Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Ini
berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan antara lain
bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai peserta
didik.
Menurut penelitian Wasty pengenalan seorang terhadap hasil belajar atau
kemajuan belajarnya adalah penting. Karena dengan mengetahui hasil-hasil
yang sudah dicapai maka siswa akan lebih berusaha meningkatkan hasil
belajarnya. proses belajar dan mengajar sebagai salah satu upaya
melaksanakan Pembangunan Nasional yang merupakan tanggung jawab yang
berat khususnya bagi pelaksana di bidang pendidikan yaitu guru di sekolah.
Keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan
mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru
dalam proses pembelajaran. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya
keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosi dan fisik. Siswa
merupakan manusia belajar yang aktif dan selalu ingin tahu. Daya keaktifan
yang dimiliki anak secara kodrati itu akan dapat berkembang ke arah yang
positif saat lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk perkembangan
keaktifan itu.
Berdasarkan permasalahan pada uraian diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Keaktifan Belajar terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XSMA.

1.2 Rumusan Masalah

1
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu:
1. Adakah pengaruh keaktifan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas X
SMA?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:


1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh keaktifan belajar terhadap
hasil belajar siswa kelas X SMA.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan
memberikan sumbangan konseptual bagi penelitian sejenis dalam rangka
mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemajuan dunia pendidikan
khususnya pendidikan matematika serta membuktikan kebenaran teoritis
pendapat para ahli pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan bermanfaat


bagi berbagai kalangan, diantaranya:

a. Bagi Guru
Melalui hasil penelitian ini, diharapkan guru mata pelajaran
matematika mampu memperhatikan serta meningkatkan keaktifan
belajar pada pembelajaran matematika.
b. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan bahan
masukan atau pertimbangan juga dapat memberikan inspirasi dalam
rangka mengembangkan keaktifan belajar dalam penyempurnaan
proses pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

Analisis Regresi Linear


Regresi dan korelasi adalah analisis yang memiliki hubungan sangat erat.
Hubungan yang ditelaah yaitu dua variabel pengukuran. Jika terdapat dua buah
varibel pengukuran yang memiliki keeratan maka dinyatakan dengan korelasi.
Setiap regresi sudah dipastikan korelasi, sedangka korelasi belum pasti
menggunakan regresi. Analisis regresi linear merupakan analisis yang digunakan
untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan dengan
melalui variabel independen. Penggunaan analisis ini bergunda untuk menguji
apakah naik atau turunnya variabel dependen dengan menaikan atau menurunkan
variabel independen, atau meningkatkan variabel dependen dengan menaikan atau
menurunkan variabel independen dan sebaliknya.
Analisis regresi adalah analisis statistika yang digunakan untuk memeriksa
serta memodelkan hubungan antar variabel-variabel. Dalam analisis regresi
memiliki dua jenis variabel:
a. Variabel dependent (variabel terikat) yang dinotasikan dengan Y, variabel
dependent merupakan variabel yang dipengaruhi variabel lainnya.
b. Variabel indepent (variabel bebas) dapat dinotasikan dengan X, variabel ini
merupakan variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain.
Analisis regresi linear dibagi menjadi dua, jika variabel bebas (X) hanya
satu maka analisis tersebut disebut regresi linear sederhana. Jjika variabel bebas
(X) memiliki hubungan dengan variabel terikat (Y) lebih dari satu maka disebut
regresi linear berganda. Berikut penjabaran dari jenis analisis regresi linear:
a. Regresi Linier Sederhana
Regresi linear sederhana merupakan analisis persamaan regresi dengan
menggambarkan hubungan satu variabel bebas (X) atau variabel independent dan
satu variabel tak bebas (Y). hubungan antara dua variabel tersebut dapat dituliskan
dengan persamaan berikut:
γ =α + βX
Dimana:
γ : variabel tak bebas

