Anda di halaman 1dari 23

TEORI BELAJAR MATEMATIKA

HAKIKAT MATEMATIKA

OLEH:
NUR ISMIYATI
161050701118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, karena limpahan

rahmat, nikmat dan hidayah-Nyalah maka makalah ini dapat diselesaikan. Tidak

lupa pula kiriman salam dan shalawat teruntuk junjungan Nabi besar Muhammad

SAW, pembawa terang bagi gelap umatnya.


Makalah tentang Hakekat Matematika merupakan tugas individu dalam

mata kuliah Teori Belajar Matematika yang disusun guna mendukung terciptanya

proses belajar mengajar yang lebih aktif dan efektif. Karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah serta rekan sesama

mahasiswa atas apresiasi dan partisipasi yang telah diberikan.


Dengan demikian, semoga makalah sederhana ini mampu mewadahi beberapa

manfaat sesuai tujuan penyusunannya. Salah satunya yaitu mampu memperdalam

pengetahuan dan menambah wawasan penyaji dan pembaca. Demikianpun

penulis menyadari segala kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan dan

penyajian makalah ini. karena itu, penulis sangat mengharapakan tutur kritik yang

membangun dan sapaan saran yang bermanfaat bagi semua orang, khususnya bagi

para mahasiswa.

Makassar, 24 Maret 2017

Penulis

DAFTAR ISI

2
Halaman Judul....................................................................................................... i

Kata pengantar....................................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 3

D. Manfaat................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Matematika.............................................................................. 4
B. Karakteristik Matematika...................................................................... 6
1. Matematika Memiliki Obyek Abstrak.............................................. 6
2. Matematika Bertumpu pada Kesepakatan........................................ 7
3. Matematika Sebagai Ilmu Deduktif................................................. 8
4. Matematika Sebagai Ilmu Terstruktur.............................................. 10
5. Matematika sebagai Ratu dan Pelayan Ilmu.................................... 12
6. Matematika Adalah Ilmu Tentang Pola dan Hubungan.................... 13
7. Matematika Memperhatikan Semesta Pembicaraan........................ 13
8. Matematika Konsisten Dengan Sistemnya....................................... 14
9. Matematika Memiliki Simbol yang Kosong Dari Arti..................... 14
C. Kegunaan Matematika.......................................................................... 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 17
B. Saran..................................................................................................... 18

Daftar Pustaka....................................................................................................... 20

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam filsafat ilmu pengetahuan mempelajari esensi atau hakikat ilmu
pengetahuan tertentu secara rasional. Filsafat ilmu pengetahuan merupakan
cabang filsafat yang mempelajari teori pembagian ilmu, metode yang
digunakan dalam ilmu, tentang dasar kepastian dan jenis keterangan yang
berkaitan dengan kebenaran ilmu tertentu. Ilmu pengetahuan merupakan
sesuatu yang sangat amat penting bagi seluruh manusia di dunia ini. Ilmu
pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat tidak pernah habis bila kita
pelajari karena ilmu pengetahuan itu sangat luas. Semua orang ingin menggali
ilmu pengetahuan setinggi-tingginya untuk menambah wawasan yang dikuasai.
Pada zaman seperti sekarang, banyak jalan yang dapat digunakan untuk
menambah ilmu pengetahuan selain dengan cara membaca seperti semboyan
yang mengatakan banyak jalan menuju Roma. Jadi, ilmu pengetahuan sangat
penting bagi semua orang untuk masa depan.
Filsafat ilmu pengetahuan merupakan salah satu cabang yang
mempersoalkan mengenai masalah hakikat pengetahuan. Yang dimaksud dalam
hal ini adalah suatu ilmu pengetahuan kefilsafatan yang secara khusus hendak
memperoleh pengetahuan tentang hakikat pengetahuan. Dalam filsafat ilmu
dipelajari mengenai ilmu dan matematika sebab, ilmu tanpa matematika tidak
berkembang serta, matematika tanpa ilmu tak ada keteraturan. Dengan
pengetahuan manusia dapat mengembangkan mengatasi kelangsungan
hidupnya, memikirkan hal-hal yang baru dan menjadikan manusia sebagai
makhluk yang khas di muka bumi ini. Begitu erat hubungan matematika
dengan ilmu pengetahuan lainnya sehingga terkadang matematika tersebut
terdapat di semua bidang ilmu lainnya.
Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.
Banyak permasalahan dan kegiatan dalam hidup kita yang harus diselesaikan
dengan menggunakan ilmu matematika seperti menghitung, mengukur, dan
lain-lain. Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan

5
ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memajukan daya pikir serta analisa
manusia. Peran matematika dewasa ini semakin penting, karena banyaknya
informasi yang disampaikan orang dalam bahasa matematika seperti, tabel,
grafik, diagram, persamaan dan lain-lain. Matematika digunakan di seluruh
dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik,
kedokteran atau medis, ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Dengan
demikian, pendidikan matematika mampu menyiapkan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas yang ditandai memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi sesuai dengan tuntutan kebutuhan.
Oleh karena itu mata pelajaran matematika sangat perlu diajarkan kepada
semua peserta didik mulai dari taman kanak kanak. Namun kebanyakan orang
ataupun guru mengajarkan matematika tanpa pernah mengajarkan atau
menjelaskan mengenai hakikat matematika itu sendiri. Jadi siswa yang
diajarkan juga kurang mengetahui hakikat dari matematika tersebut.
Untuk lebih jelasnya penulis akan mengkaji hakikat matematika
tersebut dalam makalah ini yang meliputi pengertian matematika, karakteristik
matematika sebagai ilmu deduktif, ilmu terstruktur, matematika memiliki
obyek yang abstrak, matematika bertumpu pada kesepakatan, matematika
adalah ratu dan pelayan ilmu, matematika adalah ilmu tentang pola dan
hubungan, matematika memperhatikan semesta pembicaraan, matematika
konsisten pada sistem, dan matematika memiliki simbol kosong dari arti.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan pada
makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana definisi Matematika?
2. Bagaimana karakterstik Matematika?
3. Bagaimana kegunaan Matematika?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan yang
ingin dicapai dari penulisan makalah ini sebagai berkut:
1. Menjelaskan definisi Matematika.
2. Menjelaskan karakteristik Matematika.

6
3. Menjelaskan kegunaan Matematika.

D. Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makalaah ini, penulis mengemukakan manfaat yang dapat diperoleh
sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
Dengan adanya penulisan makalah ini, dapat memberikan wawasan
atau pengetahuan bagi pembaca tentang Hakikat Matematika. Selain itu,
penulis dapat memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Teori
Belajar Matematika.
2. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penulisan makalah ini, penulis dapat memberikan
pengetahuan dan referensi bagi mahasiswa dalam mengembangkan ilmu
Hakikat Matematika.

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Matematika
Menurut Suherman dkk (2003:14) istilah mathematics (Inggris),
mathematik (Jerman), mathematique (Perancis), matematico (Itali),
matematiceski (Rusia), atau mathematick/wiskunde (Belanda) berasal dari
perkataan latin mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani,
mathematike, yang berarti relating to learning. Perkataan itu mempunyai
akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science),
perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya
yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir).
Dalam Masykur dan Fathani (2009:42) istilah matematika berasal dari
kata Yunani mathein atau manthenein, yang artinya mempelajari. Kata
tersebut erat hubungannya dengan kata Sanskerta medha atau widya yang
artinya kepandaian, ketahuan, atau intelegensi.
Menurut Russeffendi (1998:148) perkataan matematika berarti ilmu
pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih
menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari
hasil eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-
pikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran.
Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara
empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara
analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk
konsep-konsep matematika supaya konsep-konsep matematika yang terbentuk
itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka
digunakan bahasa matematika atau notasi matematika yang bernilai global
(universal). Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu
logika adalah dasar terbentuknya matematika.
Menurut Suherman dkk (2003:15) Matematika itu bahasa symbol;
matematika adalah bahasa numeric; matematika adalah bahasa yang dapat
menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosional; matematika adalah

