Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HAKIKAT MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Matematika 1

Dosen Pengampu : Belda Nurmultiefa Lesmana, M.Pd.

Disusun oleh :

Nama : Deti Septian Hermipianti

Program / Sem : PGMI / 2a

NIM : 2207000911

FAKULTAS TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai salah satu tugas pada mata
kuliah Matematika 1

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Belda Nurmultiefa Lesmana, M.Pd. selaku dosen mata Kuliah Matematika 1

2. Orang tua kami tercinta yang telah membantu baik dari segi moril maupun materil.

3. Rekan-rekan kami yang telah memberikan motivasi dan semangat.

4. Semua pihak yang turut serta mendo’akan dan membantu dalam menyelesaikan dalam
pembuatan makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan.
Hal itu tidak terlepas dari keterbatasan krmampuan kami dan sumber yang kami dapatkan. Untuk itu,
kami mohon maaf atas kekurangan dan kesalahan yang ada. Semoga hal itu tidak mengurangi minat
penulis khususnya dan umumnya para pembaca untuk terus menggali dan mencari agar menambah
wawasan keilmuan.

Akhirnya kami berdo’a semoga apa yang telah kita perbuat mendapat ridho dari sang Maha
Pencipta dan menjadi nilai ibadah. Aamiin.

Ciamis, 23 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................4

Latar Belakang...............................................................................................................................4

Rumusan Masalah..........................................................................................................................4

Tujuan............................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................5

Definisi Hakikat Matematika..........................................................................................................6

Definisi Pembelajaran....................................................................................................................7

Hakikat Matematika pada Pembelajaran Di Sekolah......................................................................8

BAB III PENUTUP......................................................................................................................9

Kesimpulan ...................................................................................................................................10

Saran .............................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................11

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia.
Matematika merupakan suatu ilmu pasti yang selama ini telah menjadi induk dari segala ilmu
pengetahuan. Matematika banyak mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai berbagai
peranan penting lainnya diantaranya yaitu memajukan pola atau daya pikir manusia. Semua kemajuan
zaman, perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia tentunya selalu tidak terlepas dari matematika.
Dari pemahaman tersebut sangat ironis sekali jika sebagian orang mempunyai pikiran bahwa matematika
itu membosankan dan ditakuti layaknya hantu. Banyak orang yang mengikrarkan diri untuk berpisah
dengan matematika karena ia menganggap matematika adalah ilmu yang membuat kepala pusing. Hal
tersebut dikarenakan manusia mempelajari suatu ilmu tetapi tidak mengetahui hakikatnya.

Melihat hal tersebut matematika perlu sekali diajarkan sejak dini dan dengan cara yang
menyenangkan. Sekolah dasar sebagai pendidikan dasar pertama bagi anak perlu memberikan
pembelajaran matematika yang membekali berbagai kemampuan kepada peserta didik, diantaranya yaitu
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan bekerjasama. Kompetensi atau beberapa
kemampuan tersebut diharapkan dapat berguna dikemudian hari sebagai bekal peserta didik dalam
menghadapi kehidupan yang fleksibel atau selalu berubah.

Guru sebagai pemegang peranan utama dalam proses belajar mengajar tentu harus mengetahui
hakikat matematika. Selain itu guru juga harus memahami betul tentang hakikat peserta didik juga
pembelajaran matematika di SD. Strategi pengajaran matematika yang benar dan mutakhir dapat
dilakukan jika mengetahui hakikat matematika dan pembelajaran matematika. Oleh karena itu penerapan
strategi dan metode pengajaran yang bervariasi akan banyak diketahui jika mengetahui hakikat dari
matematika itu sendiri. Hal itu dimaksudkan juga agar pendidik mampu meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi peserta didik dalam pembelajaran matematika.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Hakikat Matematika ?

2. Apa Definisi Pembelajaran ?

3. Bagaimana Pembelajaran Matematika Di Sekolah ?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Hakikat Matematika


4
2. Untuk Mengetahui Definisi dari Pembelajaran

3. Untuk Mengetahui Bagaimana Hakikat Matematika pada Pembelajaran di sekolah

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pembelajaran Matematika.

1. Hakikat Matematika

Kata matematika berasal dari perkataan  Latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan
Yunani mathematike yang berarti mempelajari.  Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang
berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata
lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi,
berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan
berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan
menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran
manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran (Russeffendi ET, 1980 :148).

