Anda di halaman 1dari 20

MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah PAKEM Matematika

Dosen Pengampu : Himmatul Ulya, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Lia Aristiana Sari NIM: 2015-33-002

Riska Agit Savika NIM: 2015-33-008

Tirza Luthfia L.A NIM: 2015-33-015

Dwi Astuti Hardiyanti NIM: 2015-33-022

Farikhatul Amalia NIM: 2015-33-029

KELAS 5A

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2016/ 2017

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................i


Daftar Isi ........................................................................................................................ii
Kata Pengantar ..............................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II: PEMBAHASAN............................................................................................... 3

A. Definisi model Missouri Mathematics Project (MMP). ........................... 3


B. Prinsip model Missouri Mathematics Project (MMP). ............................ 3
C. Sintaks model Missouri Mathematics Project (MMP). ............................ 4
D. Karakter model Missouri Mathematics Project (MMP)............................6
E. Kelebihan model Missouri Mathematics Project (MMP).........................7
F. Kekurangan model Missouri Mathematics Project (MMP)......................7
G. kelebihan dan Kesulitan Penerapan Model Pembelajaran
“Missouri Mathematics Project” dalam Jurnal........................................8

BAB III: PENUTUP ..................................................................................................... 14

A. Kesimpulan .......................................................................................... 14
B. Saran ..................................................................................................... 14

Daftar Pustaka................................................................................................................15

ii
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Penalaran Matematika ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih
kepada Ibu Himmatul Ulya, S.Pd., M.Pd selaku Dosen mata kuliah PAKEM Matematika
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai penalaran matematika. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Kudus, 25 Oktober 2017

Penyusun

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari dari jenjang SD,
SMP, sampai SMA. Matematika menjadi salah satu mata pelajaran utama karena merupakan
disiplin ilmu yang mendasari ilmu-ilmu lainnya. Matematika mempunyai ciri-ciri khusus
sehinga dalam pengajarannya harus dilakukan dengan bervariasi pula.

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan


pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan dan juga termasuk di dalamnya kompetensi
pembelajaran ( tujuan pembelajaran ) dan cara pengelolaanelas.

Pada umumnya guru hanya ceramah di depan kelas dan setelah itu mereka diminta
untuk mengerjakan soal latihan. Apabila guru memberikan pertanyaan, mereka lebih banyak
diam, sehingga siswa cenderung pasif dalam berpendapat, mengerjakan soal atau tugas dari
guru. Selain itu, setelah pembelajaran selesai guru seringkali memberikan pekerjaan rumah
(PR) sebagai latihan dari soal-soal yang ada di buku paket saja, sehingga membuat siswa
memiliki pengetahuan sebatas yang ada di buku.

Keberhasilan pembelajaran di kelas ditunjang oleh berbagai macam komponen, selain


pendidik dan siswa sebagai komponen utama, pemilihan model pembelajaran juga menjadi
sangat penting dalam mencapai keberhasilan pembelajaran di kelas. Salah satu model
pembelajaran matematika yang bisa diterapkan dalam pembelajaran adalah model Missouri
Mathematics Project (MMP).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi model Missouri Mathematics Project (MMP)?
2. Bagaimana Prinsip-prinsip model Missouri Mathematics Project (MMP)?
3. Bagimana sintaks/fase-fase pembelajaran model Missouri Mathematics Project
(MMP)?
4. Bagimana karakteristik model Missouri Mathematics Project (MMP)?
5. Bagaimana kelebihan model Missouri Mathematics Project (MMP)?
6. Bagimana kelemahan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)?

1
2

7. Bagaimana kelebihan dan Kesulitan Penerapan Model Pembelajaran “Missouri


Mathematics Project” dalam Jurnal?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi model Missouri Mathematics Project (MMP).


2. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip model Missouri Mathematics Project (MMP).
3. Untuk mengetahui sintaks/fase-fase pembelajaran model Missouri Mathematics
Project (MMP).
4. Untuk mengetahui karakteristik model Missouri Mathematics Project (MMP).
5. Untuk mengetahui kelebihan model Missouri Mathematics Project (MMP).
6. Untuk mengetahui kelemahan model pembelajaran Missouri Mathematics Project
(MMP).
7. Untuk mengatahui kelebihan dan Kesulitan Penerapan Model Pembelajaran
“Missouri Mathematics Project” dalam Jurnal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Model Missouri Mathematics Project


Model Missouri Mathematics Project (MMP) didasarkan pada program penelitian
yang dilakukan pada pertengahan tahun 1970 dan awal tahun 1980 oleh Good, Grouws,
dan Ebmeier di Universitas Missouri. Model Missouri Mathematics Project (MMP)
telah terbukti efektif dalam membantu siswa SD dan SMP meningkatkan nilai mereka
pada tes prestasi matematika (Kyle, 1985 dalam Ansori & Aulia, 2015).

Menurut Kurniasari, Susanto, Setiawan (2015) Missouri Mathematics Project


(MMP) yaitu salah satu model pembelajaran yang terstruktur dengan pengembangan
ide dan perluasan konsep matematika dengan disertai adanya latihan soal baik itu
berkelompok maupun individu serta perpaduan antara aktivitas guru dan aktivitas.

Sama halnya dengan definisi tersebut Purwanti (2015) menyatakan Model MMP
merupakan model pembelajaran yang terstruktur yang meliputi review, pengembangan,
latihan terkontrol, seatwork (kerja mandiri) dan penugasan (pekerjaan rumah/PR).

Penelitian lain menyatakan bahwa Missouri Mathematics Project (MMP) adalah


suatu model pembelajaran yang terstruktur yang menuntut siswa aktif dan membantu
siswa dalam menemukan pengetahuan dan keterampilan menyelesaikan masalah baik
dalam diskusi kelompok maupun melalui latihan mandiri (Rahmiati & Fahrurozi, 2016).

Beberapa pendapat tersebut telah menjelaskan definisi Missouri Mathematics


Project (MMP). Maka dapat disimpulkan bahwa MMP adalah model pembelajaran
terstuktur yang mengacu pada keaktifan siswa, pengetahuan dan keterampilan
menyelesaikan masalah baik berupa latihan dan penugasan secara individu maupun
kelompok.

B. Prinsip-prinsip Model Missouri Mathematics Project (MMP)

Purwanti (2015) menyatakan bahwa model pembelajaran MMP memberikan


kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam kelompok dalam langkah latihan terkontrol
dan memgaplikasikannya pemahaman siswa sendiri dengan bekerja sendiri dalam langkah
seat work.

3
4

Pada penelitian Agustin (2014) menyatakan bahwa prinsip-prinsip model MMP


adalah sebagai berikut:

1. Belajar kooperatif
Adanya ketergantungan positif (penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang
dilakukan oleh kelompok tersebut), adanya interaksi tatap muka (memberikan
kesempatan yang luas kepada setiap kelompok untuk bertatap muka melakukan
interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menrima iformasi dari anggota lainnya),
adanya partisipasi dan komunikasi (melatih siswa untuk dapat berinteraksi aktif dan
berkomunikasi aktif dalam kegiatan pembelajaran ) dan adanya tanggung jawab
perseorangan (keberhasilan kelompok sangat bergantung pada masing-masing anggota
kelompoknya).
2. Kemandirian siswa
Siswa mampu mengerjakan tugas-tugas dan latihan-latihan yang berupa lembar
tugas proyek yang diberikan oleh guru secara sendiri dan penuh dengan rasa tanggung
jawab terhadap tugas proyek tersebut. Dengan adanya kemandirian dari siswa tersebut
maka siswa tersebut telah menerapkan konsep gaya belajar mandiri.

