MATAKULIAH :
Disusun Oleh:
KELOMPOK 7
APRIZAL 4192411003
PSPM A 2019
JURUSAN MATEMATIKA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT., karena atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah evaluasi pembelajaran matematika dengan judul
“KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA”. Penulis menyadari makalah ini telah selesai
dengan baik serta banyak kesulitan yang dihadapi dalam membuat tugas ini. Dengan bantuan
banyak orang maka tugas ini dapat selesai dengan baik. Penulis juga mengucapkan banyak
terima kasih kepada pihak yang telah membantu, diantaranya :
1. Kepada dosen pengampu matakuliah strategi belajar matematika Prof. Dr. Sahat Saragih,
M.Pd yang telah membimbing, mengajar, serta memberi ilmu sehingga makalah ini
dapat membuahkan hasil yang memuaskan.
2. Kepada orang tua yang telah memberikan dukungan dan semangat.
3. Kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan semangat.
Terlepas dari itu semua penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan makalah ini, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk perbaikan laporan makalah
ini di kemudian hari. Akhir kata yang dapat disampaikan oleh penulis, semoga laporan makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tim Penulis
Kelompok 7
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. RUMUSAN
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Sumarmo (dalam Surya dan Rahayu) menyatakan bahwa kemampuan yang tergolong
dalam komunikasi matematis diantaranya adalah (1) kemampuan menyatakan suatu situasi,
gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, ide, atau model matematika, (2)
menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan, (3) mendengarkan,
berdiskusi, dan menulis tentang matematika, (4) membaca dengan pemahaman suatu
representasi matematika tertulis, (5) membuat konjektur, merumuskan definisi, dan
generalisasi, dan (6) mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam
bahasa. Komunikasi merupakan bentuk pelemparan pesan atau lambang yang mau tidak mau
akan menimbulkan pengaruh pada proses umpan balik, sebab dengan adanya umpan balik,
sudah membuktikan adanya jaminan bahwa pesan telah sampai pada pendengar.
Menurut Greenes dan Schulman (dalam Armiati, 2009: 3), pentingnya komunikasi karena
beberapa hal yaitu untuk menyatakan ide melalui percakapan, tulisan, demonstrasi, dan
melukiskan secara visual dalam tipe yang berbeda; memahami, menginterpretasikan dan
mengevaluasi ide yang disajikan dalam tulisan atau dalam bentuk visual; mengkonstruksi,
memginterpretasi, dan mengaitkan berbagai bentuk representasi ide dan berhubungannya;
membuat pengamatan dan konkekture, merumuskan pertanyaan, membawa dan
mengevaluasi informasi; menghasilkan danmenyatakan argumen secara persuasif. Senada
dengan yang disampaikan Greenes dan Schulman (dalam Armiati,2009: 3), dan Van de
Walle (2008: 5) menyatakan bahwa: “cara terbaik untuk berhubungan dengan suatu ide
adalah dengan mencoba menyampaikan ide tersebut pada orang lain.’’ Kemampuan
komunikasi matematika merupakan suatu hal yang sangat mendukung untuk seorang guru
dalam memahami kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini didukung oleh
NCTM dalam Van de Walle (2008:48) mengungkapkan bahwa tanpa komunikasi dalam
matematika, guru akan memiliki sedikit keterangan, data, dan fakta tentang pemahaman
siswa dalam melakukan proses dan aplikasi matematika.
