Proposal Skripsi
Oleh
ERMA DAIYANI
NPM 1906103020009
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal ini. Shalawat dan
salam penulis mohonkan kepada Allah SWT semoga disampaikan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan jalan yang terang dan petunjuk
Tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi syarat-syarat guna
mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Syiah Kuala. Adapun judul dari proposal ini adalah “Pengaruh Penerapan
Banda Aceh”. Ini adalah untuk melengkapi persyaratan dalam penulisan skripsi
nantinya.
menyelesaikan proposal ini banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
Matematika FKIP Unsyiah, yang telah memberi bimbingan dan motivasi yang
kepada penulis.
2. Ibu Dra. Tuti Zubaidah, M.Pd., sebagai dosen wali yang telah meluangkan
4. Serta pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
2
Semoga Allah SWT membalas semua jasa baik ini dengan pahala yang
berlipat ganda. Penulis berharap semoga proposal penelitian ini dapat memberikan
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................8
1.5 Definisi Operasional.......................................................................................9
BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................9
2.1 Kemampuan Penalaran Matematis.................................................................9
2.2 Metode Pembelajaran IMPROVE.................................................................15
2.3 Hubungan Metode Pembelajaran IMPROVE dengan Kemampuan
Penalaran Matematis.....................................................................................20
2.4 Materi Teorema Pythagoras..........................................................................21
2.5 Penelitian yang Relevan...............................................................................24
2.6 Hipotesis Penelitian......................................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................26
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian...................................................................26
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................26
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian....................................................................27
3.4 Instrumen Penelitian.....................................................................................27
3.5 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................27
3.6 Teknik Analisis Data....................................................................................28
3.7 Prosedur Penelitian.......................................................................................32
3.8 Jadwal Penelitian..........................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34
4
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR LAMPIRAN
v
6
BAB I
PENDAHULUAN
matematika yang terbentuk itu dapat dipahami oleh orang lain dan dapat
karena proses berpikir, oleh karena itu logika adalah dasar terbentuknya
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, (5)
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
mehami, (2) belajar untuk bernalar, (3) belajar untuk berkomunikasi, (4)
belajar untuk bernalar. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa karakter
logis sehingga diperoleh jawaban yang tepat (Anasis & Alyani, 2021).
Materi ini merupakan materi yang sangat penting untuk dipelajari siswa
8
diperlukan penalaran yang baik, siswa harus mampu bernalar dengan baik
siswa merupakan salah satu faktor yang wajib dikuasai oleh siswa setelah
oleh karena itu matematika dan penalaran matematis merupakan dua hal
kehidupan sehari-hari.
negara (Mullis et al., 2015). Salah satu penyebab rendahnya hasil PISA
2005). Rata-rata persentase yang paling rendah dicapai oleh peserta didik
2016).
biasanya diberikan oleh guru, maka siswa akan kebingungan dan merasa
hasil wawancara pada guru matematika kelas VIII SMPN 6 Banda Aceh,
penalaran siswa masih tergolong rendah, hal tersebut dilihat dari siswa
dari pernyataan yang diberikan, masih ada siswa yang belum mampu
peluang besar untuk siswa untuk menguasai materi yang diajarkan, serta
akademik.
solusi untuk memfasilitasi siswa agar memiliki peluang lebih besar untuk
mudah jenuh saat belajar. Keunggulan dari model ini adalah semua siswa
ikut terlibat dalam pembelajaran, siswa juga dilatih untuk lebih percaya
diri tampil didepan kelas, dan biasa membantu teman yang masih kurang
paham.
Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 1
matematis siswa. Analisis data dengan menggunakan uji tes t hitung >ttabel menunjukkan
nilai yang berarti Ha diterima dan H0 ditolak. Perbedaan tersebut diperkuat lagi dari
mean yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana mean kelas
eksperimen dan mean kelas kontrol secara berturut-turut adalah 42,44 dan 35,08. Hal
kemampuan matematis siswa saat mereka belajar. Metode ini menyajikan latihan-
2. Untuk mengetahui penalaran siswa kelas VIII SMPN 6 Banda Aceh setelah
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
SMP/MT.
berpikir lebih dalam, dan dapat melatih siswa dalam memecahkan masalah
siswa, dan siswa juga dapat memeriksa dan mengevaluasi apa yang telah
kesimpulan matematis berdasarkan fakta atau data, konsep dan metode yang
terkait. Berp ikir matematis merupakan keterampilan yang penting bagi siswa.
mengetahui maknanya.