C. Sintaks Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP):


Menurut Shadiq (2009), model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MPP)
memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pendahuluan atau Review
a. Membahas PR
b. Meninjau ulang pelajaran lalu yang berkaitan dengan materi
c. Membangkitkan motivasi
2. Pengembangan
a. Penyajian ide baru sebagai perluasan konsep matematika terdahulu.
b. Penjelasan, diskusi demonstrasi dengan contoh yang konkret yang sifatnya
pictorial dan simbolik.
3. Latihan dengan bimbingan guru
a. Siswa merespon soal
b. Suru mengamati
c. Belajar kooperatif
4. Kerja Mandiri
5

Siswa bekerja sendiri untuk latihan atau perluasan konsep


5. Penutup
a. Siswa membuat rangkuman pelajaran, membuat renungan tentang hal-hal baik
yang sudah dilakukan serta hal-hal kurang baik yang harus dihilangkan.
b. Member tugas PR

Contoh penerapan Missouri Mathematics Project : memfaktorkan persamaan kuadrat

1. Pendahuluan atau review


a. Membahas soal (hal ini tergantung pada ada tidaknya PR)
b. Meninjau ulang pelajaran lalu yang berkaitan dengan materi baru.
Contohnya dengan meminta siswa menjabarkan: (x+2)(x+3); (x+3(x+3);
(x)(x+3). Guru memantau pekerjaan siswa serta memperbaiki kesalahan yang
ada.
c. Membangkitkan motivasi, misalnya dengan menyatakan bahwa pengetahuan
memfaktorkan ini sangat sering digunakan dalam kegiatan menggambarkan
grafik fungsi kuadrat.
2. Pengembangan
a. Penyajian ide baru sebagai perluasan konsep matematika terdahulu.
b. Penjelasan, diskusi demonstrasi dengan contoh konkret yang sifatnya pictorial
dan simbolik

Alternative langkahnya:

a. Minta serang siswa menjelaskan mengapa (x+2)(x+3)=x2+5x+6?


Ajukan pertanyaan: “Dari mana bilangan 6 di dapat?” ; sera “Dari mana bilangan
5 di dapat?”
b. Guru dapat membantu dengan diagram perkalian suku dua.
c. Informasikan bahwa proses dari bentuk perkalian diubah ke bentuk penjumlahan
disebut menjabarkan; sedangkan kebalikannya disebut memfaktorkan.
3. Latihan dengan bimbingan guru (siswa merespon soal, guru mengamati dan
membantu di mana perlu, siswa dapat berdiskusi dengan teman lainnya).
Alternatifnya:
a. Meminta siswa memfaktorkn x2+7x+10; x2-7x+6; x2 +9x ; dan x2-25.
b. Guru berkeliling untuk memantau perkerjaan siswa serta melakukan Tanya
jawab dimana perlu.
6

4. Kerja mandiri
Siswa bekerja sendiri untuk latihan atau perluasan konsep
5. Penutup
a. Siswa membuat rangkuman pelajaran, membuat renungan tentang hal-hal baik
yang sudah dilakukan serta hal-hal kurang baik yang harus dihilangkan.
b. Member tugas PR

D. Karakteristik Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP):

Menurut Savitri, dkk (2013) Karakteristik dari model pembelajaran Missouri


Mathematics Project (MMP) ini adalah latihan soal. Latihan-latihan soal ini antara lain
dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dalam memecahkan masalah siswa.
Latihan-latihan soal ini merupakan suatu tugas yang meminta siswa untuk menghasilkan
sesuatu (konsep baru) dari dirinya (siswa) sendiri.

Karakteristik dari model pembelajaran MMP adalah terdapat lembar Tugas Proyek.
Adanya tugas proyek ini yang disusun secara khusus oleh guru dimaksudkan adalah untuk
memperbaiki cara berkomunikasi, bernalar, terampil mengambil keputusan serta
memecahkan masalah sendiri (Rohani, 2004).

Tugas proyek ini dapat diberikan pada langkah seatwork (mandiri) atau pada latihan
terkontrol (kelompok). Sehingga tugas proyek ini adalah suatu tugas yang menuntut siswa
untuk menghasilkan dan memperluas sesuatu (konsep baru) dari diri siswa sendiri dan juga
melatih siswa dalam mengerjakan soal-soal yang luas dan berkaitan dengan kehidupan yang
berhubungan tentang materi yang sedang diajarkan karena tugas proyek ini akan benar-benar
mendapat bimbingan atau kontrol penuh dari guru.

