Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERKEMBANGAN PENGAJARAN MATEMATIKA


DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI

Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah :
MATEMATIKA

Dosen Pengampu :
Drs. Zaini, S.Pd

Disusun Oleh :
1. Aditya Arum W.
2. Rizqi Nur R.A
3. Mega Sulistiyo Rini

Semester: V PGMI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ‘ULA


(STAIM)
NGLAWAK – KERTOSONO – NGANJUK
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas pertolongan-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam senantiasa
terucap kepada Rasulullah SAW, semoga kita mendapat syafaatnya di akhirat
kelak.
Dan juga kami berterima kasih kepada bapak Drs. Zaini, S.Pd., selaku Dosen mata
kuliah Matematika, yang telah memberi tugas ini kepada kami. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna, dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai “Perkembangan Pengajaran Matematika Dalam
Negeri Dan Luar Negeri”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, dan saran serta usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di kesempatan yang lainnya.

Nglawak, 11 November 2018


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Matematika di Indonesia ................................................ 3
B. Pengajaran Matematika Di Luar Negeri .................................................. 7
C. Pengajaran Matematika di Beberapa Negara .......................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 10
B. Saran ...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, khususnya bagi para pelajar beranggapan bahwa matematika
adalah ilmu yang memusingkan dan menyulitkan. Ditambah lagi dengan
matematika yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Sebagaimana para pelajar mengartikan bahwa matematika adalah ilmu hitung
menghitung yang hanya berhubungan dengan angka, sementara IPA adalah
ilmu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sekitar dan makhluk
hidup. Jadi, bagaimana bisa ada keterkaitan antara kedua ilmu tersebut.
Melihat perkembangan zaman sekarang ini jauh lebih berkembang dari
sebelumnya. Khususnya pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang
mana hal tersebut sangat terkait dengan perkembangan ilmu bahasa dan ilmu
hitung-menghitung. Ilmu bahasa disini bukan semata-mata kita berkembang
dalam hal bahasa yang biasa kita gunakan setiap hari tetapi ilmu bahasa ini
justru lebih mendalam, singkat dan pasti serta dapat digunakan sebagai alat
komunikasi dalam kehidupan sehrai-hari.
Terkait dengan hal diatas maka melalui makalah ini penulis ingin
menyampaikan beberapa kelebihan dan peranan Matematika dalam Ilmu
Pengetahuan Alam itu sndiri agar dapat menjadi suatu pegangan untuk kita
semua khususnya yang bergelutik di bidang Matematika.
Di tahun-tahun akhir abad 20 di Indonesia banyak realitas menunjukkan
masih belum mantapnya keluaran berbagai jenjang persekolahan dalam hal
pengetahuan serta pemahaman matematika. Dengan kata lain, di Indonesia
kemampuan keluaran dalam hal matematika masih rendah. Kenyataan
semacam itu harus dikaji secara cermat melalui komponen-komponen penting
dalam system pendidikan yang berkaitan agar dapat mencari upaya
penanggulangannya.
Bagaimana komponen-komponennya atau faktor-faktor yang tidak
sedikit itu didayagunakan memerlukan suatu Kiat tertentu agar dapat mencapai

1
tujuan pendidikan yang dimaksud. Tulisan ini bermaksud secara khusus,
dengan landasan yang agak menyeluruh, mengemukakan kiat yang mungkin
perlu dilakukan dalam bidang pendidikan matematika di Indonesia.
Sesuai dengan maksud tersebut di atas maka bagian pendahuluan ini
secara berturut-turut akan dikemukakan serta ringkas hal-hal yang bertalian
dengan (1) perkembangan matematika, (2) keterbatasan manusia serata (3)
matematika sebagai wahana pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Matematika di Indonesia?
2. Bagaimana Pengajaran Matematika Di Luar Negeri?
3. Bagaimana Pengajaran Matematika di Beberapa Negara?

