Anda di halaman 1dari 8

Keterampilan Matematika di Abad 21 Dede Salim Nahdi1

JURNAL CAKRAWALA PENDAS


Media Publikasi pada Bidang Pendidikan Dasar
p-ISSN: 2442-7470 | e-ISSN: 2579-4442
Volume 5 Nomor 2 Edisi Juli 2019
______________________________________________________________________

KETERAMPILAN MATEMATIKA DI ABAD 21

Dede Salim Nahdi1


1
Universitas Majalengka
1
salimnahdi15@gmail.com

Abstrak
Salah satu tantangan besar masyarakat Indonesia pada abad ke-21 adalah globalisasi,
dimana globalisasi dapat menyebabkan persaingan di segala bidang kehidupan masyarakat
semakin besar. Kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung mutlak tidak lagi cukup
untuk dapat berkompetisi di abad 21 yang penuh dengan tantangan. Pendidikan yang
dilaksanakan harus mampu menyiapkan para siswa agar dapat berkompetisi di masyarakat
global. Setiap orang yang hidup di abad 21 ini, setidaknya harus memiliki 4 keterampilan
yaitu keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking),
keterampilan komunikasi (communication), dan keterampilan kolaborasi (collaboration).
Matematika merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peranan penting baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu dan teknologi. Matematika
memiliki sebuah kekuatan yang mampu diaplikasikan ke dalam beberapa aspek, termasuk
teknologi. Besarnya peranan matematika sebagai ilmu dasar, dapat dilihat pada besarnya
tuntutan keterampilan matematis yang harus dimiliki terutama dalam menghadapi abad 21.
pembelajaran matematika di era Abad 21 dituntut harus menekankan keempat aspek
keterampilan di atas. Aspek keterampilan tersebut dimaksudkan para siswa dapat
menggunakan berbagai teknik untuk membuat ide-ide baru yang bermanfaat, merinci,
memperbaiki, menganalisis, dan mengevaluasi ide-ide mereka guna mengembangkan dan
memaksimalkan usaha kreatif dan mendemonstrasikan keaslian temuan, baik secara individu
maupun kelompok

Kata Kunci: keterampilan matematis, Abad 21.