Harapan dari adanya tugas proyek ini adalah sebagai berikut (Rohani, 2004):

1. Menuntut siswa menjadi lebih kreatif dalam mengintegrasikan pengetahuan mereka


dan keterampilan mereka,

2. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk merumuskan pertanyaan mereka


sendirian lalu mencoba menjawabnya,
3. Memberikan siswa berbagai macam bentuk masalah sebagai cara alternatif
mendemonstrasikan materi pembelajaran dan kompetensi siswa itu sendiri,
7

4. Memberikan sebuah kesempatan kepada para siswa untuk saling berinteraksi secara
positif dan diskusi dengan teman sekelasnya, dan
5. Memberikan forum dan kesempatan bagi siswa untuk saling berbagi pengetahuan
dan kepandaian mereka dengan temannya.

E. Kelebihan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)


Sugiarto (2009) menyatakan kelebihan model pembelajaran Missouri Mathematics
Project antara lain :
a. Banyak materi yang biasa tersampaikan kepada peserta didik karena tidak terlalu
memerlukan banyak wakru. Artinya, penggunaan waktu dapat diukur relatif tertata.
b. Banyak latihan sehingga peserta didik mudah terampil dengan beragam soal.

Senada dengan Sugiarto (2009), Huzaipah (2013) menyatakan kelebihan model


pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) sebagai berikut :

a. Banyak materi yang tersampaiakan kepada siswa karena tidak terlalu memakan
banyak waktu. Artinya, penggunaan waktu yang diatur relative ketat.
b. Banyak latihan swhingga siswa mudah terampil dengan beragam soal.
c. Ada 2 latihan dalam pembelajaran, sehingga membuat siswa terampil dan kreatif
dalam memecahkan masalah.

F. Kekurangan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)


Sugiarto (2009) menyatakan kekurangan model pembelajaran Missouri
Mathematics Project (MMP) antara lain :
a. Kurang menempatkan peserta didik pada posisi yang aktif.
b. Mungkin peserta didik cepat bosan karena lebih banyak mendengar.
Senada dengan pendapat Sugiarto (2009), Huzaipah (2013) menyatakan
kekurangan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) sebagai
berikut :
a. Apabila ada salah satu siswa yang tidak paham dan tidak bisa mengikuti
pembelajaran, maka bagi siswa yang bersangkutan, tahapan dari model
Missouri Matematics Project (MMP) tidak bisa dilaksanakan.
b. Waktu yang digunakan relatif ketat, tetapi apabila ada siswa yang belum
paham terhadap suatu konsep dan ada siswa yang pada pertemuan sebelumnya
tidak masuk, maka harus ditinggalkan begitu saja.
8

G. Kelebihan dan Kesulitan Penerapan Model Pembelajaran “Missouri Mathematics


Project” dalam Jurnal

Model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam


pembelajaran dan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa adalah
model pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran yang diawali dengan mengaitkan
kehidupan sehari-hari siswa dengan materi yang akan dibahas, menempatkan siswa
secara berkelompok, dan kemudian memberikan siswa secara mandiri untuk
mengembangkan kemampuannya. Belajar secara berkelompok akan membuat siswa
lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit dengan berdiskusi
dan bertukar pendapat dengan temannya. Melalui bertukar pendapat itu pula siswa dapat
meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika dalam tahap
memahami masalah, membuat rencana, melaksanakan rencana, dan mengecek kembali
jawaban serta menarik kesimpulan. Salah satu model pembelajaran yang memiliki
karakteristik demikian adalah model pembelajaran Missouri Mathematics Project.
Model pembelajaran Missouri Mathematics Project merupakan model yang melibatkan
siswa secara aktif pada saat pembelajaran. Siswa dituntut aktif dalam pembelajaran ini
karena posisi guru adalah sebagai fasilitator yang mendampingi dan membantu siswa (
Sari et.all: 2014)

Seseorang dengan kemampuan verbal yang tinggi tidak hanya memperlihatkan


suatu penguasaan bahasa yang sesuai, tetapi juga dapat menceritakan kisah, berdebat,
berdiskusi, menafsirkan, menyampaikan laporan, dan melaksanakan berbagai tugas lain
yang berkaitan dengan berbicara dan menulis. Di dalam model pembelajaran Missouri
Mathematics Project pada tahap belajar kooperatif, kemampuan verbal diperlukan
siswa untuk menyampaikan pendapat dan menyajikan hasil diskusi melalui presentasi
di depan kelas. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan
verbal siswa perlu dipertimbangkan dalam pengunaan model pembelajaran Missouri
Mathematics Project

Dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Missouri


Mathematics Project pada tahap belajar kooperatif, kemampuan verbal sangat
diperlukan siswa untuk menyampaikan pendapat dan menyajikan hasil diskusi melalui
presentasi di depan kelas. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa model
9

pembelajaran Missouri Mathematics Project sesuai digunakan untuk siswa yang


memiliki kemampuan verbal tinggi.

Hal tersebut juga ditunjukkan dengan perbedaan skor kemampuan


menyelesaikan soal cerita matematika, yaitu pada siswa yang memiliki kemampuan
verbal rendah memiliki rata-rata skor kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional (121,46) lebih
besar daripada rata-rata skor siswa yang mengikuti model pembelajaran Missouri
Mathematics Project (107,64). Penyebab perbedaan tersebut dikarenakan ketika siswa
berkemampuan verbal rendah dibentuk dalam kelompok sesuai dengan tahap belajar
kooperatif pada model pembelajaran Missouri Mathematics Project, kegiatan belajar
kelompok tersebut tidak berjalan dengan semestinya. Antar siswa tidak tercipta
komunikasi untuk saling bertukar pendapat dalam mengerjakan soal cerita matematika
karena mereka juga sama-sama kurang dalam kemampuan verbalnya.
Hal tersebut menyebabkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika
siswa juga akan lebih rendah bila dibandingkan dengan siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional. Ini terjadi karena siswa dengan kemampuan verbal
rendah yang mengikuti model pembelajaran konvensional lebih fokus mengikuti
penjelasan tahap demi tahap materi pelajaran yang disampaikan guru.
Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sajadi (2013) yang
menyatakan bahwa beberapa siswa tidak mampu mengidentifikasi masalah dalam soal
cerita matematika yang memerlukan kemampuan verbal tinggi. Dalam situasi ini, guru
harus membimbing siswa dengan memberikan instruksi lisan untuk memecahkan
masalah tersebut sampai mereka mampu menghubungkannya dengan dunia nyata
mereka. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa untuk
siswa dengan kemampuan verbal rendah lebih sesuai mengikuti model pembelajaran
konvensional.
Tri Haryati (2016) menyatakan bahwa kelebihan model pembelajaran
Missouri Mathematics Project (MMP) dalam jurnal Pengaruh Model Pembelajaran
Missouri Mathematics Project (MMP) Terhadap Kemampuan Pembuktian Matematis
Siswa SMP adalah sebagai berikut :
1) Penerapan latihan berkelompok dapat menimbulkan adanya aktifitas dan
interaksi antara para siswa.adanya interaksi tersebut menimbulkan adanya saling
memotivasi dan saling membantu dalam menguasai bahan ajar, untuk
10

