Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS RENDAH


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Bahasa dan Sastra Kelas Rendah
Dosen Pengampuh: Amin Basri,M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

AULIA FAHMA BALQIS 0306182098


MILA FAURIAH HASIBUAN 0306183216
PUTRI SARI KARTINI HASIBUAN 0306182145

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI6/III)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Bahasa dan Sastra di
Kelas Rendah dengan judul “Media Pembelajaran Membaca di Kelas Rendah”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak khususnya kepada bapak Amin Basri,M.Pd yang telah membimbing kami
dalam menulis makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
maupun bagi penulis. Terima kasih.

Medan,1 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Hakikat Media Pembelajaran di Kelas Rendah........................................2
B. Hakikat Membaca di Kelas Rendah ........................................................5
C. Implikasi Media Pembelajaran Membaca di Kelas Rendah...................10
BAB III : PENUTUP...............................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................11
B. Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterampilan membaca sangat penting dalam kehidupan mendatang karena
setiap aspek kehidupan tidak luput dari kegiatan membaca. Siswa yang tidak mampu
membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Akibatnya, kemajuan belajarnya juga
lamban jika dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak mengalami kesulitan
dalam membaca.

Membaca di SD terbagi menjadi dua yaitu membaca di kelas awal atau membaca
permulaan dan membaca di kelas tinggi atau membaca lanjut. Di dalam membaca
permulaan siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik
membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh sebab itu Dalam proses
pembelajaran membaca permulaan, banyak dilakukan dengan berbagai cara. Ada
yang menggunakan dengan media, ada pula yang tidak menggunakan media untuk
menyampaikan pesan. Siswa kelas rendah cenderung suka bermain. Jika
diperhatikan siswa akan lebih tertarik jika di dalam pembelajarannya terdapat
gambar.

Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca


permulaan adalah media ulat kata bergambar. Media ulat kata bergambar
merupakan media yang menarik yang berbentuk kartu dan berisi kata-kata serta
gambar. Media ini cocok digunakan untuk kelas 1 SD karena di atas ulat kata
bergambar terdapat gambar yang berfungsi untuk menarik perhatian siswa dan
menyatukan imajinasi anak-anak yang berbeda-beda dapat tertuang menjadi satu
persepsi. Dengan adanya gambar, membantu siswa untuk berkata-kata sehingga
mempermudah membaca.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hakikat Media Pembelajaran di Kelas Rendah ?
2. Bagaimana Hakikat Membaca di Kelas Rendah?
3. Bagaimana Implikasi Media Pembelajaran Membaca di Kelas Rendah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Hakikat Media Pembelajaran di Kelas Rendah
2. Untuk mengetahui Hakikat Membaca di Kelas Rendah
3. Untuk mengetahui Implikasi Media Pembelajaran Membaca di Kelas
Rendah

BAB II
PEMBAHASAN
1.Hakikat Media Pembelajaran
1.1 Pengertian Media Pembelajaran
Kata media Media, bentuk jamak dari perantara (me- dium), merupakan sarana
komunikasi. Sedangkan, berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
'tengah', 'perantara' atau 'pengantar' Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.1i stilah ini merujuk pada apa saja
yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Enam kategori
dasar media adalah teks, audio, visual, video, perekayasa (manipulative) (benda-
benda), dan orang-orang. 2
Gagne' dan Briggs (1975) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat
yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri
dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide
(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.3

1.2 Fungsi Media Pembelajaran


1. Media pembelajaran dapat memperjelas pesan dan informasi sehingga dapat
menyajian dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga
dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan
lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi
1
Azhar Arsyad,Media Pembelajaran,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2009.h.3.
2
Sharon E Smaldino,DKK.Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar,
(Jakarta:Kencana,2012 )h.7.
3
Azhar Arsyad,Media Pembelajaran,h.4.
langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata,
kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
5. untuk memudahkan komunikasi dan belajar mengajar4
Sedangkan mneurut Levie & Lentz mengemukakakn ada empat fungsi media
dalam pmebelajaran yaitu:
1) Fungsi Atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa- siswi untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna yang ditampilkan atau
yang menyertai teks materi pelajaran
2) Fungsi Afektif, terlihat dari tingkat perhatian siswa-siswi dalam proses belajar
mengakar dengan menggunakan media yang dapat menggugah emosi dan sikap siswa-
siswi dalam proses belajar mengajar
3) Fungsi Kognitif yaitu dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat pesan yang disam- paikan melalui media
4) Fungsi Kompensatoris yaitu dapat membantu siswa- siswi yang lemah dalam
membaca dan memahami teks sehinggadengan mudah dapat menggorganisasikan
informasi daiam teks dan mengingatnya kembali, dengan kata lain media pengajaran
berfungsi untuk menakomodasi siswa-siswi yang lemah dan lambat menerima serta
memahami isi pelaiaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.5