C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan Perkembangan Matematika di Indonesia
2. Untuk mendeskripsikan Pengajaran Matematika Di Luar Negeri
3. Untuk mendeskripsikan Pengajaran Matematika di Beberapa Negara

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Matematika di Indonesia


Pendidikan setiap bangsa mesti memiliki ideologi, yaitu keyakinan, nilai,
cita-cita, visi, dan metode untuk meraihnya yang setia memajukan bangsa dan
negaranya. Namun disadari matematika tidak akan mungkin hilang, karena
sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita agar lebih baik. Suka atau tidak suka
seseorang terhadap matematika, namun tidak dapat dihindari bahwa hidupnya
akan senantiasa bertemu dengan matematika, entah itu dalam pembelajaran
formal, non formal maupun dalam kehidupan praktis sehari-hari. Matematika
merupakan alat bantu kehidupan dan pelayan bagi ilmu-ilmu yang lain, seperti
fisika, kimia, biologi, astronomi, teknik, ekonomi, farmasi maupun matematika
sendiri.
Mungkin diantara kita banyak yang bertanya bukankah saat ini sudah ada
kalkulator dan komputer sehingga matematika sebagai alat bantu kehidupan
menjadi berkurang? Memang benar, dengan kehadiran kedua alat tersebut
banyak persoalan kehidupan yang awalnya mudah menjadi sulit, dan dapat
diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat. Namun perlu diketahui bahwa
alat-alat tersebut pun juga menggunakan prinsip matematika. Tanpa adanya
prinsip-prinsip dan konsep matematika kedua alat tersebut yaitu kalkulator dan
komputer tidak mungkin ada. Begitu pentingnya matematika dalam kehidupan
maka tidak aneh jika pembelajaran matematika mengalami perkembangan dan
disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Bagaimanakah perkembangan
pembelajaran matematika di dalam negeri?
1. Pembelajaran Matematika tradisional
Setelah Indonesia terlepas dari penjajahan kolonial, pemerintah
berbenah diri menyusun program pendidikan. Matematika diletakkan
sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Saat itu pembelajaran matematika
lebih ditekankan pada ilmu hitung dan cara berhitung Sebelum tahun 1970,
masih dikenal berhitung lama tetapi pengajaran berhitung yang didasarkan

3
pada kurikulum 1968. Urutan-urutan materi seolah-olah telah menjadi
konsensus masyarakat. Karena seolah-olah sudah menjadi konsensus maka
ketika urutan dirubah sedikit saja protes dan penentangan dari masyarakat
begitu kuat. Untuk pertama kali yang diperkenalkan kepada siswa adalah
bilangan asli dan membilang, kemudian penjumlahan dengan jumlah kurang
dari sepuluh, pengurangan yang selisihnya positif dan lain sebagainya.
Keistimewaan lain dari pembelajaran matematika tradisional adalah
bahwa pembelajaran lebih menekankan hafalan dari pada pengertian,
menekankan bagaimana sesuatu itu dihitung bukan mengapa sesuatu itu
dihitungnya demikian, lebih mengutamakan kepada melatih otak bukan
kegunaan, bahasa/istilah dan simbol yang digunakan tidak jelas, urutan
operasi harus diterima tanpa alasan, dan lain sebagainya.
Urutan operasi hitung pada era pembelajaran matematika tradisional
adalah kali, bagi, tambah dan kurang. Maksudnya bila ada soal dengan
menggunakan operasi hitung maka perkalian harus didahulukan dimanapun
letaknya baru kemudian pembagian, penjumlahan dan pengurangan. Urutan
operasi ini mulai tahun 1974 sudah tidak dipandang kuat lagi banyak kasus
yang dapat digunakan untuk menunjukkan kelemahan urutan tersebut.
Contoh :12:3 jawabanya adalah 4 dengan tanpa memberi tanda
kurung, soal di atas ekuivalen dengan 9+3:3, berdasar urutan operasi yaitu
bagi dulu baru jumlah dan hasilnya adalah 10. Perbedaan hasil inilah yang
menjadi alasan bahwa urutan tersebut kurang kuat.
Sementara itu cabang matematika yang diberikan di sekolah
menengah pertama adalah aljabar dan geometri bidang. Geometri ini
diajarkan secara terpisah dengan geometri ruang selama tiga tahun.
Sedangkan yang diberikan di sekolah menengah atas adalah aljabar,
geometri ruang, goneometri, geometri lukis, dan sedikit geometri analitik
bidang. Geometri ruang tidak diajarkan serempak dengan geometri ruang,
geomerti lukis adalah ilmu yang kurang banyak diperlukan dalam kehidupan
sehingga menjadi abstrak dikalangan siswa.

