Anda di halaman 1dari 15

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

Dosen Pengampu: Hilman Habibiy, M.pd

Oleh:
Kelompok 4

Syarifah Tio Wulan R 0306182103


Nurmaulida Putri Sitorus 0306182106
Sabrina Simbolon 0306182107
Rubiah Hasibuan 0306182108
Rida Rizky Syahfitri 0306182109

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH-6/V


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pembelajaran Matematika di MI/SD dengan
judul “Pendekatan Matematika Realistik”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada kami bapak Hilman Habibiy, M.pd, yang telah membimbing kami dalam
menulis makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis.
Terima kasih.

Limapuluh, 29 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 1
C. TUJUAN ......................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................... 3
A. PRINSIP PRINSIP PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK ............................ 3
B. KARAKTERISTIK PENDEKATAN MATEMATIK REALISTIK.............................. 5
C. LANGKAH-LANGKAH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK .................. 7
D. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK 9
BAB III................................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................................ 11
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 11
B. SARAN ......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Matematika merupakan pelajaran yang aplikasinya bisa ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Jual beli menjadi contoh aktifitas kehidupan yang menggunakan matematika
dalam pengerjaannya, sebab itu semua orang setidaknya harus tahu dasar materi tentang
berhitung.
Penting untuk semua orang mempelajari matematika, oleh sebab itu matematika sudah
diajarkan kepada peserta didik sedini mungkin bahkan ketika berada di Taman Kanak-
kanak. Sehingga diharapkan ketika sudah masuk Sekolah Dasar peserta didik akan mudah
karena telah mempelajari dasar-dasar menghitung.
Di Sekolah, Matematika merupakan pelajaran wajib yang harus dipelajari setiap peserta
didik. Bahkan mata pelajaran ini merupakan salah satu matapelajaran yang diujikan pada
akhir sekolah.
Pada matematika dikenal dengan istilah Pendidikan Matematika Realistik, yang
merupakan pendekatan matematika yang menggunakan pendapat bahwa matematika dapat
diajarkan dengan menggunakan pendekatan real. Artinya, pembelajaran matematika dapat
dilakukan dengan adopsi kegiatan sehari-hari dalam penyampaiannya. Harapannya adalah
membuat belajar matematika menjadi lebih mudah.
Untuk itu, pada kesempatan kali ini kami akan membahas lebih jelas dari Pendidikan
Matematika Realistik. Di makalah ini akan kami bahas pengertian Pendidikan Matematika
Realistik, langkah hingga karateristiknya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, pada rumusan masalah
pada makalah ini adalah:
1. Apa saja prinsip-prinsip pendekatan matematika realistik ?
2. Bagaimana karakteristik pendekatan matematika realistik ?
3. Apa kelebihan dan kekurangan pendekatan matematika realistik ?
4. Apa saja langkah-langkah pendekatan matematika realistik ?

1
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah:
1. Mengetahui prinsip pendekatan matematika realistik
2. Mengetahui karakteristik pendekatan matematika realistik
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan matematika realistik
4. Mengetahui langkah-langkah pendekatan matematika relistik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PRINSIP PRINSIP PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK


1. Pengertian Pendekatan Matematika Realistik
Pendekatan pembelajaran matematika realistik merupakan suatu pendekatan
pendidikan matematika yang telah dikembangkan di Nederlands dengan nama Realistic
Matematics Education (RME), kata “realistic” diambil dari klasifikasi yang
dikemukakan oleh Treffers yang mengelompokkan pendekatan pembelajaran dalam
pendidikan matematika berdasarkan komponen proses matematisasinya.1
Matematika realistik yang dimaksudkan adalah matematika sekolah yang
dilaksanakan dengan menampatkan realitas dan lingkungan siswa sebagai titik awal
pembelajaran.
Pembelajaran matematika realistik (PMR) dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan
lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran
matenatika secara lebih baik. Lebih lanjut dijelaskan, yang dimaksud dengan realitas
yaitu hal-hal nyata atau konkrit yang dapat diamati atau dipahami siswa lewat
membayangkan, sedangkan yang dimaksudkan dengan lingkungan adalah lingkungan
tempat siswa berada baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun lingkungan
masyarakat yang dapat dipahami siswa. Dalam hal ini lingkungan sering juga disebut
kehidupan sehari-hari.2
Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa masalah matematika yang diberikan kepada
siswa harus dekat dengan kehipan sehari-hari anak. Dalam kaitannya dengan
matematika sebagai kegiatan manusia, maka anak harus diberi kesempatan untuk
menemukan kembali ide dan konsep matematika sebagai akibat pengalaman anak
berinteraksi dengan dunia nyata.
2. Prinsip-Prinsip Pendekatan Matematika Realistik
Secara operasional istilah “Pendidikan Matematika Realistik (PMR)” sering pula
disebut “Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)”. Oleh karena itu kedua istilah
tersebut dapat digunakan dengan makna yang sama. Menurut Van den

