Anda di halaman 1dari 12

LITERASI MATEMATIKA

Disusun Oleh :
Umi Shohifaturifqi
NIM 0103518111
Pengertian Literasi Matematika
 Tuntutan kemampuan siswa dalam
matematika tidak sekedar memiliki
kemampuan berhitung saja, akan tetapi
kemampuan bernalar yang logis dan kritis
dalam pemecahan masalah. Pemecahan
masalah ini tidak semata-mata masalah yang
berupa soal rutin akan tetapi lebih kepada
permasalahan yang dihadapi sehari-hari.
Kemampuan matematis yang demikian dikenal
sebagai kemampuan literasi matematika.
Kern (2000)
“Literacy is the use of socially, and historically, and
culturally-situated practices of creating and interpreting
meaning through texts. It entails at least a tacit
awareness of the relationships between textual
conventions and their context of use and, ideally, the
ability to reflect critically on those relationships. Because
it is purpose-sensitive, literacy is dynamic not static and
variable across and within discourse communities and
cultures. It draws on a wide range of cognitive abilities,
on knowledge of written and spoken language, on
knowledge of genres, and on cultural knowledge.”
The Organisation for Economic Co-operation
and Development (OECD)
 kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami dan
terlibat dalam matematika, dan untuk membuat
penilaian yang matang mengenai peran yang
dimainkan oleh matematika di dalam kehidupan
pribadi individu saat ini dan masa depan, kehidupan
kerja, kehidupan sosial dengan teman sebaya dan
saudara, dan kehidupan sebagai warga negara yang
konstruktif, peduli dan reflektif. Suatu studi lebih
lanjut menjelaskan bahwa definisi ini "berkisar pada
penggunaan matematika yang lebih luas dalam
kehidupan manusia dan tidak terbatas pada operasi
mekanis
OECD (2016)
 Mathematical literacy is an individual’s capacity to
formulate, employ and interpret mathematics in a
variety of contexts. It includes reasoning
mathematically and using mathematical concepts,
procedures, facts and tools to describe, explain and
predict phenomena. It assists individuals to
recognise the role that mathematics plays in the
world and to make the well-founded judgements and
decisions needed by constructive, engaged and
reflective citizens.
Pengembangan Kemampuan Literasi Matematika di
SD

Terdapat delapan kompetensi matematis untuk


literasi matematis. Empat kompetensi pertama
adalah kompetensi yang terlibat dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan tentang, di dalam, dan dengan
cara matematika, sedangkan empat yang terakhir
adalah kompetensi yang berkaitan dengan
pemahaman dan penggunaan bahasa dan alat
matematika. Kompetensi tersebut adalah:
Berpikir matematis
Mengajukan dan memecahkan masalah matematis
Pemodelan matematis
Penalaran matematis
Representasi entitas matematis
Menangani simbol matematika dan formalisme
Berkomunikasi dalam, dengan, dan tentang
matematika
Memanfaatkan alat bantu dan peralatan
Terdapat banyak metode ataupun pendekatan
pembelajaran yang dapat menfasilitasi pengalaman
ini. Beberapa diantaranya adalah :
1. pendekatan Realistik matematika
2. problem based learning
3. problem solving
4. contextual teaching learning
Penilaian/Cara Mengukur Kemampuan
Literasi Matematika
Mengikuti definisi literasi matematis dalam PISA 2015
maka dapat dianalisis tiga aspek yang saling terkait
untuk tujuan penilaian, yaitu (1) proses matematis
yang menggambarkan apa yang individu lakukan
untuk menghubungkan konteks masalah dengan
matematika dan kemudian memecahkan masalah
serta kemampuan yang mendasari proses tersebut, (2)
konten matematis yang ditargetkan untuk digunakan
dalam item penilaian, dan (3) konteks dalam item
penilaian.
Penelitian Terkait Literasi Matematika
Penelitian saudara Ary Kiswanto Kinedi, Yullys Helsa
dengan judul Literasi Matematis dalam Pembelajaran
Berbasis Masalah. Hasilnya yaitu Literasi matematika
dalam pembelajaran berbasis masalah sangat erat
kaitanya antara satu dengan yang lainya. Literasi
matematika yang menjadikan pengetahuannya untuk
dapat menyelesaikan dan mengkomnukasikan sebuah
permasalah bersesuaian dengan proses pembelajaran
berbasis masalah yang memuntut siswa untuk belajar
dari sebuah permasalahan serta mneyelesaikan
permasalahan tersebut.
 Penelitian saudara Wayan Sukerti, dengan judul Analisis
Matematika Konsep Bentuk Bangun Datar pada Siswa
Tunagrahita, dengan hasil penelitian Analisis literasi
matematika konsep bentuk Bangun Datar di SLB Harmoni
Gedangan Sidoarjo
1. Setelah dilakukan Penelitian di kelas VII, VIII, IX SMP C SLB
Harmoni. Indikator literasi matematika dalam menganalisis bentuk
bangun datar dengan cara menjelaskan pengertian bangun datar,
siswa Tunagrahita baru sampai pada tahapan menunjuk benda
sesuai nama benda tersebut, belum sesuai bentuk benda tersebut.
2. Dalam indikator literasi matematika merumuskan bentuk bangun
datar dengan cara menebali dan menggambar bentuk bangun datar,
siswa tunagrahita di Kelas VII, VIII, IX SMP C SLB Harmoni baru
sampai pada tahapan imitasi atau meniru bentuk bangun datar yang
sama.
3. Dari hasil pengamatan yang dilakukan di Kelas VII, VIII, IX dalam
mengajar matematika guru lebih sering menggunakan contoh
kongkrit yang ada di dalam kelas. Untuk memancing cara berfikir
kritis siswa dalam pembelajaran matematika bangun datar.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai