Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERINTEGRASI SENI DAN OLAHRAGA

Dosen Pengampu: Vivi Puspita, M.Pd.

Disusun Oleh
Anggota kelompok 5:
1. Annisa jannatin (220102131)
2. Azizul Hakim (2120175)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS ADZKIA
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata
kuliah pengantar pendidikan dengan tema asas-asas pendidikan ini dengan tepat
waktu. Makalah ini tentu tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi semua orang yang
membacanya.
Kami menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan. Kami
menerima segala bentuk kritikan dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Demikian yang dapat kami sampaikan, kami mohon maaf bila ada
kesalahan pada makalah ini.

Padang, 21 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB II ................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
A. Pentingnya Matematika ............................................................................. 2
B. Peran Guru dalam Pembelajaran Matematika ............................................ 3
C. Pembelajaran Matematika dan Seni ........................................................... 4
D. Pembelajaran Matematika dan Olahraga .................................................... 7
KESIMPULAN ................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Matematika memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi pelajaran
wajib di sekolah dasar sampai pendidikan tinggi. Di sisi lain, bidang seni dan olahraga merupakan
aktivitas manusia sehari-hari dan memiliki banyak unsur materi yang dapat digunakan dalam
pembelajaran matematika. Tiga bidang dalam pembelajaran ini memiliki peran masing-masing
dan dapat diterapkan dalam hubungan kehidupan sehari-hari. Materi pendidikan matematika dapat
ditemukan di berbagai kesenian dan cabang olahraga sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran yang menarik bagi siswa. Pendidikan matematika, seni dan olahraga saling
menunjang dalam meningkatkan prestasi siswa. Matematika, seni dan olahraga dapat diaplikasikan
secara terpadu untuk kegiatan yang menarik minat siswa.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan matematika dan seni?


2. Bagaimana hubungan matematika dan olahraga?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui peran matematika dalam seni


2. Untuk mengetahui hubungan matematika dengan seni serta hubungan matematika dengan
olahraga

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pentingnya Matematika

Matematika merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam pendidikan dan
menjadi pelajaran wajib di sekolah dasar hingga pendidikan tinggi. Matematika digunakan di
seluruh dunia sebagai media penting di berbagai bidang keilmuan lainnya. Matematika juga
memiliki peranan penting dalam berpikir yaitu sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Matematika adalah konsep yang diperlukan dalam kehidupan manusia.
Hampir semua aspek kehidupan manusia memerlukan matematika maupun aplikasinya.
Matematika penting dipelajari karena logika berfikirnya sebagai bekal hidup. Teknologi dan sains
modern dapat berkembang dengan bantuan matematika.
Mata pelajaran matematika bertujuan untuk membekali siswa didik dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi
ini diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Matematika diajarkan dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menggunakan
matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika merupakan salah satu pelajaran wajib yang diajarkan disekolah. Matematika
sekolah diberikan bertujuan untuk membantu siswa mempersiapkan diri agar sanggup menghadapi
perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan
bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional dan kritis. Matematika sekolah di ajarkan juga
bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Tujuan
pendidikan matematika di sekolah lebih ditekankan pada penataan nalar, dasar pembentuk sikap,
serta keterampilan dalam penerapan matematika. Untuk tercapainya tujuan tersebut, matematika
itu dibutuhkan berbagai pendekatan dengan memasukkan unsur seni dalam pembelajaran.
Matematika itu adalah seni. Di dalam seni terlihat unsur-unsur keindahan, keteraturan dan
keterurutan. Begitu pula dalam matematika yang memiliki unsur-unsur keteraturan, keterurutan
dan ketetapan/konsisten. Unsur seni dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan minat
anak terhadap pelajaran matematika.