1.3 Manfaat Media Pembelajaran


Menurut Sudjana dan Rivai dalam Arsyad manfaat media pendidikan sebagai berikut
1)Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa-siswi sehingga dapat menumbukan
motivasi belajar;
2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
siswa siswi dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujaun pengajaran;
3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa-siswi tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
4) siswa-siswi dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemostrasikan, memerankan dan lain-lain. 6

1.4 Jenis-Jenis Media Pembelajaran


1. Media Grafis
Media grafis termasik media visual. Terkait bantuan media yang lain, media grafis
untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima Saluran pesan. yang digunakan
mengingat indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan Banyak jenis media
grafis, beberapa contoh berikut:
a. Gambar / foto Gambar / foto adalah media yang paling umum dipakai.
4
Sharon,DKK.Teknologi Pembelajaran.h.7.
5
Junaida,DKK.Pembelajran Bahasa Indonesia Di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar,
(Medan:Perdana Publishing,2018).h.72.
6
Ibid.
Dia mewakili bahasa yang umum, sebab merupakan visualisasi yang dapat dilijat
dan langsung secara langsung
b. Sketsa
Sketsa dalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-
bagian utama tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar
menggambar. Setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide idenya ke
dalam bentuk sketsa. Sketsa dapat dibuat dengan cepat sementara guru dapat
digunakan untuk tujuan tersebut.
c. Diagram
Diagram adalah penggambaran struktur dari objek berbasis garis besar. Diagram
menunjukkan hubungan antar komponennya dengan segala sifat-sifat dan
prosesnya yang kompleks yang dapat memperjelas penyajian pesan
d. Bagan / Bagan Secara garis besar bagan'chart terbagi dua, yaitu bagan yang
menyajikan pesan singkat dan bagan yang menyajikan pesan secara bersamaan.
Pembagian bagan ini sebenarnya dibuat berdasarkan data atau pesan yang akan
disampaikan. Seringkali siswa-siswi bingung saat dihadapkan pada data yang
banyak sekaligus. Bagan yang lebih disukai dari penyampaian pesan ini antara
yang lain bagan balikan atau bagan tertutup.
e. Grafik (graphs)
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar.
Seringkali untuk melengkapinya digunakan simbol-simbol verbal. Fungsi grafik
adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara menerangkan perkembangan
atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara
singkat dan jelas, sehingga sangat membantu didalam proses pembelajaran
khususnya dalam menyajikan data yang bersifat kuantitatif. Beberapa macam
grafik yang dapat digunakan diantaranya adalah: grafik garis (line graphs), grafik
batang (bar graphs), grafik lingkaran (circle atau pie graphs) dan grafik gambar
(pictorial graphs).
f. Kartun/kalikatur Kartun biasanya hanya menyajikan esensi pesan yang dituangkan
ke dalam gambar sederhana dengan penggambaran karakter yang secara umum
mudah dikenal dan dimengerti
g. Poster
Poster tidak saja penting untuk menyampaikan pesan tetapi juga dapat memberi
kesan tertentu bagi yang melihatnya. Poster dapat mempengaruhi orang merubah pola
tingkah laku sesuai pesan yang disampaikannya.
h. Papan Flanel
Papan flanel adalah papan yang berlapis kain flanel,berfungsi untuk menempelkan
gambar-gambar atau tulisan yang dimaksud untuk memberitahukan kejadian atau
pesan dalam jangka waktu tertentu.
2. Media Audio
Media Audio sangat berkaitan dengan indera pendengaran yang menyampaikan
pesan dalam bentuk lambang-lambang auditif baik verbal (bahasa lisan) maupun
non verbal.
Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompok- kan ke dalam media audio
antara lain, radio, alat perekam pita magnetik (tape recorder), piringan hitam.
a. Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam juga berfungsi memberi rangsangan visual. Perbedaannya
adalah pada media grafis dapat secara langsung menapilkan pesan media yang
digunakan. Pada media proyeksi diam, pesan harus diproyeksikan dengan proyektor
agar dapat dilihat oleh audiens. Adakalanya media jenis ini disertai rekaman audio
tapi ada pala yang hanya visual saja. Beberapa jenis media proyeksi diam
diantaranya:
1) Media Transparansi
Media transparansi atau overhead transparanci (OHT)
2) Flim
3) Televisi
4) Video
b. Permaian dan Simulasi Permainan
Permainan adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama
lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Sedangkan simulasi adalah suatu model yang menggambarkan proses yang sedang
berlangsung.
Selain simulasi dan permainan dikenal istilah permainan peran (Role Playing), dan
Permainan Simulas. Permainan peran (Role Playing) memiliki 3 (tiga) komponen
yaitu:
(a) adanya skenario atau lingkungan tempat terjadinya tindakan-tindakan
(b) adanya sejumlah peran dengan berbagai karakternya yang harus dibawakan; dan
(c) adanya masalah yang harus dipecahkan oleh pemegang-pemegang peran
tersebut.

