Anda di halaman 1dari 18

EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

“KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS”

Oleh :
Kelompok 3

Boni Harianda (
Nur Aziela (2010241990)
Restu Ayu Gustianingrum (2010241996)
Widya Shintya Dewi (

Dosen Pengampu:
Dr. Zuhri, M.Pd

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepda kita semua sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah ini. Shalawat beserta salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita
Muhammad Saw, beserta keluarga-Nya, sahabat-sahabat-Nya dan kita selaku
umatnya hingga akhir zaman. Makalah ini penulis beri judul “Kemampuan
Komunikasi Matematis” yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada
pembaca.
Makalah ini disusun secara sederhana dan dikembangkan dengan situasi
nyata berdasarkan sumber-sumber yang ada. Dengan kesederhanaan itu
diharapkan dapat membantu pembaca memahami makalah penulis ini dengan
baik. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini
karena penulis masih dalam tahap pembelajaran. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi perbaikan dalam makalah ini
dalam waktu yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca demi menambah pengetah
uan, terutama bagi penulis khususnya. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih
semoga Allah Swt senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Pekanbaru, Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kemampuan Komunikasi Matematis...........................................................3
B. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis...........................................3
C. Instrument Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis..........................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi sangat dibutuhkan hampir setiap kegiatan manusia. Dengan
berkomunikasi manusia dapat mengekspresikan dirinya, membentuk jaringan
interaksi sosial, dan mengembangkan kepribadiannya. Begitu pun dengan
pendidikan, pendidikan tidak bisa berjalan tanpa dukungan komunikasi.
Bagaimana mungkin seorang pendidik mendidik muridnya tanpa berkomunikasi.
Semua kegiatan membutuhkan komunikasi, yakni komunikasi yang sesuai dengan
bidang daerah yang disentuhnya (Pawit M Yusup, 2010). Dalam pembelajaran
matematika, komunikasi menjadi komponen yang sangat penting. Hal ini
berdasarkan Prinsip-prinsip dan Standar dari NCTM yang memuat lima standar
proses, yaitu: (John A. Van De Walle, 2006)
1. Pemecahan Soal
2. Pemahaman dan Bukti
3. Komunikasi
4. Hubungan
5. Penyajian
Pada poin ketiga memuat komunikasi yang menitikberatkan pada pentingnya
dapat berbicara, menulis, menggambarkan dan menjelaskan konsep-konsep
matematika. Selain itu, Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah menetapkan bahwa kompetensi yang harus
dicapai pada pelajaran matematika adalah sebagai berikut.
1. Menunjukkan sikap logis, kritis, analitis, kreatif, cermat dan teliti,
bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam
memecahkan masalah.
2. Memiliki rasa ingin tahu, semangat belajar yang kontinu, rasa percaya diri,
dan ketertarikan pada matematika.
3. Memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk
melalui pengalaman belajar.

1
4. Memiliki sikap terbuka, objektif dalam interaksi kelompok maupun aktivitas
sehari-hari.
5. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan matematika dengan jelas
(Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016).
Berdasarkan kompetensi yang harus dicapai pada pelajaran matematika yang
terdapat pada poin kelima dalam Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi tersebut, jelas bahwa komunikasi matematis merupakan salah satu
kemampuan penting yang harus dimiliki oleh siswa. Apabila kemampuan
komunikasi ini tidak dimiliki oleh siswa, maka proses pembelajaran matematika
akan menjadi terhambat. Untuk itu kemampuan komunikasi matematis merupakan
hal yang sangat perlu dikembangkan pada diri siswa.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa kemampuan komunikasi matematis?
2. Apa saja Indikator kemampuan komunikasi matematis?
3. Apa saja instrument tes kemampuan komunikasi matematis?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis.
2. Untuk mengetahui indikator kemampuan komunikasi matematis.
3. Untuk mengetahui instrument tes kemampuan komunikasi matematis.

D. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Penulis, yaitu dapat menambah wawasan pengetahuan tentang kemampuan
komunikasi matematis.
2. Pembaca, yaitu sebagai bahan informasi pengetahuan tentang kemampuan
komunikasi matematis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemampuan Komunikasi Matematis


Komunikasi matematis merupakan satu kemampuan dasar matematis yang
esensial dan perlu dimiliki oleh siswa sekolah menengah (Heris Hendriana, 2017).
Menurut Satriawati dalam jurnalnya yang berjudul Pembelajaran Dengan
Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan
Komunikasi Matematik Siswa, komunikasi matematika adalah sebuah cara berbagi
ide-ide dan memperjelas pemahaman, maka melalui komunikasi ide-ide
direfleksikan, diperbaiki, didiskusikan dan diubah. NCTM (1995) menyatakan
bahwa komunikasi matematis adalah salah satu kompetensi dasar matematis yang
esensial dari matematika dan pendidikan matematika. Tanpa komunikasi yang
baik, maka perkembangan matematika akan terhambat. Simbol merupakan
lambang atau media yang mengandung maksud dan tujuan tertentu. Simbol
komunikasi ilmiah dapat berupa tabel, bagan, grafik, gambar persamaan
matematika dan sebagainya. Dikemukakan pula oleh Lestari dan Yudhanegara
bahwa kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan menyampaikan
gagasan atau ide matematis, baik secara lisan maupun tulisan kepada orang lain
secara cermat, analitis, kritis, dan evaluatif untuk mempertajam pemahaman
(Karunia Eka, 2015).

B. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis


Dalam rangka mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa,
perlu diperhatikan indikator yang menjadi patokan bahwa siswa memiliki
kemampuan komunikasi matematis. Sumarmo mengemukakan indikator
kemampuan komunikasi matematis sebagai berikut: (Karunia Eka, 2015)
1) Menyatakan benda-benda nyata, situasi, dan peristiwa sehari-hari ke dalam
bentuk model matematika (gambar, tabel, diagram, grafik, ekspresi aljabar).
2) Menjelaskan ide, dan model matematika (gambar, tabel, diagram, grafik,
ekspresi aljabar) ke dalam bahasa biasa.

3
3) Menjelaskan dan membuat pertanyaan matematika yang dipelajari.
4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.
5) Membaca dengan pemahaman suatu presentasi tertulis.
6) Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan
generalisasi.
Indikator pertama sampai ketiga merupakan pedoman dalam menyusun suatu

tes matematika tertulis, sedangkan semua indikator digunakan untuk

mengembangkan kemampuan komunikasi matematis selama pembelajaran (Heris

Hendriana, 2017). Nurzaman mengemukakan pula indikator kemampuan

komunikasi matematis pada pembelajaran matematika sebagai berikut:

1) Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide


matematika.
2) Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika ke dalam bentuk gambar,
grafik dan aljabar.
3) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika dan
menyelesaikannya.
4) Membuat model matematika suatu situasi matematik dan menyelesaikannya.
5) Menyusun pertanyaan tentang matematika yang telah di pelajari dan
menjawabnya.
Indikator yang akan digunakan dalam makalah ini adalah indikator yang
dikemukakan oleh Nurzaman. Yang mana pemakalah hanya mengukur
kemampuan komunikasi secara tulisan. Pemilihan indikator ini dikarenakan
indikatornya lebih mudah dipahami sehingga memudahkan pemakalah dalam
membuat soal tes kemampuan komunikasi matematis mengenai materi bangun
ruang sisi datar.
Dalam mengukur kemampuan komunikasi, peneliti menggunakan teknik
penskoran yang disajikan pada Tabel II.1 berikut:

4
Tabel II.1
Pemberian Skor Tes Kemampuan Komunikasi

Indikator
No Komunikasi Keterangan Skor
. Matematis
1 Menghubungkan benda Tidak ada jawaban 0
nyata, gambar, dan Menghubungkan benda nyata, gambar, dan
diagram ke dalam ide diagram ke dalam ide matematika tetapi 1
matematika. masih salah semua
Menghubungkan benda nyata, gambar, dan
diagram ke dalam ide matematika hanya 2
sebagian yang benar
Menghubungkan benda nyata, gambar, dan
diagram ke dalam ide matematika benar 3
namun kurang tepat
Menghubungkan benda nyata, gambar, dan
diagram ke dalam ide matematika benar dan 4
tepat
2 Menjelaskan ide, Tidak ada jawaban 0
situasi dan relasi Menjelaskan ide, situasi dan relasi
matematika dengan matematika dengan benda nyata, gambar, 1
benda nyata, gambar, grafik atau aljabar tetapi masih salah semua
grafik atau aljabar. Menjelaskan ide, situasi dan relasi
matematika dengan benda nyata, gambar,
2
grafik atau aljabar hanya sebagian yang
benar
Menjelaskan ide, situasi dan relasi
matematika dengan benda nyata, gambar, 3
grafik atau aljabar benar namun kurang tepat
Menjelaskan ide, situasi dan relasi
matematika dengan benda nyata, gambar, 4
grafik atau aljabar benar dan tepat
3 Menyatakan peristiwa Tidak ada jawaban 0
sehari-hari dalam
bahasa atau simbol Menyatakan peristiwa sehari-hari tetapi
matematika dan tidak dalam Bahasa atau simbol matematika 1
menyelesaikannya.

5
Tabel II.1
Pemberian Skor Tes Kemampuan Komunikasi

Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam


bahasa atau simbol matematika hanya 2
sebagian yang benar
Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam
bahasa atau simbol matematika benar 3
namun kurang tepat
Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam
bahasa atau simbol matematika benar dan 4
tepat
4 Membuat model Tidak ada jawaban 0
matematika suatu Membuat model matematika lengkap
situasi matematik dan ataupun tidak lengkap tetapi masih salah 1
menyelesaikannya. semua
Membuat model matematika suatu situasi
matematik dan menyelesaikannya hanya 2
sebagian yang benar
Membuat model matematika suatu situasi
matematik dan menyelesaikan dengan 3
benar namun kurang tepat
Membuat model matematika suatu situasi
matematik dan menyelesaikan dengan 4
benar dan tepat
5 Menyusun pertanyaan Tidak ada jawaban 0
tentang matematika Menyusun pertanyaan tentang matematika
yang telah di pelajari yang telah di pelajari dan menjawabnya 1
dan menjawabnya. tetapi masih salah semua
Menyusun pertanyaan tentang matematika
yang telah di pelajari dan menjawabnya 2
hanya sebagian yang benar
Menyusun pertanyaan tentang matematika
yang telah di pelajari dan menjawabnya 3
dengan benar namun kurang tepat
Menyusun pertanyaan tentang matematika
yang telah di pelajari dan menjawabnya 4
dengan benar dan tepat
Adaptasi dari: Holistic Scoring Rubrics, Cai, Lane, & Jacabcsin

6
C. Instrument Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
1. Kisi-Kisi Soal Kemampuan Komunikasi
Materi : Bangun Ruang Sisi Datar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII/ II
Waktu : 2 x 40 Menit
Indikator Kemampuan Nomor
Indikator Soal
Komunikasi Matematis Soal
Diberikan soal cerita tentang bangun
ruang sisi datar, siswa diminta
membuat model matematika dan
menggambarkan bangun ruang Menjelaskan ide, situasi dan
tersebut. Soal 1 relasi matematika ke dalam
1 dan 2
Diberikan soal cerita tentang bangun bentuk gambar, grafik dan
ruang sisi datar, siswa diminta aljabar.
membuat sketsa dan menentukan
luas permukaan dari bangun tersebut.
Soal 2
Diberikan ilustrasi gambar bangun
ruang sisi datar, siswa diminta
menentukan luas dan membuat
model matematika dari ilustrasi Menghubungkan benda
gambar tersebut. Soal 3 nyata, gambar, dan diagram 3 dan 4
Diberikan ilustrasi gambar bangun ke dalam ide matematika.
ruang sisi datar, siswa diminta
mmebuat pertanyaan dan menjawab
pertanyaan tersebut dari ilustrasi
gambar yang diberikan. Soal 4
Diberikan soal cerita tentang bangun Menyatakan peristiwa
ruang sisi datar, siswa diminta sehari-hari dalam bahasa
membuat model matematika dan atau simbol matematika dan 3
menentukan volume permukaan dari menyelesaikannya.
bangun tersebut. Soal 5
Diberikan ilustrasi gambar bangun Membuat model
ruang sisi datar, siswa diminta matematika suatu situasi
mmebuat pertanyaan dan menjawab matematik dan 1,3,5
pertanyaan tersebut dari ilustrasi menyelesaikannya.
gambar yang diberikan. Soal 6
Menyusun pertanyaan
tentang matematika yang
telah di pelajari dan 4 dan 6
menjawabnya.