Bagus (dalam Surya) Di antara kemampuan matematis siswa yang rendah adalah
kemampuan komunikasi matematis. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh hasil penelitian
Bagus (2006) bahwa kemampuan siswa dalam hal mengemukakan ide keterkaitan suatu
konsep dengan konsep lain dengan bahasa sendiri masih rendah. Communication is a key
part of students’ learning. The communication skills the students learn now can benefit them
in the future. According to the national council of Teacher of Mathematics (NCTM),
“Changes is the workplace increasingly demand teamwork, experiment, collaboration and
communication” (NCTM, 2000,O.348) Students need to be able to communicate with their
teacher and their peers. “Teachers can stimulate students’ growth of mathematical knowledge
through the ways they ask ang respon to the question” (Piccolo, Harbaugh, Carter, Capraro,
2008) Sumarmo (dalam Riska dan Surya, 2014) menyatakan bahwa kemampuan yang
tergolong dalam komunikasi matematis diantaranya adalah (1) kemampuan menyatakan
suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, ide, atau model
matematika, (2) menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan, (3)
mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika, (4) membaca dengan
pemahaman suatu representasi matematika tertulis, (5) membuat konjektur, merumuskan
definisi, dan generalisasi, dan (6) mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf
matematika dalam bahasa sendiri. Dari beberapa pengertian komunikasi matematika di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwasanya komunikasi adalah komponen yang sangat penting tak
hanya di dalam pembelajaran matematika tetapi juga di dalam semua bidang studi manapun.
Dengan adanya komunikasi, tidak terjadi kesalahpahaman informasi yang disampaikan. Agar
komunikasi matematika itu dapat berjalan dan berperan dengan baik, maka diciptakan
suasana yang kondusif dalam pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kemampuan siswa
dalam komunikasi matematika, siswa sebaiknya diorganisasikan dalam kelompok-kelompok
kecil yang dapat dimungkinkan terjadinya komunikasi multi-arah, yaitu komunikasi siswa
dengan siswa dalam satu kelompok.
Sumarmo (2005 : 20), menyatakan indikator komunikasi matematis adalah sebagai berikut :
2. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara lisan atau tulisan dengan benda
nyata, gambar, grafik dan aljabar.
b. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan, dengan benda
nyata, gambar, grafik, dan aljabar
a. Membuat model dari suatu situasi melalui lisan, tulisan, benda-benda konkrit, gambar,
grafik, dan metode-metode aljabar
b. Menyusun formulasi dan definisi-definisi matematika dan membuat generalisasi dari temuan-
temuan yang ada melalui investigasi
Dari ketiga indikator tersebut dikelompokan menjadi 2 bagian, yaitu indikator kemampuan
komunikasi matematika lisan dan indikator kemampuan komunikasi matematika tertulis.
Indikator kemampuan komunikasi lisan sebagai berikut :
Apakah kamu pernah menyelesaikan masalah seperti ini sebelumnya?
Ide‐ide matematika apakah yang harus dipelajari sebelum digunakan
Apakah hubungannya dengan konsep lain?
Apakah persamaan dan perbedaan metode penyelesaianmu dengan temanmu?
Dapatkah kamu mempredisksi pola berikutnya?
Dapatkah kamu melihat polanya?
Apa yang terjadi jika ...? Bagaimana jika tidak?
4. Diskusi (Discussing)
Ada kalanya siswa mampu melakukan matematik, namun tidak mampu menjelaskan apa
yang ditulisnya. Untuk itu diskusi perlu dilatihkan. Siswa mampu dalam suati diskusi apabila
mempunyai kemampuan membaca, mendengar, dan keberanian memadai. Diskusi merupakan
sarana untuk mengungkapkan dan mereleksikan pikiran siswa. Gokhale menyatakan aktivitas
siswa dalam diskusi tidak hanya meningkatkan cara berpikir kritis. Baroody (dalam Ansari:2012)
mengemukakan mendiskusikan suati ide adalah cara yang baik bagi siswa untuk gap, ketidak
konsistenan, atau suatu keberhasilan kemurnian berpikir. Diskusi dapat mengunungkan
pendengar yang baik, karena memberikan wawasan beru baginya.
Selanjutnya Baroody (dalam Ansari:2012) menguraikan beberapa kelebihan dari diskusi kelas,
yaitu antara lain :
(1) dapat mempercepat pemahaman materi pembelajaran dan kemahiran menggunakan strategi,
(2) membantu siswa mengkonstruk pemahaman matematik,
(3) menginformasikan bahwa para ahli matematika biasanya tidak memecahkan masalah sendiri
sendiri, tetapi membangun ide bersama pakar lainnya dalam suatu tim, dan
(4) membantu siswa menganalisis dan memecakhan masalah secara bijaksana.