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir
dan berargumen, memberikan kontribusi dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dan dalam dunia
kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. (Ahmad
Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar,(Jakarta: PRENAMEDIA GROUP,2013) hlm.
185
5
Kebutuhan aplikasi matematika saat ini dan masa depan tidak hanya untuk kehidupan sehari hari,
tetapi juga dalam dunia kerja dan untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. ( Ibid.,) Maka
matematika sangat dibutuhkan mulai dari saat ini hingga masa mendatang yang sangat berpengaruh dalam
kehidupan. Matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan
prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. ( Abdul Halim Fatani,
Matematika Hakikat dan Logika, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 22
Matematika merupakan model berfikir logis. ( Erman Suherman, et. all., Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA, 2013), hlm. 15.

Oleh karena itu matematika merupakan hal pokok. Dalam kurikulum 2013 disebutkan bahwa
tujuan diberikannya mata pelajaran disekolah supaya peserta didik dapat mengkomunikasikan gagasan,
penalaran, serta mampu menyusun bukti matematika dengan kalimat lengkap untuk memperjelas keadaan
atau masalah. ( Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Mata Pelajaran Matematika
2013, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), hlm. 327
Matematika merupakan ilmu universal yang memiliki peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu.
( Jurnal Pendidikan: 2016, Vol. 1 No. 1, hlm. 57

Fathani (2012) mengungkapkan bahwa definisi matematika dapat dideskripsikan sebagai struktur
yang terorganisasi, sebagai alat (tool), sebagai pola pikir deduktif, sebagai cara bernalar, sebagai bahasa
artifisial, dan sebagai seni yang kreatif. Jika diuraikan matematika sebagai struktur terorganisasi
maksudnya yaitu matematika adalah suatu ilmu yang terstruktur dan terorganisasi secara hierarkis, logis
dan sistematis yang terdiri dari beberapa komponen seperti unsur yang tidak dapat didefinisikan, unsur
yang dapat didefinisikan, aksioma/postulat, dan teorema/dalil. Hal tersebut selaras dengan Ruseffendi
(1992, hlm. 37) yang mengungkapkan matematika sebagai suatu ilmu yang berhubungan dengan
penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan di antara hal-hal itu.

Matematika sebagai alat maksudnya bahwa matematika merupakan alat yang sering digunakan untuk
mencari solusi yang tepat dalam pemecahan masalah kehidupan. Hampir serupa dengan itu, Suwangsih
dan Tiurlina (2010, hlm. 9) menjelaskan matematika sebagai ratu dan pelayan ilmu artinya matematika
sebagai alat dan pelayan ilmu yang lain. Matematika sebagai pola pikir deduktif yaitu matematika
merupakan suatu ilmu pengetahuan yang muatannya memiliki pola pikir deduktif yakni untuk mencari
kebenarannya harus dibuktikan secara deduktif atau dari umum ke khusus. Selain itu matematika juga
dapat didefinisikan sebagai suatu kajian ilmu yang membahas fakta dan hubungannya juga masalah ruang
dan waktu yang dapat mendasari definisi bahwa matematika sebagai alat. Matematika dapat digunakan
sebagai alat untuk menolong manusia dalam menafsirkan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan.

Matematika sebagai cara bernalar karena dalam matematika memuat beberapa cara pembuktian
yang valid, bersifat sistematis dan mempunyai suatu pola yang bersifat umum. Hal yang hampir serupa
dinyatakan Ruseffendi (1992) bahwa matematika adalah ilmu tentang pola dan hubungan karena dalam
matematika generalisasinya dapat dibuat dengan mencari keseragaman yang memerhatikan keteraturan,
keterurutan dan keterkaitan. Kegiatan mencari pola dan hubungan memang dapat dikatakan sebagai
pengambilan keputusan secara induktif sehingga kebenaran yang diambil dari cara tersebut bukanlah
kebenaran mutlak hanya sebatas penalaran atau mencari kemungkinan.