2.Hakikat Membaca Di Kelas Rendah


2.1 Pengertian Membaca di Kelas Rendah
Membaca di kelas Rendah adalah program pembelajaran membaca yang
diorientasikan kepadakemampuan membaca permulaan di kelas-kelas awal pada saat
anak-anak mulai memasuki bangku sekolah.Pada tahap awal anak memasuki bangku
sekolah di kelas 1 sekolah dasar. 7
Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan
membaca tingkat dasar, yakni kemampuanmelek huruf.Maksudnya, anak-anak dapat
mengubah dan melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi
bermakna.Pada tahap ini sangat dimungkinkan anak-anak dapat melafalkan lambang-

7
W,TSoclhan,Pendidikan Indonesia di SD,(Jakarta:Penerbit Universitas Terbuka,2007).h.6.
lambang huruf yang dibacanya tanpa diikuti oleh pemahaman terhadap lambang bunyi-
bunyi lambang tersebut.

2.2 Tujuan Membaca di Kelas Rendah


Tujuan membaca menurut Rahim (2005:11-12) adalah
1)Kesenangan
2) Menyempurnakan membaca nyaring
3) Menggunakan strategi tertentu
4) Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik
5) Mengaitkan informasi baru deangan informasi yang telah diketahuinya
6) Memperoleh informasi untuk laporan lisan dan tulisan
7)Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi
8) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari
sesuatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari struktur tentang teks
9)Menjawab Pertanyaan yang spesifik8