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019 | 133


Keterampilan Matematika di Abad 21 Dede Salim Nahdi1

Pendahuluan merujuk pada data Badan Program


Pesatnya ilmu pengetahuan dan Pembangunan di bawah PBB (United
teknologi di abad 21 telah memberikan Nations Development Programme/UNDP)
konsekuensi pada besarnya tantangan dalam laporan Human Development Report
berbeda dari yang pernah dihadapi 2016 mencatat, Indeks Pembangunan
sebelumnya. Banyak hal yang kemudian Manusia (IPM) Indonesia pada 2015
berubah di abad 21 ini, percepatan di berada di peringkat 113, turun dari posisi
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, 110 di 2014. UNDP mencatat, IPM
sistem komunikasi seperti mudahnya akses Indonesia 2015 sebesar 0,689 dan berada di
internet menjadi salah satu ciri abad 21, tingkat 113 dari 188 negara di dunia.
dunia seakan-akan menjadi kecil dan Berdasarkan data dalam Education For All
berada dalam genggaman, apa yang terjadi (EFA) Global Monitoring Report 2011: “The
di ujung dunia sana, akan dengan mudah Hidden Crisis, Armed Conflict and Education”
diketahui oleh orang yang berada di ujung yang dikeluarkan UNESCO, meyebutkan
dunia yang lain, dalam waktu yang bahwa Indeks Pembangunan Pendidikan
bersamaan, berbagai teknologi canggih Indonesia menurun dari peringkat 65 ke
yang pada intinya untuk mempermudah peringkat 69 dari 127 negara, (Majid, 2014).
segala macam urusan manusia ditemukan, Akibat rendahnya kualitas pendidikan di
dikembangkan, dibuat dan dipakai oleh Indonesia, maka Indonesia memiliki daya
banyak orang dengan biaya yang sangat saing yang rendah, yaitu hanya menduduki
terjangkau. Abad 21 merupakan periode urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di
pengetahuan, suatu periode di mana dunia (The World Economic Forum Swedia
informasi tersebar secara cepat dan Report, 2000). Indonesia pun hanya
teknologi yang semakin berkembang. berpredikat sebagai follower bukan sebagai
Karakteristik abad 21 ditandai dengan leader teknologi dari 53 negara di dunia.
semakin bertautnya dunia ilmu Menurut Mukhdis (2013), dalam abad-21
pengetahuan, sehingga sinergi diantara saat ini, semua alternatif upaya pemenuhan
keduanya menjadi semakin cepat. Dalam kebutuhan hidup dalam berbagai konteks
konteks pemanfaatan teknologi informasi lebih berbasis pada pengetahuan. Upaya
dan komunikasi di dunia pendidikan, telah pemenuhan kebutuhan bidang pendidikan
terbukti dengan semakin menyempit dan haruslah berbasis pengetahuan (knowledge
meleburnya faktor “ruang dan waktu” yang based education), pengembangan ekonomi
selama ini menjadi aspek penentu berbasis pengetahuan (konowledge based
kecepatan dan keberhasilan ilmu economic), pengembangan dan
pengetahuan oleh umat manusia (BSNP, pemberdayaan masyarakat berbasis
2010). Abad 21 juga ditandai dengan pengetahuan (knowledge based social
tersedianya informasi dimana saja dan empowering), dan pengembangan dalam
kapan saja (informasi}, adanya bidang industri pun berbasis pengetahuan
implementasi penggunaan mesin (knowledge based industry). Merupakan cita-
(komputasi}, mampu menjangkau segala cita setiap bangsa untuk mewujudkan
pekerjaan rutin (otomatisasi) dan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi seluruh
komunikasi yang dapat dilakukan dari rakyatnya, dan hidup sejajar dan terhormati
mana saja dan kemana saja (Litbang kalangan bangsa-bangsa lain. Demikian
Kemdikbud, 2013). Segala perubahan yang pula bangsa Indonesia bercita-cita untuk
begitu cepat begitu cepat mempengaruhi hidup dalam kesejahteraan dan
berbagai aspek kehidupan, termasuk kebahagiaan, duduk sama rendah dan tegak
pendidikan. sama tinggi serta terhormat di kalangan
Pendidikan adalah suatu sistem yang bangsa-bangsa lain di dunia global dalam
selalu mengalami perubahan, ini dapat abad 21 ini. Semua ini dapat dan harus
terjadi di masyarakat Ilmu pengetahuan dicapai dengan kemauan dan kemampuan
dan teknologi. Ukuran kualitas pendidikan sendiri, yang hanya dapat ditumbuh-
dapat terlihat dari masukan proses dan hasil kembangkan melalui pendidikan yang
pendidikan. Adapun kualitas pendidikan di harus diikuti oleh seluruh anak bangsa.
Indonesia masih belum maksimal bila

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019 | 134


Keterampilan Matematika di Abad 21 Dede Salim Nahdi1

Matematika merupakan salah satu kedudukan yang terhormat dan setara


ilmu yang mempunyai peranan penting dengan bangsa lain dalam dunia global,
baik dalam kehidupan sehari-hari maupun melalui pembentukan masyarakat yang
dalam pengembangan ilmu dan teknologi. terdiri dari sumber daya manusia yang
Matematika memiliki sebuah kekuatan berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri,
yang mampu diaplikasikan ke dalam berkemauan dan berkemampuan untuk
beberapa aspek, termasuk teknologi. Sejak mewujudkan cita-cita bangsanya (BSNP,
awal perkembangannya, matematika 2010). Dengan demikian menjadi sebuah
menjadi tenaga pendukung bagi tugas yang tidak mudah bagi setiap guru,
perkembangan teknologi. Bahkan sebagai ujung tonbak pendidikan, dalam
matematika disebut sebagai akarnya ilmu membentuk karakter siswanya agar menjadi
karena peranannya yang besar itu. Besarnya siswa mandiri dan berkemauan.
peranan matematika sebagai ilmu dasar, Pembelajaran matematika yang
dapat dilihat pada besarnya tuntutan dilaksanakan harus mampu memfasilitasi
keterampilan matematis yang harus siswa yang mandiri dan mampu
dimiliki terutama dalam menghadapi abad mewujudkan cita-cita bangsa.
21. 2. Keterampilan Matematika Abad 21
Kemampuan dasar membaca, menulis,
Hasil dan Pembahasan dan berhitung mutlak tidak lagi cukup
1. Pendidikan Matematika di Abad 21 untuk dapat berkompetisi di abad 21 yang
Perkembangan dunia abad 21 ditandai penuh dengan tantangan. Pendidikan yang
dengan pemanfaatan teknologi informasi dilaksanakan harus mampu menyiapkan
dan komunikasi dalam segala segi para siswa agar dapat berkompetisi di
kehidupan. Segala aktivitas kehidupan yang masyarakat global. Salah satu usaha yang
dilakukan sehari-hari tak lepas dari dilakukan pemerintah dalam membentuk
penggunaan teknologi. Sebagai contoh sumber daya yang berkualitas adalah
Hasil survei dari APJII (Asosiasi mencanangkan Indonesia kreatif tahun
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) 2045. Untuk menuju Indonesia kreatif
menyebutkan bahwa pengguna internet di 2045, Kementerian Pendidikan dan
Indonesia pada tahun 2017 sebesar 143,26 Kebudayaan Republik Indonesia
juta jiwa dari total populasi penduduk mengadaptasi tiga konsep pendidikan abad
Indonesia 262 juta orang. Kondisi ini 21, salah satunya yaitu 21st Century Skills.
menggambarkan bahwa masyarakat Menurut Frydenberg & Andone (2011)
Indonesia sudah tidak lagi gaptek dalam untuk menghadapi pembelajaran di abad
pemanfaatan teknologi. Maka dari itu, 21, setiap orang harus memiliki
penggunaan teknologi dalam bidang keterampilan berpikir kritis, pengetahuan
pendidikan mutlak digunakan. Hal ini dan kemampuan literasi digital, literasi
ditunjukkan dengan kurikulum 2013 yang informasi, literasi media dan menguasai
mengimplementasikan pembelajaran abad teknologi informasi dan komunikasi. Hal
ke-21. Tujuannya untuk menyikapi tersebut juga dijelaskan oleh (BSNP, 2010),
tuntutan zaman yang semakin kompetitif kemampuan berpikir kritis dan pemecahan
serta terus berkembang. Namun, di balik masalah mengarah pada kemampuan
maraknya perbincangan mengenai abad ke- berpikir secara kritis, lateral, dan sistemik,
21 yang seringkali disebut dengan era terutama dalam konteks pemecahan
revolusi industri 4.0, perlu dipersiapkan masalah. Kemampuan berkomunikasi dan
karakter keterampilan yang harus dimikili bekerjasama yakni mampu berkomunikasi
siswa dalam proses pendidikan menuju dan berkolaborasi secara efektif dengan
abad ke-21 bagi seluruh jenjang pendidikan berbagai pihak. Kemampuan mencipta dan
dan semua mata pelajaran, tak membaharui berkaitan dengan mampunya
terkecuali matematika. seseorang dalam mengembangkan
Pendidikan Nasional abad 21 kreativitas yang dimilikinya untuk
bertujuan untuk mewujudkan cita-cita menghasilkan berbagai trobosan yang
bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia inovatif. Pembelajaran matematika
yang sejahtera dan bahagia, dengan menurut NCTM (2000) mengharuskan

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019 | 135


Keterampilan Matematika di Abad 21 Dede Salim Nahdi1

adanya keterampilan memecahkan masalah, komunikasi dan kolaborasi, dan


masalah, menalar dan membuktikan, kreatif dan inovasi. Sejalan dengan hal itu,
komunikasi, koneksi, dan representasi Kemdikbud merumuskan bahwa paradigma
sehingga dalam pembelajaran matematika pembelajaran abad 21 menekankan pada
pun berkaitan erat dengan keterampilan kemampuan peserta didik dalam mencari
abad-21. tahu dari berbagai sumber, merumuskan
P21 (Partnership for 21st Century permasalahan, berpikir analitis dan
Learning) mengembangkan framework kerjasama serta berkolaborasi dalam
pembelajaran di abad 21 yang menuntut menyelesaikan masalah (Litbang
peserta didik untuk memiliki keterampilan, Kemdikbud, 2013).
pengetahuan dan kemampuan dibidang
teknologi, media dan informasi,
keterampilan pembelajaran dan inovasi
serta keterampilan hidup dan karir (2015:
21). Framework ini juga menjelaskan tentang
keterampilan, pengetahuan dan keahlian
yang harus dikuasai agar siswa dapat sukses
dalam kehidupan dan pekerjaanya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat


disimpulkan bahwa setiap orang yang
hidup di abad 21 ini, setidaknya harus
memiliki 4 keterampilan yaitu keterampilan
berpikir kritis (critical thinking), berpikir
kreatif (creative thinking), keterampilan
komunikasi (communication), dan
Life and Career skill adalah keterampilan keterampilan kolaborasi (collaboration).
individu untuk hidup dan berkarir, meliputi Dengan demikian pembelajaran
fleksibilitas dan adaptabilitas, inisiatif dan matematika di era Abad 21 dituntut harus
mengatur diri sendiri, interaksi sosial dan menekankan aspek-aspek keterampilan
budaya, produtivitas dan akuntabilitas, berpikir kritis (critical thinking), berpikir
kepemimpinan dan tangggung jawab. kreatif (creative thinking), keterampilan
Learning and innovation skills-4Cs komunikasi (communication), dan
(keterampilan belajar dan berinovasi) keterampilan kolaborasi (collaboration).
meliputi: 1) Keterampilan berpikir kritis Aspek keterampilan tersebut dimaksudkan
(critical thinking), 2) Keterampilan para siswa dapat menggunakan berbagai
komunikasi (Communication Skill), 3) teknik untuk membuat ide-ide baru yang
Keterampilan kolaboratif (Collaborative Skill) bermanfaat, merinci, memperbaiki,
dan 4) Keterampilan berpikir kreatif menganalisis, dan mengevaluasi ide-ide
(Creative Thinking Skill). Information Media mereka guna mengembangkan dan
and Technologi Skill adalah keterampilan memaksimalkan usaha kreatif dan
media dan teknologi, meliputi literasi mendemonstrasikan keaslian temuan, baik
informasi, literasi media dan literasi ICT. secara individu maupun kelompok.
Menurut (Trilling & Fadel, 2009),
keterampilan abad-21 berfokus pada a. Keterampilan Berpikir Kritis (Critical
keterampilan belajar kritis dan inovasi. Thinking Skill)
Keterampilan-keterampilan tersebut terdiri Luther (2012: 115) berpendapat bahwa
dari berpikir kritis dan memecahkan fungsi dari pendidikan adalah untuk

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019 | 136


Keterampilan Matematika di Abad 21 Dede Salim Nahdi1

mengajar seseorang berpikir intensif dan Dari uraian di atas, dengan demikian
berpikir kritis. Berpikir kritis adalah siswa harus mampu mempunyai
kemampuan seseorang untuk menganalisis, kemampuan untuk mengembangkan dan
menginterpretasikan,mengevaluasi, dan menyampaikan gagasan baru kepada orang
mesistesakan informasi-informasi yang lain, bersikap terbuka untuk menerima
diperoleh (Sunardi, 2016). Trilling dan perubahan, saran, dan kritik serta responsif
Fadel menyatakan keterampilan berpikir terhadap perspektif yang baru dan berbeda.
kritis merupakan kemampuan individu Untuk mengembangkan karakter ini,
untuk menalar secara efektif, mengajukan seorang guru perlu membuka ruang dan
pertanyaan dan memecahkan masalah kebebasan kepada peserta didik untuk
secara tajam, menganalisis dan mengembangkan kreativitasnya. Hal ini
mengevaluasi alternatif pandangan, dan sebagai langkah untuk mengembangkan
melakukan refleksi proses dan keputusan. bakat dan minat peserta didik. Selain itu,
Dengan demikian, kemampuan berpikir budayakan apresiasi terhadap sekecil
kritis merupakan komponen penting dalam apapun peran dan prestasi peserta didik.
pembelajaran matematika. Masalah Langkah ini bertujuan untuk memberi
matematika dapat dihubungkan dengan motivasi untuk meningkatkan prestasinya
masalah dalam kehidupan sehari-hari. sehingga semangat untuk belajar semakin
Membiasakan siswa untuk memiliki sikap bertambah.
memahami masalah yang dihadapi terlebih
dahulu sebelum menyelesaikannya serta c. Keterampilan Komunikasi
kerja keras dan pantang menyerah dalam (Communication Skill)
menyelesaikan masalah. Komunikasi menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari seluruh aktifitas manusia.
b. Keterampilan Berpikir Kreatif (Creative Sebagai makhluk sosial yang tidak bisa
Thinking Skill) hidup sendiri tanpa orang lain, komunikasi
Menurut Huda (2017: 383) kreatif menjadi hal yang sangatlah penting.
adalah kemampuan seseorang untuk Menurut Asikin (Ningrum dan Caswita,
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa 2016) komunikasi dapat diartikan sebagai
gagasan maupun karya nyata, baik dalam suatu peristiwa saling berhubungan atau
bentuk karya baru maupun kombinasi dari dialog yang terjadi dalam suatu lingkungan
hal-hal yang sudah ada. Sedangkan berpikir kelas dan menghasilkan pengalihan pesan
kreatif adalah berpikir terbuka dan dari satu orang ke orang lainnya. Aktifitas
menemukan banyak kemungkinan. LTSIN selama melakukan komunikasi antara lain:
secara khusus mendefinisikan berpikir tukar pikiran, bertanya, mendengar secara
kreatif adalah “creative thinking is the process aktif, menganalisa situasi masalah,
which we use when we come up with a new idea. berbicara, memilih media komunikasi,
It is the merging of ideas which have not been membaca, menulis, mengevaluasi pesan,
merged before”. LTSIN menyatakan bahwa dan menggunakan teknologi (Sunardi,
berpikir kreatif adalah proses (bukan hasil) 2016). Sedangkan keterampilan komunikasi
untuk menghasilkan ide baru dan ide itu merupakan kemampuan individu untuk
merupakan gabungan dari ide-ide yang berkomunikasi dengan jelas, menggunakan
sebelumnya belum disatukan (Izzati, 2014). lisan, tulisan dan bahasa nonverbal. Hal ini
Berpikir kreatif adalah kemampuan berarti komunikasi yang dilakukan seorang
berdasarkan data atau informasi yang tidak hanya berupa komunikasi lisan,
tersedia dalam menemukan banyak namun juga dapat berupa komunikasi
kemungkinan jawaban terhadap suatu tulisan. Komunikasi tulisan, khususnya
masalah, dimana penekanannya adalah dalam pembelajaran matematika dapat
pada kuantitas, ketepatgunaan, dan berupa tabel, grafik, atau diagram yang
keragaman jawaban. Sehingga, dapat menggambarkan proses berpikir siswa.
ditarik kesimpulan bahwa berpikir kreatif Sedangkan komunikasi lisan, dapat terjadi
adalah proses untuk menghasilkan ide baru, melalui interaksi antar siswa seperti dalam
serta menemukan banyak kemungkinan pembelajaran dengan setting diskusi
jawaban dari suatu masalah. kelompok (Ningrum dan Caswita, 2016).