4
metode berpikir logis; matematika adalah ratunya ilmu dan sekaligus menjadi
pelayannya; matematika adalah sains mengenai kuantitas dan besaran;
matematika adalah suatu sains yang bekerja menarik kesimpulan-kesimpulan
yang perlu; matematika adalah sains formal yang murni; matematika adalah
sains yang memanipulasi symbol; matematika adalah ilmu tentang bilangan
dan ruang; matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk,
dan struktur; matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif, matematika
adalah aktivitas manusia.
Berdasarkan etimologis perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan
yang diperoleh dengan bernalar (Suherman dkk, 2003:16). Hal ini
dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan
tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio
(penalaran),
sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau
eksperimen di samping penalaran.
Menurut W.W. Sawyer (Hudoyo, 1990) matematika adalah klasifikasi
studi dari semua kemungkinan pola. Pola disini adalah dalam arti luas,
mencakup hampir semua jenis keteraturan yang dapat dimengerti oleh pikiran.
James dan James (dalam Suherman dkk, 2003:16) dalam kamus
matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika
mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu
dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga
bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Namun pembagian yang jelas
sangatlah sukar untuk dibuat, sebab cabang-cabang itu semakin bercampur.
Sebagai contoh, adanya pendapat yang menyatakan bahwa matematika itu
timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses,
dan penalaran yang terbagi menjadi empat wawasan yang luas, yaitu
aritmetika, aljabar, geometri dan analisis dengan aritmetika mencakup teori
bilangan dan statistika.
Johnson dan Rising (dalam Suherman dkk, 2003:17) dalam bukunya
mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan,
pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan
istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya

5
dengan symbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada
mengenai bunyi.
Reys dkk (dalam Suherman dkk, 2003:17) dalam bukunya mengatakan
bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau
pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat.
Kline (dalam Suherman dkk, 2003:17) dalam bukunya mengatakan
pula, bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat
sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk
membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial,
ekonomi dan alam.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah
ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak, yang tersusun dan terstruktur secara
hirarkis, hubungan-hubungannya diatur secara logis, dan penalarannya
deduktif. Konsep-konsep abstrak matematika itu memerlukan bahasa symbol
yang secara praktis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif
dan kekurangan, sedangkan fungsi teoritisnya untuk memudahkan berfikir.

B. Karakteristik Matematika
Meskipun belum ada definisi tunggal tentang matematika yang
disepakati, akan tetapi dapat terlihat adanya ciri-ciri khusus atau karakteristik
matematika (Hudoyo, 1990) sebagai berikut:

1. Matematika Memiliki Obyek Abstrak


Di dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak,
sering juga disebut sebagai objek mental. Di mana objek-objek tersebut
merupakan objek pikiran yang meliputi fakta, konsep, operasi ataupun
relasi, dan prinsip. Dari objek-objek dasar tersebut disusun suatu pola
struktur matematika. Adapun objek-objek tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Fakta (abstrak) berupa konvensi-konvensi yang diungkap dengan simbol
tertentu. Contoh simbol bilangan 3 sudah di pahami sebagai bilangan
tiga. Jika di sajikan angka 3 maka sudah dipahami bahwa yang
dimaksud adalah tiga, dan sebalikya. Fakta lain dapat terdiri dari

6
rangkaian simbol misalnya 3+4 sudah di pahami bahwa yang
dimaksud adalah tiga di tambah empat.
2) Konsep (abstrak) adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek. Apakah
objek tertentu merupakan suatu konsep atau bukan. segitiga adalah
nama suatu konsep abstrak, Bilangan asli adalah nama suatu konsep
yang lebih komplek, konsep lain dalam matematika yang sifatnya lebih
kompleks misalnya matriks, vektor, group dan ruang metrik.
Konsep berhubungan erat dengan definisi. Definisi adalah ungkapan
yang membatasi suatu konsep. Dengan adanya definisi ini orang dapat
membuat ilustrasi atau gambar atau lambang dari konsep yang
didefinisikan. Sehingga menjadi semakin jelas apa yang dimaksud
dengan konsep tertentu.
3) Operasi (abstrak) adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar dan
pengerjaan matematika yang lain. Sebagai contoh misalnya
penjumlahan, perkalian, gabungan, irisan. Unsur-unsur yang
dioperasikan juga abstrak. Pada dasarnya operasi dalam matematika
adalah suatu fungsi yaitu relasi khusus, karena operasi adalah aturan
untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang
diketahui.
4) Prinsip (abstrak) adalah objek matematika yang komplek. Prinsip dapat
terdiri atas beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu
relasi ataupun operasi. Secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa
prinsip adalah hubungan antara berbagai objek dasar matematika.
Prinsip dapat berupa aksioma, teorema, sifat dan sebagainya.