KAJIAN TEORI
adalah suatu proses berpikir untuk menarik kesimpulan dari fakta-fakta yang ada
melalui berbagai cara yang diakui kebenarannya. Sedangkan menurut Brodie (2010)
matematika. Objek matematika dalam hal ini adalah cabang-cabang matematika yang
proses berpikir atau kegiatan berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan atau
masalah, (2) penalaran, (3) komunikasi, (4) koneksi, dan (5) representasi (NCTM,
2000). Oleh karena itu, guru mengambil peran penting dalam memunculkan
kemampuan penalaran matematis pada diri siswa baik dalam bentuk metode
9
10
satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah. Hal ini melatih cara berpikir dan
mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tulisan, gambar, grafik, peta, diagram, dan
about and with the object of mathematics.” (Hendriana et al., 2017). Maksud dari
pernyataan ini bahwa penalaran matematis adalah penalaran tentang matematika dan
berdasarkan fakta atau data, konsep dan metode yang tersedia atau terkait. Penlaran
Kegiatannya meliputi:
a) Transduktif: Menarik kesimpulan dari satu kasus atau sifat khusus yang
yang teramati.
benar atau salah dan tidak keduanya bersama-sama. Beberapa kegiatan yang
penarikan kesimpulan atau penjelasan suatu model, hubungan, atau proses sehingga
dapat disimpulkan bahwa kebenaran bisa benar atau salah. Kemudian untuk
penalaran deduktif lebih kepada hal yang pasti seperti rumus, perhitungan logis, dan
pembuktian, sehingga kebenarannya sudah pasti benar, salah, atau tidak keduanya.
12
a. Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar individu seperti
b. Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri individu, seperti
diagram.
b. Mengajukan dugaan.
kebenaran solusi.
g. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.
a. Mengajukan dugaan.
sebagai berikut:
1) Jawaban tidak benar berdasarkan proses atau argumen, atau tidak ada respon
2) Sebagian besar jawaban tidak lengkap tetapi paling tidak memuat satu
3) Sebagian jawaban benar dengan satu atau lebih kesalahan atau kelalaian
4) Jawaban memuat satu kesalahan atau kelalaian yang signifikan ( skor 3).
menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Kelompok tersebut terdiri dari siswa yang
interaksi dalam kelompok seperti tanya jawab, tukar pendapat, dan debat antar siswa.
matematis melibatkan tiga komponen yang saling tergantung yaitu (Mevarech &
Kramarski, 1997):
IMPROVE adalah model yang menerangkan semua tahap dalam model ini.
sebagai berikut:
metakognitif.
metakogitif)
Pada tahap ini siswa diberikan contoh masalah yang telah diberikan
dengan bantuan pertanyaan metakognitif. Dari contoh soal yang telah dibahas,
yang apabila tidak dapat dijawab oleh siswa lainnya, maka guru harus
(Huda, 2017):
yang diberikan serta berikan alasannya. Contoh: “Strategi, taktik, atau prinsip
18
diri pada proses penyelesaian dan bertanya pada dirinya sendiri. Contoh: “
apakah yang salah dari yang telah saya kerjakan disisni?, “Apakah
mereka.
Pada tahap ini dilakukan tinjauan ulang terhadap jawaban siswa serta
mengenai kekuatan dan kelemahan kinerja siswa dalam kerja sama kelompok.
(Lestari & Yudhanegara, 2017). Pada tahap ini pula seharusnya sudah dapat
terlihat apakah siswa telah menguasai materi secara menyeluruh atau belum,
e) Verification (Verifikasi)
dijadikan umpan balik. Hasil umpan balik dipakai sebagai bahan orientasi
f) Enrichment (Pengayaan)
mengeksploitasi ide-idenya.
