Proposal Skripsi
Oleh:
NOVITA INDRIANI
(160940005)
MEDAN
2020
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hikmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingg mampu menyelesaikan proposal
skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pengembangan RPP Dan LKPD Berbasis
Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Softwer Geogebra Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik Kelas X
SMA” ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti seminar proposal Pendidikan Matematika,
FKIP Universitas Katolik Santo Thomas Medan.
Dalam proses penulisan proposal skripsi ini, penulis telah mendapatkan bimbingan
dan bantuan, baik berupa material, spiritual, informasi, ataupun administrasi. Oleh karena itu,
sudah selayaknya penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada :
1. Rektor Universitas Katolik Santo Thomas, Prrof. Dr. Drs. Sihol Situngkir, MBA.
2. Plt. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Bapak Jontra Jusat Pangaribuan,
M.Pd.
3. Sekretaris Prodi Pendidikan Matematika, Ibu Shinta Dameria Simanjuntak,S.Si.,
M.Pd.
4. Dosen Pembimbing I, Imelda Sihombing,S.Pd.,M.Pd. yang telah bersedia
membimbing dan mengarahkan penulis selama menyusun proposal skripsi,
memberikan banyak ilmu serta solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam
penulisan proposal skripsi ini.
5. Dosen Pembimbing II, Tetty Natalia Sipay,ung S.Pd.,M.Pd , M.Si yang telah bersedia
membimbing dan mengarahkan penulis selama menyusun proposal skripsi,
memberikan banyak ilmu serta solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam
penulisan proposal skripsi ini.
6. Para dosen Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Katolik St. Thomas Medan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu yang telah banyak memberikan dorongan, bimbingan, motivasi dan membekali
penulis dengan ilmu pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan
proposal skripsi ini,
7. Kedua Orang tua penulis, Lesben Pasaribu dan Roslina Br. Sihombing yang telah
memberikan doa, semangat, motivasi, nasehat, dukungan dan kasih sayang.
8. Teman-teman seangkatan tahun akademik 2016 Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Katolik Santo Thomas Medan.
ii
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah banyak membantu dalam penulisan proposal skripsi ini. Penulis menyadari
masih banyak kekurangan dan kelemahan dari segi isi maupun tata bahasa.Untuk itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang mendukung dari pembaca demi
kesempurnaan proposal skripsi ini.
Novita Indriani
NPM. 160940005
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................... i
Lembar Persetujuan Pembimbing ...................................................................... ii
Lembar Pengesahan............................................................................................ iii
Kata Pengantar.................................................................................................... v
Daftar Isi ............................................................................................................ iv
Daftar Lampiran ............................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................11
1.3 Batasan Masalah.............................................................................12
1.4 Rumusan Masalah...........................................................................12
1.5 Tujuan Penelitian............................................................................13
1.6 Manfaat Penelitian..........................................................................13
iv
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian................................................33
3.2 Tempat, Kegiatan dan Waktu Penelitian .......................................33
3.3 Jenis dan Sumber Data...................................................................34
3.4 Teknik Pengambilan Sampel..........................................................34
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data..............................................35
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data....................................................35
3.5.2 Alat Pengumpulan Data........................................................35
3.6 Uji Validitas Data dan Instrumen Penelitian..................................40
3.6.1 Uji Validitas..........................................................................40
3.6.2 Uji Reliabilitas.....................................................................41
3.6.3 Tingkat Kesukaran...............................................................42
3.6.4 Daya Pembeda.....................................................................42
3.7 Teknik Pengolahan(Analisis) Data.................................................43
3.7.1 Analisis Data Hasil Validasi Ahli.........................................43
3.7.2 Analisis Keefektifan LKPD..................................................45
3.7.3 Analisis Data Respon Siswa Terhadap LKPD......................48
3.8 Prosedur Penelitian.........................................................................49
3.8.1 Tahap Analysis (Analisis).....................................................49
3.8.2 Tahap Design (Perancangan)................................................50
3.8.3 Tahap Develop......................................................................51
3.8.4 Tahap Evaluation (Evaluasi).................................................51
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................52
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................54
v
BAB I
PENDAHULUAN
Perangkat pembelajaran adalah bahan, alat, media, petunjuk, dan pedoman yang
akan digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran
yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dapat berupa buku petunjuk guru,
buku peserta didik, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD), media, juga instrumen hasil belajar. Kualitas perangkat
pembelajaran yang digunakan juga menentukan kualitas pembelajaran. Oleh karena
itu, guru diharapkan dapat mengembangkan perangkat pembelajaran yang tidak hanya
memberikan materi secara instan, tetapi mampu menggiring peserta didik kepada
6
kemampuan menyelesaikan suatu masalah melalui kegiatan penemuan yang dilakukan
oleh peserta didik sendiri. Selain itu perangkat pembelajaran yang dikembangkan
harus sesuai dengan tuntutan kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntutan
pemecahan masalah belajar. Sehingga perangkat pembelajaran tersebut dapat
menciptakan pembelajaran yang berkualitas dimana dapat mengiring peserta didik
agar aktif dalam mengkontruksi pengetahuannya sendiri. Perangkat Pembelajaran
dikatakan berkualitas jika memenuhi kriteria valid, prktis, dan efektif.
Pada RPP dapat dilihat beberapa kekurangan dari RPP yang digunakan guru
diantaranya: (1) RPP yang digunakan bukan hasil rancangan sendiri melainkan
masih bersifat umum, sehingga model pembelajaran yang digunakan kurang sesuai
dengan materi dan karakteristik peserta didik di SMA Katolik Cinta Kasih Tebing
Tinggi; (2) dalam proses pembelajaran belum menggunakan media yang
berbantuan ICT untuk mengaktifkan peserta didik, soal latihan yang diberikan
masih bersifat rutin; (3) pembelajaran yang berlangsung masih bergantung pada
faktor guru.
Selain RPP, buku juga merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang
digunakan oleh guru dalam mengajarkan suatu materi pelajaran juga perlu untuk
menjadi perhatian. Buku yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan materi
pelajaran adalah buku petunjuk guru (BPG) dan buku untuk peserta didik (BPD).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada salah satu guru matematika di
SMA Katolik Cinta Kasih Tebing Tinggi diperoleh bahwa guru hanya menggunakan
buku petunjuk guru dan buku peserta didik yang umum yang dirancang oleh
pemerintah. Jadi buku yang digunakan bukanlah buku yang langsung dirancang oleh
guru.
7
Pada Buku peserta didik dapat dilihat beberapa kekurangan dari buku yang
digunakan guru diantaranya: (1) tidak adanya aktivitas yang berarti yang
dilakukan peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan mengembangkan
kemampuan bermatematika; (2) belum ada pengaplikasian media yang berbantuan
ICT yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam menyelesaikan
permasalahan yang diberikan; dan (3) Peserta didik hanya diberikan masalah dan
cara menyelesaikan permasalahan, kemudian peserta didik ditugaskan untuk
mengerjakan soal latihan saja. Hal ini tentunya tidaklah cukup untuk menopang
kebutuhan peserta didik, karena untuk mengiring peserta didik memiliki
kemampuan bermatematika yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya, maka di dalam proses belajar mengajar
hendaknya guru menggunakan perangkat pembelajaran yang mengarah pada
keaktifan peserta didik dalam meningkatan kemampuan bermatematikanya.
Selanjutnya, lembar kerja peserta didik (LKPD) juga merupakan salah satu
komponen perangkat pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar
mengajar. LKPD harusnya disusun sesuai dengan buku petunjuk guru dan buku
peserta didik yang digunakan. Sehingga LKPD dapat membantu membimbing
peserta didik untuk aktif menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Namun
kenyataannya, pada SMA Katolik Cinta Kasih Tebing Tinggi guru tidak
menggunakan LKPD dalam proses pembelajaran dimana guru hanya
menggunakan buku petunjuk guru dan buku peserta didik yang disediakan
pemerintah. Sehingga dalam proses pembelajaran peserta didik hanya pasif
menerima penjelasan dari guru tanpa terlibat aktif menemukan pengetahuannya
sendiri dan mengembangkan kemampuan bermatematikanya. Berdasarkan
permasalahan-permasalahan di atas, guru perlu menciptakan perangkat
pembelajaran yang lebih bermakna sesuai dengan tuntutan kurikulum,
karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar.
8
Sebagaimana tujuan pembelajaran matematika untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah yang telah ditetapkan Depdiknas (2006:140) bahwa agar siswa
memiliki kemampuan, yaitu: (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, (2) Menggunakan penalaran
pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3)
Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4)
Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah, dan (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
9
mampu memecahkan masalah apabila siswa mampu mengidentifikasi apa yang
diketahui, yang ditanya, dan kecukupan unsur yang diperlukan, serta mampu
mengkomunikasikan pola pikirnya dengan bahasanya sendiri, menerapkan strategi
menyelesaiakan masalah, mampu menghadapi fenomena yang baru dengan baik
(Sumarno, 2003). NCTM menempatkan pemecahan masalah, penalaran dan
pembuktian, komunikasi, dan penyajian sebagai standar proses dalam belajar
matematika (NCTM, 2000).
10
Peserta didik tidak
memahami masalah
1. Peserta didik kurang memahami masalah, yaitu: apa yang dinyatakan dan
data apa yang diberikan.
2. Peserta didik kurang mengetahui teori yang digunakan dalam menyelesaikan
soal tersebut.
3. Peserta didik sulit melakukan penyelesaian serta membuktikan
bahwa langkah yang digunakan telah benar.
Selain itu, dari 26 peserta didik yang mengikuti tes, jumlah siswa yang
mampu memahami masalah yang diberikan dan dapat menyajikan informasi
dengan benar dan lengkap adalah sebanyak 10 orang atau sebanyak 38,46%,
sedangkan yang tidak bisa memahami masalah dan tidak menyajikan informasi
dengan benar dan lengkap adalah sebanyak 16 orang atau 61,54%. Jumlah peserta
didik yang mampu membuat rencana pemecahan masalah dengan benar dan
lengkap sebanyak 8 orang atau 30,77%, untuk peserta didik yang dapat membuat
rencana pemecahan masalah tetapi kurang benar dan kurang lengkap adalah
sebanyak 11 orang atau 42,31%, dan peserta didik yang tidak bisa membuat
rencana pemecahan masalah sama sekali sebanyak 7 orang atau 26,92%. Jumlah
peserta didik yang mampu melaksanakan rencana pemecahan masalah dengan
benar dan lengkap adalah sebanyak 6 orang atau 23,08%, peserta didik yang dapat
11
melaksanakan rencana pemecahan masalah tetapi kurang benar dan kurang
lengkap adalah sebanyak 10 orang atau 38,46%, dan yang tidak bisa
melaksanakan rencana pemecahan masalah sama sekali adalah sebanyak 9 orang
atau 34,62%. Sedangkan jumlah peserta didik yang melakukan pemeriksaan
kembali jawaban yang diperolehnya dan membuat interpretasi adalah sebanyak 7
orang atau 26,92 %, dan peserta didik yang tidak melakukan pemeriksaan kembali
jawaban yang diperolehnya dan tidak membuat interpretasi adalah sebanyak 19
orang atau 73,08%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peserta didik
kesulitan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kemampuan
pemecahan masalah. Hal ini merupakan fakta yang membuktikan bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik kelas X SMA Katolik
Cinta Kasih Tebing Tinggi masih rendah. Salah satu faktor yang mempengaruhi
rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik adalah dalam
proses pembelajaran matematika, guru terlalu berkonsentrasi pada hal-hal yang
prosedural dan mekanistik, dimana pembelajaran berpusat pada guru, konsep yang
disampaikan tidak informatif dan peserta didik tidak dilatih memecahkan masalah
yang bersifat non rutin.
12
pembelajaran yang tepat dan inovatif agar dalam proses pembelajaran peserta didik
dapat terlibat dalam membangun menganalisa, mengkritik, dan
mengkonfirmasi ide-ide, prinsip-prinsip dan struktur-struktur matematika berdasar
pengalaman peserta didik sendiri. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat
menerapkan suatu model, metode atau pendekatan yang sesuai dengan materi
matematika yang sedang dipelajari dan karakteristik peserta didik yang diajarkan.
13
pemanfaatan ICT (Information, Communication and Technology) belum
diaplikasikan dalam pembelajaran. Teknologi komputer menjadi salah satu media
yang sangat membantu dalam proses pembelajaran. Penggunaan media
pembelajaran berbantuan multimedia akan mampu membuat siswa aktif selama
proses pembelajaran, menambah minat dan motivasi belajar siswa (Kusnandar,
2003). Menurut Arsyad (2013; 74) kriteria pemilihan media pembelajaran
bersumber dari konsep bahwa media pembelajaran merupakan bagian dari system
instruksional secara keseluruhan. Salah satu media pembelajaran manipulatif yang
dapat digunakan untuk membantu siswa dalam menemukan kembali konsep
Sistem Persamaan Liniear Dua Variabel yaitu software Geogebra. GeoGebra
dikembangkan pertama kali oleh Markus Hohenwarter pada tahun 2001.
14
GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS X SMA”
1. Guru belum merancang lembar kegiatan peserta didik (LKPD) yang digunakan
sebagai pendukung dalam pembelajaran.
2. Kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik SMA Katolik Cinta Kasih
Tebing Tinggi masih rendah.
3. Guru belum menerapkan media teknologi berupa software GeoGebra dalam
pembelajaran matematika.
4. Guru belum menggembangkan perangkat pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran penemuan terbimbing dan media software GeoGebra yang dapat
mengaktifkan peserta didik.
15
1. Bagaimana keefektifan Perangkat pembelajaran berbasis pembelajaran penemuan
terbimbing berbantuan software GeoGebra yang dikembangkan terhadap peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik
dengan menggunakan perangkat pembelajaran berbasis pembelajaran penemuan
terbimbing berbantuan software GeoGebra yang telah dikembangkan?
16
Penelitian ini diharapkan memberikan banyak manfaat kepada banyak pihak dan
menjadi masukan berarti bagi pembaharuan pembelajaran. Manfaat yang diperoleh adalah
sebagai berikut.
a. Bagi peserta didik, dengan pengembangan perangkat pembelajaran matematika
berbasis pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan software GeoGebra
diharapkan tercipta sikap belajar yang positif dan kreatif.
b. Bagi guru, sebagai masukan dalam mengimplementasikan pengembangan perangkat
pembelajaran matematika berbasis pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan
software GeoGebra untuk materi yang lain, yang relevan diajarkan dengan model
tersebut.
c. Bagi sekolah, dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di sekolah dan
untuk memperbaiki media pembelajaran matematika agar dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
d. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam
pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis pembelajaran penemuan
terbimbing berbantuan software GeoGebra untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematis peserta didik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
17
2.1 Kajian Teori.
2.1.1 Pembelajaran Penemuan Terbimbing.
Apa itu “penemuan”, penemuan adalah suatu proses. Proses penemuan dapat
menjadi kemampuan melalui latihan pemecahan masalah, praktek membentuk dan
menguji hipotesis. Didalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah
belajar untuk menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah
atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan.
Dalam kegiatan pembelajarannya siswa disarankan untuk menemukan sesuatu,
merumuskan suatu hipotesa, atau menarik suatu kesimpulan sendiri.
18
Menurut Dewey dan Piaget, discovery learning meliputi suatu strategi dan
model pembelajaran yang memusatkan pada peluang belajar aktif langsung untuk para
siswa. Menurut Bicnell menguraikan tiga atribut utama discovery learning seperti: 1)
menyelidiki dan memecahkan masalah untuk menciptakan, mengintegrasikan, dan
menyamaratakan pengetahuan, 2) mendorong para siswa untuk belajar berdasarkan
pada cara/langkah mereka sendiri, dimana siswa menentukan frekuensi dan urutannya,
3) aktivitas untuk mendorong pengintegrasian dari prinsip penggunaan pengetahuan
yang telah ada sebagai dasar untuk membangun pengetahuan yang baru. Dengan kata
lain model penemuan terbimbing ini, siswa dihadapkan pada situasi dimana ia bebas
menyelidiki dan menarik kesimpulan, terkaan, intuisi, dan mencoba-coba (trial and
eror) hendaknya dianjurkan.
19
6. Generalisasi; mengadakan penarikan kesimpulan untuk dijadikan prinsip
umum yang berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama dengan
memperhatikan hasil verifikasi.
20
2) Strategi Penemuan Deduktif
Deduktif merupakan proses berfikir dimana siswa dijelaskan konsep dan prinsip
materi tertentu untuk mendukung perolehan pengetahuan matematika yang tidak
dikenalnya dan guru cenderung untuk menanyakan suatu urutan pernyataan
untuk mengarahkan pemikiran siswa kearah kesimpulan yang menjadi tujuan
pembelajaran. Sebagai contohnya adalah dialog tentang cara memecahkan
masalah sistem persamaan dengan menggunakan determinan koefisien dari dua
garis yang sejajar dengan penemuan deduktif, dimana hasil akhirnya guru
menggunakan pertanyaan untuk memandu siswa kearah penarikan kesimpulan
tertentu.
1) Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya.
2) Perumusan masalah harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah
tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.
3) Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir,
dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini bimbingan guru dapat diberikan
21
sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk
melangkah ke arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan atau
lembar kerja siswa.
4) Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.
5) Bila dipandang perlu konjektur yang telah dibuat siswa tersebut diperiksa oleh
guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa,
sehingga akan menuju arah yang akan dicapai.
6) Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka
verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk
menyusunnya, disamping itu perlu diingat pula bahwa induksi tidak menjamin
100% kebenaran konjektur.
7) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal
latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar.
22
memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentrasfer
pengetahuannya keberbagai konteks, (8) metode ini melatih siswa untuk lebih
banyak belajar sendiri, (9) situasi belajar menjadi lebih menggairahkan.
23
Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah suatu keterampilan
pada diri peserta didik agar mampu menggunakan kegiatan matematik untuk
memecahkan masalah dalam matematika, masalah dalam ilmu lain dan masalah
dalam kehidupan sehari-hari (Soedjadi, 1994:36). Kemampuan pemecahan
masalah amatlah penting dalam matematika, bukan saja bagi mereka yang di
kemudian hari akan mendalami atau mempelajari matematika, melainkan juga
bagi mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi lain dan dalam
kehidupan sehari-hari (Russefffendi, 2006: 341).
24
Pada langkah merencanakan penyelesaian, diajukan pertanyaan di
antaranya seperti: Pernah adakah soal seperti ini yang serupa sebelumnya
diselesaikan? Dapatkah pengalaman yang lama digunakan dalam masalah yang
sekarang?
Pada langkah melaksanakan rencana diajukan pertanyaan. “Periksalah
bahwa tiap langkah sudah benar. Bagaimana membuktikan bahwa langkah yang
dipilih sudah benar?” Dalam langkah memeriksa hasil dan proses, diajukan
pertanyaan. “Dapatkah diperiksa sanggahannya? Dapatkah jawaban itu dicari
dengan cara lain?”
25
b) Merencanakan penyelesaian: tahap ini berkenaan dengan
pengorganisasian konsep-konsep yang bersesuaian untuk menyusun
strategi, termasuk didalamnya penentuan sarana-sarana tersebut berupa
tabel, gambar, grafik, pola, persamaan, model, algoritma, rumus, kaidah-
kaidah baku, atau sifat-sifat obyek.
c) Melaksanakan rencana penyelesaian: tahap ini dimana rencana yang telah
dirumuskan kemudian diimplementasikan untuk menghasilkan sebuah
penyelesaian. Misalnya, dengan menginterprestasikan tabel, gambar atau
grafik yang dihasilkan; menyelesaikan persamaan, model, atau rumus,
menulusuri pola,menjalankan algoritma; menerapkan kaidah-kaidah
baku; atau mengorganisasikan sifat-sifat obyek untuk menghasilkan suatu
karakteristik tertentu. Pada tahap ini juga akan diperoleh jawaban
penyelesaian dari masalah.
d) Pengecekan kembali kebenaran penyelesaian: pada tahap pelaksanaan
rencana penyelesaian akan menghasilkan sebuah jawaban atas pertanyaan
dari masalah. Namun demikian jawaban ini harus dicek kembali
kebenarannya. Pengecekan ini dilakukan dengan mengsubtitusikan
jawaban ke dalam model masalah; apabila proses subtitusi ini
menghasilkan sebuah pernyataan yang benar, maka jawaban yang
dihasilkan juga benar.Pengecekan kembali yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah mensubtitusikan kembali jawaban yang diperoleh ke
dalam persamaan.
