebihan dan Kurangan Model Pembelajaran Fan-N Pick


a. Kelebihan Model Pembelajaran Fan-N Pick
Setiap model pembelajaran pastinya memiliki kelebihan dan manfaat dalam
setiap proses pelaksanaannya. Berikut ini kelebihan model Fan-N Pick adalah
sebagai berikut:
1) Siswa ikut aktif dalam pembelajaran
2) Siswa ikut berpartisipasi dalam mengerjakan soal
3) Mendorong keterampilan berfikir, teambuilding dan keterampilan
mendengarkan dan komunikasi siswa
11

4) Menumbuhkan saling ketergantungan positif, tanggungb jawab individu


dan partisipasi yang setara
b. Kekurangan Model Pembelajaran Fan-N Pick
Model pembelajaran Fan-N Pick memiliki kekurangan, berikut ini
beberapa kekurangan dari model Fan-N Pick yaitu:
1) Membutuhkan waktu banyak dalam menerapkan model pembelajaran ini
2) Dimunngkinkan siswa mengalami kesulitan dalam mengoreksi hasil
pekerjaan temannya
3) Bagi guru, membutuhkan waktu dan dana yang lebih untuk memebuat
kartu soal
b. Kemampuan Komunikasi Matematis
1) Pengertian Komunikasi Matematis
Komunikasi yang baik dalam lingkungan belajar akan menciptakan interaksi
yang positif dalam suatu pembelajaran. Tanpa komunikasi maka tidak akan terjadi
interaksi, sehingga dapat dikatakan bahwa interaksi yang terjadi di dalam suatu
pembelajaran merupakan perwujudan dari komunikasi itu sendiri (Yulia and Dewi,
2019). Oleh karena itu, komunikasi memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran, dengan adanya komunikasi artinya terjadi pertukaran pesan-pesan
antara guru dengan siswa, ataupun antarsiswa yang dapat jadi merupakan sebuah
gagasan, informasi maupun pendapat yang akan menciptakan suatu interaksi yang
positif dalam pembelajaran.
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang berarti sama,
maksud dari kata sama tersebut adalah memiliki kesamaan makna mengenai suatu
hal (Sutarli et al. 2022). Komunikasi dapat terjadi jika antara penyampai pesan
dengan penerima pesan memiliki pemahaman yang sama terkait makna dari pesan
yang sedang dibahas.
Kemampuan komunikasi matematik merupakan kompetensi fundamental
yang penting untuk dimiliki dan dikembangkan oleh siswa dalam pembelajaran
matematika, tercantum pada standar isi lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun
2006 yaitu agar siswa mampu mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Kemampuan
komunikasi matematis siswa adalah cara siswa menyampaikan ide-idenya dalam
12

upaya memecahkan permasalahan yang diberikan guru dengan mengubah ide-ide


atau gagasan tersebut ke dalam matematika dan dapat memberikan argumen yang
rasional terhadap jawabannya (Hendriana and Kadarisma, 2019). Selain dapat
menjawab permasalahan yang diberikan dengan tepat, siswa juga diharapkan
menjadi terbiasa untuk memberi argumen atau alasan dengan bahasanya sendiri
sehingga akan membuat pembelajaran matematika lebih bermakna.
Komunikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan bahasa matematika
untuk mengekspresikan gagasan matematis dan argumen dengan tepat, singkat dan
logis. Komunikasi membantu siswa mengembangkan pemahaman mereka terhadap
matematika dan mempertajam berpikir matematis mereka (Monariska et al. 2021).
Kemampuan komunikasi matematik akan membantu siswa lebih memahami
maksud dari permasalahan yang diberikan, dari pemahaman tersebut siswa akan
mengkonstruksi dan menuangkan ide yang diperoleh sehingga sampai pada
pemecahan masalah, siswa juga akan terbiasa untuk memberikan jawaban dari
suatu permasalahan secara teratur menggunakan bahasa sendiri.
Mengacu pada pendapat-pendapat sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kemampuan komunikasi matematik adalah suatu kemampuan siswa dalam
memahami dan menuangkan ide-ide matematika secara tertulis menggunakan
bahasa matematika, baik berupa simbol-simbol, angka, grafik, gambar, diagram,
maupun kalimat matematika yang didapatkan dalam upaya memecahkan masalah
matematik yang diberikan.
2) Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
Indikator kemampuan komunikasi matematik dibutuhkan sebagai acuan
untuk mengukur sejauh mana penguasaan kemampuan komunikasi matematik yang
dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika di kelas.
Dalam penelitian ini berhubungan dengan indikator kemampuan
komunikasi matematis yang dijelaskan oleh Herdian (Kuslinar et al. 2019)
menyatakan bahwa indikator kemampuan komunikasi matematis adalah:
a. Dapat merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide
matematika
b. Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan, tertulis,
konkrit, grafik, dan aljabar,
13