2.3 Metode membaca di kelas rendah


a.Metode Eja
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini memulai
Pengajarannya dengan memperkenlkan huruf-huruf secara alpabetis.Huruf-huruf
tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Sebagai
contoh :
A/a, B/b, C/c, D/d, E/e, F/f, dan seterusnya, dilafalkan sebagai [a], [be], [ce], [de],
[ef],dan seterusnya. Kegiatan ini diikuti dengan latihan menulis lambang, tulisan, seperti
a, b, c, d, e, f, dan seterusnya atau dengan huruf rangkai a, b, c, d,dan seterusnya.Setelah
melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk berkenalan dengan suku katadengan cara
merangkaikan beberapa hurufyang sudah dikenalnya
Misalnya :
b, a, d, u menjadi b-a ba (dibaca atau dieja/be-a/à[ba ])
d-ud-udu (dibaca atau dieja /de-u/à[du])
ba-du dilafalkan badu
b, u, k, umenjadi b-ubu(dibaca atau dieja /be-u/à[bu])9
b. Metode Suku Kata
Proses pembelajaran membaca dengan metode ini diawali dengan pengenalan
suku kata, seperti “ba, bi, bu, be, bo”, “ca, ci, cu, ce, co” dan seterusnya. Suku-suku kata
tersebut, kemudian dirangkaikan menjadi kata-katabermakna.Sebagai contoh, dari daftar
suku kata tadi, misalnya:
bo-bi cu–ci da–da ka–ki
bi-bu ca–ci di–da ku–ku
8
Maufur,Syibli,dkk,Penerapan Metode PQR4 Untuk Meningkatkan Pemahaman Membaca
Pada Siswa Kelas IV SDN Pengampon II Kec.Lemahwungkuk Kota Cirebon,dalam jurnal FITK
IAINSyekh Nurjati Cirebon.h.1.
9
W,TSoclhan,Pendidikan Indonesia.h.6.16-6-17.
Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kelompok
kata atau kalimat sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat dimaksud,
seperti tampak pada contoh di bawah ini.
ka-ki ku-da
ba-ca bu-ku
c. Metode Rangkai Kupas
Proses perangkaian suku kata menjadi kata, kata menjadi kelompok kata atau kalimat
sederhana, kemudian ditindak lanjuti dengan proses pengupasan atau penguraian
bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan-satuan bahasa terkecil di bawahnya, yakni dari
kalimat ke dalam kata-kata dan dari kata ke suku-suku kata.
Jika kita simpulkan, langkah-langkah pembelajaran membaca dengan Metode
Suku
Kata adalah:
(1) tahap pertama, pengenalan suku-suku kata;
(2) tahap kedua, perangkaian suku-suku kata menjadi kata;
(3) tahap ketiga, perangakaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana;
(4)tahap keempat, pengintegrasian kegiatan perangakaian dan pengupasan:
(kalimatàkata-kataàsuku-suku kata)10
d.Metode Kata
Proses pembelajaran membaca pemula diawali dengan pengenalan sebuah kata
tertentu. Kata ini,kemudian dijadikan lembaga sebagai dasar untuk pengenalan suku
kata dan huruf.Artinya, kata dimaksud diuraikan (dikupas) menjadi suku kata, suku kata
menjadi huruf-huruf. Selanjutnya, dilakukan proses perangkaian huruf menjadi suku
kata dan suku kata menjadi kata. Dengan kata lain, hasil pengupasan tadi dikembalikan
lagi ke bentuk asalnya sebagaikata lembaga (kata semula).
e.Metode Global
Alur proses pembelajaran membaca pemula yang diperlihatkan melalui metode ini
diawali dengan penyajian beberapa kalimat secara global. Untuk membantu pengenalan
kalimat dimaksud, biasanya digunakan gambar.Di bawah gambar dimaksud,
dituliskansebuah kalimat yang kira-kira merujuk pada makna gambar tersebut. Sebagai
contoh, jika kalimat yang diperkenalkan berbunyi
‟ini nani”, maka gambar yang cocok untuk menyertai kalimat itu adalah gambar
seorang anak perempuan.
Selanjutnya, setelah anak diperkenalkan dengan beberapa kalimat, barulah
prosespembelajaran membaca pemula dimulai. Mula-mula, guru mengambil salah satu
kalimat dari beberapakalimat yang diperkenalkan di awal pembelajaran tadi.Kalimat
tersebut dijadikandasar/alat untuk pembelajaran membaca pemula, Melalui proses
deglobalisasi(proses penguraian kalimat menjadi satuan-satuan yang lebih kecil, yakni
menjadi kata, suku kata, dan huruf),selanjutnya anak menjalani proses belajar membaca
pemula.

10
Ibid.,6.19-6.20.
Proses penguraian kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata
menjadi huruf-huruf, tidak disertai dengan proses sintesis (perangkaian kembali).
Artinya, huruf-huruf yang telah terurai itu tidakdikembalikan lagi pada satuan di
atasnya, yakni suku kata.Demikian juga dengan suku-suku kata, tidak dirangkaikan lagi
menjadi kata; kata-kata menjadi kalimat.Sebagai contoh, di bawah ini dapat Anda lihat
bahan untuk membaca pemula yang menggunakan Metode Global
1)      Memperkenalkan gambar dan kalimat.
ini dadu                                                                                   ini
kuda                                  
2)      Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; suku kata
menjadi huruf-huruf.ini dadu
ini dadu
i -ni da-du
i-n-i d-a-d-u11
f. Metode SAS
“Struktural Analitik Sintetik’’. Pembelajaran membaca pemula dengan metode ini
mengawali pelajarannya dengan menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat
utuh. Mula-mula anak disuguhi sebuahstruktur yang memberi makna lengkap, yakni
struktur kalimat
Proses penguraian/penganalisian dalam pembelajaran MMP dengan metode SAS,
meliputi:
(a)kalimat menjadi kata-kata
(b)kata menjadi suku-suku kata, dan
(c)suku kata menjadi huruf-huruf.
Pada tahap selanjutnya, anak-anak didorong untuk melakukan kerja
sintesis(menyimpulkan). Satuan-satuan bahasa yang telah terurai tadi dikembalikan lagi
kepada satuannya semula, yakni dari huruf-huruf menjadi suku kata, suku-suku kata
menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat. Dengan demikian, melalui proses sintesis
ini, anak-anakakan menemukan kembali wujudstruktur semula, yakni sebuah kalimat
utuh.
Bahan ajar untuk pembelajaran membaca permulaan dengan metode ini
tampakseperti berikut.
inimama
ini mama
i-ni ma -ma
i-n-i m-a-m-a
i-ni ma-ma
ini mama
12
ini mama