Adapun dalam penelitian ini, yang menjadi aspek
kemampuan pemecahan masalah matematis adalah memahami masalah
yang meliputi kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui
dan ditanyakan, membuat rencana/ model matematika, menuliskan rumus
atau konsep penyelesaian, terurut dalam menyelesaikan tahap
penyelesaian dan menafsirkan solusi yang diperoleh serta membuat
kesimpulan.
26
2.1.3 Software GeoGebra
27
4. Mempermudah guru/siswa untuk menyelidiki atau menunjukkan sifat-
sifat yang berlaku pada suatu objek geometri.
Menurut Hohenwarter & Fuchs (2004), GeoGebra sangat bermanfaat
28
Gambar 1. Menu GeoGebra
Kelebihan GeoGebra
4. Free software
5. Dapat digunakan pada berbagai sistem operasi (Windows, MacOS, Linux)
6. Didukung lebih dari 40 bahasa.
7. Support 3D
8. Publish Web. File .ggb pada GeoGebra dapat dipublish sebagai web. Ini
memudahkan siswa untuk menggunakannya, karena cukup menggunakan browser
(IE, Mozilla, Chrome, dll) untuk berinteraksi. Dengan kata lain, pada komputer
siswa tidak harus terinstal GeoGebra. Namun tentu saja harus dipastikan sudah
terinstal Java versi terbaru.
9. Easy to Use. Kemudahan di sini adalah setiap tombol dan syntax pada GeoGebra
selalu disertai dengan instruksi dan bantuan penggunaan. Kelemahan GeoGebra
adalah harus selalu mengupdate Java, kecuali menginstal lersi offline.
29
2.1.4 Pengembangan Perangkat Pembelajaran.
30
atau beberapa kali pertemuan, selain itu RPP berisi garis besar tentang hal-hal yang akan
dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, baik untuk satu
kali pertemuan atau beberapa kali pertemuan (Hamdani, 2011:203).
Dalam perencanaan tersebut seorang guru perlu memperhitungkan setidaknya dua
belas faktor yang mempengaruhi pembelajaran. Kedua belas faktor tersebut menurut
Burden dan David (2001) adalah (1) tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, (2)
cakupan isi pembelajaran, (3) bahan dan sumber pembelajaran, (4) strategi pembelajaran,
(5) proses penyampaian pembelajaran, (6) media pembelajaran, (7) pengelolaan kelas, (8)
situasi kelas, (9) evaluasi siswa, (10) waktu pembelajaran, (11) tempat pembelajaran, dan
(12) siapa pembelajarnya (usia, jenjang pendidikan, dan jenis kelamin pembelajar).
Keduabelas komponen tersebut menjadi esensial dalam pembelajaran dan kedua belas
komponen tersebut hadir dalam bentuk rencana pembelajaran yang biasa disebut dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
RPP menjadi dasar pelaksanaan pembelajaran di kelas. RPP menjadi pusat tolok
ukur guru dalam mengevaluasi seluruh proses kegiatan belajar mengajar yang telah
dilaksanakan di kelas. RPP pula menjadi cerminan kerberhasilan pembelajaran yang telah
dilaksanakan para guru.
Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu sarana untuk
membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk
interaksi yang efektif antara peserta didik , sehingga dapat meningkatkan aktivitas peserta
didik dalam peningkatan prestasi belajar.Lembar kerja peserta didik merupakan salah satu
sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan
kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. Sementara itu lembar kerja
pesert a didik adalah lemaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik .Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk ,langkah-langkah untuk menyelesaikan
suatu tugas.Keuntungan penggunaan LKPD adalah memudahkan pendidik dalam
melaksanakan pembelajaran , bagi peserta didik akan belajar mandiri dan belajar
memahami serta menjalankan suatu tugas tertulis.
31
Menurut dilihat dari tujuannya maka LKPD dibagi lima macam bentuk:
Sedangkan manfaat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah sebagai berikut:
Prosedur Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ada 3 macam antara lain:
1. Syarat didaktik
Lembar kerja peserta didik (LKPD) sebagai salah satu bentuk sarana
berlangsungnya proses belajar mengajar haruslah memenuhi persyaratan didaktikm
artinya suatu LKPD harus mengikuti asas belajar mengajar yang efektif, yaitu
memperhatikan adanya perbedaan individual ,sehingga LKPD yang baik itu adalah
yang dapat digunakan baik oleh peserta didik yang lamban, yang sedang maupun
yang pandai, menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga
LKPD dapat berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi peserta didik untuk mencari tahu,
memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta didik, dapat
mengembangkan kemampuan komunikasi social, emosional, moral, dan estetika pada
diri peserta didik, pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan
pribadi peserta didik )intelektual, emosional, dan sebagainya), bukan ditentukan oleh
materibahan pelajaran.
32
2. Syarat Konstruksi
Syarat konstruksi adalah syarat-syarat berkenaan dengan penggunaan bahasa,
susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakekatnya
haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik. Menggunakan
bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik, menggunakan struktur
kalimat yang jelas, memiliki taat urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat
kemampuan peserta didik, menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, tidak
mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan keterbacaan peserta didik,
menyediakan ruangan yang cukup untuk member keleluasaan pada peserta didik
untuk menulis maupun menggambarkan pada LKPD, mengngunakan kalimat yang
sederhana dan pendek, lebih banyak menggunakan ilustrasi daripada kata-kata,
sehingga akan mempermudah peserta didik dalam menangkap apa yang diisyaratkan
LKPD, memiliki tujuan belajar yang jelas serta manfaat dari pelajaran itu sebagai
sumber motivasi, mempunyai indentitas untuk memudahkan administrasinya.