1. Guru harus mempunyai strategi khusus agar peserta didik dapat mengikuti
bimbingan khusus oleh guru. Ini berarti waktu yang diperlukan untuk
20
kelebihan terdapat pula kekurangan pada model ini yaitu membutuhkan waktu yang
Penalaran Matematis
dalam kelompok. Maka dari itu dibutuhkan suatu metode yang dapat mengarahkan
Pertanyaan metakognitif adalah kunci utama yang harus disajikan oleh guru
yaitu aktivitas metakognitif, interaksi dengan teman sebaya, dan kegiatan sistematik
Child, dan Walberg, mencakup: kesadaran (mengenal salah satu informasi secara
2017).
matematis untuk menghadapi soal matematis. Maka, dari pemaparan di atas, dapat
1. Dalil pythagoras
Dalam dalil pythagoras melibatkan bilangan kuadrat dan akar kuadrat dalam
sebuah segitiga. Oleh karena itu, sebelum membahas dalil pythagoras, kita akan
mengingat kembali materi kuadrat bilangan dan akar kuadrat bilangan. Menentukan
22
kuadrat dari suatu bilangan adalah dengan cara mengalikan bilangan tersebut dengan
dirinya sendiri. Kebalikan dari kuadrat suatu bilangan adalah akar kuadrat, misalkan
bilangan p yang tak negative diperoleh p2= 16 maka bilangan p dapat ditentukan
x 4 =16. Bilangan p=4 dinamakan akar kuadrat dari bilangan 16. Pada setiap segitiga
dengan c sebagai sisi miring serta a dan b merupakan sisi tegak segitiga yang
dituangkan dalam suatu teorema yang dikenal sebagai dalil pythagoras. Maka
(2.1)
c 2=a2+ b2
salah satu sisi segitiga siku-siku jika diketahui dua sisi yang lainnya. Selain itu dapat
digunakan juga untuk mennetukan jenis segitiga dengan membandingkan kuadrat sisi
Contoh :
Panjang sisi miring suatu segitiga siku-siku adalah 15 cm, panjang salah satu sisi
Penyelesaian:
2 2 2
BC = AB + AC
2 2 2
AC =BC − AB
2 2 2
AC =15 −9
2
AC =225−81
AC 2=144
23
AC= √144 ¿ 12 cm
Pada sebuah segitiga siku-siku, jika dua buah sisinya diketahui maka salah
(hypothenusa) atau sisi miring suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat
panjang kedua sisinya. Dari pernyataan tersebut kita peroleh kebalikan dari dalil
pythagoras yaitu:
Jika kuadrat sisi miring atau sisi terpanjang sebuah segitiga sama dengan
Jika pada suatu segitiga berlaku maka segitiga ABC tersebut merupakan
sebuah tanggul agar mampu menahan tekanan air. Ini juga sangat membantu dalam
menghitung jarak.
Contoh :
Pada suatu hari Hasan ingin mengecat dinding rumahnya. Untuk keperluannya
Hasan meletakkan tangga yang panjangnya 5 meter. Tinggi dinding yang dicapai
24
tangga adalah 4 meter. Hitunglah jarak ujung bawah tangga terhadap dinding rumah
tersebut!
Jawab :
Dik:
Ditanya :
Jawab :
c
4 5
a b
ac 2=bc 2−ab2
2 2 2
ab =5 −4
ab 2=25−16
2
ab =9
ab=√ 9ab=3 cm
Share Di SMA Negeri 21 Medan”. Dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa rata-
Hasil Belajar Siswa Kelas VII A Mts Syekh Subakir Pada Materi Bangun Datar”
komunikasi matematis (y1) sebesar 0,009 < 0,05. Hal ini berarti metode IMPROVE
variabel bebas yang sama yaitu metode pembelajaran IMPROVE. Dan perbedaannya
METODE PENELITIAN
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2016). Penelitian
design, yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja.