3
X : variabel bebas
α : perpotongan sumbu tegak
β : gradient/kemiringan
b. Regresi Linier Berganda
Regresi linear berganda merupakan analisis dengan menggunakan persamaan
regresi yang menggambarkan hubungan variabel bebas lebih dari satu (
X 1 , X 2 , X 3 ,… , X p) dan satu variabel tak bebas (γ ). Hubungan kedua variabel
tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
γ =β 0 + β 1 X 1 i+ β 2 X 2 i+ …+ β p X pi
Tujuan dari analisis regresi adalah untuk mengekspresikan variabel dependen
sebagai fungsi dari variabel indepeden. Dualitas kesesuaian dan keakuratan
kesimpulan tergantung pada data yang digunakan. Oleh karena itu data yang tidak
representatif atau tidak terkompilasi dengan benar menghasilkan kecocokan dan
kesimpulan yang buruk. Jadi, untuk penggunaan analisis regresi yang efektif,
seseorang harus melalui langkah-langkah berikut:
a. Menyelidiki proses pengumpulan data,
b. Menemukan batasan dalam data yang dikumpulkan
c. Membatasi kesimpulan yang sesuai
Hubungan antar variabel dapat diketahui dengan menentukan variabel bebas
dan variabel tak bebas. Jika variabel bebas memiliki hubungan dengan satu atau
lebih dengan dua variabel tak bebas maka analisis yang digunakan adalah analisis
regresi linear berganda. Terdapat dua jenis koefisien pada analisis regresi linear
yaitu koefisien determinan berganda untuk mengukur besarnya kontribusi seluruh
variabel X terhadap naik tutunnya variabel Y dan koefisien determinasi parsial
yang digunakan untuk mengukur kontribusi satu variabel X terhadap naik
turunnya varibel Y.
Model regresi linear berganda dibagun atas beberapa asumsi, berikut
penjabaran asumsi-asumsi regresi linear:
a. Asumsi Kenormalan
Pada asumsi kenormalan dapat diuji dengan uji statistik yaitu Kolmogrov
Smirnov. Uji kolmogrov smirnov merupakan uji statistik yang sering
digunakan untuk asumsi kenormalan.

4
D=maks|S ( zi )−P( zi |)

Hipotesis:
H 0 : Data tersebar normal
H 1 : Data tidak tersebar normal.
Jika D< D (a ,n), maka H 0 diterima artinya data menyebar normal atau pada
output Kolmogrv-Smirnov ¿ α, maka data berdistribusi normal.
b. Asumsi Homokedastisitas
Asumsi ini merupakan kondisi ragam untuk setiap nilai galat konstan (sama)
pada semua nilai variabel bebas (X). Uji statistik yang digunakan untuk
asumsi homoskedastitas adalah uji Bartlet.
χ 2=ln 10 {B−∑ dk log s2 }
Hipotesis:
H 0 :σ 21=σ 22=…=σ 2p
H 1 : terdapat sekurang-kurangnya satu pasang galat yang berbeda.

Jika , χ 2hitung < χ 2tabel , maka diterima artinya galat bersifat homoskedastisitas.

c. Asumsi Autokorelasi
Asumsi ini merupakan asumsi untuk mengidentifikasi bawasannya ada satu
atau lebih variabel penting yang mempengaruhi variabel terikatdan tidak
dimasukkan dalam model regresi. Asumsi autokorelasi ini dapat dilakukan
dengan uji statistik yaitu Durbin-Waston.
n

∑ ( e i−e i−1 )2
DW = i=1 n

∑ e 2i
i=1

Hipotesis:
H 0 : ρ=0 tidak terdapat autokorelasi
H 0 : ρ≠ 0 terdapat autokorelasi

d. Asumsi Multikolinearitas

5
Asumsi ini hanya digunakan untuk regresi linear berganda. Multikolinearitas
merupakan terjadinya korelasi linear antar variabel bebas. Asumsi ini dapat
diuji dengan uji statistik yaitu Variance Inflaction Factor.

e. Uji Regresi Linear Berganda


Regresi linear berganda merupakan lanjutan dari regresi linear sederhana
dimana variabel bebas atau independen yang digunakan lebih dari satu. Teknik
analisis yang digunakan dengan metode analisis regresi linear berganda
dengan persamaan berikut:
Y =α + β 1 X 1+ β2 X 2 + β 3 X 3

f. Uji parsial (uji t)


Pengujian parsial atau uji t dimaksudkan untuk melihat pengaruh tiap-tiap
variabel independen secara mandiri terhadap variabel dependennya. Untuk
mengetahui hubungan secara individu antara variabel bebas terhadap variabel
terikat, maka dapat dilakukan dengan membuat hipotesis:
1) H 0 : βi =0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
2) H 1 : β i ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen.