3. Syarat Teknis
Dari segi teknis memiliki bebrapa pembahasan yaitu:
a. Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan hurup latin atau romawi,
menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf biasa yang diberi garis
bawah, menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris, menggunakan
bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban peserta didik,
mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar
serasi.
b. Gambar yang baik untuk LKPD adalah yang dapat menyampaikan pesan/isi
dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKPD. Yang lebih
penting adalah kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan.
c. Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKPD. Apabila
suatu LKPD ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan
pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik, hal ini akan menimbulkan
kesan jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan
dengan gambarnya saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak
akan sampai. Jadi yang baik adalah LKPD yang memiliki kombinasi antara
gambar dan tulisan.
33
Dari beberapa uraian pendapat para ahli tentang LKPD ternyata betapa pentingnya
LKPD itu di setiap proses pembelajaran terutama pembelajaran matematika. Oleh
karena begitu besar manfaat dari penggunaan LKPD maka para pakar mengungkapkan
hasil dari angket validasi berupa rata-rata total dari angket validasi adalah sebesar 4,3
yang artinya bahwa LKPD menggunakan penemuan terbimbing sangatlah tepat.
Jadi berdasarkan penjelasan di atas dapat dikerahui bahwa LKPD merupakan sebuah
kumpulan lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, tugas-tugas yang harus
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, serta langkah-langkahyang harus dilakukan
dalam pembelajaran.
34
Pada Materi Sistem Koordinat Di Mts Daru Mafatihil Ulum Probolinggo, menunjukan
bahwa Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa kelas VIII A pada
materi sistem koordinat sebelum dan sesudah dibelajarkan dengan metode penemuan
terbimbing menggunakan lembar kerja peserta didik (LKPD berbantuan geogebra di
MTs Daru Mafatihi Ulum Probolingg.
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, maka dapat disimpulkan model
discovery learning lebih baik dan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa.
35
Metode Penemuan Pemecahan Masalah
Terbimbing Meningkatkan
Rendahnya Merumuskan
Masalah Kelancaran (Fluency)
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
Matematis Menganalisis Data
Siswa Keluesan
(Flexibility)
Membuat Perkiraan
Kebaruan
(Novelty)
Menyimpulkan
Perkiraan dari Masalah
36
BAB III
METODE PENELITIAN
Persiapan Penelitian
a. Mengurus Perizinan
b. Koordinasi Dengan
Kepala Sekolah dan
Guru
c. Menyusun Proposal
d. Seminar Proposal
1 Penelitian
e. Menyiapkan
Perangkat
f. Mengadakan
Simulasi
Pelaksanaan
Tindakan
37
Pelaksanaan
Penelitian dan
Pengembangan
(R&D)
a. Tahap Analysis
(Analisis)
b. Tahap Design
(Perancangan)
c. Tahap Develop
(Pengembangan)
2
d. Tahap Implement
(Implementasi)
e. Tahap Evalution
(Evaluasi)
a. Analisis Data
3
b. Menyusun
Laporan/Skripsi
Tahap Akhir
a. Pelaksanaan Ujian
b. Revisi
4
c. Penggandaan dan
Pengumpulan
Laporan
38
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel atau teknik Sampling merupakan metode atau cara
menentukan sampel dan besar sampel. Teknik yang digunakan adalah Cluster Random
Sampling. Teknik ini mengambil 2 kelas secara acak dari 3 kelas yang homogen dalam arti
bahwa rata-rata kemampuan kognitifnya dianggap sama berdasarkan informasi yang
diberikan oleh guru matematika yang mengajar di tempat penelitian.
1. Lembar Validasi
Lembar validasi digunakan untuk mendapatkan data mengenai pendapat para ahli
terhadap LKPD dan RPP sehingga dapat dijadikan acuan dalam merevisi LKPD yang
dikembangkan.
39
Butir
b. Kesesuaian dengan 19
karakteristik siswa
d. Ketetapan pengorganisasian 22
materi pembelajaran
b. Kesesuaian model/metode 24
pembelajaran dengan materi
40
pembelajaran
b. Kesesuaian sumber 27
belajar/media pembelajaran
dengan materi pembelajaran
c. Kesesuaian sumber 28
belajar/media pembelajaran
dengan model/metode
pembelajaran
d. Kesesuaian sumber 29
belajar/media pembelajaran
dengan karakteristik siswa.
41
Lembar validasi ini berisi indikator-indikator yang akan dinilai validator terhadap
LKPD yang akan digunakan. Adapun kriteria penilaiannya adalah skor 1 = sangat kurang
baik, skor 2 = kurang baik, skor 3 = cukup baik, skor 4 = baik dan skor 5 = sangat baik.
Berikut indikator dalam lembar validasi RPP pada tabel 3.3.