4
2. Pembelajaran Matematika Modern
Model pembelajaran matematika modern ini muncul karena adanya
kemajuan teknologi, di Amerika Serikat adanya kekurangan orang-orang
yang mampu menangani sejata, rudal dan roket. Itu mendorong munculnya
pembaharuan pembelajaran matematika. Selain itu penemuan-penemuan
teori belajar mengajar oleh J. Piaget, W Brownell, J.P Guilford, J.S Bruner,
Z.P Dienes, D.Ausubel, R.M Gagne dan lain-lain semakin memperkuat arus
perubahan model pembelajaran matematika.
W Brownell mengemukakan bahwa belajar matematika harus belajar
bermakna dan berpengertian. Teori ini sesuai dengan teori Gestalt yang
muncul sekitar tahun 1930, dimana Gestalt menengaskan bahwa latihan
hafal atau yang sering disebut drill adalah sangat penting dalam pengajaran
namun diterapkan setalah tertanam pengertian pada siswa.
Dua hal tersebut di atas memperngaruhi perkembangan pembelajaran
matematika dalam negeri, berbagai kelemahan seolah nampak jelas,
pembelajaran kurang menekankan pada pengertian, kurang adanya
kontinuitas, kurang merangsang anak untuk ingin tahu, dan lain sebagainya.
Ditambah lagi masyarakat dihadapkan pada kemajuan teknologi. Akhirnya
Pemerintah merancang program pembelajaran yang dapat menutupi
kelemanahan-kelemahan tersebut, munculah kurikulum 1975 dimana
matematika saat itu mempnyai karakteristik sebagai berikut ;
a. Memuat topik-topik dan pendekatan baru. Topik-topik baru yang muncul
adalah himpunan, statistik dan probabilitas, relasi, sistem numerasi kuno,
penulisan lambang bilangan non desimal.
b. Pembelajaran lebih menekankan pembelajaran bermakna dan
berpengertian dari pada hafalan dan ketrampilan berhitung.
c. Program matematika sekolah dasar dan sekolah menengah lebih kontinue
d. Pengenalan penekanan pembelajaran pada struktur
e. Programnya dapat melayani kelompok anak-anak yang kemampuannya
hetrogen.
f. Menggunakan bahasa yang lebih tepat.

5
g. Pusat pengajaran pada murid tidak pada guru.
h. Metode pembelajaran menggunakan meode menemukan, memecahkan
masalah dan teknik diskusi.
i. Pengajaran matematika lebih hidup dan menarik.
3. Pembelajaran Matematika masa kini
Pembelajaran matematika masa kini adalah pembelajaran era 1980-an.
Hal ini merupakan gerakan revolusi matematika kedua, walaupun tidak
sedahsyat pada revolusi matematika pertama atau matematika modern.
Revolusi ini diawali oleh kekhawatiran negara maju yang akan disusul oleh
negara-negara terbelakang saat itu, seperti Jerman barat, Jepang, Korea, dan
Taiwan. Pengajaran matematika ditandai oleh beberapa hal yaitu adanya
kemajuan teknologi muthakir seperti kalkulator dan komputer.
Perkembangan matematika di luar negeri tersebut berpengaruh
terhadap matematika dalam negeri. Di dalam negeri, tahun 1984 pemerintah
mengeluarkan kurikulum baru, yaitu kurikulum tahun 1984. Alasan dalam
menerapkan kurikulum baru tersebut antara lain, adanya sarat materi,
perbedaan kemajuan pendidikan antar daerah dari segi teknologi, adanya
perbedaan kesenjangan antara program kurikulum di satu pihak dan
pelaksana sekolah serta kebutuhan lapangan dipihak lain, belum sesuainya
materi kurikulum dengan tarap kemampuan anak didik. Dan, CBSA (cara
belajar siswa aktif) menjadi karakter yang begitu melekat erat dalam
kurikulum tersebut.
Dalam kurikulum ini siswa di sekolah dasar diberi materi aritmatika
sosial, sementara untuk siswa sekolah menengah atas diberi materi baru
seperti komputer. Hal lain yang menjadi perhatian dalam kurikulum
tersebut, adalah bahan bahan baru yang sesuai dengan tuntutan di lapangan,
permainan geometri yang mampu mengaktifkan siswa juga disajikan dalam
kurikulum ini.Sementara itu langkah-langkah agar pelaksanaan kurikulum
berhasil adalah melakukan hal-hal sebagai berikut;
a. Guru supaya meningkatkan profesinalisme