2. Matematika Bertumpu pada Kesepakatan


Kesepakatan dalam matematika merupakan ikatan yang mengikat
untuk menghindari pembuktian yang berputar-putar baik dalam pembuktian
maupun dalam pendefinisian. Kesepakatan yang mendasar adalah aksioma
dan konsep primitive. Aksioma yang disebut juga potulat merupakan
pernyataan yang tidak perlu dibuktikan, sedangkan konsep primitive

7
bertujuan memberikan pengertian pangkal yang tidak seharusnya
didefinisikan.

3. Matematika Sebagai Ilmu Deduktif


Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif. Ini berarti proses
pengerjaan matematika harus bersifat deduktif. Matematika tidak menerima
generalisasi berdasarkan pengamatan (induktif), tetapi harus berdasarkan
pembuktian deduktif. Dasar pembuktian deduktif yang berperan besar dalam
matematika adalah kebenaran, suatu pernyataan haruslah didasarkan pada
kebenaran pernyataan-pernyataan sebelumnya. Penarikan kesimpulan yang
demikian ini sangat berbeda dengan penarikan kesimpulan pada penalaran
induktif yang dipaparkan pada hasil pengamatan atau eksperimen terbatas.
Dalam penalaran deduktif, kebenaran dalam setiap pernyataannya
harus didasarkan pada kebenaran pernyataan sebelumnya. Dalam penalaran
deduktif diperlukan beberapa pernyataan awal atau pangkal sebagai
kesepakatan yang diterima kebenarannya tanpa pembuktian. Pernyataan
awal atau pernyataan pangkal dalam matematika dikenal dengan istilah
aksioma atau postulat. Dalam matematika, suatu generalisasi, sifat, teori
atau dalil belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan
secara deduktif.
Berikut adalah beberapa contoh pembuktian dalil atau generalisasi
pada matematika. Dalil atau generalisasi berikut dibenarkan dalam
matematika karena sudah dapat dibuktikan secara deduktif.
Contoh 1
Pernyataan: jumlah dua buah bilangan ganjil adalah bilangan genap.
+ 1 3 5
1 2 4 6
7 8 10 12
9 10 12 14
Tabel. 1 Penjumlahan Bilangan Ganjil
Dari tabel di atas, terlihat bahwa untuk setiap dua bilangan ganjil jika
dijumlahkan hasilnya selalu genap. Dalam matematika hasil di atas belum
dianggap sebagai suatu generalisasi, walaupun membuat contoh-contoh

8
dengan bilangan yang lebih banyak lagi. Pembuktian dengan cara induktif
ini harus dibuktikan lagi dengan cara deduktif.
Pembuktian secara deduktif sebagai berikut:
Misalkan: m dan n sebarang dua bilangan bulat, maka 2m + 1 dan 2n + 1
masing-masing merupakan bilangan ganjil. Jika kita jumlahkan:
(2m + 1) + (2n + 1) = 2(m + n + 1)
Karena m dan n bilangan bulat, maka (m + n + 1) bilangan bulat, sehingga
2(m + n + 1) adalah bilangan genap
Jadi jumlah dua bilangan ganjil selalu genap.
Contoh 2
Jumlah ketiga sudut dalam sebuah segitiga adalah 1800.
Misalnya siswa mengukur ketiga sudut sebuah segititga dengan busur
derajat dan menjumlahkan ketiga sudut tersebut, ternyata hasilnya sama
dengan 1800. Walaupun proses pengukuran dan penjumlahan ketiga sudut
ini diberlakukan kepada segitiga-segitiga yang lain dan hasilnya selalu sama
dengan 1800, tetap kita tidak dapat menyimpulkan bahwa jumlah ketiga
sudut dalam sebuah segitiga sama dnegan 1800, sebelum membuktikan
secara deduktif.

d c

9
Garis a // garis b, dipotong oleh garis c dan garis d, maka terbentuk 1 , 2 ,
a
3 , 4 , 5.
1 + 2 + 3 = 1800 (membentuk sudut lurus)
1 = 4 (sudut-sudut bersebrangan dalam)b
3 = 5 (sudut-sudut bersebrangan dalam)
Maka, 1 + 2 + 3 = 4 + 2 + 5 = 1800
Karena 4 + 2 + 5 merupakan jumlah dari ketiga sudut dalam pada sebuah
segitiga, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah ketiga sudut dalam sebuah
segitiga sama dengan 1800.
Dari uraian-uraian di atas, dapatlah kita simpulkan bahwa matematika
itu merupakan ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang
didasarkan kepada observasi (induktif) tetapi generalisasi yang didasarkan
pada pembuktian secara deduktif.

4. Matematika Sebagai Ilmu Terstruktur


Matematika mempelajari tentang pola keteraturan, tentang struktur
yang terorganisasikan. Hal ini dimulai dari unsur-unsur yang tidak
terdefinisikan kemudian pada unsur yang didefinisikan, ke aksioma/postulat
dan akhirnya pada teorema. Konsep-konsep matematika tersusun secara
hierarki, terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling
sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks. Dalam matematika
terdapat topik atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik
atau konsep selanjutnya. Ibarat membangun sebuah gedung bertingkat,
lantai kedua dan selanjutnya tidak akan terwujud apabila fondasi dan lantai
sebelumnya yang menjadi prasyarat benar-benar dikuasai, agar dapat
memahami konsep-konsep selanjutnya.
Sebagai contoh dapat dilihat susunan topik-topik dalam matematika
yang harus dipelajari terlebih dahulu (dan berikutnya) untuk sampai pada
topik persamaan. Untuk sampai pada topik persamaan tersebut haruslah
melalui jalur-jalur pasti yang telah tersusun. Sebaliknya apabila jalur-jalur
itu dilanggar, maka konsep persamaan tidak akan tertanam dengan baik.

10
Struktur matematika sebagai berikut:
1) Unsur-unsur yang tidak didefinisikan
Pada Geometri terdapat unsur-unsur yang tidak didefinisikan
antara lain titik, garis, dan bidang. Titik dalam matematika diasumsikan
ada, tetapi tidak dinyatakan dalam suatu kalimat yang tepat untuk
mejelaskannya. Sebab titik adalah suatu obyek matematika yang tidak
didefinisikan (unsur primitif). Kita hanya mampu untuk sekadar
memberikan gambaran bahwa titik itu tidak mempunyai ukuran panjang,
luas, isi, dan berat. Suatu titik digambarkan hanya untuk membantu
pemikiran kita saja. Meskipun demikian kita sepakat bahwa titik itu ada.
Sedangkan bidang (datar) adalah sesuatu yang bentuknya datar seperti
permukaan meja yang tidak mempunyai batas pinggir. Meskipun kita
tidak mampu untuk memberikan pernyataan dengan tepat, tetapi kita
sepakat bahwa bidang itu ada. Titik dan bidang itu termasuk ke dalam
unsur primitif yang eksistensinya diakui ada. Tanpa pemikiran semacam
itu matematika tidak akan terwujud.
2) Unsur-unsur yang didefinisikan
Contoh unsur-unsur matematika yang terdefinisi seperti: (1) dua
garis berpotongan memiliki satu titik sekutu. Titik itu selanjutnya disebut
titik potong, (2) segitiga adalah lengkungan tertutup sederhana yang
merupakan gabungan dari tiga buah segmen garis (sudah tentu definisi
tentang ruas garis, operasi gabungan, dan lengkungan tertutup sederhana
sudah terlebih dahulu diberikan), dan (3) bilangan genap adalah bilangan
bulat yang habis dibagi dua (pengertian bilangan bulat dan habis dibagi
sebelumnya telah dipahami).
3) Aksioma dan postulat
Dari unsur-unsur yang tidak didefiniskan dan unsur-unsur yang
didefinisikan dapat dibuat asumsi-asumsi yang dikenal dengan aksioma
dan postulat. Contohnya seperti (1) melalui dua titik sembarang hanya
dapat dibuat sebuah garis, (2) semua sudut siku-siku satu dengan lainnya
sama besar, (3) melalui sebuah titik hanya dapat dibuat sebuah garis yang
tegak lurus ke sebuah garis yang lain, dan (4) sebuah segitiga tumpul
hanya mempunyai sebuah sudut yang lebih besar dari 90.