42
menemukan
Kegunaan LKPD dalam mendorong siswa untuk 19
berpikir visual melakukan analisis terhadap cara
dan hasil pemecahan masalah
43
matematika
44
3. Lembar Kemampuan Mengelola Pembelajaran
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan guru dalam
menetapkan skenario pembelajaran. Data ini di dapat selama pembelajaran, berisi tentang
mengelompokkan siswa, memotivasi siswa.
Keterangan:
∑ : Koefisien korelasi item soal
xy
45
N : Banyak siswa per tes
Interprestasi terhadap nilai koefisien r xy digunakan kriteria Suharsimi Arikunto (2013:89)
sebagai berikut:
0,80<r xy ≤1,00 : Validitas Sangat Tinggi
0,60<r xy ≤ 0,80 : Validitas Tinggi
0,40<r xy ≤ 0,60 : Validitas Cukup
0,20<r xy ≤ 0,40 : Validitas Rendah
r xy ≤ 0,20 : Validitas Sangat Rendah
46
tergolong mudah, sedang atau sukar. Oleh karena itu, diperlukan rumus menurut Setiawan
(2017:86) yaitu:
mean
P=
skor maks
Keterangan:
P : Tingkat Kesukaran
Mean : Nilai Rata-rata
Skor Maks : Skor Maksimum
Kriteria penafsiran harga indeks kesukaran suatu butir soal menurut Suharsimi Arikunto
(2013:225) adalah sebagai berikut:
P≤ : Butir Soal Sukar
0,30< P ≤ 0,70 : Butir Soal Sedang
0,70< P ≤ 1,00 : Butir Soal Mudah
Keterangan:
DP : Daya Pembeda
Kriteria penafsiran daya pembeda satu butir soal menurut Suharsimi Arikunto (2013:232)
sebagai berikut:
DP <0,00 : Daya Pembeda Sangat Jelek
0,00< DP ≤0,20 : Daya Pembeda Jelek
0,20< DP ≤0,40 : Daya Pembeda Cukup
0,40< DP ≤0,70 : Daya Pembeda Baik
0,70< DP ≤1,00 : Daya Pembeda Sangat Baik
47
3.7.1 Analisis Data Hasil Validasi Ahli
Kevalidan perangkat pembelajaran diperoleh dari hasil analisis data lembar penilaian
perangkat pembelajaran oleh validator. Validator terderi dari dosen matematika dan guru
matematika. Analisis kevalidan dilakukan sebagai berikut:
a. Tabulasi data skor hasil penilaian perangkat pembelajaran dengan mengkelompokkan
butir-butir pertanyaan yang sesuai dengan aspek-aspek yang diamati.
Kriteria Skor
Sangat Baik 5
Baik 4
Cukup 3
Kurang 2
Sangat Kurang 1
∑ xi
x́= i−1
n
Keterangan:
x́ : Rerata Skor
X i : Skor Keterangan ke-i
n : Banyak Butir Pertanyaan Tiap Aspek
c. Mengkonversi skor rerata setiap aspek menjadi nilai kualitatif berdasarkan kriteria
penilaian skala 5 menurut Widoyoko (2009:238) yang tercantum pada tabel 3.7 berikut:
48
x́ > Ḿ i+1,8 sbi Sangat Baik
Keterangan:
x́ : Rerata Skor
Ḿ i : Rerata Skor Ideal
sbi : Simpangan Baku Ideal
Skor maksimal ideal adalah 5 dan skor minimal ideal adalah 1, maka diperoleh
klasifikasi penilaian perangkat pembelajaran ditunjukkan pada tabel 3.8 berikut:
49
a. Ketentuan Belajar Siswa
Untuk memperoleh data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diperlukan
pedoman penskoran terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal. Adapun pedoman
penskoran tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam penelitian ini
yang diadaptasi dari contoh pedoman penskoran holistik yang dibuat oleh Sumaryanta
(2015:189) seperti pada tabel 3.9 berikut.
50
matematika dan benar
Menuliskan pengecekan 2
kembali dan menuliskan
kesimpulan < 50%
Menuliskan pengecekan 3
kembali dan menuliskan
kesimpulan > 50%
Menuliskan pengecekan 4
kembali dan menuliskan
kesimpulan secara rinci dan
benar
51
Tabel 3.10 Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap
A 4,00 4,00 SB
A- 3,66 3,66
B+ 3,33 3,33 B
B 3,00 3,00
B- 2,66 2,66
C+ 2,33 2,33 C
C 2,00 2,00
C- 1,66 1,66
D+ 1,33 1,33 K
D 1,00 1,00
Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, siswa dinyatakan sudah tuntas belajar untuk KD yang
dipelajarinya jika menunjukkan indikator nilai ≥ 2,66 (B-) dari hasil tes formatif. Untuk KD
pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan belajar siswa dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap
pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh mata pelajaran. Selanjutnya, suatu kelas dikatakan tuntas
belajarnya (ketuntasan klasikal) jika di dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang tuntas
belajarnya.
Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa individual pada kompetensi pengetahuan
dan keterampilan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
S
NK = x 4,00
St
Keterangan:
NK : Nilai Kompetensi
S : jumlah skor yang diperoleh siswa
Keterangan:
52
PKK : Ketuntasan Klasikal
T : jumlah siswa yang tuntas
Tt : jumlah siswa total
b. Ketercapaian Indikator
Ketercapaian indikator dicapai jika minimal 75% indikator yang dirumuskan dapat
dicapai oleh 65% siswa ( Hasratuddin, 2015:153). Untuk menghitung pencapaian indikator
dalam pembelajaran digunakan rumus:
Si
T= x 100 %
S maks
Keterangan:
T : persentase pencapaian indikator
Si : jumlah skor siswa untuk butir soal ke-i
Smaks : jumlah skor maksimal untuk butir soal ke-i
Dengan kriteria: 0% ≤ T < 75% TPK belum tercapai
75% ≤ T < 100% TPK tercapai
53
Kategori Skor Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Netral (N) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
∑ xi
x́= i=1
n
Keterangan:
x̄ : rerata skor
xi : skor keterangan ke-i
n : banyaknya butir pernyataan tiap aspek
3. Mengkonversi skor rerata setiap aspek penilaian menjadi nilai kualitatif berdasarkan
kriteria penilaian skala 5 menurut Widoyoko (2009, 238) seperti pada tabel 3.7 di atas
sehingga diperoleh kualifikasi perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan
berdasarkan tabel 3.9 di atas. Perangkat pembelajaran dikatakan efektif jika minimal
kualifikasi angket respon siswa yang diperoleh adalah baik.
Secara visual tahapan model ADDIE dapat dilihat pada gambar berikut:
54
Analyze
Develop
55
Analisis tugas merupakan pengidentifikasian keterampilan-keterampilan utama yang
diperlukan dalam pembelajaran sesuai dengan Kurikulum Matematika SMA berdasarkan
analisis konsep.
d. Analisis Konsep
Pada analisis konsep ini materi yang telah diidentifikasi disesuaikan dengan
keterampilan yang harus dicapai peserta didik, selanjutnya dibuatkan konsep sistematisnya
dan disusun secara hirarkis. Rangkaian ini merupakan dasar untuk menyusun Kompetensi
Dasar (KD).
e. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Langkah akhir ini mengharapkan tercapainya tujuan pembelajaran. Perumusan tujuan
pembelajaran didasarkan pada kompetensi dasar yang tercantum dalam Kurikulum
Matematika SMA. Tahap ini dilakukan untuk merumuskan hasil analisis tugas dan analisis
konsep menjadi indikator pencapaian hasil belajar. Perincian tersebut merupakan acuan
dalam menyusun perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu perangkat pembelajaran
berbasis penemuan terbimbing berbantuan software geogebra.
56
3.8.3 Tahap Develop (Pengembangan)
Tahap pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan produk pengembangan yang
dilakukan melalui dua langkah, yaitu: (1) Penilaian ahli yang diikuti dengan revisi dan, (2)
Uji coba pengembangan. Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan produk perangkat
pembelajaran setelah direvisi berdasarkan masukan para ahli dan data uji coba. Langkah yang
dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Validasi Ahli
Sebelum diuji coba, RPP dan LKPD terlebih dahulu divalidasi oleh beberapa ahli
yang berkompeten untuk menilai RPP dan LKPD guna memberikan masukan serta kritikan
sehingga menyempurnakan RPP dan LKPD yang telah disusun. Penilaian para ahli terhadap
RPP dan LKPD yang telah dikembangkan pada tahap perancangan Draft 1 menghasilkan
Draft 2 yang layak guna.
b. Uji Coba
Merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang
sesungguhnya. Uji coba lapangan dilakukan untuk memperoleh masukan langsung berupa
respon, komentar siswa sebagai sasaran pengguna LKPD matematika yang dikembangkan.
Hasil uji coba tersebut dijadikan sebagai dasar revisi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk
menguji keefektifan penggunaan LKPD yang dikembangkan berbasis Penemuan Terbimbing.
57
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
GEOGEBRA UNTUK SISWA KELAS VIII SMP,” vol. 1, no. 1, pp. 41–46, 2018.
“Efektifitas Model Kooperatif Tipe STAD dengan Penggunaan Media Geogebra Dalam
2013.
Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP Kelas VIII,” vol. 7, no. 1, pp. 108–
116, 2016.
N. Putu, R. Dewi, and I. M. Ardana, “Efektivitas Model ICARE Berbantuan Geogebra Untuk
58
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa,” vol. 3, no. 1, pp.
109–122, 2019.
PADA KELAS VIII SEMESTER II Yuliyanto,” vol. 1, no. 2, pp. 127–138, 2014.
SMA KELAS XI Oleh DWI PUJIASTUTI Skripsi ini ditulis untuk memenuhi
59
Lampiran 1
60
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
Kelas/Semester : X/Ganjil
Petunjuk:
Amatilah keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung, kemudian isikan lembar pengamatan ini dengan ketentuan sebagai
berikut.
1. Pengamat yang melakukan pengamatan berada di tempat yang dapat melihat secara jelas
guru yang sedang mengajar.
2. Pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan tanda
cek () pada kolom skala penilaian sesuai dengan penilaian pengamat terhadap
keterlaksanaan pembelajaran yan dilakukan oleh guru.
3. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai kegiatan pembelajaran sampai selesai.
4. Penjelasan mengenai butir penilaian pada tiap aspek pengelolaan pembelajaran diuraikan
pada rubrik penilaian pengelolaan pembelajaran.
61
Skala Penilaian
I Pendahuluan
II Kegiatan Inti
62
dalam bekerja
63
III Penutup
Pengamat,
(…….…………………...……….)