Anda di halaman 1dari 2

Perilaku masyarakat dalam perubahan sosial budaya di Era Global

A. Perbedaan masyarakat agraris dan modern:


Masyarakat Indonesia berada dalam masa transisi dari masyarakat yang bercirikan agraris
(pertanian) ke arah masyarakat yang modernis. Hal ini ditandai dengan perkembangan IPTEK yang
pesat.
Perkembangan IPTEK dapat membantu pekerjaan manusia menjadi lebih cepat, namun juga
menimbulkan pengangguran karena tenaga kerja manusia digantikan oleh mesin-mesin yang canggih.
Selain itu perkembangan IPTEK juga berdampak pada perubahan sikap masyarakat. Untuk memahami
karakter masyarakat agraris dan modernis perhatikan tabel dibawah ini:

Karakter masyarakat Agraris Karakter masyarakat Modernis


1.Terikat pada kuatnya norma dalam sistem 1.Mengendurkan norma dalam sistem
kekerabatan kekerabatan
2.Hidup dalam dunia yang tertutup, menggantungkan 2.Pola kehidupan lebih terbuka, nasib dapat
pada nasib berubah
3.Takut pada masuknya hal-hal baru 3.Hal-hal baru dipandang sebagai sesuatu
yang menantang
4.Alam dipandang sebagai hal yang dahsyat dan 4.Alam dipandang sebagai hal yang perlu
manusia tunduk padanya dikuasai
5.Hidup berorintasi pada masa lalu 5.Hidup berorientasi pada masa kini dan masa
depan
6.Gaya hidup pasif dan fatalistis 6.Gaya hidup aktif dan inovatif
7.Mobilitas masyarakat rendah 7.Mobilitas masyarakat tinggi

B. Masyarakat Indonesia dalam transisi:


Masyarakat dalam masa transisi, memiliki konsekuensi antara lain kurang paham akan kebudayaan
asing yang akhirnya menimbulkan kerancuan, antara lain:
a. Gegar budaya (cultural shock), yaitu keterkejutan terhadap hal-hal baru yang sebelumnya
belum pernah ada dan yang tiba-tiba hadir sehingga menimbulkan reaksi ektrim, seperti marah, kesal,
tidak berdaya, atau sebaliknya memuja-muja atau mengagung-agungkan budaya asing tertentu.
b. Kebingungan dalam membedakan budaya asing yang positif (yang memperkaya khasanah dan
wawasan budaya kita) dan negatif (yang dapat mengancam budaya kita lewat infiltrasi ayau erosi
budaya).
c. Kesenjangan budaya (cultural adjusment), ketidakseimbangan dimensi fisik, dan ideal
kebudayaan.

Bentuk-bentuk Perilaku Masyarakat dalam Perubahan Sosial Budaya:


a. Modernisasi: suatu proses perubahan dari sistem masyarakat tradisional menuju suatu sistem
yang lebih maju dan mutakhir dalam berbagai kajian kehidupan.
b. Westernisasi: proses pembaratan, pengambilalihan atau peniruan budaya barat. Segala tata
cara kehidupan berkiblat ke dunia barat dan proses pengambilan atau peniruannya langsung, tanpa
ada seleksi atau penyesuaian dengan budaya setempat.
c. Globalisasi: proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di
seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang sama.

Di Indonesia terdapat beberapa komunitas adat yang arif dalam menyikapi derasnya arus
globalisasi yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya. Komunitas tersebut sangat hati-
hati dalam menyeleksi pengaruh dari luar, sebab mereka sadar pengaruh dari luar dapat ,erusak
sistem kehidupannya. Komunitas adat tersebut antara lain orang Baduy (Banten Selatan), orang Samin
(Klapandhuwur, Blora), orang Donggo (pedalaman Sumbawa Timur), dan orang Togutil (Halmahera
Utara)

Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju
atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Modernisasi berbeda dengan
westernisasi. Modernisasi merupakan suatu bentuk proses perubahan dari cara-cara tradisional ke
cara-cara yang lebih maju, sedangkan westernisasi adalah proses peniruan oleh suatu
masyarakat atau negara terhadap kebudayaan dari negara-negara Barat
yang dianggap lebih baik dari budaya daerahnya.
Globalisasi dapat diartikan sebagai suatu proses masuk ke lingkungan dunia. Proses globalisasi
di dukung oleh adanya saluran-saluran seperti saluran pergaulan, saluran teknologi, dan
saluran ekonomi.

C. Mengembangkan sikap kritis terhadap Perubahan Sosial Budaya


Sikap kritis dalam menyikapi dalam menyikapi perubahan sosial budaya diperlukan agar kita tetap
memiliki identitas diri sebagai masyarakat Indonesia. Berikut ini beberapa sikap kritis yang dapat
dikembangkan:
1. Selektif terhadap pengaruh-pengaruh asing, dengan menghindari pengaruh-pengaruh asing, dengan
menghindari pengaruh asing, dengan menghindari pengaruh negatif dan mengembangkan pengaruh
positif. Misalnya, kita mengikuti kemajuan teknologi dari negara-negara maju meningkatkan ilmu
pengetahuan.
2. Memiliki motivasi yang kuat untuk selalu mengikuti berita lokal, nasional, maupun internasional
sehingga dapat menentukan sikap yang tepat dalam menghadapi suatu perubahan yang terjadi.
3. Memiliki pandangan dan sikap sendiri (tidak ikut-ikutan) orang lain dalam menghadapi suatu
perubahan sosial budaya.
4. Memiliki minat, perhatian, dan berperan aktif di dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
5. Memiliki inisiatif yang tinggi, dengan selalu berusaha untuk mengubah situasi dan kondisi yang sudah
tidak sesuai lagi dengan cakrawala baru.
6. Memiliki banyak kreasi atau kreatif dalam menyelesaikan suatu persoalan atau untuk mengatasi suatu
rintangan. Ini berarti kita harus memiliki banyak ide, memahami situasi dan selalu mencoba
menyesuaikan diri dengan situasi baru.

Anda mungkin juga menyukai