c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa dan simbol matematika,


d. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika,
e. Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematik tertulis,
f. Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan defenisi, dan generalisasi,
g. Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari.
c. Disposisi Matematis
1) Pengertian Disposisi Matematis
Disposisi Matematis Disposisi menurut Katz (1993) adalah “a disposition is
a tendency to exhibit frequenctly, consciously, and voluntarily a pattern of behavior
that is directed to a broad goal”. Artinya disposisi adalah kecenderungan untuk
secara sadar (consciously), teratur (frequently), dan sukarela (voluntary) untuk
berperilaku tertentu yang mengarah pada pencapaian tujuan tertentu. Sedangkan
dalam konteks matematika, disposisi matematis menurut NCTM berkaitan dengan
bagaimana siswa memandang dan menyelesaikan permasalahan, apakah percaya
diri, tekun, berminat, dan berpikir fleksibel untuk mengeksplorasi berbagai
alternatif penyelesaian masalah.
Disposisi matematis merupakan apreasiasi dan ketertarikan terhadap
pelajaran matematika serta menunjukkan kecenderungan untuk berpikir serta
bertindak positif, dan termasuk dalam sifat percaya diri, tekun, dan rasa ingin tahu
yang kuat. Pearson Education menyatakan bahwa disposisi matematis meliputi
minat yang tulus dalam mempelajari matematika, ketekunan dalam mencari solusi
masalah, kemauan untuk menemukan alternatif solusi atau strategi dan penghayatan
matematika dan penerapannya dalam berbagai bidang (Yaniawati, 2019).
Disposisi matematis siswa dikatakan baik jika siswa tersebut menyukai
masalah-masalah yang merupakan tantangan serta melibatkan dirinya secara
langsung dalam menemukan atau menyelesaikan masalah. Selain itu siswa
merasakan dirinya mengalami proses belajar saat menyelesaikan tantangan
tersebut. Dalam prosesnya siswa merasakan munculnya kepercayaan diri,
pengharapan dan kesadaran untuk melihat kembali hasil berpikirnya.
14

2) Indikator Disposisi Matematis


Menurut NCTM, percaya diri, ketekunan, minat, penilaian, dan apresiasi
merupakan indikator dari disposisi matematis (Firdaus et al. 2020) Adapun
indicator dispisisi matematis menurut (Pangesti and Soro 2021) sebagai berikut :

1) kepercayaan diri
2) ketekunan, kegigihan, serta kesungguhan
3) fleksibel dan berpikiran terbuka;
4) minat dan keingintahuan yang tinggi;
5) memonitor serta mengevaluasi pembelajaran matematika.

d. Materi Bangun Ruang Sisi Datar


1) Kubus
Kubus merupakan bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh enam
bidang sisi yang kongruen berbentuk bujur sangkar. Kubus memiliki 6 sisi, 12 rusuk
dan 8 titik sudut. Berikut diberikan ilustrasi dari kubus.

Gambar 2. 1 Kubus

Formulasi yang berkaitan dengan kubus adalah sebaagi berikut:


Rumus luas permukaan kubus (L):
L = 6 x s3
Contoh :
Sebuah kotak berbentuk kubus dengan panjang 15 cm. Tentukan luas permukaan
kubus tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui sisi = 15 cm
Ditanya = luas permukaan kubus?
15

L= 6 x s2
L = 6 x 152
L = 6 x 225
L = 1.350 cm2

2) Balok
Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang
persegi atau persegi panjang, dengan paling tidak satu diantaranya berukuran beda.
Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut. Berikut ilustrasi dari balok.