Keterangan:
pembelajaran IMPROVE
Rencana penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Banda Aceh pada siswa
kelas VIII dan rencana waktu penelitian akan dilakasanakan pada bulan Januari 2023
26
27
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 6 Banda
Aceh. Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah satu kelas dari keseluruhan
2017). Pertimbangan tertentu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kelas yang
dipilih berdasarkan saran dari guru mata pembelajaran matematika bahwa kelas yang
dijadikan sampel tersebut tidak memiliki perbedaan dari segi kemampuan, sehingga
dapat dijadikan sampel penelitian. Dari beberapa kelas yang ada maka kelas yang
Instrumen penelitian ini adalah tes. Tes sebagai instrumen pengumpulan data
individu atau kelompok (Riduwan, 2011). Tes yang digunakan terdiri dari tes awal
(pre-test) dan tes akhir (post-test). Tes awal (pre-test) yang dilakukan bertujuan
untuk melihat kemampun awal siswa, dan post-test digunakan untuk melihat
matematis siswa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan tes. Tahap pertama, peneliti memberikan tes awal (pre-test ) kepada
28
subjek penelitian. Tes awal ini merupakan proses penjajakan kemampuan awal yang
dimiliki siswa yang diambil dari hasil tes materi teorema pythagoras sebelum
yaitu memberikan post-test. Post-test (tes akhir) berupa soal uraian sebanyak 5 soal.
Pengolahan data diawali dengan proses mentabulasikan data yang telah terkumpul
a) Membuat tabel distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama, maka
rentang
P= (3.2)
banyak kelas
b. Pilih ujung batas kelas interval pertama, untuk ini bisa dipilih dengan data
terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil, tetapi selisihnya
x=
∑ f i xi (3.3)
∑ fi
Keterangan :
x = nilai rata-rata
xi = data ke i
fi = frekuensi data ke i
∑ fi = jumlah frekuensi data
Menurut (Sudjana, 2015), simpangan baku (s) dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan:
x = nilai rata-rata siswa
fi = frekuensi interval data
xi = nilai tengah atau tanda kelas interval
2
s = variansi
s = simpangan baku
n = banyak data
normal. Sebelum pengujian hipotesis harus dilakukan uji normalitas sebaran data.
Pengujian normalitas data diperlukan untuk mengetahui apakah data yang telah
diperoleh dari data tes siswa berdistribusi normal atau tidak. Menguji normalitas
data digunakan statistik chi-kuadrat seperti yang dikemukakan oleh (Sudjana, 2015)
30
sebagai berikut:
k 2
(Oi−Ei)
X =∑
2
(3.6)
i=1 Ei
Keterangan :
2
X = statistik chi-kuadrat
Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
2 2
Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika x > x ( 1−α )( k−3) dengan α = 0,05 dan dk =
dengan taraf signifikan ∝=0,05 . Rumus hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif
rumus:
( x 1−x 2)
t=
√ ( √ )( √ )
2 2
s1 s 2 s1 s2
+ −2r
n1 n2 n1 n2
(3.7)
Keterangan:
x1 = nilai rata-rata pre-test
x2 = nilai rata-rata post-test
31
2
s1 = varians nilai pre-test
s22 = varians nilai post-test
n1 = banyak data pre-test
n2 = banyak data post-test
s1 = simpangan baku pre-test
s1 = simpangan baku post-test
r = korelasi antara dua sampel
Nilai thitung yang didapat kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel pada tabel
pengujian adalah terima H0 bila thitung ≥ ttabel (Sugiyono, 2016). Pada uji-t dua sampel
berpasangan diatas, digunakan rumus varians dan rumus korelasi product moment
sebagai berikut:
a. Varians (S2) = ∑
2
( x i−x )
, (Sugiyono, 2016) (3.8)
n−1
pythagoras
dosen pembimbing
3.7.2 Pelaksanaan
c) Menguji hipotesis.
teorema pythagoras.