memperoleh prestasi yang maksimal. Selain itu, penerapan latihan berkelompok


juga dapat menimbulkan rasa percaya diri siswa untuk bertanya atau
menyampaikan pendapat.
2) Belajar dengan cara menemukan sendiri suatu konsep matematika yang sedang
dipelajari. Konsep matematika dikontruksi oleh siswa sendiri, sehingga konsep
tersebut mudah dipahami dan lebih bertahan lama dalam ingatan. Proses ini
membuat siswa belajar aktif, kreatif dan menyenangkan.
3) Tugas individu. Dengan adanya tugas individu ini, siswa menjadi lebih
bersemangat dalam belajar kelompok karena mereka dapat menggali
pengetahuan konsep yang sedang dipelajari dan menyelesaikan masalah
matematis secara bersama-sama. Hal ini disebabkan karena tugas individu dapat
meningkatkan tanggung jawab mereka terhadap kemampuan individu masing-
masing.
4) Guru lebih bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Dengan ini, guru memiliki
lebih banyak waktu untuk mengawsi jalannya proses pembelajaran, memberikan
bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya, dan
memberikan antisipasi jika terjadi miskonsepsi dalam belajar. Hal inilah yang
menjadikan kemampuan pembuktian matematis siswa yang mengikuti model
pembelajaran MMP lebih baik daripada yang mengikuti model pembelajaran
konvensional.
5) Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator yang memfasilitasi dan
mendorong terjadiya proses belajar pada siswa melalui diskusi dalam kelompok
masing-masing. Pembelajaran ini juga melibatkan interaksi antar siswa yang
berdampak pada meningkatnya kemampuan pembuktian matematis siswa.
Tri Haryati (2016) menyatakan bahwa kesulitan penerapan model Pembelajaran
Missouri Mathematic Project dalam jurnal Pengaruh Model Pembelajaran Missouri
mathematics Project (MMP) Terhadap Kemampuan Pembuktian Matematis Siswa
SMP antara lain sebagai berikut :
1) Siswa menghadapi kesulitan yang serius dengan penalaran yang konsisten
dan berargumentasi, khususnya pada pembuktian matematis. Kesulitan
tersebut dapat dilihat dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa
dalam mengemukakan argumen pada proses pembuktian.
2) Pembelajaran matematika di sekolah menengah masih kurang
memperhatikan masalah pembuktian.
11

3) Dalam menyelesaikan soal, siswa beranggapan cukup dikerjakan seperti apa


yang dicontohkan, sehingga siswa kurang memiliki kemampuan
menyelesaiakan masalah dengan alternatif lain.
4) Siswa kesulitan dalam menghadapi persoalan matematis yang tidak biasa.
5) Siswa cenderung tidak mau berusaha untuk memikirkan ide-ide baru atau
cara-cara yang berbeda yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Akibatnya, mereka kurang kreatif dan memiliki daya juang dalam
menghadapu masalah matematika terutama masalah yang lebih sulit,
kompleks, dan tidak umum.
6) Guru kurang mengidentifikasi kemampuan siswa pada bab sebelumnya.

Menurut Hobri, dkk (2014) penerapan model pembelajaran Missouri


Mathematics Project (MMP) merupakan pembelajaran efektif untuk mengatasi
kesalahan siswa menyelesaikan soal pada sub pokok bahasan segitiga dan
segiempat karena aktivitas siswa meningkat dari pertemuan I sampai pertemuan IV
dan semua persentase setiap jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
tes akhir kurang dari 25% serta persentase efektivitas pembelajaran telah
melebihi 50%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran
Missouri Mathematics Project (MMP) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
metode pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas. Siswa mengaku senang dan
tertarik dengan penerapan model pembelajaran MMP di kelasnya karena dengan
penerapan model pembelajaran MMP, siswa mendapat lebih banyak soal latihan
sehingga siswa semakin sering berlatih menyelesaikan soal-soal.

Dalam penelitian yang dilakukan Hobri, dkk (2014) bahwa kesulitan model
Missouri Mathematics Project (MMP) nampak pada adanya sebagian kecil siswa
yang tidak memperhatikan dan tidak mendengarkan penjelasan guru serta ramai
dalam berdiskusi. Adapun kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa yaitu
tidak belajar sebelum pelaksanaan tes sehingga mengerjakan tes dengan asal-
asalan, kurang teliti dalam menghitung, terburu-buru karena waktu mengerjakan
tes akhir akan berakhir.

Menurut Widyawati (2017) dengan menerapkan model missouri


mathematics project dapat meningakatkan aktifitas guru, aktivitas siswa dimana
siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru serta siswa mencatat apa
12

yang dijelaskan oleh guru, hasil belajar siswa juga meningkat dan pemenuhan
pembelajaran klasikal siswa meningkat meskipun awalnya terjadi penurunan ketika
peralihan antra pembelajaran yang biasanya dilakukan oleh guru dengan
pembelajaran yang menggunakan model missouri mathematics project. Berikut
merupakan presentase siklus I dan siklus II.