Gambar 2. 2 Balok

Formulasi yang berkaitan dengan balok adalah sebagai berikut:


Luas permukaan balok (L):
L = 2 (p x l + p x t + l x t)
Contoh :
Sebuah balok mempunyai panjang 200 cm, lebar 10 cm dan tinggi 20 cm. Hitunglah
luas permukaan!
Penyelesaian:
L= 2(pxl+pxt+lxt)
L = 2 ( (200 cm) (10 cm) + (200 cm) (20 cm) + (10 cm) (20) cm)
L = 2 x 6200 cm2
L = 12.400 cm

3) Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang (segi n) yang
sejajar dan kongruen sebagai bidang alas dan bidang atas, serta dibatasi oleh
bidang-bidang tegak yang menghubungkan bidang segi banyak tersebut. Sebuah
bangun ruang sisi datar yang bernama prisma terdiri dari alas dan sisi atas yang
16

sama dan kongruen, sisi tegak, titik sudut, dan tinggi. Tinggi prisma adalah jarak
antara bidang alas dan bidang atas. Berikut diberikan ilustrasi dari prisma.

Gambar 2. 3 Prisma

Formulasi yang berkaitan dengan prisma adalah sebagai berikut:


Rumus luas permuakaan (L):
L = (2 x luas alas) + (keliling alas x tinggi)
Contoh:
Sebuah prisma segitiga dengan alas berbentuk sigitiga siku-siku memiliki panjang
6 cm, 8 cm, dan 10 cm serta memiliki tinggi 15 cm. Tentukan luas permukaan
prisma tersebut!
Diketahui: ukuran segitiga = 6 cm, 8 cm, 10 cm
Ditanya: luas permukaan?
L = (2 x luas segitiga) + (keliling alas x tinggi prisma)
L = (2 x 1/2 x 6 x 8) + {(6 + 8 +10) x 15}
L = 48 cm2 + 360 cm2
L = 408 cm2

4) Limas
Limas adalah bangun ruang tiga dimensi yang memiliki alas berbentuk segi
banyak dan bidang tegaknya berbentuk segitiga dan empat sudutnya bertemu di satu
titik. Sebuah limas terdiri dari sisi alas, sisi tegak, rusuk, titik puncak, dan tinggi.
Jumlah sisi tegak akan sama dengan jumlah sisi alas. Jika alasnya segitiga maka
jumlah sisi tegaknya adalah 3, jika alasnya berbentuk segi lima maka jumlah sisi
tegaknya adalah 5. Jumlah rusuknyapun mengikuti bentuk alas. Jika alasnya
segitiga maka jumlah rusuknya 6, jika alasnya segiempat maka jumlah rusuknya 8,
pokoknya 2 kalinya. Berikut diberikan ilustrasi dari limas.
17

Gambar 2. 4 Limas

Formulasi yang berkaitan dengan limas adalah sebagai berikut:


Rumus luas permukaan pada limas (L):
L = Luas alas + jumlah luas sisi tegak
Contoh:
Alas sebuah limas berbentuk persegi dengan panjang 12 cm. Jika tinggi limas 8 cm,
maka hitunglah luas permukaan limas tersebut!
(T segitiga)2 = (6 cm)2 + (8 cm)2 = 100 cm2
T segitiga = √100 cm2 = 10 cm
Maka L permukaan prisma (LP)
L = L alas + (4 x L segitiga)
L = (12 cm x 12 cm) + (4 x 1/2 x 12 cm x 10 cm)
L = 144 cm2 + 240 cm2 = 380 cm2

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan


Beberapa hasil penelitian yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian
dengan menggunakan model pembelajaran Fan-N Pick terhadap komunikasi
matematis dan disposisi matematis siswa .

1) Penelitian yang dilakukan oleh (Deswita et al. 2018), tentang peningkatan


kemampuan komunikasi matematis siswa melalui model pembelajaran CORE
melalui pendekatan scientific. penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII
semester genap di SMP Negeri Jambi tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini
dilakukan dengan mengelompokan siswa secara acak untuk memilih dua kelas
untuk eksperimen dan kontrol. Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa
peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran core dengan pendekatan scientific berada pada klasifikasi sedang.
Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
18

sama-sama meneliti tentang peningkatan kemampuan komunikasi matematis.