7
2. Soal Kemampuan Komunikasi Matematis

SOAL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS


Nama Sekolah : SMPN 32 PEKANBARU
Kelas / Semester : VIII/ II
Jumlah soal : 6 BUTIR SOAL
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

Petunjuk:
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal, agar apa yang akan dikehendaki
dapat tercapai.
2. Pahami, kemudian kerjakan soal dibawah ini dengan jujur dan cermat
3. Kerjakan soal yang dianggap mudah terlebih dahulu.
4. Jika ada soal yang kurang jelas, silahkan tanyakan pada pengawas.
5. Periksalah lembar jawaban sebelum dikumpulkan.

Kerjakan soal-soal berikut ini:


1. Rani memiliki kawat sepanjang 180 cm, kemudian dipotong-potong dengan

panjang 28 cm sebanyak empat potongan dan sisanya dipotong kedalam

empat bagian lain sama panjang. Potongan kawat tersebut hendak dibuat

untuk sebuah kerangka bangun ruang.

a. Menurut ilustrasi anda, bangun apakah yang akan dibuat oleh Rani?

Buatlah model matematika untuk mendapatkan bentuk bangun ruang

tersebut lalu selesaikan.

b. Gambarlah / sketsakan kerangka yang akan dibuat oleh Rani disertai

ukuran-ukuran yang mungkin dari bangun tersebut!

8
2. Atap sebuah tenda menyerupai limas segiempat. Tinggi sisi tegaknya adalah

12 m dan panjang sisi alasnya masing-masing 10 m. seperti apa sketsa atap

tenda tersebut? Tentukan pula luas permukaan atap tenda tersebut!

3. Gambar dibawah ini adalah alat pengumpul sampah yang berbentuk prisma

segitiga. Berapa luas lempengan logam yang diperlukan untuk membuat alat

tersebut (tanpa pegangannya)? Buatlah model matematikanya lalu selesaikan.

4. Koko akan membuat kotak cincin seperti gambar berikut.

10 cm
18 cm
30 cm

Dimana alas kotak cincin tersebut berbentuk segitiga siku-siku. Berdasarkan

gambar tersebut, buatlah sebuah pertanyaan dan jawablah pertanyaan yang

kamu buat.

5. Alas sebuah sebuah cetakan tumpeng berbentuk segiempat beraturan dengan

panjang sisi 30 cm. jika tinggi segitiga pada bidang tegaknya adalah 17 cm.

Buatlah model matematika untuk mendapatkan volume cetakan tumpeng

tersebut lalu selesaikan?

6. Farhan akan membuat aquarium kecil dari kaca seperti gambar berikut.

9
Segitiga alas aquarium mempunyai ukuran panjang rusuk tegak 12 cm dan

rusuk alas 9 cm. Sedangkan tingginya, Farhan ingin membuat 46 cm.

Berdasarkan permasalahan tersebut, buatlah pertanyaan dan jawablah

pertanyaan yang kamu buat.

10
3. Kunci Jawaban Soal Kemampuan Komunikasi Matematis
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIS

No. Soal Alternatif Jawaban Skor


1 a. Bangun ruang yang akan dibentuk adalah limas 1
segiempat
b. Panjang kawat = 180 cm 2
Sisa kawat = 180 cm – (28 cm × 4)
= 180 cm – 112 cm
= 68 cm
Sisa kawat dipotong empat bagian = 68 cm : 4 = 17
cm
Keseluruhan terdapat 8 bagian, yaitu 4 bagian
berukuran 28 cm dan 4 bagian lagi berukuran 17 cm.
c. 1

17 cm
Skor Maksimum 4
2 1

12 cm

Diketahui: 1
Tinggi pada sisi tegak = 12 cm
Panjang rusuk alas = 10 cm
Ditanya:
Berapa luas permukaan limas?
LP = LA + (4 × L. Sisi Tegak) 2