Observation Cycle I Cycle II


Teachers' activities 3.92 ( Good ) 3.96 ( Good )
Students' activities 71.2 % ( High ) 73.9 % ( High )
Learning Outcomes 79.1 84.8
Learning 73 % 88 %
Completeness

Dari tabel diatas dapat ditemukan bahwa aktivitas guru dari siklus I ke siklus
II terjadi peningkatan. Pada siklus I sejumlah 3.92 dan pada siklus II sejumlah 3.96
dengan kenaikan presentase yaitu 1.02%. Pada penelitian yang kedua mengenai
aktivitas siswa terjadi peningkatan, pada siklus I ditemukan 71.2 (tinggi) dan pada
siklus II 73.9% terjadi peningkatan 3.9 %. Pada hasil belajar siswa mengalami
peningkatan pada semua siklus. pada pre-siklus yaitu 7.67 dan siklus I 79.1 terjadi
peningkatan 3.13%. Sesuai dengan tabel diatas bahwa pada siklus I sebanyak 79.1
dan pada siklus II sebanyak 84.8. terjadi peningkatan sebanyak 7.21%. Pada
kelengkapan pembelajaran klasiskal siswa hanya terjadi peningkatan pada siklus I
sebanyak 73% dan siklus II 88% dengan kenaikan presentase sebanyak 20.55%.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyawati bahwa kesulitan


model missouri mathematics project nampak pada kelengkapan pembelajaran
klasikal siswa. Terdapat penurunan presentase antara pre siklus (sebelum
diterapkannya model MMP) dengan siklus I. Pre siklus sebanyak 96% dan siklus I
hanya 73% dengan penurunan presentase sebanyak 23.96%. Artinya indikator yang
akan dicapai belum terpenuhi pada kelengkapan pembelajaran klasikal siswa.

Purwanti (2015) berpendapat bahwa dalam penggunaan model MPP dapat


memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam kelompok dan dalam
langkah latihan terkontrol dan mengaplikasikannya pemahaman siswa sendiri
dengan bekerja sendiri dalam langkah seat work. Selain itu, Purwanti juga
13

mengemukakan kelebihan MMP diantaranya banyak materi yang dapat terampil


mengerjakan soal karena banyaknya latihan yang diberikan. Pada model
pembelajaran MMP siswa akan diberikan tugas proyek yang berisi sederetan soal
atau perintah untuk mengembangkan suatu ide konsep matematika, tugas proyek ini
dapat diselesaikan secara individu maupun berkelompok. Mengingat kelebihan pada
penggunaan model MMP, selain memiliki kelebihan tentunya memiliki kekurangan.
Savitri, dkk (2013) menyatakan bahwa dalam penerapan model MPP, terdapat siswa
yang tidak memeriksa seluruh hasil pekerjaannya. Hal itu disebabkan karena
keterbatasan waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal. Dalam hal tersebut,
dapat dikatakan bahwa penerapan model MMP memerlukan waktu yang lebih
banyak.
14

BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Missouri Mathematics


Project merupakan model pembelajaran terstuktur yang mengacu pada keaktifan siswa,
pengetahuan dan keterampilan menyelesaikan masalah baik berupa latihan dan
penugasan secara individu maupun kelompok. Dalam model Missouri Mathematics
Project terdapat beberapa langkah yaitu Review, Pengembangan, Latihan terkontrol,
seat work (latihan mandiri) dan pemberian PR. Adapun kelebihan dari model Missouri
Mathematics Project yakni penggunaan waktu yang diatur dengan relatif ketat sehingga
banyak materi yang dapat tersampaikan pada siswa dan banyak latihan sehingga siswa
terampil dalam berbagai macam soal. Selain memiliki kelebihan, tentunya memiliki
kekurangan. Kekurangan dari model MMP salah satunya adalah memerlukan waktu
yang lebih banyak karena dalam penerapannya memerlukan beberapa kali latihan soal.

B. Saran
Ada baiknya dalam mengajar pelajaran matematika, seorang guru menggunakan
model Missouri Mathematics Project, karena dengan menggunakan model
pembelajaran seperti itu maka dapat meningkatkan konsep pemahaman matematis
siswa yang lebih baik melalui latihan terkontrol dan seat work.
15

DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Rizcha. 2014. Pengembangan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project
(Mmp) dengan Strategi Think-Talk-Write (Ttw) untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas Viii Di SMP Al-Azhar Menganti Gresik. Skripsi.
Surabaya: UIN Sunan Ampel. http://digilib.uinsby.ac.id. Diunduh pada 16 Oktober
2017.