Adapun perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
menggunakan model pebelajaran yang berbeda, yaitu model pembelajaran
CORE.
2) Penelitian yang dilakukan oleh (Radja et al, 2017) tentang implementasi model
pembelajaran kooperatif talking chips dan Fan-N Pick dalam meningkatkan
motivasi dan hasil belajar IPS. Subjek penelitian ini dilakukan pada siswa kelas
VII-D SMP Kristen Citra Bangsa Kupang yang berjumlah 20 siswa. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan lembar angket motivasi yang dibagikan kepada
siswa, penelitian dilakukan dalam dua siklus, siklus I dilaksanakan dalam enam
kali pertemuan, siklus II dilaksanakan dakam lima kali pertemuan. Hasil dari
penelitiannya menyatakan penggunaan model pembelajaran talking chips dan
Fan-N Pick dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar, Motivasi siswa yang
meningkat selain dilihat dari hasil pengisian angket dapat pula dilihat dari sikap
siswa yang antusias mengikuti pembelajaran. Persamaan dari penelitian ini
adalah menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu model pembelajaran
Fan-N Pick. Adapun perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
menggunakan motivasi dan hasil belajar sebagai variabel terikat atau yang
dipengaruhi oleh model pembelajaran Fan-N Pick.
3) Jurnal internasional (Yaniawati et al 2019) dengan judul core model on
improving mathematical communication and connection, analysis of students
mathematical disposition” (model core dalam peningkatan komunikasi dan
koneksi matematika, analisis disposisi matematis siswa). Penelitian ini
dilakukan pada 82 siswa kelas X SMA di Sukabumi, Jawa Barat. Dalam
penelitiannya menyelidiki seberapa besar pengaruh model pembelajaran core
dalam peningkatan komunikasi, koneksi matematika dan disposisi matematis.
Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran
core dapat meningkatkan keterampilan komunikasi, koneksi matematika dan
disposisi matematis lebih baik dari siswa yang menggunakan model ekspositori.
Persamaan penelitian di atas adalah adanya kesamaan variabel dalam penelitian,
yaitu disposisi matematis dan komunikasi matematis siswa. Perbedaannya yaitu
pengaruh model pembelajaran core terhadap peningkatan komunikasi dan
19

koneksi matematika, serta analisis disposisi matematis pada siswa SMA.


Sedangkan penelitian yang akan dilakukan meneliti menggunakan model
pemebelajaran Fan-N Pick dan disposisi matematis dengan melihat
pengaruhnya terhadap komunikasi matematis pada siswa SMP.

2.3 Kerangka Pikir


Pembelajaran merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan secara
terstruktur dengan tujuan agar peserta didik memperoleh berbagai ilmu
pengetahuan serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tercapainya tujuan dari suatu pembelajaran maka proses pembelajaran
membutuhkan strategi dan model pembelajaran yang mampu membantu dan
meningkatkan kemampuan siswa.

Model Pembelajaran Fan-N Pick merupakan suatu model pembelajaran


kooperatif yang dapat memupuk kerjasama siswa dalam merespon dan
menjawab pertanyaan, dengan menjawab pertanyaan secara bergantian sehingga
terjadi interaksi siswa satu dan lainnya. Model pembelajaran ini akan membuat
peserta didik lebih aktif sehingga mampu mengkomunikasikan informasi yang
sudah ia terima dengan bersemangat dan percaya diri.

Melalui model pembelajaran Fan-N Pick kemampuan komunikasi


matematis dan disposisi matematis siswa akan lebih terasah dikarenakan model
tersebut merupakan suatu model pembelajaran kooperatif sehingga peserta didik
dituntut untuk lebih aktif dan lebih percaya diri dalam proses pembelajaran.
Model kooperatif tersebut akan mempengaruhi kemampuan komunikasi
matematis dan disposisi matematis peserta didik.
20

Kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Rendahnya kemampuan komunikasi matematis dan disposisi matematis


siswa

Strategi

Model Pembelajaran Fan-N Model Pembelajaran


Pick konvensional

Hasil Tes

Kemampuan komunikasi matematis dan


disposisi matematis siswa
Gambar 2. 5 Bagan Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis Penelitian


Hipotesis penelitian untuk melihat pengaruh model Fan-N Pick terhadap
kemampuan komunikasi matematis yang terdapat pada penelitian ini adalah:

H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Fan-N Pick terhadap kemampuan


komunikasi matematis siswa pada materi bangun ruang sisi datar.