1
Mahmud, meningkatkan kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 7 Biromaru Dalam Menentukan Operasi
Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Pembelajaran Tematik Realistik,
(Universitas Tadukalo,2009),h.6
2
Soejadi, Pembelajaran Matematika Berjiwa RME, (Surabaya: 2001), h. 1-3

3
HeuvelPanhuizen dan Drijvers (2014), terdapat enam prinsip pembelajaran matematika
dengan menggunakan pendekatan PMR atau RME semula ada lima prinsip yang
diuraikan oleh Treffers (1987) dan kemudian disempurnakan menjadi enam prinsip
termasuk oleh Treffers sendiri. Keenam prinsip pembelajaran dengan pendekatan RME
itu meliputi: Prinsip aktivitas (activity principle), prinsip realitas (reality principle),
prinsip tingkatan (level principle), prinsip keterkaitan (intertwinement principle),
prinsip interaktivitas (interactivity principle), dan prinsip pembimbingan (guidance
principle).
a. Prinsip aktivitas (Activity Principle)
siswa diperlakukan sebagai partisipan aktif dalam proses pembelajaran
matematika. Artinya, matematika dipelajari dengan cara melibatkan siswa secara
langsung melalui pemecahan permasalahan matematika (doing mathematics).
b. Prinsip Realitas (Reality Principle)
Pembelajaran matematika dimulai dengan situasi realistik yang bermakna bagi
siswa, dan bukan dimulai dari definisi atau teori, kemudian contoh dan latihan
soal. Melalui prinsip ini siswa membangun konsep matematika dari situasi
permasalahan yang bermakna. Prinsip ini pun bermakna bahwa pengetahuan
matematika yang dipelajari siswa diharapkan dapat diterapkan dalam
menyelesaikan permasalahan hidup sehari-hari.
c. Prinsip Tingkatan (Level Principle)
Bermakna bahwa dalam proses belajar matematika siswa melewati tingkatan-
tingkatan pemahaman matematis dari pemahaman yang bersifat informal,
semiformal, hingga tahapan formal. Dalam hal ini model matematis diperlukan
untuk menjembatani antara matematika yang bersifat informal dan matematika
yang formal.
d. Prinsip Keterkaitan (Intertwinement Principle)
Topik-topik matematika, seperti bilangan, aljabar, dan geometri tidak dipandang
sebagai topik-topik terpisah, melainkan sebagai topik-topik yang saling terkait
dan terintegrasi. Melalui prinsip ini, siswa difasilitasi oleh permasalahan
matematis yang kaya dan mengkaitkan antar topik-topik matematika tersebut.
e. Prinsip Interaktivitas (interactivity principle)
Memandang bahwa belajar matematika itu bukanlah aktivitas individu semata,
melainkan aktivitas sosial yang melibatkan individu-individu lain. Prinsip ini
dalam proses pembelajaran siswa diharapkan aktif berdiskusi, mengemukakan
4
gagasan baik dalam aktivitas kelas ataupun aktivitas berkelompok, sehingga
terjadi interaksi antar siswa serta antara siswa dan guru.
f. Prinsip Pembimbingan (Guidance Principle)
Guru dituntut berperan aktif membimbing siswa dalam proses pembelajaran,
sehingga para siswa dapat melewati tahap-tahap pemahaman matematis dari
yang bersifat informal hingga yang formal.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa prinsip realitas, prinsip tingkatan, dan
prinsip keterkaitan tercermin secara dominan pada bahan ajar yang digunakan dalam
proses pembelajaran. Sedangkan prinsip aktivitas, prinsip interaktivitas, dan prinsip
pembimbingan secara dominan tercermin dalam proses implementasi pembelajaran
dengan menerapkan pendekatan RME.3