Ansori, H. & Aulia, I. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project
(Mmp) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa di Smp. EDU-MAT Jurnal
Pendidikan Matematika. 3(1): 49-58. http://download.portalgaruda.org. Diunduh
pada 16 Oktober 2017.

Hobri, dkk. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
Untuk Mengatasi Kesalahan Siswa Menyelesaikan Soal Sub Pokok Bahasan
Segitiga Dan Segiempat Kelas VII D SMP Negeri 7 Jember Tahun Ajaran
2012/2013. Kadikma. Vol. 5, No. 2, hal 63-72.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/kadikma/article/view/1360/1113. Di unduh pada
22 Oktober 2017.

Huzaipah, Sarah. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project


(MMP) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan
Kubus dan Balok. Skripsi. Cirebon: IAIN Syeks Nurjati.
http://repository.syekhnurjati.ac.id/1655/1/SARAH%20HUZAIPAH_5945104
5_tidak%20bisa%20di%20watermark.pdf diunduh pada tanggal 22 oktober
2017.

Kurniasari, V.H.D., Susanto, Setiawan, T.B. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Missouri
Mathematics Project Dalam Meningkatkan Aktivitas Siswa Dan Hasil Belajar Siswa
Sub Pokok Bahasan Menggambar Grafik Fungsi Aljabar Sederhana Dan Fungsi
Kuadrat Pada Siswa Kelas X Sma Negeri Balung Semester Ganjil Tahun Ajaran
2013/2014. Pancaran. 4(2): 153-162. https://jurnal.unej.ac.id. Diunduh pada 16
Oktober 2017.

Purwanti, Sri. 2015. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Berfikir Kritis Matematis
Siswa Sekolah Dasar dengan Model Missouri Mathematics Project (MMP). Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. 2 (2): 253-266.
http;//ejournal.radenintan.ac.id. Diunduh pada 16 Oktober 2017.

Rahmiati & Fahrurozi. 2016. Pengaruh Pembelajaran Missouri Mathematics Project (Mmp)
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Pendidikan
Matematika. 1(2): 1-12. http://ejournal.unsri.ac.id. Diunduh pada 16 Oktober 2017.
16

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan pengajaran dikelas. Jakarta: Rineka Cipta

Sari, N.Riski Utami et.all. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Missouri Mathematics
Project terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Ditinjau dari
Kemampuan Verbal. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (4). 1-11. pasca.undiksha.ac.id. diunduh
pada tanggal 16 Oktober 2017.

Sari, Tri Hariyati Nur Indah. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Missouri Mathematics
Project (MMP) Terhadap Kemampuan Pembuktian Matematis Siwa. Jurnal
Matematika. Vol. 3 (2), hal 22-35. http://e-
journal.stkipbbm.ac.id/index.php/mtk/article/download/65.63. Diunduh tanggal 13
oktober 2017.

Shadiq Fadjar. 2009. Model-Model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta.


Departemen Pendidikan Nasional

Savitri Soviana Nur, Rochmad dan Agoestanto Arief. 2013. Keefektifan Pembelajaran
Matematika Mengacu Pada Missouri Mathematics Project Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah. Unnes Journal of Mathematics Education 2 (3).
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme/article/view/3444. di unduh pada 22
oktober 2017.

Sugianto, Fery E. 2009. Keefektifan Implementasi Model Pembelajaran Missouri


Mathematics Project (MMP) Materi Pokok Persamaan Kuadrat Pada Peserta Didik
Kelas X SMA N 1 Ungaran. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
http://lib.unnes.ac.id/2153/1/3999.pdf diunduh pada tanggal 22 oktober 2017.

Widyawati, Nur. 2017. Applying Missouri Mathematics Project Model in Enhancing Math
Learning Outcomes. International Journal of Managerial Studies and Research
(IJMSR). 5(1): 15-18. www.arcjournals.org. Diunduh pada 17 Oktober 2017.
17

Anda mungkin juga menyukai