H1 :Terdapat pengaruh model pembelajaran Fan-N Pick terhadap kemampuan


komunikasi matematis siswa pada materi bangun ruang sisi datar.

Hipotesis penelitian untuk melihat pengaruh model Fan-N Pick terhadap


disposisi matematis yang terdapat pada penelitian ini adalah:

H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Fan-N Pick terhadap disposisi


matematis siswa pada materi bangun ruang sisi datar.

H1 :Terdapat pengaruh model pembelajaran Fan-N Pick terhadap disposisi


matematis siswa pada materi bangun ruang sisi datar.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


Sugiyono (2019:8) mengatakan bahwa kuantitatif merupakan metode
penelitian yang berlandaskan positivisme (data konkrit), pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Oleh karena pada penelitian ini
peneliti menggunakan instrument penelitian dan data yang digunakan bersifat
kuantitatif, maka berdasarkan dengan pendapat Sugiyono tersebut maka pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

Quasi eksperiment merupakan desain yang memiliki kelompok kontrol tetapi


tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi eksperimen. Lebih lanjut pada penelitian ini dipilih dua kelas
dengan pertimbangan tertentu, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol Menurut
Sugiyono (2019:77). Berdasarkan pemaparan quasi eksperiment oleh sugiyono di
atas dan praktik yang akan dilakukan pada penelitian ini maka jenis penelitian yang
peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu quasi eksperiment.

Desain dalam penelitian ini adalah postest-only group design. Desain


penelitian tersebut membagi dua kelompok dengan pertimbangan tertentu, dimana
kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen sedangkan
kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol (Sugiyono
2019:76).

Tabel 3. 1 Desain Penelitian Posttest Only Group Design

Kelas Perlakuan Posttest


Kelas eksperimen X O1
Kelas control - O2

21
22

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti memperoleh informasi
mengenai data yang diperlukan. Lokasi penelitian ini adalah di MTs Negeri 3
Langkat, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Hal yang
melatarbelakangi peneliti mengambil lokasi penelitian di sekolah tersebut adalah:
a. Sebagian besar guru matematika masih menerapkan metode ceramah
(konvensional) selama proses belajar berlangsung;
b. Kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah;
c. Disposisi matematis siswa masih rendah;
d. Memperkenalkan model Fan-N Pick kepada siswa.

Waktu penelitian adalah penentuan jadwal penelitian dimana pada penelitian


ini dilaksanakan pada semester genap.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, sehingga populasi bukan hanya
orang tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain (Sugiyono, 2019:80).
Berdasarkan definisi populasi menurut sugiyono di atas maka populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Langkat.

Menurut Sugiyono (2019:81) sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik


yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan ukuran sampel merupakan suatu
langkah untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan
suatu penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan setiap anggota populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Sampel dalam penelitian
ini adalah siswa kelas VIII 1 (kelas eksperimen) dan VIII 2 (kelas kontrol).

3.4 Variabel Penelitian


Variabel adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2019:38). Penelitian ini terdiri dari dua
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini
23

didefinisikan sebagai model pembelajaran Fan-N Pick sedangkan variabel terikat


adalah penelitian ini kemampuan komunikasi matematis dan disposisi matematis
siswa.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Teknik & instrument pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Jenis observasi yang
digunakan dalam peneltian ini yaitu observasi terstruktur. Dalam observasi pada
penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas
dan reliabilitasnya.

2. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab. Pengukuran disposisi matematis dilakukan dengan memberikan angket
kepada responden. Angket disusun dengan memperhatikan indikator disposisi
matematis yang telah dijelaskan sebelumnya. Angket disposisi matematis akan
diberikan diakhir pertemuan untuk melihat pengaruh model pembelajaran Fan-N
Pick terhadap disposisi matematis siswa.
Tabel 3. 2 Pedoman Penskoran Skala Kemandirian Belajar Matematika
Siswa

Alternatif Penskoran
Jawaban Positif Negatif
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
Sumber: (Nurdika 2019)
3. Tes
Tes adalah alat pengukuran yang berupa pertanyaan, pernyataan maupun
perintah dan petunjuk yang ditujukan pada tes untuk mendapatkan respon yang
sesuai dengan petunjuk. Tes digunakan dalam kegiatan posttest untuk mendapatkan
data hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika untuk sub bahasan
bangun ruang sisi datar.
24

Pengukuran kemampuan komunikasi matematis siswa dilakukan dengan


memberikan tes berbentuk uraian dan dibuat berdasarkan indikator kemampuan
komunikasi matematis. Penskoran hasil kerja siswa untuk soal-soal tes akan
dipandu dengan pedoman penilaian tes kemampuan komunikasi matematis.

