Anda di halaman 1dari 38

PROPOSAL

PENGARUH MODEL PEMELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION


TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DITINJAU DARI
SELF-RELIANCE SISWA

Proposal ini ditulis untuk memenuhi tugas matakuliah

Seminar pendidikan

Oleh :

Mintaito

200710052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU TERAPAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

ACEH UTARA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis selalu diberikan kekuatan dan kemudahan dalam menyelesaikan
proposal ini yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction
Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Ditinjau Dari Self Reliance Siswa” Tidak
lupa penulis mengucapkan shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW.

Penyelesaian penulisan proposal ini atas bantuan dari berbagai pihak yang
terkait secara langsung maupun tidak langsung, terutama dan teristimewa
dipersembahkan kepada kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan rasa
sayang, didikan, materi serta doa yang selalu di panjatkan pada Allah kepada penulis.
dan tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada Ibu AklimawatiS.Pd.,M.Pd
dan Ibu Nuraina S.Pd.,M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
banyak bimbingan , arahan, dan motivasinya, sehingga penulis proposal ini dapat
terselesaikan.

Proposal ini disusun oleh penulis guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
yaitu Seminar Pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan
Pendidikan Ilmu Terapan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Malikussaleh. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan proposal ini
melibatkan banyak pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Herman Fitrah, S.T.,M.T.,IPM., ASEAN Eng Selaku
Rektor Universitas Malikussleh.
2. Bapak Dr. Muhammad Yusuf, M.T Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Malikussaleh.

i
3. Ibu Aklimawati, S.Pd., M.Pd dan Ibu Nuraina S.Pd.,M.Pd selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Seminar Pendidikan.
4. Ayah dan Ibu di rumah yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan,
nasehat dan semuanya. Penulis sangat mencintainya dan berharap menjadi
anak yang bisa di banggakan serta dapat mengangkat derajat Ayah dan Ibu.
Amin Ya Robbal Alamin.
5. “GAJE” sebagai teman, sahabat dan sudah dianggap penulis sebagai
saudara/keluarga sendiri terima kasih atas dukungan, bantuan, canda, tawa,
dan kebersamaannya yang luar biasa baik di hari – hari kuliah maupun diluar
kuliah. Penulis sangat bersyukur bisa dipertemuakan orang – orang seperti
kalian.
6. Teman – Teman Program Studi Pendidikan Matematika angkatan 20 kelas
A1, terima kasih atas kebersamaannya selama dalam masa perkulihaan.

Reuleut, Mei 2023

Mintaito
NIM: 200710052

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 4
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKAKA ............................................................................... 7
2.1 Kajian Teori................................................................................................ 7
A. Model Pembelajran Explicit Instruction ...................................................... 7
B. Pemahaman konsep Matematis ................................................................... 9
C. Self Reliance (Kemandirian) ....................................................................... 11
D. Materi Segi Empat .................................................................................... 12
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 21
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ....................................................................... 21
a. Jenis Penelitian ......................................................................................... 21
b. Desan penelitian ....................................................................................... 21
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 23
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian................................................................. 23
3.4 Variabel Penelitian.................................................................................... 24
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................. 24

iii
a. Teknik pengumpulan data ......................................................................... 24
b. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................... 26
3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen .......................................................... 27
a. Uji Validitas ............................................................................................. 27
b. Uji Reliabilitas .......................................................................................... 28
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 30

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Kisi – kisi Instrumen Angket Minat Belajar Matematika ........................ 26

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Persegi ................................................................................................ 12


Gambar 2. 2 Persegi Panjang .................................................................................. 13
Gambar 2. 3 Trapesium ........................................................................................... 14
Gambar 2. 4 Jajar Genjang ...................................................................................... 15
Gambar 2. 5 Belah Ketupat ..................................................................................... 17
Gambar 2. 6 Layang-layang .................................................................................... 18
Gambar 2. 7 Kerangka Berpikir .............................................................................. 20

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia,


artinya setiap manusia berhak mendapatkannya dan diharapakan untuk selalu
berkembang didalamnya. Pendidikan tidak ada habisnya, secara umum
pendidikan mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan
diri dalam tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan
sehingga menjadi seseorang yang terdidik itu sangat penting.

Menurut undang-undang No. 20 tahun 2003 pendidikan merupakan


usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang
dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran. Pendidikan nasional
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang bertanggung jawab.

Menurut kamus besar bahasa indonesia bahwa pendidikan adalah: “


Proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendapat tersebut mengemukakan bahwa penidikan merupakan suatu proses
pengasuhan baik untuk anak-anak bahkan orang dewasa, dimana pendapat
tersebut masih mempunyai anggapan bahwa mendidikan merupakan proses
pengajaran

1
2

Pembelajaran matematika ialah sebuah tahap yang melangsungkan


kegiatan berkaitan antara guru dengan siswa yang melakukan hubungan
mutualisme dalam kondisi pendidikan demi mencapai tujuan tertentu.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajran matematika adalah


kemampuan memahami konsep – konsep matematika dengan baik. Dalam
pembelajaran matematika diperlukan pemahaman tentang konsep matematika,
dikarenakan untuk untuk memahami konsep adalah bagian mendasar dan
terpenting pada proses belajar matematika.