11
Ibid.,h.6.21.
12
Ibid.,h.6.23.
2.4 Kesulitan Yang Dihadapi Anak Dalam Membaca Permulaan
Dalam pelaksanaan pengajaran membaca, guru seringkali dihadapi pada snak yang
mengalami kesulitan belajar membaca khususnya di kelas rendah. Kesulitan-kesulitan
tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Kurang mengenali huruf
Ketidakmampuan anak dalan mengenali huruf-huruf alfabetis seringkali
dijumpai oleh guru yang sulit membedakan huruf besar/kapital dan huruf kecil.13
2. Membaca kata demi kata
Jenis kesulitan ini biasanya berhenti membaca setelah membaca sebuah kata,
tidak segera diikuti dengan kata berikutnya. Hal ini disebabkan oleh:
a. gagal menguasai keterampilan pemecahan kode (decoding)
b. gagal memahami makna kata
c. kurang lancar membaca
3. Pemparafase yang salah
Dalam membaca anak seringkali melakukan penggelan (berhenti membaca)
pada tempat yang tidak tepat atau tidak memperhatikan tanda baca, khususnya tanda
koma.
4. Miskin pelafalan
Ketidaktepatan pelafalan kata disebabkan anak tidak menguasai bunyi-bunyi
bahasa (fonem).14
5. Penghilangan
Penghilangan yang dimaksud adalah menghilangkan(tidak dibaca) kata atau
frasa dari teks yang dibacanya. Biasanya disebabkan ketidakmampuan anak
mengucapkan huruf-huruf yang membentuk kata
6. Pengulangan
Kebiasaan anak mengulangi kata atau frasa dalam membaca disebabkan oleh
faktor tidak mengenali kata, kurang menguasai huruf, bunyi, dan rendah
keterampilannya.
7. Pembalikan
Beberapa anak melakukan kegitan membaca dengan menggunakan orientasi dari
kanan ke kiri. Kata nasi dibaca isan. Selain itu, pembalikan juga dapat terjadi dalam
membunyikan huruf-huruf, misal huruf b dibaca d, huruf p dibaca g. Kesulitan ini
biasanya dialami oleh anak-anak kidal yang memiliki kecenderungan menggunakan
orientasi dari kanan ke kiri dalam membaca dan menulis.
8. Penyisipan
Kebiasaan anak untuk menambahkan kata atau frase dalam kalimat yang dibaca
juga dipandang sebagai hambatan dalam membaca, misalnya anak menambah kata
seorang dalam kalimat “anak sedang bermain”15
9.Penggantian
13
Halimatussakdiah,DKK,Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Rendah,(Medan:UNIMED
Press,2014).h.57.
14
Ibid.,h.58.
15
Ibid.,h.59.
Kebiasaan mengganti suatu kata dengan kata lain menyebabkan
ketidakmampuan anak membaca suatu kata, tetapi dia tahu dari makna kata tersebut.
Misalnya karena anak tidak bisa membaca kata mengunyah maka dia menggantinya
dengan kata makan.
10. Menggunakan gerak bibir, jari telunjuk dan menggerakkan kepala
Kebiasaan anak menggerakkan bibir, menggunakan telunjuk dan menggerakkan
kepala sewaktu membaca dapat mengahmbat perkembangan anak dalam membaca
11. kesulitan konsonan
Kesulitan dalam mengucapkan bunyi konsonan tertentu dan huruf yang
melambangkan konsonan tersebut.