Tabel 3. 3 Pedoman Penskoran Soal Kemampuan Komunikasi Matematis


Siswa

Kriteria Indikator skor

Siswa dapat menyatakan permasalahan ke 4


dalam bentuk gambar, bagan, tabel, dan aljabar
dengan benar dan tepat
Siswa dapat menyatakan permasalahan ke 3
Membuat model
dalam bentuk gambar, bagan, tabel, dan aljabar
situasi atau
dengan benar namun kurang lengkap
persoalan
Siswa dapat menyatakan permasalahan ke 2
menggunakan
dalam bentuk gambar, bagan, tabel, dan aljabar
lisan, tulisan,
dengan relevan namun kurang tepat atau masih
konkret, grafik,
terdapat kesalahan.
dan aljabar
Siswa dapat menyatakan permasalahan ke 1
dalam bentuk gambar, bagan, tabel, dan aljabar
namun salah
Tidak ada jawaban 0
Siswa dapat menjelaskan ide, solusi dan relasi 4
matematika secara tulisan dengan jelas dan
tepat
Siswa dapat menjelaskan ide, solusi dan relasi 3
Merefleksikan matematika secara tulisan dengan relevan
benda-benda namun belum lengkap
nyata, gambar, dan Siswa dapat menjelaskan ide, solusi dan relasi 2
diagram ke dalam matematika secara tulisan dengan relevan
ide-ide matematika namun kurang tepat atau masih terdapat
kesalahan
Siswa dapat menjelaskan ide, solusi dan relasi 1
matematika secara tulisan namun masih salah
Tidak ada jawaban 0
Mengekspresikan Siswa dapat menggunakan bahasa matematika 4
konsep dan simbol secara tepat
matematika Siswa dapat menggunakan bahasa matematika 3
dengan dan simbol namun kurang tepat atau masih
menyatakan terdapat kesalahan
peristiwa Siswa tidak dapat menggunakan bahasa 2
seharihari dalam matematika namun mengunakan simbol yang
bahasa atau simbol tepat
matematika Siswa dapat menggunakan bahasa matematika 1
25

Kriteria Indikator skor

namun tidak menggunakan simbol secara tepat


atau menggunakan simbol yang salah
Tidak ada jawaban 0
Sumber: Nurdika (2019)
3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1) Validitas tes
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Dalam penelitian ini yang akan diukur adalah butir soal
kemampuan berpikir kreatif. Dimana soal tersebut akan digunakan untuk melihat
apakah ada pengaruh model Fan-N Pick terhadap kemampuan komunikasi
matematis siswa. Dimana validitas akan di uji dengan menggunakan software SPSS.
Jika instrumen ini valid maka kriteria yang digunakan untuk menentukan validitas
butir soal dapat dilihat dari tabel 3.2.
Tabel 3. 4 Kriteria validitas butir soal

Besarnya r Interpretasi
0,80 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r ≤ 0,79 Tinggi
0,40 < r ≤ 0,59 Cukup tinggi
0,20 < r ≤ 0,39 Rendah
0,00 < r ≤ 0,19 Sangat rendah

2) Reliabilitas tes
Reliabilitas adalah suatu ketetapan atau ketelitian alat evaluasi, sejauh mana
tes tersebut dapat dipercaya kebenarannya. Dalam penelitian ini hal yang akan
dilihat adalah butir soal kemampuan komunikasi matematis siswa. Dimana tes
reliabilitas ini akan di uji dengan menggunakan software SPSS. Untuk mengetahui
apakah suatu tes memiliki reabilitas tinggi, sedang atau rendah dapat dilihat dari
nilai koefisien reliabilitasnya. Berikut tabel proporsi reliabilitas tes dapat dilihat
pada tabel 3.3.