2
Tidak dipungkiri bahwa matematika merupakan pelajaran yang sangat penting. Hal ini
diisyaratkan oleh pemerintah bahwa matematika menjadi pelajaran wajib di sekolah, mulai dari
pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Matematika merupakan salah satu pelajaran yang
diajarkan disekolah. Matematika sekolah diberikan bertujuan untuk membantu siswa
mempersiapkan diri agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di
dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis,
rasional dan kritis. Sriyanto (2007) menyatakan matematika sekolah di ajarkan juga bertujuan
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Tujuan
pendidikan matematika di sekolah lebih ditekankan pada penataan nalar, dasar pembentuk sikap,
serta keterampilan dalam penerapan matematika (Sriyanto, 2007).

B. Peran Guru dalam Pembelajaran Matematika

Ada pepatah, “tak kenal maka tak sayang”. Pepatah ini kiranya juga berlaku dalam
mempelajari matematika. Seseorang tidak bisa belajar matematika dengan baik kalau ia tidak
menyukai, atau paling tidak punya minat terhadap matematika. Dan seseorang tak mungkin
menyukai matematika, kalau dia tidak mengenal dengan baik apa itu sesungguhnya matematika.
Begitu pun bagi siswa dalam pembelajaran matematika. Siswa tidak bisa belajar matematika
dengan baik kalau ia tidak menyukai atau paling tidak punya minat terhadap matematika. Siswa
tidak mungkin menyukai matematika kalau ia tidak mengenal dengan baik apa itu sesungguhnya
matematika. Sering kali memang matematika yang hadir di depan kita khususnya siswa dalam
pembelajaran matematika adalah matematika dikenal hanyalah kumpulan rumus, abstrak, teoritis
dan kering. Akan tetapi matematika tidak hanya melulu rumus yang teoritis sekaligus abstrak.
Sebenarnya ada banyak sisi menarik dalam matematika yang mungkin selama ini belum dikenal
oleh siswa, dan sayangnya jarang dihadirkan, jarang disentuh, bahkan tidak pernah dihadirkan
dalam pembelajaran di kelas.
Tidak dipungkiri lagi bahwa di masyarakat beredar ungkapan "matematika itu
menyeramkan" ini yang membuat anak-anak menjadi apatis, takut pada matematika, apalagi
kemauan untuk mengerjakan soal-soal matematika. Pada dasarnya sulit atau tidaknya matematika

3
sebenarnya tergantung pada cara pandang dan penilian masing-masing individu. Hanya
masalahnya selama ini matematika terlanjur di cap sebagai mata pelajaran sulit, lebih karena
pengalaman yang tidak menyenangkan banyak orang ketika belajar matematika. Dan repotnya
pengalaman tersebut ditularkan kepada orang lain, sehingga orang yang akan belajar matematika
turut mempersepsikan matematika sebagai bidang studi yang sulit. Hal ini secara tidak langsung
akan mempengaruhi minat seseorang dalam mempelajari matematika. Dalam proses pembelajaran
matematika di kelas, peranan seorang guru sangat menentukan minat belajar seorang siswa. Jika
cara guru menyampaikan pembelajaran matematika tidak menyenangkan, maka akan memberikan
dampak yang kurang baik bagi siswa. Namun jika guru mampu menyajikan pembelajaran
matematika dalam bentuk yang menarik, indah dan menyenangkan, maka akan mendorong minat
siswa dalam mempelajari matematika. Karena pada dasarnya minat sangat mempengaruhi
terhadap proses dan hasil belajar. Kualitas minat belajar akan seiring dengan kualitas hasil belajar.
Semakin tinggi minat belajar siswa, maka akan semakin bagus pula hasil belajarnya

C. Pembelajaran Matematika dan Seni

Beragam pandangan muncul ditengah-tengah masyarakat terkait dengan kemampuan anak-


anak tentang matematika dan seni. Sering masyarakat beranggapan bahwa kecerdasan seseorang
itu diukur dari kemampuan matematikanya. Anak-anak yang memiliki kemampuan matematika
yang bagus diasumsikan anak yang cerdas, sebaliknya mereka yang lemah dibidang tersebut
dianggap kurang cerdas. Pandangan ini tentu saja tidak dapat dibenarkan karena setiap anak pada
prinsipnya memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, dan tentu saja sesuai dengan minat dan bakat
yang mereka miliki.
Pendidikan di sekolah dasar merupakan kunci bagi anak-anak untuk menggali dan
mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Seorang guru dituntut untuk kreatif dan inovatif
dalam mendukung siswa mengembangkan kemampuan mereka. Salah satu langkah yang dapat
dilakukan guru yaitu dengan merancang pembelajaran interdisiplin atara matematika dan seni.
Walaupun banyak asumsi-asumsi bahwa kedua mata pelajaran tersebut memiliki karakter yang
berbeda, namun beberapa studi menunjukkan bahwa seni tari mampu mendukung siswa
mengembangkan kemampuan matematika mereka.