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019 | 137


Keterampilan Matematika di Abad 21 Dede Salim Nahdi1

Komunikasi yang dilakukan oleh siswa disediakan agar tujuan kelompok tercapai
khususnya dalam matematika, dapat tepat waktu. Curah pendapat berarti setiap
mengeksplorasi dan mengonsolidasikan anggota kelompok dapat berperan aktif
pemikiran, serta pengetahuan dan menyampaikan pendapat yang bertujuan
pengembangan dalam memecahkan untuk keberhasilan kelompok, dan mampu
masalah. Dalam hal ini, komunikasi menyelesaikan konflik yang timbul selama
difokuskan pada dasar-dasar komunikasi kerja kelompok berlangsung baik itu konflik
yang baik yaitu berbicara, menulis, yang berasal dari dalam maupun dari luar
membaca sebagai kebutuhan hubungan kelompok.
sosial. Peserta didik dituntut untuk Peserta didik dituntut untuk
memahami, mengelola, dan menciptakan menunjukkan kemampuannya dalam kerja
suatu komunikasi yang efektif antar sesama sama secara berkelompok dan
baik dalam bentuk tulisan, lisan, dan kepemimpinan, mampu beradaptasi dalam
multimedia. Peserta didik diberi peran dan tanggung jawab, bekerja secara
kesempatan untuk menyampaikan ide, produktif dalam kelompoknya,
gagasan, dan pendapatnya baik dalam menghormati perspektif yang berbeda, serta
diskusi kelompok maupun dalam berdiskusi bersikap empati terhadap sesama.
dengan gurunya. Kegiatan pembelajaran Pembelajaran secara berkelompok melatih
merupakan sarana yang sangat strategis peserta didik melakukan kerja sama dan
untuk melatih, mengembangkan, dan berkolaborasi dalam bekerja. Hal ini
meningkatkan kemampuan komunikasi sebagai langkah untuk menanamkan
peserta didik, baik komunikasi antara kemampuan bersosialisasi dan
peserta didik dengan guru, maupun mengendalikan ego dan emosi sehingga
komunikasi antar sesama peserta didik. tercipta suasana kebersamaan, rasa
d. Keterampilan Kolaborasi memiliki, bertanggung jawab, dan
(Collaboration Skill) kepedulian antar sesama anggota.
Kolaborasi adalah kegiatan
bekerjasama dengan orang lain untuk Simpulan
mencapai tujuan bersama. Pembelajaran Kemampuan dasar membaca, menulis,
matematika haruslah dikemas dalam dan berhitung tidak lagi cukup untuk dapat
bentuk kelompok (team work), agar siswa berkompetisi di abad 21. Pembelajaran
terbiasa dalam bekerja sama, yang dilaksanakan guru di kelas harus
mengemukakan gagasan, menghargai mampu menyiapkan para siswa agar dapat
pendapat orang lain, mengambil keputusan berkompetisi di masyarakat global. setiap
dengan tepat dan bijaksana, serta orang yang hidup di abad 21 ini, setidaknya
bertanggung jawab terhadap segala harus memiliki 4 keterampilan yaitu
keputusan yang telah diambil dalam keterampilan berpikir kritis (critical thinking),
kelompok. berpikir kreatif (creative thinking),
Menurut Sunardi, (2016) kegiatan yang keterampilan komunikasi (communication),
dilakukan dalam kolaborasi antara lain: dan keterampilan kolaborasi (collaboration).
halnya siswa, yang sama-sama mencari Pembelajaran matematika pada abad 21
pengetahuan. membangun kelompok, diharapkan dapat memberikan kontribusi
menyusun tujuan, mengelola waktu, curah signifikan terhadap pembangunan karakter
pendapat dan menyelesaikan konflik yang siswa yang siap menghadapi kehidupan
ada dalam kelompok.Membangun global yang terus berkembang pesat. Oleh
kelompok berarti bahwa bagaimana karena itu, pembelajaran matematika yang
seseorang mampu membangun kelompok sejalan dengan tujuan tersebut harus
agar setiap anggota kelompok berperan memiliki karakteristik keterampilan berpikir
aktif dalam kerja kelompok. Menyusun kritis (critical thinking), berpikir kreatif
tujuan berarti bagaimana kelompok mampu (creative thinking), keterampilan
menyusun tujuan yang akan dicapai selama komunikasi (communication), dan
proses kerja kelompok berlangsung. keterampilan kolaborasi (collaboration).
Mengelola waktu berarti bagaimana
kelompok mampu mengelola waktu yang