6
b. Dalam buku paket harus dimasukkan kegiatan yang menggunakan
kalkulator dan komputer
c. Sikronisasi dan kesinambungan pembelajaran dari sekolah dasar dan
sekolah lanjutan
d. Pengevaluasian hasil pembelajaran
e. Prinsip CBSA di pelihara terus

B. Pengajaran Matematika Di Luar Negeri


Sebelum tahun 50-an sudah ada kesepakatan bersama bahwa pengajaran
matematika yang ada tidak berhasil dengan melihat kenyataan bahwa nilai
mata pelajaran matematika biasanya lebih rendah dibanding pelajaran lainnya.
Pada umumnya siswa takut terhadap pelajaran matematika, dan tidak
menyukainya. Banyak sekali orang dewasa yang tidak mampu
mempertahankan kemampuan yang dimilikinya, dan banyak pula yang
beranggapan bahwa tak ada yang bisa diperoleh dari belajar matematika.
Kemudian pada pertengahan abad ke- 20 di Amerika Serikat terdapat
proyek pengajaran matematika yang dipimpin oleh Beberman tahun 1952,
yaitu UICSM ( The University of Illinois Committee on School Matematics )
yang menekankan pada pengertian dan penemuan. Karena proyek ini
merupakan cikal bakal matematika modern maka Beberman sebagai pemimpin
proyek tersebut disebut sebagai Bapak Matematika Modern.
Untuk memajukan teknologinya maka dilakukan proyek perbaikan
pendidikan terutama pengajaran matematika. Salah satunya dibuat sebuah
gerakan matematika modern yang merupakan kelanjutan dari proyek UICSM
yaitu proyek SMSG ( School Mathematics Study Group ) yang dipimpin oleh
Dr. E. Begle tahun 1958, yang hasilnya mampu memberi perubahan besar
bukan saja di Amerika tapi juga bagi pengajaran matematika di seluruh dunia.
Matematika modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Menekankan pada pengertian dan penemuan.
Matematika modern tidak menitikberatkan pada menghafal dan latihan
tetapi lebih mengutamakan pada menemukan konsep dari materi yang

7
sedang dipelajari. Matematika modern mengandung penemuan, logika yang
akurat, membedakan bilangan dari lambang bilangan atau angka.
2. Matematika modern memuat materi baru.
Dalam matematika modern mulai diajarkan materi baru yang belum pernah
diajarkan dalam matematika tradisional. Seperti misalnya bilangan dasar
non desimal, aritmetika, teori himpunan, struktur aljabar, logika
matematika, statistika, probabilitas, dan sebagainya. Kesemua materi baru
ini ada yang diberikan sebagai ilmu, dan ada juga yang berfungsi sebagai
penghubung antara materi satu dengan materi yang lainnya. Misalnya teori
himpunan merupakan landasan dari materi lainnya seperti aljabar, geometri,
sehingga himpunan merupakan materi yang digunakan dalam seluruh
cabang matematika.
3. Pendekatan materi dalam matematika modern adalah matematika deduktif.
Dalam matematika, pendekatan deduktif merupakan penyajian materi dari
materi yang sifatnya umum menuju materi yang sifatnya khusus. Sedangkan
pendekatan induktif merupakan penyajian materi dari hal-hal yang bersifat
khusus menuju hal-hal yang bersifat umum.
4. Dalam matematika modern ketepatan bahasa sangat diperhatikan.
Dalam penggunaan bahasa sangat teliti disesuaikan dengan konsep dan teori
yang ada. Misalnya untuk segitiga sama sisi mempunyai tiga sisi yang
kongruen, tidak menggunakan kata “sama”. Begitu pula kalau dalam
matematika lama dikatakan luas segitiga padahal yang tepat adalah luas
daerah segitiga. Dalam menyatakan himpunan digunakan tanda kurung
kurawal dan bukan tanda kurung biasa.
5. Matematika modern sangat menekankan pada struktur.
Hal ini terlihat dalam materi struktur aljabar yang memuat sifat-sifat
komutatif, asosiatif, unsur satuan, unsur invers, unsur komplemen, operasi
biner, dan operasi invers.