4
Etnomatematika adalah konsep matematika yang dikaitkan dengan budaya. Penerapan
etnomatematika sebagai sarana untuk memotivasi, menstimulasi siswa, dapat mengatasi kejenuhan
dan memberikan nuansa baru pada pembelajaran matematika. Dengan mengaitkan budaya dalam
menanamkan konsep pecahan pada siswa menunjukkan peningkatan pemahaman peserta didik
terhadap konsep tersebut.
Etnomatematika mempelajari aspek-aspek budaya matematika yang merupakan sebuah
pendekatan dalam matematika dengan memasukkan unsur budaya Ini menyajikan konsep
matematika dari kurikulum sekolah dengan cara di mana konsep-konsep ini terkait dengan
pengalaman budaya dan sehari-hari siswa, sehingga meningkatkan kemampuan mereka untuk
menguraikan koneksi yang bermakna dan memperdalam pemahaman mereka tentang matematika.
Contoh bentuk atap rumah dan penyebutan bilangan yang khas, seperti salikur, salawѐ, dan
sawidak di Kampung Naga Tasikmalaya, motif batik, motif tenun kain tapis di Bandar Lampung.
Penerapan perspektif etnomathematis dalam kurikulum matematika sekolah membantu
mengembangkan pembelajaran intelektual, sosial, emosional, dan politik siswa dengan
menggunakan rujukan budaya mereka sendiri yang unik untuk menanamkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap mereka. Kurikulum semacam ini menyediakan cara bagi siswa untuk
mempertahankan identitas mereka sambil berhasil secara akademis.
Kecenderungan menuju pendekatan etnomatematika untuk kurikulum dan pedagogi
matematika mencerminkan perkembangan komprehensif dalam pendidikan matematika.
Pendekatan etnomatik dimaksudkan untuk membuat matematika sekolah lebih relevan dan
bermakna bagi siswa dan untuk mempromosikan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Menurut
Rosa dan Orey (2003), pendekatan matematika ini disajikan sebagai respon budaya terhadap
kebutuhan siswa dengan membuat hubungan antara latar belakang budaya dan matematika
mereka. Kelas yang menggunakan jenis kurikulum etnomathematis ini akan penuh dengan contoh
yang menggambarkan pengalaman siswa sendiri dan pengalaman yang umum di lingkungan
budaya mereka. Dalam melakukan hal itu, etnomatematika bertujuan untuk menarik dari
pengalaman budaya dan praktik siswa dari pembelajar individu, komunitas, dan masyarakat pada
umumnya(Rosa & Orey, 2011).
Memadukan pembelajaran geometri dan seni tari merupakan satu diantara beragam ide
pembelajaran yang dapat dikembangkan. Pergerakan yang dinamis dalam tari tersebut memiliki
potensi untuk dihubungkan dengan pembelajaran pencerminan dan simetri. Misalnya
5
pembelajaran pencerminan dijumpai ketika penari membentuk formasi duduk sebaris. Jika penari
berjumlah ganjil maka yang ditengah-tengah sebagai sumbu simetrinya sehingga jumlah yang di
sebelah kiri akan sama dengan sebelah kanan. Selain itu, tari indang dengan mudah dapat dipelajari
oleh siswa sekolah dasar sehingga mereka terlibat langsung dalam proses pembelajaran seni dan
matematika di dalamnya. Tentu saja dalam hal ini tari indang sebagai langkah awal pembelajaran,
dan selanjutnya adalah bagaimana guru menggunakan konteks ini kedalam matematika, sehingga
proses matematisasi secara horisontal dan vertikal dapat terlaksana (Gravemeijer, 1994).
Sementara itu Leandro et al. (2018) mengkombinasikan pembelajaran bilangan dengan tari
kreasi. Studi yang dilakukan mereka dengan siswa berusia 7 dan 8 tahun ini menunjukkan bahwa
pembelajaran antara matematika dan seni tari dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran
sepanjang pemahaman konsep matematika diperoleh dengan ungkapan tubuh dan gerak yang
ekspresif dan kreatif. Selain seni tari, Courey, Balogh, Siker, dan Paik melakukan penelitian
tentang pengaruh seni musik terhadap pemahaman konseptual siswa kelas tiga sekolah dasar
tentang notasi musik, simbol pecahan, ukuran pecahan, dan pecahan senilai dilihat dari latar
belakang multicultural dan sosial ekonomi siswa. Studi ini menunjukkan bahwa siswa
menggunakan pemahamannya tentang musik dan konsep pecahan untuk menjelaskan solusi dalam
menyelesaikan soal-soal komputasi pecahan. Sementara itu, siswa yang memiliki kemampuan
matematika yang rendah di awal pre-test memberikan respon yang baik pada saat mengikuti
pembelajaran pecahan dengan seni musik sehingga mampu memberikan hasil yang sama pada
post-test dengan teman-teman mereka yang memiliki kemampuan yang tinggi.
Pembelajaran matematika dengan seni musik dapat dilakukan di sekolah dasar dengan cara
pertama mengajarkan siswa tentang notasi musik dan tempo dari notasi musik tersebut.
Sebagaimana pengukuran standar yang dilakukan dalam musik yaitu ketukan, maka aktifitas
bermain musik sederhana dapat dilakukan dengan mendemostrasikan dengan cara bertepuk tangan
atau melangkah yang diiringi dengan pemukulan alat musik seperti drum. Melalui aktifitas ini
siswa dapat memahami tentang ukuran waktu dan panjang nada, dimana dalam konsep matematika
dapat dihubungkan dengan pecahan. Penggunaan istilah-istilah matematika dalam belajar musik
seperti satu not penuh (4 ketukan) sama dengan 2 not setengah (2 kali 2 ketukan) atau satu not
penuh sama dengan 1 not setengah dan 2 not seperempat dapat membantu siswa memvisualisasi
penggunaan istilah-istilah dalam seni musik pada operasi penjumlahan pecahan dan pecahan