g. Uji F
Uji statistik F adalah uji semua variabel bebas secara keseluruhan dan
bersamaan pada suatu model. Uji ini digunakan untuk melihat apakah variabel
independen secara keseluruhan berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
1) Jika nilai p-value ¿ 0,05 dan F hitung < F tabel maka H 0 diterima
2) Jika nilai p-value ¿ 0,05 dan F hitung > F tabelmaka H 1diterima
Adapun hipotesis sebagai berikut:

6
H 0: Tidak memiliki pengaruh secara simultan dari variabel bebas terhadap
variabel terikat.
H 1: Memiliki pengaruh secara simultan dari variabel bebas terhadap variabel
terikat.

h. Koefisien Determinasi ( R2 )
Koefisien determinasi (adjusted R2) berfungsi memberikan petunjuk seberapa jauh
variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat. Jika angka koefisien
determinasi semakin mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen semakin tinggi, ini berarti bahwa variabel-variabel memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan variabel dependen. Sebaliknya apabila
nilai koefisien kecil berarti variabel-variabel independen terbatas dalam
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.

7
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


expostfacto untuk meniliti sebab – akibat yang tidak diberikan perlakuan
oleh peneliti.
Menurut Sugiyono dan Wahyudin Zarkasyi, metode expostfacto
merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui peristiwa yang
terjadi, kemudian melihat kelampau untuk mencari factor-factor yang
menyebabkan terjadinya peristiwa tersebut.
Penelitian ini dilakukan jika sudah yakin bahwa perlakuan variable
bebas telah terjadi sebelumnya. Dan didalam penelitian ini , peneliti sudah
mengetahui bahwa variable bebas yakni keaktifan belajar telah terjadi
sebelumnya. Sehingga metode ini dilakukan dalam maksud untuk mencari
pengaruh variable bebas terhadap variable terikat. Penelitian ini dilakukan
untuk mencari pengaruh Keaktifan Belajar terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2020/2021.

B. Waktu dan Tempat


1. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan pada Kamis, 23 September 2021 .
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan secala online melalui Google form. Alasan
peneliti memilih melalui Google Form adalah karena berbagi alasan,
diantaranya:
a. Dalam waktu penelitian, peneliti tidak dapat berkunjung
kesekolah karena dalam masa pandemic Covid-19.
b. Tim peneliti, berasal dari kota yang berbeda beda.

8
C. Subyek Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi. Teknik penentuam sample
yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat tidak acak (non-random
sampling) yaitu dengan menggunakan Purposive Sampling. Teknik
Purposive Sampling merupakan salah satu teknik pengambilan sample
dengan memilih sample berdasarkan penelitian terhadap beberap
karakteristik anggota sample yang disesuaikan dengan maksud penelitian
(Kuncoro, 2009: 139). Karakteristik atau criteria dalam pemilihan sample
dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Responden merupakan siswa kelas X SMA yang bersedia untuk
mengisi kuisioner.
2. Responden yang dipilih adalah 95 dari responden yang ada.

9
D. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah sekumpulan informasi , sedangkan dalam pengertian
bisnis, data adalh sekumpulan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan (Kuncoro, 2009: 145). Data yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dengan membagikan kuisioner kepada responden
yang duduk dibangku SMA kelas X .
Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuisioner .
Peneliti menggunkan Kuisioner tertutup dimana kuisioner tertutup
merupakan kuisioner dimana pernyataan yang disajikan mempunyai
alternative jawab yang dapat dipilih oleh responden. Kuisioner dengan
item tertutup ini pada prinsipnya sangat efektif bila dilihat dari
kepentingan peneliti, karena dengan hanya memberikan beberapa
alternative jawaba, mereka lebih dapat membawa jawabn responden sesuai
dengan tujuan penelitian yang ada.
Penggunaan kuisioner dengan bentuk tertutup dibagikan melalui
Google form . dimana responden akan memilih satu jawaban terhadap
pertanyaan atau pernyataan .
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian menggunakan
kuisioner ini adalah model skala Likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap dalam suatu penelitian. Dengan menggunakan skala
pengukuran, maka nilai variable yang diukur dengan instrument dapat