Pemahaman konsep terhadap matematis merupakan suatu landasan


terpenting ketika berpikir untuk menyelesaikan permasalahan matematika
ataupun permasalahan sehari-hari. Tanpa kemampuan pemahaman konsep ini
siswa akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan setiap persoalan
matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat (FADILAH, 2023) bahwa dalam
pembelajaran matematika pemahaman konsep sangat penting dan perlu
ditekankan sehingga ketika siswa dihadapkan dengan suatu soal pemecahan
masalah siswa sudah bisa menyelesaikannya sesuai dengan keterampilan
penguasaan konsep matematika. Selain itu, pentingnya pemahaman konsep
karena pemahaman konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta
mengembangkan kemampuan matematika yang lainnya. Oleh karena itu,
kemampuan pemahaman konsep penting untuk dimiliki oleh siswa.

Namun, pentingnya pemahaman konsep yang sebelumnya telah


dijelaskan tidak sejalan dengan kemampuan pemahaman konsep yang telah
dicapai siswa. Hasil penelitian yang (Ginanjar, 2019) bahwa kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa dikategorikan rendah dimana dari 3
indikator hanya 1 indikator yang dikategorikan cukup. Begitu pun menurut
penelitian (Khairunnisa & Aini, 2019) diperoleh hasil bahwa terdapat
persentase sebesar 87% siswa yang berkategori rendah, hal ini menunjukkan
3

bahwa masih banyak siswa yang belum memahami konsep dari permasalahan
soal yang sudah disajikan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian si peneliti masih ada ditemukan peserta


didik yang kesulitan tersendiri ketika dalam belajar matematika. Siswa
menganggap bahwa pembelajaran matematika yang sulit untuk dipahami,
manakutkan dan juga membosankan.

Oleh karena itu terlihat bahwa pembelajaran matematika menunjukkan


jika memahami konsep matematis siswa tergolong rendah yakni karena faktor
dari siswa itu sendiri, guru, lingkungan belajar, hingga model pembelajaran
tidak divariasikan sehingga kurang menarik maka siswa kurang antusias
dalam belajar dikelas.

Self reliance menjadi sangat pentig karena sikap kemandirian


bertujuan untuk dapat mengarahkan diri sendiri kearah prilaku positif yang
dapat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dengan
kemandirian, siswa dilatih dan memiliki kebiasaan untuk melakukan tindakan
yang bbaok dan dapat mengatur setiap tindakannya sehingga siswa memiliki
kedisiplinan dalam proses pembelajaran. Kemandirian self reliance menjadi
salah satu cara yang bisa membuat potensi tujuan belajar tercapai dengan
mudah.

Model pembelajaran explicit instruction ini dipilih karena akan


menjadikan siswa lebih aktif dan memberikan siswa pengalaman belajar yang
tinggi. Di samping itu, siswa akan mendapatkan bimbingan dari guru secara
bertahap, melihat bahawa siswa kirang mendapatkan pelatihan sebelumnya,
sehingga setiap siswa memahami pembelajaran akan diberikan dan
mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal.
4

Dengan demikian dari beberapa permasalahan diatas peneliti sepakat


untuk mencoba menerapakan model pembelajaran Explicit Instruction dalam
pembelajaran terhadap pemahaman kosep matematis ditinjau dari self reliance
siswa. Dalam pembelajaran ini, untuk melatih siswa belajar secara langsung
dan aktif terhadap langkah-langkah pembelajaran yang sudah diterapakan
guru. Dari penerapan Explicit Instruction inilah peneliti tertarik untuk meneliti
yang berjidul “ Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction
Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Ditinjau Dari Self Reliance
Siswa.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat


diidentifikasi masalah –masalah berikut ini :

1. Pemahaman konsep matematis siswa masih sangat lemah


2. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran
3. Dari hasil penelitian masih ada peseta didik yang kesulitan dalam
belajar matematika sehingga kemandirian siswa masih kurang

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka


dalam
penelitian perlu dilakukan pembatasan masalah agar penelitian terarah dan
tidak
menyimpang dari penelitian yang sedang diteliti.
Adapun batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya berfokus pada pemahaman konsep matematis
siswa
5

2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini hanya model


pembelajaran explicit instruction
3. Pengaruh self reliance (Kemandirian) pada model pembelajaran
explicit
instruction.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan informasi latar belakang diatas, gambarlah masalah dari


penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Explicit Instruction
terhadap pemahaman konsep matematis ditinjau dari self reliance
siswa?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini


adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran Explicit Instruction


berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa ditinjau dari
self reliance siswa.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah


sebagai berikut:

1. Bagi Pendidik
Bagi guru hasil penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat
sebagai bahan masukan dan saran bagi pendidik khususnya pada mata
pelajaran maematika, sehingga dapat melibatkan siswa untuk berperan
6

aktif selama proses pembelajaran dan dapat meningkatkan siswa


dalam memahami konsep matematis
2. Bagi Siswa
Dapat membantu siswa untuk dapat perperan aktif selama proses
pembelajaran guna dalam meningkatkan pemahaman konsep
matematis siswa.
3. Bagi Sekoah
Dapat memperoleh informasi sebagai bahan masukan dan memberi
alternatif model pembelajaran explicit instruction berdampak untuk
meningkatkan kualitas terhadap pemahaman konsep matematis siswa.
4. Bagi Peneliti
Dapat dijadikan sebagai pengalaman dan pengetahuan langsung
dalam penerapan model pembelajaran explicit instruction.
BAB II

KAJIAN PUSTAKAKA

2.1 Kajian Teori

A. Model Pembelajran Explicit Instruction


1. Pengertian Model Pembelajaran Explicit Instruction

(Sibagariang et al., 2021) mengatakan model pembelajaran explicit


instrucktion (pengajaran langsung) adalah salah satu pendekatan mengajar
yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan
dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur
dengan baik yang dapat diajarkan dengan kegiatan bertahap selangkah demi
selangkah. Lebih lanjut (Anwar & Lapenia, 2019) menyatakan bahwa model
pembelajaran explicit instruction (pengajaran langsung) untuk meningkatkan
penguasaan berbagai keterampilan (pengaajaran prosedural) dan pengetahuan
faktual yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.

Berdasarkan penelitian (Hendrawati, 2021)model pembeljaran explicit


instruction adalah model pembelajaran yang aktif dalam bimbingan seorang
guru kepada siswa saat proses pembelajarn berlangsung. Dengan model
pembelajaran ini siswa akan mendapat bimbingan dari guru secara bertahap,
melihat bahawa siswa siswa kurang mendapatkan pelatihan sebelumnya
sehingga siswa mendapat hasil yang maksimal.

2. Ciri – Ciri Model Pembelajaran Explicit Instruction

Adapun ciri – ciri dari model pembelajaran Explicit Instruction


antaranya (Hendrawati, 2021) yaitu :

7
8

a) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada peserta didik,


termasuk prosedur penilaian belajar
b) Sintaks ataupun pola keseluruhan dan diluar kegiatan pembelajaran
c) Sistem pengolahan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar
kegiatan pembelajaran tentu dapat berlangsung dengan baik.

3. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Explicit Instruction

(MAYA, 2022) menyatakan bahwa ada lima langkah utama dalam


pembelajaran model Explicit Intruction yaitu sebagai berikut:
a) Menyampaikan kompetensi atau tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan peserta didik.
Proses pembelajaran ini diawali dengan guru menjelaskan tujuan
pembelajaran khusus, memberikan informasi tentang latar
belakang pembelajaran, memberikan informasi mengapa
pembelajaran itu penting, serta mempersiapkan peserta didik baik
secara fisik maupun mental untuk memulai pembelajarannya.
b) Mendemostrasikan pengetahuan atau keterampilan
Pada fase kedua,guru berperan sebagai model dengan
mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan secara benar,
guru harus menyajikan informasi secara bertahap selangkah demi
selangkah sesuai struktur dan urutan yang benar.
c) Membimbing pelatihan kepada peserta didik
Pada tahap ini, guru harus memberikan bimbingan dan pelatihan
awal agar peserta didik dapat menguasai pengetahuan dan
keterampilan yang sedang diajarkan.
d) Memeriksa pemahaman dan memberikan balikan (umpan balik)
Guru melakukan pengecekan apakah peserta didik dapat
melakukan tugas dengan baik, apakah mereka telah menguasai
9

pengetahuan atau keterampilan, dan selanjutnya memberi umpan


balik yang tepat.
e) Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Tahap ini adalah guru kemudian menyediakan kesempatan kepada
semua peserta didik untuk melakukan latihan lanjutan, dengan
perhatian khusus pada
penerapan kepada situasi yang lebih kompleks atau penerapan
dalam kehidupan sehari-hari.

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajarn Explicit Instruction

Model pembelajaran explicit instruction memiliki beberapa kelebihan dan


kekurangan. Menurut (Sibagariang et al., 2021) menyatakan bahwa model
pembelajaran explicit instruction ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan atau keunggulan explicit instruction ini adalah siswa benar – benar
dapat menguasai pengetahuannya dan siswa dapat aktif terlibat dalam proses
belajar mengajar. Sedangkan kelemahan model pembelajaran ini adalah
memerlikan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama dan
model pembelajaran ini hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu
saja.