6
senilai. Sehingga untuk pembelajaran berikutnya informasi-informasi ini bisa dituangkan dalam
bentuk simbol-simbol not musik, diagram batang, dan simbol pecahan.

D. Pembelajaran Matematika dan Olahraga

Dalam mempelajari matematika, masih banyak siswa yang memandang matematika


sebagai suatu mata pelajaran yang membosankan. Berbagai upaya dilakukan untuk dapat
memperbaiki model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
Penelitian pembelajaran matematika dilakukan dengan penerapan strategi the firing line yaitu
pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk memberikan pertanyaan pada siswa di
hadapannya. Upaya pengembangan juga dilakukan dengan bentuk permainan. Hasil penelitian
mengindikasikan bahwa pembelajaran melalui permainan bowling kaleng dapat meningkatkan
kemampuan berhitung anak. Melalui permainan ini, anak belajar untuk berhitung objek nyata yang
mereka sukai dalam atmosfer yang menyenangkan dan nyaman. Materi pembelajaran matematika
banyak menggunakan aspek kehidupan dan aktivitas manusia sehari-hari. Bidang olahraga
memiliki banyak unsur materi yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika. Bentuk
lapangan, garis-garis bidang dan lintasan merupakan materi bangun dalam matematika. Gerak atlet
olahraga banyak menggunakan fungsi-fungsi matematika.
Pembelajaran gerak dan matematika dasar telah dikembangkan menjadi model
pembelajaran yang terpadu. Materi-materi matematika sangat memungkinkan untuk dipadukan
dengan materi pelajaran pendidikan jasmani. Proses pembelajaran gerak pada tingkat dasar
merupakan media yang strategis untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran motorik dasar (instruktusional effect) melalui
penerapan model pendekatan pembelajaran terpadu menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Rerata peningkatan kemampuan motorik lebih besar dibandingkan pendekatan pembelajaran
konvensional. Pembelajaran matematika dasar (nurturant effect) melalui penerapan model
pendekatan pembelajaran terpadu dalam pengembangan kemampuan kognitif menunjukkan hasil
yang signifikan. Rerata peningkatan kemampuan dengan metode pembelajaran terpadu lebih besar
dibandingkan dengan rata-rata pendekatan pembelajaran konvensional. Gerakan Literasi Sekolah
dan konteks permainan futsal dalam pembelajaran matematika dianalisis untuk mengetahui