6
Pengambilan kesimpulan dari hasil mecari pola dan hubungan tersebut merupakan salah satu
tujuan utama dalam pengajaran matematika untuk guru dan peserta didik. Dalam praktiknya pengambilan
kesimpulan secara induktif dapat diuji cobakan kembali melalui pengambilan keputusan deduktif
sehingga kebenarannya dapat diterima dengan benar. Lebih jelasnya Suwangsih dan Tiurlina (2010)
memisahkan pengertian matematika sebagai ilmu tentang pola dan matematika sebagai ilmu tentang
hubungan. Matematika sebagai ilmu tentang pola yakni dalam kajian ilmu matematika sering dicari
keseragaman seperti keterurutan, keterkaitan pola dari sekumpulan konsep tertentu atau model yang
merupakan representasi dalam pembuatan generalisasi. Sedangkan matematika sebagai ilmu tentang
hubungan maksudnya bahwa konsep dalam matematika dan juga cabang ilmu matematika saling
mempunyai hubungan satu sama lain.

Matematika sebagai bahasa artifisial yakni matematika menggunakan bahasa simbol yang
memiliki arti bila dikenakan pada suatu konteks. Sehingga simbol atau lambang menjadi ciri khas dalam
kajian ilmu matematika. Simbol atau lambang pada matematika memiliki arti yang sangat padat dan
bersifat internasional atau universal itu merupakan maksud dari artifisial. Padat arti disini menjelaskan
bahwa simbol atau lambang yang ada pada matematika dituliskan dengan singkat namun jika ditafsirkan
mempunyai arti yang luas. Prihandoko (2006, hlm. 13) mengungkapkan bahwa pemakaian simbol dan
variabel dalam pekerjaan matematika harus dilakukan dengan tertib dan jelas sebab jika tidak akan
menimbulkan salah tafsir dan kurang komunikatif. Simbol dan variabel matematika digunakan pula untuk
mempersingkat kalimat atau model matematika.

Matematika sebagai seni yang kreatif yakni matematika memperlihatkan adanya unsur
keteraturan, keterurutan dan ketetapan atau konsistensi dengan demikian matematika mengandung unsur
keindahan yang bermakna layaknya seni yang dapat dinikmati dan diresapi. Penalaran logis dan efisien
serta perbendaharaan ide juga pola yang kreatif dan menakjubkan merupakan salah satu alasan mengapa
matematika disebut sebagai seni berfikir kreatif.

Hakikat matematika dapat disimpulkan berkaitan dengan struktur, hubungan dan konsep dalam
matematika yang dikembangkan sesuai dengan aturan yang logis. Dengan memahami hakikat matematika
maka guru sebagai pemegang peranan utama dalam pembelajaran akan memiliki pengetahuan, tujuan
serta strategi yang diterapkan untuk melakukan pembelajaran matematika sesuai dengan kondisi yang
ada. Hakikat matematika memang bersifat abstrak namun dalam praktiknya guru dapat menerapkan hal
tersebut kepada peserta didik secara tersirat mengingat peserta didik masih berpikir dalam tahap
operasional kongkrit. Dalam praktiknya guru bisa menggunakan alat bantu berupa media atau lain
sebagainya sehingga siswa dapat mengetahui hakikat pentingnya belajar matematika.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah usaha sadar diri seorang guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan. ( Muhammad Fadillah, Desain Pembelajaran PAUD (Tinjauan Teoritik
dan Praktik), (Jogjakarta: AR-Ruzz Media, 2012), hlm. 182
Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi dan metakognisi yang berpengaruh
7
terhadap pemahaman. Hal inilah yang terjadi ketika seseorang sedang belajar, dan kondisi ini juga sering
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, karena belajar merupakan proses alamiah setiap orang. ( Miftahul
Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2013), hlm. 2

Salah satu bentuk pembelajaran adalah pemrosesan informasi. ( Ibid., )Hal ini bisa dianalogikan
dengan pikiran atau otak kita yang berperan layaknya komputer dimana ada input dan penyimpanan
informasi di dalamnya. Yang dilakukan oleh otak kita adalah bagaimana memperoleh kembali materi
informasi tersebut, baik yang berupa gambar maupun tulisan. ( Ibid., hlm 3) Bentuk lain dari
pembelajaran adalah modifikasi yang seringkali diasosiasikan dengan perubahan dalam tindakan dan
perilaku seseorang. Misalnya, ada perubahan sikap dalam diri seseorang ketika ia berhasil
menggunakan cara dan rumus dengan baik dalam mengerjakan soal matematika. ( Ibid., )Dalam
pembelajaran, pendidik memfasilitasi peserta didik agar dapat belajar dengan baik. ( Muh. Sain Hanafy,
Jurnal Pendidikan: Konsep Belajar dan Pembelajaran, Lentera Pendidikan, Vol. 17 No. 1 Juni, 2014:66-
79, hlm. 74) . Ketika pembelajaran diartikan sebagai perubahan dalam perilaku, tindakan, dan cara maka
konsekuensinya jelas, yaitu kita bisa mengobservasi, bahkan memverifikasi pembelajaran itu sendiri
sebagai objek. (Miftahul Huda, Model-modelPengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2013), hlm. 4