Tabel 3. 5 Proporsi reliabilitas tes

Besarnya r Interpretasi
0,70 < r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,40 < r11 ≤ 0,70 Tinggi
0,30 < r11 ≤ 0,40 Cukup tinggi
26

0,20 < r11 ≤ 0,30 Rendah


0,00 < r11 ≤ 0,20 Sangat rendah

3) Uji daya pembeda


Uji daya pembeda adalah suatu alat pembeda soal tes dalam bagaimana
kemampuan soal tersebut untuk membedakan siswa yang termasuk golongan
pandai, maupun siswa yang kurang pandai. Dimana uji daya pembeda ini akan di
uji dengan menggunakan software SPSS. Proporsi daya pembeda soal yang
digunakan dapat di lihat pada tabel 3.6.
Tabel 3. 6 Proporsi daya pembeda soal

Daya pembeda Kriteria


DP < 0 Sangat jelek
0,00 ≤ DP < 0,20 Jelek
0,20 ≤ DP < 0,40 Cukup
0,40 ≤ DP < 0,70 Baik
0,70 ≤ DP < 1,00 Sangat baik

4) Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran soal merupakan suatu alat yang digunakan untuk
menyatakan apakah suatu soal termasuk kategori mudah, sedang atau sukar. Tingkat
kesukaran dalam penelitian ini menggunakan software SPSS. Kriteria tingkat
kesukaran soal dapat di lihat pada tabel 3.7.
Tabel 3. 7 Kriteria tingkat kesukaran soal

Indeks kesukaran Kriteria


TK ≥ 0, 70 Mudah
0,40 ≤ TK < 0,70 Sedang
TK ≤ 0,39 Sukar

3.7 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu:

1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui data
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan
dengan software SPSS. Uji normalitas memiliki tarif signifikan yaitu jika nilai taraf
signifikan lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal, sedangkan jika taraf
27

nilai signifikannya kurang dari 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Adapun
pengujian hipotesisnya yaitu:
H0 : kelompok data dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Ha : kelompok data dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji non parametrik


Uji non parametrik merupakan suatu uji yang dilakukan ketika data
berdistribusi tidak normal. Uji non parametrik yang digunakan adalah uji Man
Whitney menggunakan software SPSS.
3. Uji homogenitas
Kriteria uji homogenitas jika nilai signifikan atau sig < 0,05 maka variansi
populasi data tidak sama (tidak homogen). Jika nilai signifikan atau sig > 0,05 maka
variansi populasi data sama (homogen).
4. Uji hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji t dengan taraf signifikan
0.05. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan software. kriteria uji t yaitu:
a) Jika nilai P value sig < 0,05 maka Ha diterima (terdapat pengaruh)
b) Jika nilai P value sig > 0,05 maka Ha ditolak (tidak terdapat pengaruh)
Adapun pengujian hipotesis statistik pada penelitian ini yaitu :
Hipotesis 1
H0 : μ1 = μ2 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Fan-N Pick terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi bangun ruang
sisi datar.

H1 : μ1≠μ2 : Terdapat pengaruh model pembelajaran Fan-N Pick terhadap


kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi bangun ruang
sisi datar.

Keterangan:
μ1 : kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen.
μ2 : kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol.
28

Hipotesis 2

H0 : μ1 = μ2 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Fan-N Pick terhadap


disposisi matematis siswa pada materi bangun ruang sisi datar.

H1 : μ1 ≠ μ2 : Terdapat pengaruh model pembelajaran Fan-N Pick terhadap disposisi


matematis siswa pada materi bangun ruang sisi datar.