8
C. Pengajaran Matematika di Beberapa Negara
Amerika Serikat, seperti juga negara-negara lainnya seperti Afrika, Asia,
dan Australia sama-sama aktif dalam mengikuti kegiatan internasional seperti
kontes Matematika Internasional Tahunan yang dikenal dengan sebutan
Olimpiade Matematika Internasional yang diikuti oleh siswa-siswi SLTA.
Untuk bisa menjadi peserta olimpiade itu peserta harus melewati seleksi yang
amat ketat. Yang berhak mengikuti kontes adalah siswa yang memperoleh hasil
terbaik dalam ujian sekolah menengah atas tahunan. Dengan demikian mereka
merupakan orang-orang yang terpilih secara ketat dalam mewakili teman-
temannya ke kontes intenasional tersebut.
Pembaharuan pengajaran matematika di Amerika Serikat juga diikuti
oleh banyak negara- negara di seluruh dunia. Seperti misalnya pengajaran
matematika di RRC menggunakan cara formal dengan metode ceramah,
dimana siswa duduk dengan rapi mendengarkan uraian dari gurunya.
Versi pelaksanaan pengajaran matematika modern di setiap negara
berbeda-beda, disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Tetapi secara
umum pengajaran matematika itu tidak menggunakan metode berhitung seperti
dalam pengajaran matematika tradisional.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan adanya pembahasan tersebut terdapat beberapa kesimpulan, yaitu
sebagai berikut :
1. Perkembangan matematika di Indonesia sudah cukup baik, dapat dilihat
dalam segi pengajarannya yang dimulai dari pengajaran tradisional,
pengajaran modern dan pengajaran masa kini.
2. Pengajaran Matematika Di Luar Negeri
Matematika modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Menekankan pada pengertian dan penemuan.
b. Matematika modern memuat materi baru.
c. Pendekatan materi dalam matematika modern adalah matematika
deduktif.
d. Dalam matematika modern ketepatan bahasa sangat diperhatikan.
e. Matematika modern sangat menekankan pada struktur.
3. Pengajaran Matematika di Beberapa Negara
Pembaharuan pengajaran matematika di Amerika Serikat juga diikuti oleh
banyak negara- negara di seluruh dunia. Seperti misalnya pengajaran
matematika di RRC menggunakan cara formal dengan metode ceramah,
dimana siswa duduk dengan rapi mendengarkan uraian dari gurunya.
Versi pelaksanaan pengajaran matematika modern di setiap negara berbeda-
beda, disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Tetapi secara umum
pengajaran matematika itu tidak menggunakan metode berhitung seperti
dalam pengajaran matematika tradisional.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, Kami merasa masih banyak kekurangan
maka dari itu, penulis mengaharapkan semoga para pembaca bisa memberikan
kritik kepada penulis. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya.

10
DAFTAR PUSTAKA

As’ari, A.R., 2000, Peningkatan Mutu Pendidikan Matematika Makalah disajikan


pada Seminar Nasional Peningkatan Kualitas Pendidikan Matematika
pada Pendidikan Dasar, Malang: UM Malang.

Krismanto, Al, 2000, Penilaian Bahan Penataran Guru SLTP, Yogyakarta: PPPG
Matematika Yogyakarta.

Winataputra, H. Udin S., 1997, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Universitas


Terbuka

11

Anda mungkin juga menyukai