B. KARAKTERISTIK PENDEKATAN MATEMATIK REALISTIK


Sutarto Hadi, mengungkapkan bahwa pembelajaran Matematika realistik memilki
karakteristik yang memunginkan siswa dapat berkembang secara optimal,seperti
kebebasan siswa untuk menyampaikan pendapatannya dan adanya masalah kontektual
yang mengaitkan konsep matematika dengan kehidupan nyata.
Pendekatan RME benar-benar menjanjikan untuk dapat mewujudkan pembelajaran
matematika yang menarik dan bermakna. Adapun karakteristik dalam pembelajaran
matematika realistic sebagai berikut:
Karakteristik pendekatan RME (realistic mathematics education) sebagaimana telah
dirumuskan Treffers, Pendekatan RME memiliki karateristik sebagai berikut:
a. Penggunaan konteks
Konteks atau permasalahan realistic digunakan sebagai titik awal pembelajaran
matematika. Konteks tidak harus berupa masalah sebagai titik awal pembelajaran
matematika. Konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata namun bisa bentuk
permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama hal tersebut bermakna
dan bisa dibayangkan dalam pikiran siswa.
b. Penggunaan model untuk matematisasi progresif
Penggunaan model berfungsi sebagai jembatan (bridge) dari pengetahuan dan
matematika tingkat kongkrit menuju pengetahuan matematika tingkat formal. Kata

3
Aljupri, Pendidikan Matematika Realistik, Sejarah, Teori, Dan Implementasinya, Universitas Pendidikan
Indonesia, 2017, h. 87.

5
model tidak merujuk alat peraga. Model merupakan suatu alat vertikal dalam
matematika yang tidak bisa dilepaskan dari proses matematis. Secara umum ada
dua macam model dalam RME, yaitu model of dan model for.
c. hasil konstruksi siswa
Siswa memiliki kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah
sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang bervariasi.
d. Interaktivitas
Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses individu melainkan juga secara
bersamaan merupakan suatu proses sosial. Proses belajar siswa akan menjadi lebih
singkat dan bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dan
gagasan mereka.
e. Keterkaitan
Konsep-konsep dalam matematika tidak bersifat parsial, namun banyak konsep
matematika tidak dikenalkan kepada siswa secara terpisah atau terisolasi satu sama
lain.4
Tiga prinsip utama PMR, secara operasional dijabarkan dalam bentuk lima karakteristik
PMR. Menurut Gravemejje, lima karakteristik PMR sebagai berikut:
a. Penggunaan konteks: proses pembelajaran diawali dengan masalah kontekstual yang
dikenal siswa dalam dunia nyata.
b. Instrument vertikal: Ide matematika dikonstruksi oleh siswa melalui model-model
instrument vertikal, yang bergerak dari prosedur informal ke bentuk formal.
c. Kontribusi siswa: siswa aktif menkontruksi sendiri bahan matematiks strategi
pemecahan masalah dengan fasilitas dari guru, yakni melalui proses reivensi
terbimbing.
d. Kegiatan interaktif : proses belajar bersifat interaktif, antara guru dan siswa dalam hal
bimbingan, serta antar siswa dalam hal negosiasi pemikiran.
e. Keterkaitan materi : pemecahan masalah tidak dibatasi pada sebuah materi matematika
tertentu, tetapi terintegrasi berbagai materi terkait.5

4
Fakhrurozi dan Syukur hamdi, Metode Pembelajaran Matematika, (Lombok: Universitas Hamzanwadi Press,
2017), h. 39
5
Yohana Yuniarti, “Karakteristik Pendidikan Matematika” Universita Shanata Darma, Edisi 6, April 2010, hal.
15.

6
C. LANGKAH-LANGKAH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK
Langkah-langkah dalam pembelajaran matematika realistic menurut Shoimin adalah
sebagai berikut:
a. Memahami masalah kontekstual
Guru memberikan masalah kontektual, kemudian siswa diminta untuk memahami
masalah tersebut. Guru menjelaskan soal atau masalah dengan memberikan
petunjuk seperlunya terhadapbagian-bagian tertentu yang belum dipahami siswa.
b. Menyelesaikan masalah kontektual
Siswa secara individual diminta menyelesaikan masalah kontekstual dengan
caranya sendiri. Cara pemecahan dan jawaban masalah yang berbeda lebih
diutmakan. Pada tahap ini siswa dibimbing untuk menemukn kembli tentang ide
atau konsep atau defenisi dari soal matematika.
c. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban
Siswa diminta untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban mereka dalam
kelompok keil. Setelah itu, hasil dari diskusi itu dibandingkan pada diskusi kelas
yang dipimpin oleh guru. Pada tahap ini dapat digunakan siswa untuk berlatih
mengemukakan pendapat.
d. Menarik kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi kelompok dan diskusikelas yang dilakukan, guru
mengarahkan siswa untuk menarik kmpulan tentang konsep, definisi, teorema,
prosedur matematika yang terkaitdengan maslah kontekstual yang baru
diselesaikan.6
Dan dapat ditarik kesimpulan dari uraian diatas bahwa pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan situasi nyata
dalam setiap proses belajar, sehingga dapat mengembangkan potensi diri siswa dalam
memahami dan memecahkan utu permasalahan dalam matematika.
Adapun langkah Umum Pembelajaran dalam PMR kegiatan pembelajaran dengan dasar
pendekatan matematika realistic di sekolah dasar, melalui berbagai langkah-langkah
pembelajaran. Contoh langkah-langkah pembelajaran Pendekatan Matematika Realistik
(PMR) secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Persiapan Kelas