11
1
LP = (10 cm × 10 cm) + (4 × × 10 cm × 12 cm)
2
LP = 100 cm2 + 240 cm2
LP = 340 cm2
Skor Maksimum 4
3 Diketahui: 1
Panjang alas (alas) = 12 cm
Panjang sisi miring (alas) = 15 cm
Tinggi (alas) = 9 cm
Tinggi prisma = 24 cm
Ditanya:
Luas lempengan logam yang diperlukan untuk
membuat alat tersebut.
Luas Permukaan = (2 × L. Alas) + (Keliling alas × 1
Tinggi)
1 2
= (2 × × 12 cm × 9 cm) + ((9 cm + 12
2
cm+ 15 cm) ×24 cm)
= 108 cm2 + (36 cm × 24 cm)
= 108 cm2 + 864 cm2
= 972 cm2

Luas bidang tegak prisma yang tidak tertutupi:


= 15 cm × 24 cm
= 360 cm2

Luas lempengan logam untuk membuat alat tersebut:


= Luas permukaan prisma – Luas bidang tegak
= 972 cm2 – 360 cm2
= 612 cm2

Jadi, luas lempengan logam yang diperlukan untuk


membuat alat pengumpul sampah tersebut adalah 612
cm2.

12
Skor Maksimum 4
4 Jawaban siswa yang beragam 4
Skor Maksimum 4
5 Diketahui: 1
Panjang sisi alas = 30 cm
Tinggi pada bidang tegak = 17 cm
Ditanya:
Berapa volume cetakan tumpeng tersebut ?
T = √ 172−15 2 1
= √ 289−225
= √ 64
= 8 cm
1 1
V = × L. Alas × T
3
1 1
= × (30 cm × 30 cm) × 8 cm
3
= 2400 cm3
Skor Maksimum 4
6 Jawaban siswa yang beragam 4
Skor Maksimum 4

BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Komunikasi matematis merupakan satu kemampuan dasar matematis yang
esensial dan perlu dimiliki oleh siswa sekolah menengah (Heris Hendriana, 2017).
Menurut satriawati, komunikasi matematika adalah sebuah cara berbagi ide-ide
dan memperjelas pemahaman, maka melalui komunikasi ide-ide direfleksikan,

13
diperbaiki, didiskusikan dan diubah. NCTM (1995) menyatakan bahwa
komunikasi matematis adalah salah satu kompetensi dasar matematis yang
esensial dari matematika dan pendidikan matematika. Tanpa komunikasi yang
baik, maka perkembangan matematika akan terhambat.
Indikator kemampuan komunikasi matematis pada pembelajaran matematika
sebagai berikut:
1. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide
matematika.
2. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika ke dalam bentuk gambar,
grafik dan aljabar.
3. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika dan
menyelesaikannya.
4. Membuat model matematika suatu situasi matematik dan menyelesaikannya.
5. Menyusun pertanyaan tentang matematika yang telah di pelajari dan
menjawabnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hendriana, Heris dan Utari Sumarmo. 2017. Penilaian Pembelajaran


Matematika. Bandung: Refika Aditama.

Walle, John A. Van De. (2007). Matematika Sekolah Dasar dan Menengah
Pengembangan Pengajaran. Jakarta: Erlangga.

14
Kemendikbud. (2014). Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Kemendikbud.

Lestari, Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara. 2015. Penelitian


Pendidikan Matematika. Bandung: Refika Aditama.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2016. Peraturan


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta.
Suriyani, Hasratuddin, dan Asmin. (2015). “Peningkatan Kemampuan Berpikir
Kreatif Dan Kemandirian Belajar Siswa MTs Negeri 2 Medan Melalui
Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Open-Ended”. jurnal
tabularasa PPS Unimed. Vol. 12 No. 3.

Satriawati, Gusni. “Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended untuk


Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik
Siswa”. Algoritma:Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika :
CeMED. Vol. 1 no. 1.

Yusup, Pawit M. 2010. Komunikasi Instruksional: Teori dan Praktik. Jakarta:


Bumi Aksara.

15

Anda mungkin juga menyukai