B. Pemahaman konsep Matematis

a) Pengertian Pemahaman

Pemahaman merupakan aspek yang sangat penting dalam pembelajaran


matematika (Silviana & Mardiani, 2021). Pemahaman matematis merupakan
landasan penting unruk berpikir dalam menyelesaikan persoalan – pesoalan
matematika maupun persoalan – persoalan di kehidupan sehari – hari
(Ruswana & Zamnah, 2018). Bekaitan dengan pentingnya komponen dalam
kehidupan sehari – hari. Kemudian pemahaman memiliki arti proses,

9
10

perbuatan, cara untuk mengerti benar atau untuk mempelajari dengan baik
supaya paham. Pemahaman diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yg
dipelajari (Handoko & Winarno, 2019; Latifah & Afriansyah, 2021)

b) Pengertian Konsep

Konsep sanagatlah penting dalam pembelajaran matematika. Karena


dengan menguasai konsep akan sangat mebantu siswa/ peserta didik dalam
pembelajaran matematika. Menurut (Arnidha, 2017), “Konsep adalah
representasi intelektual yang abstrak yang memungkinkan seseorang untuk
dapat mengelompokkan atau mengklarifikasikan dari obkek – objek atau
kejadian – kejadian ke dalam contoh atau bukan contoh dari ide tersebut.

c) Indikator Pemahaman Konsep Matematis

Indikator pemahaman konsep matematis menurut Sanjaya (Hayati &


Marlina, 2021) diantaranya:

1) Siswa mampu membuat secara verbal mengenal apa yang telah


dicapainya.
2) Siswa dpat menyajikan situasi matematika kedalam berbagai
cara serta mengetahui perbedaan.
3) Siswa mampu mengklarifikasi objek – objek berdasarkan
dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk konsep
tersebut.
4) Siswa bisa menerapkan hubungan antara konsep dan prosedur.
5) Siswa mampu memberikan contoh dan kontra dari konsep yang
dipelajari.
6) Siswa mampu menerapkan konsep secara algoritma.
7) Siswa mampu mengembangkan konsep yang telah dipelajari

10
11

Pernyataan di atas, peneliti lalu memilih indikator pemahaman konsep


matematis yang yang akan digunakan adalah :

1) menyatakan ulang sebuah konsep,

2) mengklasifikasi objek menurut

sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya,

3) memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep,

4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,

5) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep,

6) menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau


operasi tertentu,

7) mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.

C. Self Reliance (Kemandirian)

a. Pengertian Self Reliance (Kemandirian)


Self Reliance (Kemandirian) berasal dari kata mandiri yang berarti
berdiri sendiri, yaitu suatu keadaan yang memungkinkan seseorang
mengatur dan mengarahkan diri sesuai tingkat
perkembangannya(Ningsih, 2016:76). Kemandirian secara psikologis
dan mentalis yaitu keadaan seseorang yang dalam kehidupannya
mampu memutuskan dan mengerjakan sesuatu tanpabantuan dari orang
lain (Suciati, 2016: 33).
b. Indilator Self Reliance (Kemandirian)
1. Inisiatif
sifat yang berasal dari individu secara mandiri tanpa mengharapkan
bantuan dari orang lain.
12

2. Memandang kesulitan sebagai tantangan


Memandang kesulitan sebagai tantangan merupakan Siswa
yang selalu menganggap kesulitan dalam memecahkan
permasalahan matematika merupakan sebuah tantangan yag harus
diselesaikan.

D. Materi Segi Empat

1) Pengertian Segiempat
Segiempat adalah poligon yang memiliki empat sisi (Alexander dan
Koebberlin, 2017:178)
2) Jenis - jenis Segiempat
a. Persegi
Persegi adalah bangun yang memiliki empat sisi (2 pasang sisi
sejajar) dan panjang di setiap sisinya sama. Persegi memiliki empat
sudut siku – siku (90°) di masing – masing sudutnya. Seperti gamabar
dibawah ini :

Gambar 2. 1 Persegi
Ciri - ciri persegi

1) Memiliki 4 sisi dan semua sisinnya memiliki panjang yang sama


13

2) Memiliki 2 pasang sisi yang saling sejajar


3) Semua sudutnya berbentuk sudut siku – siku atau sudut berukuran 90°
4) Memiliki 2 diagonal yang saling berpotongan tegak lurus dan sama
panjang
5) 2 diagonal yang saling berpotongan
6) Memiliki 4 sumbu simetris atau simetri lipat
7) Memiliki 4 simetri putar

Rumus Luas Pesegi : sisi x sisi

: s2

Rumus Keliling Persegi : 𝑠 + 𝑠 + 𝑠 + 𝑠

: 4 x sisi

b. Persegi Panjang
Pesegi panjang adalah bangun ynag memiliki 2 pasang sisi
sejajar dan sisi yang saling berhadapan memiliki panjang yang sama.
Sama seperti persegi, pada persegi panjang disetiap sudutnya memiliki
sudut siku – siku (90°). Seperti gambar dibawah ini :