6
Shoimin, Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2014), hal. 68.

7
- Persiapan sarana-prasarana pembelajaran yang diperlukan, misalnya buku
siswa, LKS, alat peraga, dan sebagainya.
- Pengelompokan siswa,jika perlu (sesuai dengan rencana).
- Penyampaian tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Pembelajaran
- Siswa diberi masalah kontekstual atau soal cerita (secara lisan maupun tertulis).
Masalah tersebut untuk dipahami siswa.
- Siswa yang belum dapat memahami atausoalnya diberi penjelasan singkat dan
sepenuhnya. Penjelasan diberikan secara individual ataupun secara kelompok,
tergantung kondisinya. (Tetapi penjelasan itu tidak menunjukan selesaian,
meskipun boleh memuat pertanyaan untuk membantu siswa memahami
masalahnya, atau untuk memancing reaksi siswa ke arah yang benar).
- Siswa secara berkelompok atau secara individual, umengerjakan sol atau
memecahkan kontektual yang diberikan dengan caranya sendiri. (Waktu untuk
mengerjakan tugas harus cukup).
- Jika dalam waktu yang dipandang cukup, belum ada siapapun siswayang
dapatmenemukan cara pemecahan, guna memberikan bimbingan atau petunjuk
seperlunya ataumengajukan pertanyaan yang menantang. Petunjuk itu dapat
berupa gambar ataupun begntuk lain.
- Setelah waktu yang disediakan habis, beberapa orang siswa atau wakil dari
kelompok siswa menyampaikan hasil kerjanya atau hasil pemikirannya.
- Siswa-siswa ditawari untuk mengemukakan pendapatnya atau tanggapannya
tentang berbagai selesaian yang disajikan temannya didepan kelas. Bila suatu
soal ada lebih dari satuselesaian atau cara penyelesaiannya, perlu diungkap
semua.
- Guru mengarahkan atau membimbing siswa untuk membuat kesepakatan kelas
tentang selesaian mana yang dianggap paling tepat. Dalam proses itu dapat
terjadi nogoisasi. Guru perlu memberikan penekanan kepada selesaian benar
yang dipilih.
- Bila masih tidak ada selesaian yang benar, guru minta agar siswa memikirkan
cara lain.

8
Langkah-langkah pembelajaran dapat dilakukan secara sederhana dengan
menggabungkan kegiatan pada langka nomor 1 dan 2 atau 5 dan 6. Karena disesuaikan
dengan karateristik siswa sekolah dasar.7
D. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENDEKATAN MATEMATIKA
REALISTIK
Berikut adalah kelebihan pendekatan matematika realistik:
a. Karena membangun sendiri pengetahuannya, maka siswa tidak pernah lupa.
b. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan realitas
kehidupan, sehingga siswa tidak cepat bosan untuk belajar matematika.
c. Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka, karena sikap belajar siswa ada
nilainya.
d. Memupuk kerjasama dalam kelompok.
e. Melatih keberanian siswa karena siswa harus menjelaskan jawabannya
f. Melatih siswa menjelaskan jawabannya.
g. Melatih siswa untuk terbiasa berfikir dan menegemukaan pendapat.
Selanjutnya untuk kelemahan pendekatan matematika realistic sebagai berikut:
a. Karena sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu maka siswa masih
kesulitasn dalam menentukan sendiri jawabannya.
b. Membutuhkan waktu yang lama.
c. Siswa yang pandai kadang tidak sabar menanti jawabannya terhadap teman yang
belum selesai.
d. Membutuhkan alat peraga yang sesuai dengan situasi pembeajaran saat itu
e. Belum ada penilain sehingga guru merasa kesal dalam evaluasi.8
Selain penjelasan di atas terdapat beberapa pendapat para ahli baik kelebihan dan
kelemahan pendekatan matematika realistis.Pendekatan realistis pembelajaran matematika
memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut ini akan dijelaskan kelebihan pendekatan
realistik menurut Suherman Kelebihan pendekatan realistik adalah sebagai berikut:
a. Matematika lebih relevan, bermakna, dan menarik, tidak terlampau abstrak dan
tidak terlampau formal.
b. Mementingkan belajar matematika pada ‘’learning by doing’’
c. Mempertimbangkan taraf kemampuan siswa.