12. Kesulitan vokal


Dalam bahasa Inonesia, beberapa vokal dilambangkan dalam satu huruf,
misalnya e selain melambangkan bunyi e juga melambangkan bunyi e (dalam kata
keras, kepala, kerang, telah dan sebagainya) huruf-huruf yang melambangkan beberapa
bunyi seringkali menjadi sumber kesulitan anak dalam membaca16
13. Kesulitan kluster, diftong dan diagram
Dalam bahasa Inonesia dapat dijumpai adanya kluster (gabungan dan konsonan
atau lebih), difotng (gabungan dua vokal), dan diagraf (dua huruf yang melambangkan
satu bunyi). Ketiga hal tersebut merupakan sumber kesulitan anak yang sedang belajar
membaca
14.Kesulitan menganalisis struktur kata
Anak seringkali mengalami kesulitan dalam mengenali suku kata yang
membangun suatu kata. Akibatnya anak tidak dapat mengucapkan kata yang dibacanya
15. Tidak mengenali makna kata dalam kalimat dan cara mengucapkannya
Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan kosakata, kurangnya penguasaan
struktur kata dan penguasaan unsur konteks (kalimat dan hubungan antar kalimat).17

3.Implikasi Media Pembelajaran Membaca di Kelas Rendah


Pada penerapan media pembelajaran membaca di kelas rendah kami menggunaka media
yang bernama “Ulat Kata Bergambar” dimana kami menggunakan metode pengajaran
membaca dikelas rendah dengan metode global.
1. Bahan-Bahan
Media Ulat Kata bergambar yang berisika gambar petunjuk,ulat kata yang masih
kosong kata-kata dan kumpulan huruf yang bakal mengisi ulat kata tersebut
sesuai kata yang dituju.
2. Langkah-Langkanya
Pertama,siswa disuru melafalkan huruf a sampai z

16
Ibid.,h.60.
17
Ibid.,h.61.
Kedua,siswa diperintahkan untuk melihat bersama gambar apa yang ditunjukkan
di media dan diajak untuk melafalkan bersama.
Ketika siswa disuru mengeja satu persatu kata sesuai dengan gambar
Ketiga siswa memilih huruf-huruf yang sudah disediakan guru dan meletakkan
di media ulat tersebut sesuai tempat dan gambarnya
Keempat siswa diajak bersama membaca kalimat yang ada di ulat secara
bersamaan.
Dengan bantuan media ulat kata bergambar diharapkan siswa lebih mudah belajar
membaca terutama untuk siswa kelas rendah.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Membaca di Kelas rendah merupakan tahapan proses pembelajaran membaca


dikelas rendah dengan tujuan memberikan pengetahuan dan kemampuan kepada siswa
untuk menguasai membaca dan teknik-tekniknya.
Dalam proses pengajaran membaca dikelas rendah diperlukan juga metode-
metode agar anak dapat belajar membaca lebih mudah dipahamin,seperti:Metode
Eja,Metode Suku kata,Metode Global dan Metode SAS yang betujuan untuk
memudahkan anak dalam proses belajar membaca.
Selain metode diperlukan juga media pembelajaran yang berguna sebagai
peranta atau mempermudah proses pembelajaran dan media ini juga berbeda-beda
sesuai kretifitas guru.Seperti Media Ulat Kata Bergambar yang betujuan untuk
memudahkan anak didik proses membaca.
B.Saran
Dengan adanya Makalah ini dapat membatu calon guru yang ingin belajar cara
mengarakan anak didik dengan menggunaka media. Dan Sebaiknya bagi seorang
pendidik dapat memilih dan menggunakan media pembelajaran dengan baik sehingga
peserta didik lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran yang disampaikan dan
meningkatkan motivasi belajar pada peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,Azhar .Media Pembelajaran.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2009.


Halimatussakdiah,DKK,Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas
Rendah.Medan:UNIMED Press,2014.
Junaida.DKK.Pembelajran Bahasa Indonesia Di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah
Dasar.Medan:Perdana Publishing,2018.
Maufur,Syibli,dkk,Penerapan Metode PQR4 Untuk Meningkatkan Pemahaman
Membaca Pada Siswa Kelas IV SDN Pengampon II Kec.Lemahwungkuk Kota
Cirebon,dalam jurnal FITK IAINSyekh Nurjati Cirebon:Cirebbon.
Smaldino,SharonE,DKK.Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk
Belajar.Jakarta:Kencana,2012.
W,TSoclhan.Pendidikan Indonesia di SD.Jakarta:Penerbit Universitas Terbuka,2007.

Anda mungkin juga menyukai