Killen (Ansari, 2012) memberikan suatu langkah yang dinamis agar suasana diskusi dapat
berlangsung nyaman dan lebih bermakna yaitu :
(1) menetapkan siswa dalam suatu grup,
(2) memberikan penjelasan pada siswa tujuan yang hendak dicapai, dan memberikan pengarahan
tugas tugas yang setiap anggota grup harus memahaminya,
(3) menjelaskan bagaimana cara menilai siswa secara individual,
(4) mengelilingi kelas untuk member bantuan kepada siswa yang memerlukan, dan
(5) menilai prestasi siswa serta membantu mereka bagaimana sebaiknya berkolaborasi satu
dengan yang lain.
5. Menulis (Writing)
Menulis adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan sadar untuk mengungkakan dan
merefleksikan pikiran . Rose (dalam Ansari:2012) menyatakan bahwa menulis dipandang
sebagai proses berpikir keras yang dituangkan di atas kertas. Menulis adalah alat yang
bermanfaat dari berpikir karena melalui berpikir, siswa memperoleh pengalaman matematika
sebagai suatu aktivitas yang kreatif. Manzo (Ansari:2012) mengatakan menulis dapat
meningkatkan taraf berpikir siswa kea rah yang lebih tinggi (higher-order-thinking). Corwin
(Ansari:2012) melukiskan empat fase pendekatan proses dalam menulis yaitu :
(1) fase perencanaan (prewriting). Dalam fase ini, siswa mengunakan bermacam macam curah
pendapat (brainstorming) dan mendiskusikan teknik untuk menggali berbagi kemungkinan topic
yang datang dari pengalaman siswa sendiri.
(2) fase menulis (follows the planning). Dalam fase ini, siswa menulis secara actual yang disebut
dengan “discovery draft”. Draf ini diperlakukan sebagai suatu gambaran dari materi tulisan yang
akan dibentuk.
(3) revisio. Dalam fase ini, siswa bekerja bersama sama dalam satu grup untuk merevisi draf.
Yang satu membaca keras keras sdangkan yang lain bertindak sebagai “editor”.
(4) Publikasi (Publication phase). Pada fase ini, siswa menyelesaikan tulisan sehingga menjadi
bentuk final, dan dipublikasikan melalui internet, diperbanyak, atau dimuat dalam surat kabar.
Menurut Baroody (dalam Ansari:2012) , ada beberapa kegunaan dan keuntungan dari
menulis :
(1)Summaries, yaitu siswa disuruh merangkum pelajaran dalam bahasa mereka sendiri. Kegiatan
ini berguna, karena dapat membantu siswa memfokuskan pada konsep konsep kunci dalam suatu
pelajaran, menilai pemahaman dan memudahkan retensi.
(2) Questions, yaitu siswa disuruh membuat pertanyaan sendiri dalam tulisan. Kegiatan ini
berguna membantu siswa merefleksikan pada focus yang tidak mereka pahami.
(3) Explanations, yaitu siswa disuruh menjelaskan prosedur penyelesaian, dan bagaimana
menghindari suatu kesalahan. Kegiatan ini berguna, karena dapat mempercepat refleksi,
pemahaman dan penggunaan kata kata yang tepat.
(4) Definitions, yaotu mereka disuruh menjelaskan istilah istilah yang muncul dalam bahasa
mereka senidri. Kegiatan ini berguna, karena dapat membantu siswa berpikir tentang makna
istilah dan menjelaskan pemahaman mereka terhadap istilah.
(5) Reports, yaitu siswa disuruh, baik sebagai individu maupun sebagai suatu kelompok, untuk
menulis laporan. Kegiatan ini berguna, karena membantu pemahaman siswa, bahwa menulis
adalah suatu aspek penting dalam matematika untuk menyelidiki topik topik dan isu isu dalam
matematika dan kepribadian.
PENUTUP
DAFUS