7
Erna Yayuk, Pembelajaran Matematika SD, (Malang : UMM PRESS, 2019), hal. 99-100.
8
http://jamurdua.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kelemahan-pembelajaran.html?m=1( diakses pada 1
Desember 2020, 20.56).

9
d. Menggunakan konten sebagai titik awal pembelajaran matematika
e. Menyediakan penyelesain masalah matematika
Sementara itu Suwarno dan Fadlin mengungkapkan kelemahan pendekatan realistic
antara lain:
a. Upaya untuk melemahkan pendekatan realistik menimbulkan pandangan yang
sangat dasar mengenai berbagai hal tentang guru, siswa, dan peranan masalah
kontekstual yang tidak mudah dipraktikkan.
b. Upaya mendorong siswa agar bisa menemukan berbagai cara menyelesaikan soal
juga merupakan hal yang tidak mudah dilakuakan.
c. Pencarian soal-soal yang kontekstual tidak selalu mudah untuk setiap topic
matematika yang dipelajari siswa.
d. Proses penelitian kemampuan berfikir siswa melalui soal-soal kontekstual, proses
matematis horizontal dan vertikal juga bukan merupakan suatu yang sederhana,
karena proses dan mekanisme berfikir siswa harus diikuti dengan cermat.9

9
1Yahya Saputra,’’Matematika teoritis’’ Education,Edisi 6, April.hal.12-13

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kehadiran PMR di Indonesia dimulai dari kegundahan sekelompok kecil pendoidik
matematika terhadapa kondisi pendidikan matematika di tanah air sejak dekade 90an.
Mereka berasal dari beberapa perguruan tinggi.
Dimana pendekatan pembelajaran matematika realistik merupakan suatu pendekatan
pendidikan matematika yang telah dikembangkan di Nederlands dengan nama Realistic
Matematics Education (RME), kata “realistic” diambil dari klasifikasi yang dikemukakan
oleh Treffers yang mengelompokkan pendekatan pembelajaran dalam pendidikan.
Dengan beberapa karakteristik dan prinsip yang ada pada Pedekatan pendidikan
matematika realistik diharapkan baik seorang guru maupun calon guru yang ada di
Indoesia mampu menerapkan pembelajaran matematika sesuai dengan alur pembelajaran
matematika itu sendiri dan dapat dipraktikkan oleh masing-masing siswa.

B. SARAN
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai bahan bacaan
mengenai pendidikan matematika realistic yang penting untuk diketahui termasuk bagi
seorang pendidik maupun calon pendidik sebagai khazanah ilmu pengetahuan dan dapat
diterapkan dikemudian hari. Penulis juga berharap makalah ini dapat menjadi sarana
perbaikan untuk makalah selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aljupri. 2017. Pendidikan Matematika Realistik, Sejarah, Teori, Dan Implementasinya.


Universitas Pendidikan Indonesia.
Fakhrurozi dan Syukur hamdi. 2017. Metode Pembelajaran Matematika, (Lombok:
Universitas Hamzanwadi Press,)
Mahmud. 2009. Meningkatkan Kemampuan Siswa kelas VII SMP Negeri 7 Biromaru Dalam
Menentukan Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui
Pendekatan Pembelajaran Tematik Realistik. Universitas Tadukalo.
Saputra, Yahya,’’Matematika teoritis’’ Education,Edisi 6, April
Shoimin. 2014. Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media
Soejadi. 2001. Pembelajaran Matematika Berjiwa RME. Surabaya.
Yayuk, Erna, Pembelajaran Matematika SD, (Malang : UMM PRESS, 2019),
Yuniarti , Yohana. 2010 . “Karakteristik Pendidikan Matematika” Universita Shanata Darma,
Edisi 6, April
http://jamurdua.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kelemahan-pembelajaran.html?m=1(
diakses pada 1 Desember 2020

12

Anda mungkin juga menyukai