7
bagaimana penerapan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan mengetahui konteks-konteks yang ada
dalam permainan futsal untuk dijadikan starting point dalam pembelajaran matematika. bermain
merupakan kegiatan yang menyenangkan dan olahraga merupakan salah satu kegiatan yang biasa
dilakukan oleh peserta didik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat materi-materi matematika dalam permainan
futsal sehingga dapat dijadikan titik awal dalam pembelajaran matematika. Pemain futsal telah
menerapkan konsep-konsep matematika ketika melakukan kegiatan latihan maupun pada saat
pertandingan futsal tanpa mempelajari teori tentang konsep-konsep matematika pada kegiatan
tersebut. Hasil eksplorasi menunjukkan adanya konsep matematika yang diterapkan dalam
permainan futsal diantaranya adalah persegi panjang, lingkaran, garis, segitiga, segiempat,
statistika, jarak, kecepatan, sudut, peluang, penjumlahan, dan pengurangan bilangan bulat, serta
himpunan.

8
KESIMPULAN

Matematika merupakan salah satu pelajaran wajib yang diajarkan disekolah. Matematika
sekolah diberikan bertujuan untuk membantu siswa mempersiapkan diri agar sanggup menghadapi
perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang. Dalam proses
pembelajaran matematika di kelas, peranan seorang guru sangat menentukan minat belajar seorang
siswa. Seorang guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mendukung siswa mengembangkan
kemampuan mereka. Salah satu langkah yang dapat dilakukan guru yaitu dengan merancang
pembelajaran interdisiplin atara matematika dan seni. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat materi-materi matematika dalam permainan futsal sehingga dapat dijadikan titik
awal dalam pembelajaran matematika.

9
DAFTAR PUSTAKA
Eko Listiwikono, E. (2022, April). Analisis Peran Timbal Balik Pendidikan Matematika dan
Olahraga. In Prosiding seminar nasional IPTEK Olah Raga (Vol. 1, No. 3). Universitas
PGRI Banyuwangi.
Amir, Z. (2015). Mengungkap seni bermatematika dalam pembelajaran. Suska Journal of
Mathematics Education, 1(1), 60-78.
Putra, Z. H. (2020). Pembelajaran interdisiplin di sekolah dasar. JS (JURNAL SEKOLAH), 5(1),
112-121.
Sugilar, H., Rachmawati, T. K., & Nuraida, I. (2019). Integrasi interkoneksi matematika agama
dan budaya. Jurnal Analisa, 5(2), 189-198.
Maritaria, T., Mariana, N., & Ekawati, R. (2023). PERSEPSI GURU DAN SISWA SEKOLAH
DASAR TERHADAP INTEGRASI MATEMATIKA DENGAN TARI
MUNGDHE. Euclid, 10(3), 557-565.
Rosa, M., & Orey, D. (2011). Ethnomathematics: Etnomatemática: The cultural aspects of
mathematics.- Revista ---Latinoamericana --- de Socioculturales de La Educación
Perspectivas Matemática, 4(2), 32-54.

Sriyanto. (2007). Strategi Sukses Menguasai Matematika. Jakarta: PT. Buku Kita.

10

Anda mungkin juga menyukai