Dengan demikian, dari uraian singkat tentang pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dapat diartikan sebagai proses modifikasi dalam kapasitas manusia atau perubahan
kapasitas yang bisa dipertahankan dan ditingkatkan levelnya. Selama proses ini, seseorang bisa
melakukan perubahan atau tidak sama sekali terhadap apa yang ia lakukan. Salah satu contoh
perubahannya yaitu ketika seorang siswa yang awalnya takut pada pelajaran tertentu ternyata berubah
menjadi seorang yang percaya diri dalam menyelesaikan masalah pada pelajaran tersebut.

3. Pembelajaran Matematika

Definisi tentang matematika diatas bisa digunakan sebagai landasan awal untuk belajar dan
mengajar dalam proses pembelajaran matematika. Diharapkan, proses pembelajaran matematika juga
dapat dilangsungkan secara manusiawi. Sehinggga matematika tidak dianggap lagi sebagai momok yang
menakutkan bagi siswa, yang menurut anggapan mereka bahwa matematika itu sulit, bikin pusing dan
lain sebagainya. Dalam pembelajaran matematika, siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman
melalui pengalaman tentang sifat yang dimiliki dari sekumpulan objek. ( Almira Amir, Kemampuan
Penalaran dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika, Logaritma Vol. 2 No. 1, 2014, hlm. 22

Matematika itu berbeda dengan disiplin ilmu lain. Matematika memiliki bahasa sendiri, yakni
bahasa yang terdiri atas simbol-simbol dan angka. ( Moch. Masykur Ag, dkk., Cara Cerdas Melatih Otak
dan Menanggulangi Masalah Belajar …hlm. 44

Sehingga, jika kita ingin belajar matematika dengan baik, maka langkah yang ditempuh adalah
kita harus menguasai bahasa pengantar dalam matematika, harus berusaha memahami makna-makna di
balik lambang dan simbol tersebut. Pada umumnya pembelajaran matematika difokuskan pada aspek
komputasi yang bersifat algoritmik. ( Anggraini astute,Jurnal Formatif : peran Kemampuan komunikasi
Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa.2015, hlm 103. Maka pembelajaran
8
matematika seharusnya dibuat model yang menarik sehingga siswa merasa senang untuk mengikuti
proses pembelajaran.

Dengan demikian pembelajaran matematika haruslah sesuai dengan materi yang diajarkan dengan
peserta didik. Pendidik diharuskan mengetahui kondisi peserta didik saat pembelajaran sehingga
memudahkan pemahaman siswa.

Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih dan menumbuhkan cara berpikir secara
sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten serta mengembangkan sikap gigih dan percaya diri dalam
menyelesaikan masalah (Depdiknas, 2003).

Pembelajaran matematika di sekolah dasar memiliki tiga aspek yaitu pembelajaran bilangan,
geometri dan pengukuran juga pengolahan data. Maulana (2011, hlm. 53) mengungkapkan bahwa
kemampuan matematik yang ditergetkan dalam kurikulum matematika yaitu pemahaman matematik,
pemecahan masalah matematik, penalaran matematik, koneksi matematik dan komunikasi matematik.

Pembelajaran matematika memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan pembelajaran


matapelajaran lainnya diantaranya bahwa pembelajaran matematika menggunakan metode spiral yakni
pendekatan yang digunakan dalam matematika dengan cara pembelajaran konsep atau topik matematika
yang selalu dikaitkan dengan topik lainnya secara berkesinambungan layaknya spiral. Selain itu
pembelajaran matematika juga dilakukan secara bertahap dimana dimulai dari suatu konsep sederhana
dan konkrit menuju ke konsep yang lebih rumit atau sulit dan abstrak. Ciri berikutnya bahwa
pembelajaran matematika menggunakan metode induktif yang disesuaikan dengan tahap perkembangan
mental peserta didik sehingga untuk kemudian diharapkan anak dapat menemukan pola sesuai dengan
hakikat matematika.