Gambar 2. 2 Persegi Panjang


Ciri –ciri Persegi Panjang
14

1) Memiliki 4 sisi yang terdiri dari 2 pasang sisi yang saling berhadapan
dan sejajar
2) Sisi yang saling berhadapan memiliki panjang yang sama
3) Semua sudutnya berukuran 90° atau membentuk sudut siku- siku
4) 2 diagonal yang saling berpotongan dan membagi dua yang
panjangnya sama
5) Memiliki 2 sumbu atau sumbu lipat
6) Memiliki 2 simetri lipat

Rumus Luas Persegi Panjang :𝑝×𝑙

Rumus Keliling Persegi Panjang : 𝑝 + 𝑙 + 𝑝 + 𝑙

c. Trapesium
Trapesium adalah bangun yang memiliki 2 pasang sisi yang
sejajar tetapi 1 pasang sisinya memiliki panjang yang tidak sama atau
kedua sisinya tidak sama panjang.
Trapesium terbagi menjadi tiga jenis yaitu trapesium sama kaki,
trapesium siku – siku, dan trapesium sembarang. Dibawah ini adalah
gambar Reapesium :

Gambar 2. 3 Trapesium
Sifat – sifar trapesium yaitu :

1) Me,iliki 4 sisi dan pada 1 pasang sisinya sejajar dan saling berhadapan
2) Memiliki 4 sudut, total sudutnya jika dijimlahkan berukuran 360°
15

3) 2 sudut yang saling berdekatan jika dijumlahkan berukuran 180°


4) Memiliki 2 diagonal yang sama panjang dan saling berpotongan tetapi
tidak tegak lurus
5) Memliki 1 simetri putar
Rumus Luas Trapesium :
1
⁄2 (𝑎 + 𝑏) × 𝑑, 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐿 = 1⁄
2(𝑎 + 𝑏) × 𝑡
Rumus Keliling Trapesium :𝑎+𝑏+𝑐+𝑑
: 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐷𝐴
d. Jajar Genjang
Jajar genjang adalah bangun yang memiliki 2 pasang sisi yang
sejajr memiliki panjang yang sama dan memilki 2 pasang sudut yang
sama besar. Yang membedakan antara jajar genjang dan persegi
panjang adalah pada jajar genjang disetiap sudutnya tidak ada sudut
siku – siku (90°). Seperti gambar dibawah ini :

Gambar 2. 4 Jajar Genjang

Sifat – sifat jajar genjang yaitu :


1) Memiliki 4 sisi yang terdiri dari 2 pasang sisi yang saling
berhadapan dan sejajar
2) Sisi yang saling berhadapan memiliki panjang yang sama
16

3) Memiliki 4 susdut yaitu 1 pasang sudut tumpul dan 1 pasang sudut


lancip
4) Sudut yang berhadapan memiliki besar yang sama
5) Dua sudut yang saling berdekatan jika dijumlahkan memiliki besar
sudut 180°
6) Memiliki 2 diagonal yang panjangnya tidak sama
7) Tidak memiliki sumbu simetri atau simetri lipat
8) Memiliki 2 simetri putar

Rumus Luas Jajar Genjang = 𝐴𝑙𝑎𝑠 × 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

= 𝐴𝐵 × 𝑡

Rumus Keliling Jajar Genjang= 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐷𝐴

= 2(𝐴𝐵 + 𝐵𝐶)

e. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah bangun datar yang dibentuk oleh empat
buah rusuk yang sama panjang. Bedanya belah ketupat dengan persegi
yaitu, pada belah ketupat, sudut-sudutnya bukanlah siku-siku. Dua
pasang sudut yang saling berhadapan akan memiliki besar yang sama.
Seperti gambar dibawah ini :
17

Gambar 2. 5 Belah Ketupat


Sifat – sifat belah ketupat yaitu :

1) Memiliki empat sisi dan empat titik sudut


2) Keempat sisinya sama panjang
3) Dua pasang sudut yang berhadapan sama besar
4) Diagonalnya berpotongan tegak lurus
5) Memiliki dua buah simetri lipat

Rumus Luas Belah Ketupat = 1⁄2 × 𝑑𝑖𝑎𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙 1 × 𝑑𝑖𝑎𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙 2

= 1⁄2 × 𝐴𝐶 × 𝐵𝐷

Rumus Keliling Belah Ketupat = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐷𝐴

f. Layang – layang
Layang-layang adalah jenis bangun datar segi empat yang
dibentuk oleh dua pasang rusuk sama panjang. Layang-layang hanya
memiliki satu sumbu simetri, dan satu sudut yang sama besar. Seperti
gsmbsr dibswsh ini :
18

Gambar 2. 6 Layang-layang
Sifat – sifat Layang – layang yaitu :

1) Memiliki empat sisi dan empat titik sudut.