10
dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien, dan
komunikatif.
Dalam Penelitian ini item-item pernyataan dirumuskan berdasrkan
kisi-kisi yang telah disusun yang mencerminkan indicator dari variable
yang diteliti. Berikut adalah table indicator beserta kisi-kisi keaktifan
belajar yang akan digunakan:

Jenis soal
Soal
No Kisi-kisi Indicator Soal Total
Favorabl
Unfavorabel
e
Keaktifan Memperhatikan 10 1,2
Bertanya 11 -
belajar dalam
1 Menjawab 3 20 8
hubungan Mengikuti
8,17 -
dengan guru instruksi
Keaktifan Memperhatikan - 6,19
Berdiskusi 5,7,13 18
belajar dalam
Bertanya 16 -
2 hubungan Menanggapi 12
4,12,15 -
dengan siswa pertanyaan
yang lainnya Memberi solusi 9 14

Kisi- kisi dan indicator keaktifan belajar tersebut akan dijabarkan


dalam bentuk angket sebgai instrument penelitian untuk memperoleh
informais mengenai variable bebas dalampenelitian tentang pengaruh
keaktifan belajar terhadap HaSil Belajar Matematika Siswa Kelas X.
Jawaba dari setiap item instrument yang menggunakan skala Likert
mempunyai gradasi dan sangat positif sampai sangat negative. Untuk
menskor skala kategori Likert , jawaban diberi bobot dengan nilai
kuantitatif 4,3,2,1, untuk pilihan pernyataan positif dan negative. Berikut
merupakan pemberian skor skala Likert.

Kategori Skor Pernyataan Skor Pernyataan


Keterangan
Jawaban Positif Negatif
SL Selalu (SL) 4 1

11
SR Sering (SR) 3 2
Kadang-kadang
K 2 3
(K)
Tidak Pernah
TP 1 4
(TP)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

12
Responden yang terdaftar di atas diberi angket sebanyak 20 item
pernyataan mengenai keaktifan belajar siswa.Dan hasil belajar matematika
diperoleh dari rata-rata Penilaian Tengah Semester (PTS) dan Penilaian
Akhir Semester (PAS) pada semester genap Tahun Pelajaran 2020/2021.
1. Hasil Angket Keaktifan Belajar Siswa (X)
Hasil angket yang telah diberikan pada95 responden yang terbagi
dalam 3 kelas yang terdiri dari 20 pertanyaan dan 4 pilihan jawaban
adalahsebagaiberikut:

13
2. Hasil Belajar Matematika Siswa
Berikut adalah hasil belajar matematika siswa:

14
3. Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Pada penelitian ini variabel yang akan dideskripsikan adalah
variabel keaktifan belajar dan hasil belajar.
 Analisis Deskriptif Keaktifan Belajar

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh keaktifan


belajar siswa kelas X adalah 1siswa memiliki keaktifan dengan
kategori sangat rendah, 3 siswa memiliki keaktifan dengan
kategori rendah, 30 siswa memiliki keaktifan dengan kategori
sedang, 53 siswa memiliki keaktifan dengan kategori tinggi,
dan 8 siswa memiliki keaktifan dengan kategori sangat tinggi.
Sedangkan persentase siswa dengan kategori sangat tinggi
sebesar 8,42%, persentase siswa dengan kategori tinggi sebesar
55,79%, persentase siswa dengan kategori sedang sebesar
31,58%, persentase siswa dengan kategori rendah sebesar
3,16%,dan persentase siswa dengan kategori sangat rendah

15
sebesar 1,05%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelas X ini
memiliki keaktifan belajar yang bevariasi atau berbeda.