11
5. Matematika sebagai Ratu dan Pelayan Ilmu
Matematika sebagai ratu atau ibunya ilmu dimaksudkan bahwa
matematika adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain. Dengan perkataan
lain, perkembangan matematika tak tergantung pada ilmu-ilmu lain. Banyak
cabang matematika yang dulu biasa disebut matematika murni,
dikembangkan oleh beberapa matematikawan yang mencintai dan belajar
matematika hanya sebagai hobby tanpa memperdulikan fungsi dan
manfaatnya untuk ilmu-ilmu lain. Dengan perkembangan teknologi, banyak
cabang-cabang matematika murni yang ternyata kemudian hari bisa
diterapkan dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir.
Banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembangannya bergantung dari
matematika. Sebagai contoh, banyak teori-teori dan cabang-cabang dari
Fisika dan Kimia (modern) yang ditemukan dan dikembangkan melalui
konsep Kalkulus, khususnya tentang Persamaan Diferensial. Penemuan dan
pengembangan Teori Mendel dalam Biologi melalui konsep Peluang,
Karakteristik Matematika (probabilitas); Teori Ekonomi mengenai
Permintaan dan Penawaran yang dikembangkan melalui konsep Fungsi dan
Kalkulus.
Dari kedudukan matematika sebagai ratu ilmu pengetahuan, seperti
telah diuraikan di atas, tersirat bahwa matematika itu sebagai suatu ilmu
yang berfungsi pula untuk melayani ilmu pengetahuan. Dengan perkataan
lain, matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri sebagai
suatu ilmu, juga untuk melayani kebutuhan ilmu pengetahuan dalam
pengembangan dan operasionalnya. Cabang matematika yang memenuhi
fungsinya seperti yang disebutkan terakhir itu dinamakan dengan
matematika terapan (Applied Mathematics).

6. Matematika Adalah Ilmu Tentang Pola dan Hubungan

12
Matematika disebut sebagai ilmu tentang pola karena pada
matematika sering dicari keseragaman seperti keterurutan, keterkaitan pola
dari sekumpulan konsep-konsep tertentu atau model yang merupkan
representasinya untuk membuat generalisasi.
Misal :
Jumlah a bilangan genap selamanya sama dengan a2.
Contoh :
a = 1 maka jumlahnya = 1 = 12.
Selanjutnya 1 dan 3 adalah bilangan-bilangan ganjil jumlahnya adalah 4 =
22. Berikutnya 1, 3, 5,dan 7, maka jumlahnya adalah 16 = 42 dan seterusnya.
Dari contoh-contoh tersebut, maka dapat dibuat generalisasi yang berupa
pola yaitu jumlah a bilangan ganjil yang berurutan sama dengan a2.
Matematika disebut ilmu tentang hubungan karena konsep
matematika satu dengan lainnya saling berhubungan.
Misalnya : Antara persegi panjang dengan balok, antara persegi dengan
kubus, antara kerucut dengan lingkaran, antara 5 x 6 = 30 dengan 30 : 5 = 6.
Antara 102 = 100 dengan = 10. Demikian juga cabang matematika satu
dengan lainnya saling berhubungan seperti aritmatika, aljabar, geometri dan
statistika, dan analisis.

7. Matematika Memperhatikan Semesta Pembicaraan


Penyelesaian dalam matematika harus disesuaikan dengan semesta
pembicaraan. Simbol-simbol akan bermakna jika ruang lingkup
pembicaraanya jelas. Jika ruang lingkupnya bilangan, maka dsimbol-simbol
tersebut diartikan bilangan. Contoh : Penyelesaian persamaan diselesaikan
dengan memperhatikan semesta pembicaraan. Jika semesta pembicaraannya
bilangan riil, maka hasilnya adalah . Tetapi jika semesta pembicaraannya
bilangan bulat maka penyelesaiannya himpunan kosong.