2) Memiliki dua pasang sisi yang sama panjang.
3) 3) Memiliki dua sudut yang sama besar
4) Diagonalnya berpotongan tegak lurus
5) Salah satu diagonalnya membagi diagonal yang lain sama panjang
6) Memiliki satu simetri lipat

Rumus Luas Layang – layang = 1⁄2(𝑑 × 𝑑 )


1 2

= 1⁄2(𝐴𝐶 × 𝐵𝐷)

Rumus Keliling Layang – layang = 2(𝑎 + 𝑏)

= 2(𝐴𝐵 + 𝐵𝐷)

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang digunakan adalah penelitian terdahulu yang berkaitan


dengan judul peneliti yang dijadikan acuan dan referensi oleh peneliti.
Adapun penelitian yang relevan sebagai berikut:
19

1. Penelitian yang dilakukan oleh Maya Puspitasari tahun 2022 yang


berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Melalui
Strategi Mastery Learning With Quiz Team Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Dan Self-Confidenc”.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hasni Hendrawati tahun 2021 yang
berjudul “Kajian Model Explicit Instruction Dalam Pembelajaran
Matematika Tingkat SMP/MTs”.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Jeni Safitri tahun 2022 yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Terhadap
Pemahaman Konsep Matematis Ditinjau Dari Self Reliance Siswa
SMP”.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Virsa Fatimah Azzahra Rusman AR*,
St. Maryam M, Nur Ilmi tahun 2021 yang berjudul “Penerapan Model
Explicit Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah
Dasar Kelas Empat Di Kabupaten Barru.”

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa hal yang dijadikan penulis


sebagai suatu kerangka berpikir yang selanjutnya mengarahkan penulis untuk
menemukan data - data dan informasi guna memecahkan masalah yang telah
ditemukan. Adapun kerangka berpikir yang dijadikan sebagai suatu gambaran
atau langkah-langkah dari penelitian yang akan dilakukan. Adapun kerangka
berpikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
20

Rendahnya pemahaman konsep matematis


ditinjau dari self reliance siswa

Strategi

Pembelajaran menggunakan model


pembelajaran explicit instruction

Hasil Tes

Pemahaman kosep matematis ditinjau dari


self reliance pada materi segi empat

Gambar 2. 7 Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis Penelitian dan/atau Pernyataan Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan


masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban diberikan baru
berdasarkan pada teori dan belum menggunakan fakta.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitin kuantitatif dengan


pendekatan ex post facto. Menurut Sugiyono (2018: 14), penelitian
kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi Atau sampel tertentu,
teknik penagambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random,pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis sata
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguju hipotesis yang
telah ditetapkan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh antara variabel bebasdan variabel terikat.

b. Desan penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian Survei


Descriptive Design. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian
ini menurut Isaac dan Michael (dalam Sukardi, 2019: 247-248 ), yaitu :
a) Menentukan tujuan dan lingkup yang akan disurvei.
b) Medesain angket atau petunjuk wawancara.
c) Mencoba instrumen untuk melaksankan identifikasi dan
memperbaiki item yang kurang relevan, dan mencapai format yang
baik, mudah untuk ditabulasi dan dianalisis.
d) Jika menggunakan wawancara sebaiknya dibuat terlebih dahulu
panduannya dan dilakukan dengan orang-orang yang terlatih.

21
22

e) Meyakinkan instrumen harus memiliki karakteristik yang jelas,


simpel, dan langsung berkaitan dengan permasalahannya.
23

f) Menggunakan program komputer yang relevan dan efesien


Mempertimbangkan sifat-sifat penting dan responden yang menjadi
sasaran, utamanya ketika survei dilakukan dan analisis data dilakukan.
h) Bayangkan variasi hasil yang mungkin muncul dari penelitian
survei, termasuk efek yang mungkin mengejutkan. Langkah ini untuk
mnegatasi adanya hambatan atau hal yang mungkin memerlukan
informasi lebih dari responden atau pertanyaan penelitian.

Tujuan dari penelitian ini dapat dilakukan apabila survei minat peserta
didik kelas tinggi terhadap pelajaran matematika dapat diketahui atau
dianggap baik.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP NEGERI 1 Ranah Batahan, peneleitian


berlangsung semester genap 2022/2023

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah subjek penelitian. Oleh karena itu, populasi penelitian


adalah sekumpulan objek penelitian (alam semesta), yang dapat berupa
manusia, hewan,
tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan lain-lain, sehingga
objek
tersebut dapat menjadi sumber informasi penelitian. Populasi penelitian ini
adalah
seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Ranah Batahan tahun pelajaran 2022/2023
yaitu Kelas VII A, jumlah siswa 20 orang.

Sampel adalah sebagian atau perwakilan dari populasi yang diteliti.