Ciri pembelajaran matematika selanjutnya yaitu pembelajarannya menganut kebenaran


konsistensi yaitu bahwa pembelajaran matematika tidak memperdebatkan lagi kebenaran yang

telah ditemukan sebelumnya dalam artian bahwa peserta didik untuk kemudian harus mampu berpikir
secara deduktif. Pembelajaran matematika juga diharapkan dapat memenuhi unsur kebermaknaan yaitu
siswa dapat merasakan pengalaman secara langsung atau pembelajarannya diarahkan kepada pemahaman
bukan sekedar ingatan atau hafalan belaka.

Dalam implementasi pembelajaran matematika guru harus memperhatikan beberapa hal seperti
mengkondisikan siswa untuk melakukan penemuan seperti menemukan konsep, rumus dan lain
sebagainya. Guru juga harus fokus kepada pemecahan masalah yang dapat menarik perhatian peserta
didik untuk belajar memecahkan masalah selaras dengan pemenuhan tujan keterampilan yang diharapkan
dalam pembelajaran matematika. Mengenalkan masalah sesuai dengan situasi sehari-hari diperlukan
dalam pembelajaran matematika. Guru juga harus menguasai keterampilan atau pengetahuan prasyarat.

Shulman (dalam Purnomo, 2015, hlm. 5) mengkategorikan pengetahuan yang harus dimiliki guru
setidaknya meliputi pengetahuan konten materi (subject matter content knowledge;SMK), pengetahuan
konten pedagogis (pedagogical content knowledge;PCK) dan pengetahuan kurikulum. Pengetahuan
konten materi yaitu pengetahuan mengenai muatan isi baik fakta maupun konsep materi matematika yang
diajarkan. Sedangkan pengetahuan konten pedagogis yang dalam perkembangannya dipadukan dengan
9
pengetahuan konten kurikulum yaitu suatu pengetahuan dan keterampilan baik konseptual maupun
prosedural tentang cara mengajar yang akan mengantarkan siswa kedalam topik pembelajaran dan
pengelolaan kelas dalam praktik pengajaran.

Beberapa prinsip dalam melaksanakan pembelajaran metematika di sekolah dasar diantaranya


yaitu guru harus menyusun silabus berdasarkan pada kurikulum yang berlaku. Pembelajaran matematika
diintegrasikan dengan materi pembelajaran lainnya. Pembelajaran matematika ditujukan untuk
tercapainya standar kompetensi/kompetensi inti dan kompetensi dasar pembelajaran dimana pembelajaran
harus dilakukan secara berkesinambungan. Guru juga harus memperhatikan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dari kegiatan awal sampai akhir pembelajaran. Melakukan evaluasi yang relevan dan
disesuaikan dengan proses dalam pembelajaran. Diharapkan mampu menggunakan media yang beragam
secara kreatif, efektif dan efisien.

BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari pembahasan tentang apakah hakekat matematika , dapat disimpulkan bahwa matematika
timbul karena pikiran-pikiran manusia berhubungan dengan ide-ide (gagasan-gagasan) , penalaran ,
struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur secara logik sehingga matematika itu berkaitan
dengan konsep-konsep abstrak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
sekolah adalah matematika yang telah dipilah-pilah dan disesuaikan dengan tahap perkembangan
intelektual siswa, serta digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir
bagi para siswa.

2. Saran

Hakikat matematika perlu dipahami oleh pendidik supaya memiliki pengetahuan, tujuan serta
strategi yang diterapkan untuk melakukan pembelajaran matematika sesuai dengan kondisi yang ada.

10
Dalam praktiknya guru bisa menggunakan alat bantu berupa media atau lain sebagainya sehingga siswa
dapat mengetahui hakikat pentingnya belajar matematika.

Sebagai penyusun saya merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini.Oleh karena
itu, saya mohon kritik dan saran dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

https://sg.docworkspace.com//jurnal.id Bab 2 hakikat matematika . Di akses pada tanggal 22 Maret 2023

https://hartikadwipratiwi.wordpress.com/2013/11/15/makalah-hakekat-matematika/. Di akses pada


tanggal 23 Maret 2023

http://pgsdametro.blogspot.com/2016/01/v-behaviorurldefaultvmlo_ Hakikat Pembelajaran Di sekolah .


Di akses pada tanggal 23 Maret 2023

http://diarytrisnanugraha.blogspot.com/2018/02/hakikatmatematika-pembelajaran.html?m=1Di akses
pada tanggal 23 Maret 2023

11

Anda mungkin juga menyukai