8. Matematika Konsisten Dengan Sistemnya


Dalam matematika banyak system yang saling berkaitan satu sama
lainnya dan ada juga yang tidak saling berkaitan. Didalam masing-masing

13
sistem berlaku konsistensi atau ketaatazasan, artinya bahwa dalam system
tidak boleh terdapat kontradiksi. Suatu teorema ataupun definisi harus
menggunakan istilah atau konsep yang diterapkan terlebih dahulu.
Konsistensi itu baik dalam makna maupun dalam hal nilai kebenaran. Hal
ini menjadi masalah matematika harus konsisten terhadap hasilnya. Menurut
Soedjadi (2000:65), bila diperhatikan satu per satu karakteristik matematika
tersebut, maka dapat dipahami bahwa matematika yang amat pusing dalam
hidup keseharian mereka baik kini maupun masa yang akan datang. Bila
karakteristik tersebut secara sadar dimanfaatkan sebagai wahana pendidikan
jelas memiliki edukasi yang dapat mengarahkan siwa untuk disiplin atau
taat pada peraturan.

9. Matematika Memiliki Simbol yang Kosong Dari Arti


Matematika memiliki banyak simbol, baik huruf maupun bilangan.
Model matematika x + y = z, belum tentu bermakna atau berarti. Tidak
selalu x, y, z berarti bilangan. Bilangan-bilangan yang digunakan dalam
pembelajaran pun bebas dari arti atau makna real. Makna huruf dan operasi
tergantung permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya model
matematika. Bahkan tanda + tidak selalu berarti operasi tambah untuk dua
bilangan, tetapi bisa jadi operasi untuk vector, matriks dan lain-lain. Secara
umum, x + y = z masih kosong dari arti, tergantung permasalahannya. Jadi,
model atau symbol matematika sesungguhnya kosong dari arti. Ia akan
bermakna sesuatu bila kita mengaitkannya dengan konteks tertentu. Secara
umum, hal ini pula yang membedakan symbol matematika dengan symbol
bukan matematika. Kosongnya arti dari model-model matematika itu
merupakan kekuatan matematika, yang dengan sifat tersebut ia bisa
masuk pada berbagai macam bidang kehidupan.

C. Kegunaan Matematika
1. Matematika sebagai pelayan ilmu yang lain.
Contoh :
Penemuan dan pengembangan Teori Mendel dalam Biologi melalui
konsep Probabilitas.

14
Perhitungan dengan bilangan imajiner digunakan untuk memecahkan
masalah tentang kelistrikan.
Dengan matematika, Einstein membuat rumus yang dapat digunakan
untuk menaksir jumlah energi yang dapat diperoleh dari ledakan atom.
Dalam ilmu pendidikan dan psikologi, khususnya dalam teori belajar,
selain digunakan statistik juga digunakan persamaan matematis untuk
menyajikan teori atau model dari penelitian.
Dalam ilmu kependudukan, matematika digunakan untuk memprediksi
jumlah penduduk.
Dalam seni grafis, konsep transformasi geometric digunakan untuk
melukis mosaik.
Dalam seni musik, barisan bilangan digunakan untuk merancang alat
musik.
Banyak teori-teori dari Fisika dan Kimia (modern) yang ditemukan dan
dikembangkan melalui konsep Kalkulus.
Teori Ekonomi mengenai Permintaan dan Penawaran dikembangkan
melalui konsep Fungsi Kalkulus tentang Diferensial dan Integral.
2. Matematika digunakan manusia untuk memecahkan masalahnya dalam
kehidupan sehari-hari.
Contoh:
Memecahkan persoalan dunia nyata.
Mengadakan transaksi jual beli, maka manusia memerlukan proses
perhitungan matematika yang berkaitan dengan bilangan dan operasi
hitungnya.
Menghitung luas daerah.
Menghitung jarak yang ditempuh dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Menghitung laju kecepatan kendaraan.
Membentuk pola pikir menjadi pola pikir matematis, orang yang
mempelajarinya kritis, sistematis dan logis.
Menggunakan perhitungan matematika baik dalam pertanian, perikanan,
perdagangan, dan perindustrian.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Matematika adalah ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir
(bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio
(penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi
matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan
dengan idea, proses, dan penalaran. Matematika terbentuk dari pengalaman
manusia dalam dunianya secara empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di
dalam dunia rasio, diolah secara analisis dengan penalaran di dalam struktur
kognitif sehingga sampai terbentuk konsep-konsep matematika supaya konsep-
konsep matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan
dapat dimanipulasi secara tepat, maka digunakan bahasa matematika atau
notasi matematika yang bernilai global (universal). Konsep matematika didapat
karena proses berpikir, karena itu logika adalah dasar terbentuknya
matematika.
Beberapa karakteristik matematika yakni (1) Matematika memiliki
obyek abstrak atau sering juga disebut sebagai objek mental, (2) Kesepakatan
dalam matematika merupakan ikatan yang mengikat untuk menghindari
pembuktian yang berputar-putar baik dalam pembuktian maupun dalam
pendefinisian. Kesepakatan yang mendasar adalah aksioma dan konsep
primitif, (3) Matematika sebagai ilmu deduktif yang tidak menerima
generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif) tetapi generalisasi
yang didasarkan pada pembuktian secara deduktif, (4) Matematika sebagai
ilmu yang terstruktur dimana konsep-konsep matematika tersusun secara
hierarki, terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari unsur-unsur yang tidak
terdefinisikan kemudian pada unsur yang didefinisikan, ke aksioma/postulat
dan akhirnya pada teorema. Dalam matematika terdapat topik atau konsep
prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya, (5)
Matematika sebagai ratu atau ibunya ilmu dimaksudkan bahwa matematika