 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Matematika

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh


hasil belajar matematika siswa kelas X adalah 44 siswa
memiliki hasil belajar matematika dengan kategori tinggi dan
51 siswa memiliki hasil belajar matematika dengan kategori
sangat tinggi. Sedangkan persentase siswa dengan kategori
sangat tinggi sebesar 53,68% dan persentase siswa dengan
kategori tinggi sebesar 46,32%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
kelas X memiliki hasil belajar matematika yang bevariasi atau
berbeda.

b. Uji Prasyarat

Berdasarkan tabel output SPSS diketahui bahwa nilai


signifikansi (Sig.) sebesar 0,200 > 0,05. Maka sesuai dengan dasar
pengambilan keputusan dalam uji normalitas Kolmogorov-
Smirnov dapatdisimpulkan bahwa data keaktifan belajar siswa
berdistriusi normal.Jika data berdistribusi normal maka statistik
yang digunakan adalah statistik parametrik. Dengan demikian,

16
prasyarat analisis regresi sudah terpenuhi dan dapat dilanjutkan
pada uji asumsi klasik regresi selanjutnya.

c. Uji Linearitas

Berikut adalah hasil uji linieritas data dengan menggunakan


aplikasi SPSS 22 :

Berdasarkan tabel output SPSS diatas, diketahui bahwa


nilai Deviation from Linearity sebesar 0,920 > 0,05. Maka sesuai
dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji linieritas dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang linear secara signifikan
antara keaktifan belajar (variabelindependent) dengan hasil belajar
(variabel dependent).Dengan demikian, prasyarat analisis regresi
sudah terpenuhi dan dapat dilanjutkan pada uji asumsi klasik
regresi selanjutnya.

d. Uji Autokorelasi

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 22


diperoleh bahwa angka DW = 2,168 dengan responden (n) = 95
maka didapatkan Durbin-Watson tabel (dU) = 1,6872 dan 4 – dU =
2,3128. Adapun tabel Durbin-Watson akan dilampirkan dalam

17
lampiran. Angka tersebut terletak pada U<DW<2,168 yaitu
1,6872<2,168 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi atau model regresi telah bebas autokorelasi maka data
dapat diterima.

4. Pengujian Hipotesis
 Persamaan Regresi Linier

Dari input SPSS di atas, konstanta dan koefisien persamaan


regresi linier sederhana diperoleh dari kolom B, sehingga
persamaan regresinya adalah Y = 46,386 + 0,532X. Jika tidak ada
keaktifan maka hasil belajar siswa sebesar 46,386. Jika
pertambahan keaktifan 1% maka nilai hasil belajar bertambah
sebesar 0,532. Dari hasil analisis diperoleh thitung = 5,104> ttabel
= 1,9858 dan p-value = 0,000< 0,05. Dengan demikian “keaktifan
belajar siswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar
matematika”

 Uji Linieritas dan Signifikansi Persamaan Regresi

Uji linieritas persamaan regresi diperoleh dari baris Deviation


from Linearity, yaitu Fhitung = 0,608 dengan p-value = 0,920>
0,05.Uji signifikansi persamaan garis regresi diperoleh dari dari
baris Regression kolom ke-5, yaitu Fhitung = 26,048 dengan p-
value = 0,000 < 0,05 atau H0 ditolak. Dengan demikian, regresi Y
atas X adalah signifikansi keaktifan belajar siswa berpengaruh
terhadap hasil belajar matematika.

18
 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi X dan Y

Uji signifikansi koefisien korelasi diperoleh dari tabel


Model Summary. Terlihat pada kolom kedua koefisien korelasi
(rxy) = 0,468, dengan p-value = 0,000 < 0,05. Hal ini berarti
koefisien korelasi X dan Y signifikan. Sedangkan koefisien
determinan dari tabel di atas terlihat pada kolom ketiga, yaitu R
Square = 0,219, yang mengandung makna bahwa 21,9% variabel
hasil belajar matematika dapat dipengaruhi oleh variabel keaktifan
belajar siswa.

4.2. Pembahasan
Dalam pembahasan hasil-hasil penelitian ini akan dikemukakan
tentang hasil dari analisis data yang diperoleh melalui penelitian dengan
penjelasan yang berkenaan dengan hipotesis, yaitu:
1. Keaktifan belajar siswa dianalisis berdasarkan hasil angket yang telah
diisi oleh siswa.

Data angket yang terkumpul dianalisis berdasarkan Skala Likert dan


dikonversikan ke kriteria penskoran. Setelah dilakukannya perhitungan
diperoleh kesimpulan keaktifan belajar siswa kelas X ini adalah bervariasi
atau berbeda-beda. Persentase siswa dengan kategori sangat tinggi sebesar
8,42%, persentase siswa dengan kategori tinggi sebesar 55,79%,
persentase siswa dengan kategori sedang sebesar 31,58%, persentase siswa
dengan kategori rendah sebesar 3,16%,dan persentase siswa dengan
kategori sangat rendah sebesar 1,05%.