Keterangan:
μ3 : kemandirian belajar matematis siswa kelas eksperimen.
μ4 : kemandirian belajar matematis siswa kelas kontrol
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Jenal et al. 2018. “Analisis Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Siswa
Smp Kelas Viii Pada Materi Bangun Ruang.” 1(4):779–84.
Akbar, Padillah et al. 2018. “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Dan
Disposisi Matematik Siswa Kelas Xi Sma Putra Juang Dalam Materi Peluang.”
2(1):144–53.
Aminah, Siti et al. 2018. “Baroody ( Hendriana , Soemarmo , 2014 ) Dengan
Rasional a ) Matematika Adalah Bahasa Esensial Informasi Yang
Disampaikan Dapat Diketahui Dan Dipahami Oleh Orang Lain . Seperti Apa
Yang Communication Which Is Powerful , Concise , and Unambiguous .’
Pernyat.” 1(1):15–22.
Asyafah, Abas. 2019. “Menimbang Model Pembelajaran ( Kajian Teoretis-Kritis
Atas Model Pembelajaran Dalam Pendidikan Islam ).” 6(1):19–32.
Deswita, Ria et al. 2018. “Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Melalui Model Pembelajaran CORE Dengan Pendekatan Scientific.” 1:35–43.
Firdaus, L. et al. 2020. “Critical Thinking Skills in Integral Calculus Lecture Based
on Mathematical Dispositions Critical Thinking Skills in Integral Calculus
Lecture Based on Mathematical Dispositions.” doi: 10.1088/1742-
6596/1521/3/032045.
Fitria, Viki & Handayani, Isnaini. 2020. “Kemampuan Komunikasi Matematis
Berdasarkan Self-Efficacy.” 4(1):189–202.
Harefa, Darmawan et al. 2022. “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Belajar Siswa.”
08(January):325–32.
Hayu, Eka. 2018. “Jurnal Edukama Volume 01 Nomor 01 Tahun 2018
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN
MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS VIII SMPN 2 SALO Abstrak Jurnal Edukama Volume 01
Nomor 01 Tahun 2018.” 01.
Hendriana, Heris, and Gida Kadarisma. 2019. “Self-Efficacy Dan Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa SMP.” 3(1):153–64.
Kuslinar et al. 2019. “Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 No . 1
Januari 2019 Jurnal Penelitian Pendididikan Matematika Volume 7 No . 1
Januari 2019 Dirancang Sesuai Dengan Menurut Muhsetyo Dalam Irwan
Proses Pemberian Pengalaman Belajar.” 7(1):141–54.
Monariska, Erma et al. 2021. “Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Match Mine.” 10(1):130–40.
Nugrahwati, Silvya. 2021. “Jurnal Fundadikdas ( Fundamental Pendidikan Dasar )
Fan-N-Pick : Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan

29
30

Mengurangi Kecemasan Matematika Fan-N-Pick : A Learning Model to


Improve Learning Outcomes and Reduce Math Anxiety.” 4(2):187–96.
Nurdika, Shora A. Y. U. 2019. “Terhadap Kemampuan Komunimkasi Matematis
Siswa Kelas VIII SMP N 1 PAGUYANGAN KABUPATEN Brebes TAHUN
PELAJARAN 2018 / 2019 SKRIPSI.”
Pangesti, Arumdalu Tri, and Slamet Soro. 2021. “Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa Pada Materi.” 05(02):1769–81.
Radja, Petrus Logo et al. 2017. “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif
Talking Chips Dan Fan-n-Pick Dalam Motivasi Dan Hasil.” (1):1196–1201.
Rohid, Nabrisi.Suryaman & Rusmawati, Retno Danu. 2019. “Students ’
Mathematical Communication Skills ( MCS ) in Solving Mathematics
Problems : A Case in Indonesian Context.” 4(2):19–30.
Rustyani, Nadilla et al. 2018. “Upaya Meningkatkan Disposisi Dengan Pendekatan
Open Ended Pada Siswa SMK Kelas X-RPL B.” 01(02):265–70.
Saleh, Agus, and Faisal Andi Lubis. 2018. “Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Make a Match Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Materi Pokok SPLDV Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Batang
Angkola.” Jurnal Education and Development 6(1):20.
Sari, Alfizah Ayu Indria, and Ahmad Lutfi. 2023. “Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Inkuiri.” 6(1).
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sutarli, Aidil Prasetiyo et al. 2022. “Perilaku Komunikasi Kelompok Komunitas
Seni Jurnal Komunikasi Volume 15 No . 1 April 2022.” 15(1):15–25.
Yaniawati, R. Poppy. Rull. Indrawan. Git. Setiawan. 2019. “Core Model on
Improving Mathematical Communication and Connection , Analysis of
Students ’ Mathematical Disposition.” 12(4):639–54.
Yulia, Putu, and Angga Dewi. 2019. “Hubungan Gaya Komunikasi Guru Terhadap
Tingkat Keefektifan Proses Pembelajaran.” 3(2):71–78.

Anda mungkin juga menyukai