Sampel
24

berfungsi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian. Adapun dalam


penelitian ini
siswa yang dijadikan sampel penelitian adalah siswa kelas VII A yang
berjumlah 20
siswa.

3.4 Variabel Penelitian

Berdasarkan judul penelitian ini, “ Pengaruh model pembelajaran


Explicit Instruction terhadap Pemahaman Konsep Matematis ditinjau dari Self
Reliance Siswa”. Variabel yang diteliti adalah :
1. Model Pembelajaran Explicit Instruction seabagai variabel independen (X)
2. Pemahaman Konsep matematis ditinjau dari Self Reliance Siswa sebagai
variabel dependen (Y)

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah cara untuk mengumpulkan data yang


dibutuhkan untuk menjawab dari rumusan masalah penelitian. Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah angket
dan dikumentasi.
a. Angket
Angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan caranya
dengan menyebarkan atau membuat pertanyaan atau pernyatan yang
digunakan peneliti untuk menjawab rumusan masalah dan dijawab oleh
responden yang cara pengisiannya sesuai dengan permintaan pengguna.
Angket atau koesioner ini adalah teknik pengumpulan data yang sangat
efesien apabila peneliti mengetahui dengan pasti variabel yang akan
25

diukurnya dengan maksud yang memberikan respon atas daftar pernyataan


tersebut.
Usman & Akbar (dalam Sudaryono 2016: 80) , Untuk pengambilan
data dengan angket memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
a) Mudah untuk diolah
b) Responden tidak perlu untuk memikirkan buah pikirannya
c) Pengisian menggunakan waktu yang singkat
d) Dapat menjaring responden yang relatif banyak, karena responden lebih
mendalam.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Pada
angket tertutup pertanyaan atau pernyataan sudah disusun secara struktur.
Didalam angket tertutup, pertanyaan atau pernyataan-pernyataan telah
memiliki jawaban yang sudah disediakan peneliti yang tinggal dijawab oleh
responden. Angket terstruktur ialah angket yang disedikan dalam bentuk
sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih salah satu
jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan
tanda silang (X) atau tanda ceklis (√ ) . Djaali (dalam Sudaryono 2016: 78),
Responden tidak bisa memberikan jawaban atau respon yang lain kecuali
yang sudah disediakan
sebagai jawaban alternatif.

a. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (dalam Pratiwi 2017: 213) dokumen adalah
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Sedangkan Dokumentasi menurut
(Sudaryono 2016 : 90) ialah yang tujukan untuk mendapatkan data secara
langsung dari tempat penelitian. Didalam penelitian ini , metode dokumentasi
yang akan digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah siswa
26

b. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang akan digunakan untuk


mengukur alam atau mengamati sosial. Instrumen yang akan dipakai dalam
penelitian ini adalah angket minat belajar siswa pada mata pelajaran
matematika. Angket minat belajar matematika yang akan digunakan untuk
mengukur minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika. Angket minat
merupakan sejumlah pernyataan yang dituliskan untuk dijawab oleh
responden untuk mengetahui minat belajar matematika siswa. Pada angket
minat terhadap pelajaran matematika semua item pernyataan merupakan
pernyataan yang positif semua tidak ada pernyataan yang negative. Jenis
angket yang digunakan adalah angket skala guttmen. Kisi- kisi instrument
minat belajar matematika. Berikut kisi-kisi
minat belajar matematika:

No Indikator Jumlah Pernyataan

1. Ketertarikan saat 9
belajat
2. Perasaan senang 7
saat belajar
3. Keterlibatan siswa 5
4. Pengetahuan 6
Jumlah 27
Tabel 3. 1 Kisi – kisi Instrumen Angket Minat Belajar Matematika

Sumber : Baharudi (dalam Pasaribu,dkk 2017), Slameto (dalam Nurhasanah


& Sobandi
27

2016), Lestari & Mokhammad (dalam Nurhana & Winata 2019) Telah
dimodifikasi
oleh penelitian

3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2017:46) dalam upaya untuk mendapatkan hasil


yang baik dan berkualitas, proses dan rangkaian dalam penelitian harus
dilakukan dengan sebaik mungkin. Uji validitas ini digunakan untuk
mengukur apakah datadata penelitian adalah data yang valid usai data tersebut
didapatkan setelah penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai alat ukur.
Dalam uji validitas, setiap item akan diuji korelasinya dengan skor total
variabel. Sebuah item sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor total
masingmasing variabel ≥ 0,25. Jika item mempunyai r hitung < 0,25 maka
item tersebut akan dinyatakan tidak valid, begitupun sebaliknya jika item
mempunyai r hitung > 0,25 maka item tersebut dinyatakan valid.
∑ 𝒙𝒚
𝑹 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =
√(∑ 𝒙𝟐 ) (∑ 𝒚𝟐 )

Dengan pengertian

𝑥 = 𝑥 − 𝑥̅

𝑦 = 𝑦 − 𝑦̅

𝑥 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑥

𝑦 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑦

Kriteria atau syarat suatu instrument dinyatakan valid atau tidakny


menurut Sugiyono, (2019:267) yaitu dengan antara r hitung dengan r table
ketentuan:
28

Jika nilai r hitung > r tabel, maka item kuesioner adalah valid.

