Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

WORKSHOP PENDIDIKAN MATEMATIKA


MENARA HANOI

Oleh :

Nur Hidayah
NIM. 1705045031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan anugerah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan mengenai “Workshop Pendidikan Matematika Menara
Hanoi” sebagai tugas mata kuliah Workshop Matematika.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat waktu. Laporan ini dibuat
berdasarkan pengalaman maupun sumber bacaan yang berkaitan tentang kegiatan
tersebut.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa terdapat banyak
kekurangan baik dari segi materi maupun penyusunan laporan. Saran dan
kritik sangat diharapkan oleh penulis.

Samarinda, 14 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
A. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
3. Tujuan ..................................................................................................................... 3
B. KAJIAN TEORI ALAT PERAGA MENARA HANOI ........................................ 3
1. Sejarah Menara Hanoi............................................................................................. 3
2. Prosedur dalam Permainan Menara Hanoi............................................................. 4
C. PROSES KEGIATAN .............................................................................................. 8
D. FAKTOR KENDALA............................................................................................. 10
E. PENUTUP ................................................................................................................ 11
1. Kesimpulan ........................................................................................................... 11
2. Saran ..................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada hakikatnya proses belajar mengajar itu merupakan proses
komunikasi antara guru dan siswa. Sebagai komunikan pada proses belajar
mengajar adalah siswa, sedangkan sebagai komunikatornya menurut
prinsip pendidikan modern adalah guru dan siswa sendiri. Jika sekelompok
siswa menjadi komunikator terhadap siswa yang lainnya dan guru sebagai
pengarah atau pembimbig, maka akan terjadi proses interaksi yang kadar
CBSA-nya tinggi.
Komunikasi yang mungkin muncul dalam proses belajar mengajar
adalah komunikasi searah, komunikasi dua arah dan komunikasi multi
arah. Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah rangkaian
komunikasi yang terjadi di dalam kelas.
Pendidikan adalah proses hidup yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung
sepanjang hidup dalam lingkungan. Keberhasilan pendidikan tidak terlepas
dari kondisi lingkungan dimana pendidikan itu berlangsung. Salah satu
lingkungan pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam
memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak adalah sekolah.
Sekolah adalah tempat yang di dalamnya terdapat suatu proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sehingga
dalam pembelajaran, siswa harus dibimbing kepada suatu tujuan
pendidikan yang terarah, dalam upaya mengembangkan berbagai potensi
yang dimiliki dan menjadikannya mampu bersaing serta memiliki
kompetensi sesuai dengan tingkatan belajar di sekolah.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memegang
peranan penting dalam pendidikan. Siswa yang selesai mempelajari
matematika, diharapkan memiliki sikap kritis, jujur, cermat, dan cara
berpikir logis dan rasional dalam menyelesaikan suatu masalah,
kompetensi itu dapat membentuk kemampuan siswa dalam memanfaatkan,

1
mengelola informasi yang berguna sebagai bekal untuk bertahan hidup di
tengah keadaaan sekarang yang tidak menentu dan penuh persaingan.
Namun, seringkali ada pendapat siswa yang menganggap
matematika sebagai mata pelajaran yang sulit, tidak mudah untuk
dipelajari, sehingga timbul rasa tidak senang atau bahkan benci. Setelah
diamati dari cara siswa menjawab masalah dalam soal matematika, bahwa
ketakutan itu disebabkan oleh rendahnya pengetahuan siswa akan
penguasaan konsep dasar matematika, baik mengenai memahaminya dan
memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi matematika.
Dalam pembelajaran matematika, agar siswa dapat dengan mudah
mengerti dan memahami konsep matematika yang memiliki objek kajian
abstrak, dapat digunakan alat peraga. Dengan menggunakan alat peraga,
siswa akan lebih mudah memahami konsep yang dipelajari, karena
pembelajarannya melibatkan aktivitas fisik dan mental dengan kegiatan
melihat, meraba, dan memanipulasi alat peraga yang sejalan dengan
karakteristik siswa sekolah dasar yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat
dan tertarik untuk mengekplorasi situasi di sekitar mereka dengan perasaan
senang dan gembira ria. Selain itu alat peraga dapat merangsang daya fikir
dan nalar serta kreativitas siswa.
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran yang tepat dapat
mengoptimalkan fungsi pancaindera siswa dan memungkinkan
terwujudnya kebermaknaan sehingga akan menimbulkan kesan yang
positif, mempengaruhi masa ingatan siswa tentang materi matematika
yang lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran yang bersifat hapalan
dan mempengaruhi motivasi serta minat siswa terhadap matematika.
Alat peraga yang dibahas pada makalah ini adalah mengenai
Menara Hanoi, penggunaan alat peraga ini mempertimbangkan
karakteristik dan mengaitkannya pada pengembangan berbagai aspek
perkembangan anak yaitu kognitif, fisik, dan motorik. Dengan demikian
diharapkan siswa dapat lebih memahami konsep materi yang diajarkan dan
dapat meningkatkan kemampuan penalaran bagi siswa.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana prosedur (langkah kerja) yang dilakukan untuk
menyelesaikan permainan Menara Hanoi ?
b. Bagaimana pengalaman dalam menyelesaikan permainan Menara
Hanoi?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui langkah kerja untuk menyelesaikan perminan
Menara Hanoi
b. Untuk mengetahui pengalam saat menyelesaikan permainan Menara
Hanoi.