No Kegiatan Bulan
. Sep Okt Nov Des Jan Feb
1. Tahap persiapan
penelitian
a. Pengajuan judul dan
penyusunan proposal
b. Pengajuan proposal
2. Tahap pelaksanaan
a. Pengumpulan data
b. Analisis data
34
3. Tahap penyusunan
laporan penelitian
Note : Jadwal penelitian ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi
dilapangan
35
DAFTAR PUSTAKA
https://doi.org/10.24014/juring.v2i1.7467
Riduwan. (2011). Belajar Mudah Peneltian untuk Guru-Karyawan dan Penelitian
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rizkiah, I., & Armiati. (2022). Hubungan Antara Kemampuan Penalaran Matematis
dan Self-Efficacy Pada Materi Teorema Pythagoras. Delta : Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika, 10(2), 355–366.
Rosnawati, R. (2013). Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP Indonesia pada
TIMSS 2011. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan Dan
Penerapan MIPA, 1–6. https://scholar.google.com/scholar?
cluster=18272530437692627272&hl=en&oi=scholarr
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: AR-RUZZ Media.
Suciati, D., Simamora, R., & Dewi, S. (2019). Perbandingan Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Melalui Model Pembelajaran Improve Dan
Model Pembelajaran Langsung Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 30 Muaro
Jambi. PHI: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(2), 87.
https://doi.org/10.33087/phi.v2i2.35
Sudjana. (2015). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sulistiawati, Suryadi, D., & Fatimah, S. (2015). Desain Didaktis Penalaran
Matematis untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SMP pada Luas dan
Volume Limas. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 6(2), 135.
https://doi.org/10.15294/kreano.v6i2.4833
Sumarmo, U. (2013). Kumpulan makalah: Berpikir dan disposisi matematik serta
pembelajarannya. Bandung: FPMIPA UPI.
Sumarmo, U., & Hendriana, H. (2017). Penilaian Pembelajaran Matematika.
Bandung: Refika Aditama.
Syaifudin. (2015). Perbedaan Kemampuan Penalaran Matematis dan Komunikasi
Matematis antara Siswa yang diberi Model Pembelajaran IMPROVE dan Model
Pembelajaran Think-Pair-Share Di SMA Negeri 21 Medan_. Ekp, 13(3), 1576–
1580.
Wahyudin. (2008). Pembelajaran dan model-model pembelajaran : Pelengkap untuk
meningkatkan kompetensi pedagogis para guru dan calon-guru profesional.
Bandung: Mandiri.
Wardhani, S. (2005). Pembelajaran dan penilaian aspek pemahaman konsep,
penalaran dan komunikasi, pemecahan masalah. Yogyakarta: PPG Matematika.
Yuyuny, U. (2019). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Improve Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau Dari Motivasi Belajar
Siswa Smp. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
38
A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran,
gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
Jika ABC adalah segitiga siku-siku dengan panjang sisi miring a, sedangkan
panjang sisi siku-sikunya adalah b dan c maka berlaku
a2 = b2 + c2
E. Model/Metode Pembelajaran
Model pembelajaran : IMPROVE
G. Sumber Belajar
1. As’ari, Abdur Rahman, et al. 2017. Matematia SMP/ MTs Kelas VIII
Semester 1. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Adinawan, M. Cholik. 2017. Matematia untuk SMP/ MTs Kelas VIII
Semester 2. Jakarta: Erlangga.
H. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan Waktu
40
3. Practicing
Mengolah informasi:
a. Guru memberikan kesempatan
kepada kelompok untuk
mendiskusikan dan menjawab
pertanyaan metakognitif
tersebut.
b. Guru membimbing siswa
apabila ada kesulitan ketika
menjawab soal pada LKPD.
4. Review and Reducing Difficulties
Mengkomunikasikan :
a. Guru meminta perwakilan
kelompok untuk mengerjakan
soal dipapan tulis lalu
mempresentasikannya.
b. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memberi
tanggapan dari jawaban di
papan tulis.
c. Guru mengevaluasi jawaban
siswa dan memberikan
penguatan atas jawaban tersebut
serta memberikan solusi apabila
terdapat kesulitan yang ditemui
siswa.