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019 | 138


Keterampilan Matematika di Abad 21 Dede Salim Nahdi1

Daftar Pustaka pergeseran-paradigma-belajar-


BSNP. (2010). Paradigma Pendidikan abad-21
Nasional Abad XXI.
Nurul Huda, dkk (2017), “Profil Berpikir
Budi Murtiyasa. (2016). Isu-Isu Kunci dan Kreatif Siswa Dalam
Tren Penelitian Pendidikan Memecahkan Masalah Segitiga
Matematika. Makalah. Berdasarkan Tingkat
Disampaikan pada Konferensi Kemampuan Matematis Kelas
Nasional Penelitian Matematika Vii Smp Negeri 1 Palu”, Jurnal
dan Pembelajarannya (KNPMP Elektronik Pendidikan
I) 6 Universitas Muhammadiyah Matematika Tadulako, hal 383
Surakarta, 12 Maret 2016
Okvita Dwi Ningrum, Caswita (2016).
Frydenberg, M., & Andone, D. (2011). “Kemampuan komunikasi
Learning for 21 st Century Skills, matematis dengan pembelajaran
314–318. berbasis inquiri”, Prosiding,
ISBN: 978 – 602 – 1150 – 19 – 1 ,
Goto, J., Batchelor, J., & Lautenbach, G. hal 748.
(2015). MOOCs for Pre-Service
Teachers  : Their Notions of 21st P21. (2015). Framework for 21st Century
Century Learning Design. Learning. Retrieved September
In IST-Africa Conference (pp. 1– 28, 2015, from
9). http://www.p21.org/storage/do
cuments/docs/P21_Framework_
Izzati, Nurma. (2014). ” Pengaruh Definitions_New_Logo_2015.pd
Penerapan Model Pembelajaran f
Berbasis Proyek Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Pinto, A., & Escudeiro, P. (2014). The Use
Mahasiswa”. EduMa. Vol. 3 of Scratch for the Development
No.1. 77-91. of 21st Century Learning Skills
in ICT. In Information Systems
James Bellanca. (2016). Proyek and Technologies (CISTI), 2014
Pemelajaran yang Diperkaya. 9th Iberian Conference on (pp.
(Jakarta: PT Indeks, 2012), 115 1–4). Barcelona: IEEE.
Sunardi, “Strategi Penguatan http://doi.org/10.1109/CISTI.2
Pengembangan 4c’s Dalam 014.6877061
Pembelajaran Matematika”,
Prosiding, ISBN: 978 – 602 – Rusyna, Adun (2014). Keterampilan
1150 – 19 – 1 , hal 10. Berpikir. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Kemdikbud. (n.d.). Jumlah Data Satuan
Pendidikan (Sekolah) Per Sunardi. (2016). “Strategi Penguatan
Provinsi. Retrieved September Pengembangan 4c’s Dalam
29, 2015, from Pembelajaran Matematika”.
http://referensi.data.kemdikbud. Prosiding Seminar Nasional
go.id/index11.php Pendidikan Matematika. 10-19.

Litbang Kemdikbud. (2013). Kurikulum Yengin, I. (2014). Using Educational


2013: Pergeseran Paradigma Technology to Create Effective
Belajar Abad-21. Retrieved Learning Societies in 21st
September 29, 2015, from Century. In Information
http://litbang.kemdikbud.go.id/ Technology Based Higher
index.php/index-berita- Education and Training
kurikulum/243-kurikulum-2013- (ITHET) (pp. 1 – 7). York:

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019 | 139


Keterampilan Matematika di Abad 21 Dede Salim Nahdi1

IEEE.
http://doi.org/10.1109/ITHET.
2014.7155689

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019 | 140

Anda mungkin juga menyukai