B. KAJIAN TEORI ALAT PERAGA MENARA HANOI


1. Sejarah Menara Hanoi
Menara Hanoi adalah salah satu permainan matematika yang
banyak disukai anak-anak. Permainan ini pertama kali ditemukan oleh
matematikawan Perancis, Eduardo Lucas pada tahun 1883. Menara Hanoi
terdiri dari beberapa keping yang berbeda ukuran. Dimana keping terbesar
diletakkan paling bawah dan yang terkecil diletakkan paling atas.
Kegiatan permainan ini adalah memindahkan semua keping dari satu
tiang ke tiang yang lain dengan susunan seperti semula dengan cara
memindahkan seminimal mungkin dengan aturan berikut ini.
a. Setiap pemindahan hanya boleh satu keping
b. Keping yang lebih besar tidak boleh diletakkan diatas keping yang
lebih kecil.
Permainan ini berdasarkan pada sebuah cerita legenda tentang
candi Indian atau menara Benares di India yang memiliki tiga tiang dan
salah satu tiangnya terdapat 64 tumpukan keping emas. Para pendeta
mendapat tugas untuk memindahkan keping emas itu ke tiang yang lain
sesuai dengan suatu aturan. Konon, Dewa Brahma menciptakan tiga tiang
pada candi tersebut. Pada salah satu tiang terdapat tumpukan keping emas
sebanyak 64 keping, dengan urutan keping yang terbesar terletak di
bawah, makin ke atas makin kecil. Selanjutnya Dewa Brahma
memerintahkan para pendeta untuk memindahkan keping-keping emas itu
dengan suatu aturan tertentu yang tidak boleh dilanggar (aturan matematis)
dan dunia akan berakhir apabila dewa Brahma selesai memindahkan
keping-keping emas tersebut.
Permainan Menara Hanoi sering digunakan dalam penelitian
psikologis dalam hal pemecahan masalah. Selain itu, juga sering
digunakan dalam pengajaran algorima rekursif bagi pelajar pemrograman.
Permainan ini juga digunakan sebagai ujian ingatan oleh ahli psikolog
syaraf dalam berupaya mengevaluasi amnesia.

2. Prosedur dalam Permainan Menara Hanoi


Permainan ini dapat dipergunakan untuk menanamkan konsep:
banyaknya, besarnya, paling sedikit, lebih banyak dan sama. Selain
kegunaan tersebut, alat ini dapat pula sigunakan untuk melatih berpikir
logis, menemukan relasi (rumus) antara banyaknya kepingan dengan
banyaknya loncatan minimum secara induktif.