5. Obtaining Mastery
a. Siswa diminta tidak lagi duduk
secara berkelompok dan
mengatur jarak bangku antara
siswa.
b. Siswa diminta mengerjakan kuis
c. Guru mengawasi kegiatan siswa
6. Verification
a. Guru mengidentifikasi siswa
yang telah mencapai kriteria
keahlian atau belum dengan
hasil kuis.
7. Enrichment
a. Siswa yang mendapat nilai kuis
≥ 76 diberikan soal pengayaan
dan mengerjakannya di rumah
serta mengumpulkannya pada
pertemuan berikutnya.
b. Siswa mendapat nilai kuis ˂ 76
diminta mengikuti kegiatan
perbaikan setelah proses
pembelajaran selesai atau
42
membawa pulang.
Kegiatan Penutup 1. Guru mengingatkan siswa untuk 10 menit
mempelajari materi yang akan
dipelajari selanjutnya dan
memberikan PR.
2. Guru menutup pelajaran dengan
mengukacapkan hamdalah dan
memberikan salam.
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Essay
Banda Aceh, November 2022
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
…………………..
NIP. ………….
43
LEMBAR KEGIATAN
PESERTA DIDIK
Petunjuk Umum :
1. Lakukan langkah-langkah
yang ada di LKS ini dengan
teliti dan sungguh-sungguh.
2. Jawablah pertanyaan-
pertanyaan yang ada
dengan tepat.
3. Tanyakan kepada Bapak/Ibu
guru apabila ada hal yang
belum dimengerti.
44
A. KONSEP PYTHAGORAS
Ayo Berpikir
Masalah A.1
Diketahui segitiga KLM dan HIJ yang digambarkan sebagai berikut.
Tentukan luas daerah segitiga KLM dan luas daerah segitiga HIJ?
46
Mengenal Tokoh !
Ayo Mencoba!!!
Petunjuk:
1. Perhatikan model alat peraga yang diberikan oleh guru seperti
salah satu contoh di bawah ini.
2. Alat terdiri atas bangun segitiga siku-siku dan bangun persegi yang
berhimpit dengan sisi-sisi segitiga siku-siku.
3. Masing-masing persegi yang terdapat pada sisi siku—siku segitiga
tersusun dari potongan origami.
4. Tugas kalian adalah menyusun potongan origami yang terdapat di
kedua persegi pada sisi siku-siku segitiga ke persegi pada sisi
miring segitiga.
Pertanyaan:
e. Apakah ada hubungan antara jumlah luas persegi pada sisi siku-siku
segitiga dengan luas persegi pada sisi miring? Jika iya, bagaimanakah
hubungannya?
48
Kegiatan di atas menunjukkan bahwa untuk suatu segitiga siku-siku, luas persegi
pada sisi miringnya sama dengan jumlah luas persegi sisi siku-sikunya.
TEOREMA PYTHAGORAS
Pada suatu segitiga siku-siku, kuadrat panjang sisi miring sama dengan jumlah
kuadrat panjang sisi siku-sikunya.
Jika ABC adalah segitiga siku-siku dengan panjang sisi miring a, sedangkan
panjang sisi siku-sikunya adalah b dan c maka berlaku
𝑎2 = 𝑏2 + 𝑐2
Atau dalam bentuk pengurangan dapat dituliskan
𝑏2 = 𝑎2 − 𝑐2
𝑐2 = 𝑎2 − 𝑏2
A. Memahami Masalah
Apa yang kalian ketahui dari permasalahan di atas?
Ayo Berpikir
(i) (ii)
Nyatakan hubungan mengenai panjang sisi-sisi segitiga pada gambar di
atas!
Penyelesaian :
Jawablah
Untuk pertanyaan
segitiga berikut
ABC pada dengan
gambar (i) tepat.
Nyatakan hubungan yang berlaku mengenai panjang sisi-sisi segitiga pada
gambar di bawah menggunakan teorema Pythagoras.
(i) (ii)
UJI PEMAHAMAN