16
adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain. Dimana matematika tumbuh dan
berkembang untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu. Matematika juga sebagai
pelayan ilmu karena melayani kebutuhan ilmu pengetahuan dalam
pengembangan dan operasionalnya, (6) Matematika disebut sebagai ilmu
tentang pola karena pada matematika sering dicari keseragaman seperti
keterurutan, keterkaitan pola dari sekumpulan konsep-konsep tertentu atau
model yang merupkan representasinya untuk membuat generalisasi dan
matematika disebut ilmu tentang hubungan karena konsep matematika satu
dengan lainnya saling berhubungan, (7) Matematika memperhatikan semesta
pembicara artinya penyelesaian dalam matematika harus disesuaikan dengan
semesta pembicaraan. Simbol-simbol akan bermakna jika ruang lingkup
pembicaraanya jelas, (8) Matematika kosisten dengan sistemnya artinya dalam
matematika banyak sistem yang saling berkaitan satu sama lainnya dan ada
juga yang tidak saling berkaitan. Didalam masing-masing sistem berlaku
konsistensi atau ketaatazasan, artinya bahwa dalam system tidak boleh terdapat
kontradiksi. Suatu teorema ataupun definisi harus menggunakan istilah atau
konsep yang diterapkan terlebih dahulu. Konsistensi itu baik dalam makna
maupun dalam hal nilai kebenaran, dan (9) Matematika memiliki symbol yang
kosong dari arti maksudnya adalah ia akan bermakna sesuatu bila kita
mengaitkannya dengan konteks tertentu. Secara umum, hal ini pula yang
membedakan symbol matematika dengan symbol bukan matematika.
Kosongnya arti dari model-model matematika itu merupakan kekuatan
matematika, yang dengan sifat tersebut ia bisa masuk pada berbagai macam
bidang kehidupan.
Matematika memiliki beberapa kegunaan yakni matematika sebagai
pelayan ilmu yang lain dan matematika digunakan manusia untuk memecahkan
masalahnya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, penulis memberikan
saran kepada pendidik hendaknya sebaiknya mengetahui hal yang paling
mendasar dari matematika serta hakikat matematika dan diharapakan lebih

17
mengenalkan secara mendalam pengertian dan konsep dalam matematika itu
sendiri khususnya pagi pendidik di tingkat sekolah dasar agar para peserta
didik tidak salah konsep dan pengertian dari awal.

Selain itu, penulis juga menyadari kekurangan dalam penulisan


makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan ktitik dan saran
dari pembaca agar dapat memberi motivasi kepada penulis untuk
mengembangkan pengetahuannya dan memperbaiki penulisan makalah
selanjutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang: IKIP


Malang.

Masykur, A., M. dan Fathani, A., H. 2009. Mathematical Intelligence: Cara


Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulittan Belajar. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.

Ruseffendi, E.T. 1998. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Untuk
Guru dan SPG. Bandung: Tarsito.

Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Suherman, E., Turmudi, Suryadi, D., Herman, T., Suhendra, Prabawanto, S.,
Nurjanah, Rohayati, A. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia.

19

Anda mungkin juga menyukai