19
2. Hasil belajar matematika siswa dianalisis berdasarkan rata-rata dari
Penilaian Tengah Semester (PTS) dan Penilaian Akhir Semester (PAS)
pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021.

Hasil belajar ini diberikan guru mata pelajaran matematika kelas X


kepada peneliti. Data yang terkumpul dianalisis berdasarkan analisis
statistik deskriptif dan dikonversikan ke kriteria penskoran. Setelah
dilakukannya perhitungan diperoleh kesimpulan hasil belajar matematika
siswa kelas X ini adalah bervariasi atau berbeda-beda. Tidak ada siswa
yang memiliki hasil belajar matematika dengan kategori sedang, rendah,
dan sangat rendah. Sedangkan persentase siswa dengan kategori sangat
tinggi sebesar 53,68% dan persentase siswa dengan kategori tinggi sebesar
46,32%.

3. Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana, diperoleh bahwa


ada pengaruh positif dan signifikan antara keaktifan belajar siswa
dengan hasil belajar matematika siswa kelas X ini Tahun Pelajaran
2020/2021

Oleh sebab itu, keaktifan siswa tidak sepenuhnya menjadi penentu


hasil belajar matematika. Hasil belajar juga bisa dipengaruhi oleh faktor –
faktor lain yang berasal dari dalam dan dari luar diri siswa.

20
BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan,dapat ditarik kesimpulan,


sebagai berikut :
1. Berdasarkan pengisian angket keaktifan belajar dapat diketahui bahwa
keaktifan belajar siswa kelas X yang diteliti tahun pelajaran 2020/2021
adalah bervariasi atau berbeda-beda. Persentase siswa dengan kategori
sangat tinggi sebesar 8,42%, persentase siswa dengan kategori tinggi
sebesar 55,79%, persentase siswa dengan kategori sedang sebesar 31,58%,
persentase siswa dengan kategori rendah sebesar 3,16%,dan persentase
siswa dengan kategori sangat rendah sebesar 1,05%.

2. Berdasarkan analisis hasil belajar matematika dapat diketahui bahwa hasil


belajar matematika siswa kelas X ini tahun pelajaran 2020/2021 adalah
bervariasi atau berbeda-beda. Tidak ada siswa yang memiliki hasil belajar
matematika dengan kategori sedang, rendah, dan sangat rendah.
Sedangkan persentase siswa dengan kategori sangat tinggi sebesar 53,68%
dan persentase siswa dengan kategori tinggi sebesar 46,32%.

3. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa ada pengaruh yang


signifikan pada keaktifan belajar terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas X ini pada tahun pelajaran 2020/2021. Adapun besar 111 pengaruh
keaktifan belajar terhadap hasil belajar matematika sebesar 0,219 atau
21,9%. Sedangkan 78,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang berhubungan
dengan hasil belajar.

21
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, I.Gusti Bagus. 2016. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil


Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran Menggambar Bangunan
SMK Negeri 1 Seyegan. Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.

Karisma, Ana. 2015. Pengaruh Keaktifan dan Motivasi Belajar Siswa terhadap
Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Prisma. Skripsi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Rahmayati, Nurma Adya. 2017. Pengaruh Keaktifan Siswa terhadap Hasil


Belajar Materi Operasi Hitung Pecahan menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Siswa Kelas VII SMP
Negeri 2 Papar Tahun 2016/2017. Skripsi, Universitas Nusantara PGRI
Kediri.
Sudjana. 2010. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,


Dan R&D. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sulistyono, Sulistyono, and Wiwik Sulistiyowati. 2017. Peramalan Produksi Dengan


Metode Regresi Linier Berganda. PROZIMA (Productivity, Optimization and
Manufacturing System Engineering) 1, no. 2 (2017): 82.
https://doi.org/10.21070/prozima.v1i2.1350.

Novalia, and Muhamad Syazali. 2014. Olah Data Penelitian Pendidikan. Bandar
Lampung: Anugrah Utana Raharja (AURA).

22

Anda mungkin juga menyukai