Jika nilai r hitung < r tabel, maka item kuesioner adalah tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk memastikan bahwa


instrument memiliki konsistensi sebagai alat ukur sehingga tingkat
kehandalanya dapat menunjukkan hail yang konsisten. Pengujian reliabilitas
instrumen dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha definisi menurut
Sugiyono, (2019:130) menyatakan bahwa sejauh mana instrumen penelitian
dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha sebesar 0,6 atau lebih. Dalam
penelitian ini memilih 0,6 sebagai koefisien reliabilitas. Adapun kriteria dari
pengujian reliabilitas adalah:
1. Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,6 maka instrumen memiliki
reliabilitas yang baik atau dengan kata lain instrumen adalah reliabel atau
terpercaya.
2. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6 maka instrumen yang diuji
tersebut adalah tidak reliabel.

3.7 Teknik Analisis Data

Ketika semuanya telah terkumpul datanya dengan lengkap maka ditahap


selanjutnya yaitu dilakukan menganalisis data. Dalam penelitian ini yang
digunakan peneliti yaitu teknik analisis datanya adalah statistik deskriptif.
(Sugiyono, 2018: 206) Statistik deskriptif merupakan statistik yang dilakukan
untuk menganalisis data yang dilakukan dengan cara menggambarkan data
yang sudah terkumpul tanpa melakukan umun atau generalisasi..

Teknik analisis data yang akan digunakan didalam penelitian ini yaitu
untuk mendapati tinggi rendahnya suatu minat siswa terhadap mata pelajaran
29

matematika di SMP Negeri 01 Raanah Batahan ialah statistik deskriptif


dengan persentase. Statistik deskriptif ialah bidang dari statistik yang
memiliki fungsi untuk mengumpulkan data, mengetahui nilai-nilai statistik
dan penyusunan diagram atau grafik yang mengenai suatu hal agar mudah
untuk dipahami dan dibaca.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, A. S., & Lapenia, P. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Explicit


Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Cahaya dan
Sifatnya pada Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Sembawa. Jurnal Lensa Pendas,
4(1), 52–59. http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/lensapendas
FADILAH, A. N. (2023). Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Berdasarkan Gaya Belajar Siswa Smp. LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian
Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(4), 309–317.
https://doi.org/10.51878/learning.v2i4.1793

Ginanjar, A. Y. (2019). Pentingnya Penguasaan Konsep Matematika Dalam


Pemecahan Masalah Matematika di SD. Jurnal Pendidikan UNIGA, 13(1), 121–
129. www.jurnal.uniga.ac.id
Hayati, S. I., & Marlina, R. (2021). Analisis kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa kelas vii smp pada materi bentuk aljabar di smp it nurul huda
batujaya. 4(4), 827–834. https://doi.org/10.22460/jpmi.v4i4.827-834
Hendrawati, H. (2021). KAJIAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SMP / MTs Skripsi FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (
IAIN ) PALOPO KAJIAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SMP / MTs Skr.
Khairunnisa, N. C., & Aini, I. N. (2019). Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis dalam Menyelesaikan Soal Materi SPLDV pada Siswa SMP.
Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika
Sesiomadika 2019, 1(1), 546–554.

MAYA, P. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Melalui


Strategi Mastery Learning With Quiz Team Terhadap Kemampuan ….
http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/17618%0Ahttp://repository.radeninta
n.ac.id/17618/1/Skripsi 1-2.pdf
Ruswana, A. M., & Zamnah, L. N. (2018). Korelasi antara Self-Regulated Learning
dengan Kemampuan Pemahaman Matematis Mahasiswa. Mosharafa: Jurnal
Pendidikan Matematika, 7(3), 381–388.
https://doi.org/10.31980/mosharafa.v7i3.143
Sibagariang, S. M., Hasibuan, A., & Silaban, P. J. (2021). Penerapan Model
Pembelajaran Explicit Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

30
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(4), 2189–2198.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i4.586
Silviana, D., & Mardiani, D. (2021). Perbandingan Kemampuan Pemahaman
Matematis Siswa melalui Mood-Understand-Recall-Digest-Expand-Review dan
Discovery Learning. Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(2), 291–302.
https://doi.org/10.31980/plusminus.v1i2.1262
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta

Sukardi. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya .


Jakarta: Bumi Aksara

Sudaryono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Kharisma Putra


Utama

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D). Bandung: Penerbit Alfabet

Sugiyono, 2019. Metode Penelitian KuantitatifI. Bandung : Alfabeta.

31

Anda mungkin juga menyukai