Dalam memainkan permainan menara Hanoi hanya satu keping


yang boleh dipindahkan dalam satu waktu. Setiap perpindahan berupa
pengambilan keping teratas dari satu tiang dan dimasukkan ke tiang yang
lain, boleh juga dimasukkan di atas keping lain dalam tiang yang sama.
Tidak boleh meletakkan keping di atas keping yang lebih kecil.
Contoh aplikasi penggunaan Menara Hanoi dengan pemindahan 7
keping:
a. Disediakan 7 kepingan menara hanoi beserta tiga tiang menara hanoi.
Menara hanoi tersusun oleh warna yang berbeda-beda.
b. Diletakkan 7 kepingan menara hanoi pada tiang pertama.
c. Akan dipindahkan 7 keping menara hanoi dari tiang pertama ke tiang
ketiga dengan syarat, kepingan menara hanoi yang lebih besar tidak
boleh berada diatas kepingan menara hanoi yang lebih kecil dan
banyaknya langkah yang digunakan harus sesedikit mungkin.
d. Apabila kepingan menara hanoi berjumlah ganjil, maka langkah
pertama yang harus dilakukan adalah memindahkan kepingan paling
atas ke tiang tujuan dan apabila kepingan menara hanoi berjumlah
genap, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah
memindahkan kepingan paling atas ke tiang yang bukan merupakan
tujuan.
e. Dengan menggunakan cara yang sama, akan dicari berapa banyak cara
untuk memindahkan 8 keping, 9 keping dan seterusnya. Kemudian
dibuat tabel dengan format sebagai berikut:
Banyaknya Banyak langkah
Pola Formula/ Rumus
kepingan minimal
1 1 2-1 21 – 1
2 3 4-1 22 – 1
3 7 8–1 23 – 1
4 15 16 - 1 24 – 1
5 31 32 - 1 25 – 1
6 63 64 - 1 26 – 1
7 127 128 - 1 27 – 1
N … … 2n – 1

Jadi, diperoleh rumus untuk memindahkan n buah kepingan


pada permainan menara Hanoi adalah:

2n - 1

C. PROSES KEGIATAN
Pada hari senin tanggal 9 september 2019 saya mengikuti perkuliahan
Workshop Matematika yang dilaksanakan pada pukul 12.30 WITA di ruang
16, dimana pada hari tersebut dilaksanakan praktek untuk permainan menara
Hanoi.
Dalam memainkan menara Hanoi terdapat beberapa peraturan yang
harus diingat yaitu keping yang lebih besar tidak boleh berada diatas keping
yang lebih kecil kemudian keping dengan nomor urut genap tidak boleh
bertemu dengan keping bernomor urut genap pula krena akan menyebabkan
langkah yang dijalankan tidak efisien.
Beberapa hari sebelum praktek saya latihan di lab matematika dan
mendownload aplikasi permainan menara Hanoi agar terbiasa dan paham.
Setiap waktu senggang saya memainkan aplikasi permainan menara Hanoi di
handphone saya.
Setelah nama saya dipanggil oleh pak Sugeng untuk melakukan
praktek permainan menara Hanoi di depan, saya pun maju dengan perasaan
gugup. Sebelum memulai praktek saya diminta untuk berkonsentrasi. Setelah
merasa cukup yakin saya pun memulai permainan menara Hanoi dengan
memindahkan keping pertama dari sisi kiri ke sisi paling kanan sambil
menyebutkan banyak langkah yang sudah saya lakukan ketika memindahkan
keping-keping tersebut. Ditengah permainan saat memindahkan kepingan,
keping tersebut terjatuh dan perhitungan saya terganggu dan kehilangan
konsentrasi sehingga saya belum berhasil menyelesaikan permainan menara
Hanoi dengan optimum, langkah yang saya lakukan sebanyak 129 sedangkan
penyelesaian optimumnya adalah 127 langkah.
D. FAKTOR KENDALA

1. Terdapat terdapat keping yang ukurannya hampir sama

2. Kepingan yang susah ditarik


3. Bermain bersama-sama dengan lawan
E. PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Dalam permainan menara Hanoi, banyaknya cara dalam memindahkan
n kepingan dapat di rumuskan sebagai 2n – 1
b. Dalam memainkan permainan menara Hanoi ini, penulis berhasil
dalam memainkannya dimana penulis dapat menyelesaikan permainan
dengan langkah paling minimal yaitu 127 langkah

2. Saran
a. Sebelum melakukan praktek, diusahakan untuk melakukan latihan
terlebih dahulu agar melatih konsentrasi dan memperkuat ingatan akan
aturan permainan Menara Hanoi.
b. Pada saat praktek, konsentrasi sangat dibutuhkan agar saat memainkan
Menara Hanoi juga dapat menghitung langkah secara bersamaan.
c. Pada saat memindahkan kepingan-kepingan keping, perlu konsentrasi
untuk mengingat tehnik pemindahan kepingan-kepingan keping agar
banyaknya langkah pemindahan kepingan keping adalah langkah
paling sedikit.
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma`mur. 2009. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, danInovatif.
Jogjakarta: DIVA Press.

Bolt, Brian.1994. 142 Teka-Teki dan Permainan Matematika yang Mengasyikan.


Bandung : Gramedia Pustaka Utama

Sundayana, Rostina. 2013. Media Pembelajaran Matematika. Penerbit Alfabeta:


Bandung.

Anda mungkin juga menyukai