Anda di halaman 1dari 5

Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

SOAL MENYELESAIKAN MODEL SPLDV DALAM KURIKULUM 2013 KAITANNYA


DENGAN LITERASI MATEMATIKA

Hepry Yurika1), Syitoh Noviani2),, Palupi Sri Wijayanti, M.Pd3


1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta (penulis 1)
email: hepriyurika@gmail.com
2
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta (penulis 2)
email: novianisyitoh@gmail.com
1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta (penulis 3)
email: upick.09@gmail.com

Abstract
The purpose of this research is to explain the mathematical literacy curriculum in SPLDV in 2013. In this
study four aspects in terms of abilities, including comprehension, application , reasoning , and
communication and refers to an individual's ability to : a) know the facts and concepts and interpret
mathematics in a variety of contexts ( aspect of understanding ) ; b ) using the concepts , facts and
procedures in formulating , presenting and solving mathematical problems ( aspects of the application ) ; c )
ability to perform reasoning in giving explanations and justifications ( aspects of reasoning ) ; and d ) is able
to communicate explanations ( arguments ) and problem resolution ( aspects of communication ) .

Keywords: SPLDV, mathematical literacy, curriculum 2013


dari 70 persen materi TIMSS yang telah
1. PENDAHULUAN
diajarkan sampai dengan kelas VIII SMP (Nuh,
UU Sisdiknas menyebutkan pendidikan 2013).
menjadi bermanfaat dirumuskan dalam Indikator makro pendidikan Indonesia saat
indikator strategis, seperti beriman-bertakwa, ini belum menunjukkan kualitas yang memadai.
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, Misalnya, hasil penilaian TIMSS tahun 2011
mandiri, dan menjadi warga negara yang lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu
demokratis serta bertanggung jawab. Dalam sampai level menengah, jauh lebih rendah dari
memenuhi kebutuhan kompetensi Abad 21, UU negara-negara ASEAN yang lain seperti
Sisdiknas juga memberikan arahan yang jelas, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Pada hasil
bahwa kompetensi lulusan program pendidikan Programme for International Student
harus mencakup tiga kompetensi, yaitu sikap, Assessment (PISA) tahun 2012 Indonesia hanya
pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang menempati peringkat ke 64 dari 65 negara
dihasilkan adalah manusia seutuhnya. dimana Indonesia hanya lebih baik dari Peru
Dalam Kurikulum 2013, kompetensi (65). Dibandingkan negara-negara Asia
lulusan pada ranah keterampilan dirumuskan Tenggara, peringkat Indonesia juga jauh
sebagai “memiliki (melalui mengamati, tertinggal, yaitu: Singapura peringkat 2,
menanya, mencoba, mengolah, Vietnam peringkat 17, Malaysia peringkat 50,
menyaji, menalar, mencipta) kemampuan pikir Thailand peringkat 52, dan Indonesia peringkat
dan tindak yang produktif dan kreatif, dalam 64. Diperlukan upaya yang sungguh-sungguh
ranah konkret dan abstrak, sesuai dengan dari segenap komponen untuk mendukung
yang ditugaskan kepadanya.” Pemikiran pencapaian daya saing bangsa di level ASEAN
pengembangan Kurikulum 2013 seperti (PPPPTK Matematika, 2015).
diuraikan tersebut dikembangkan atas dasar Salah satu tujuan dari pisa adalah untuk
taksonomi-taksonomi yang diterima secara luas, menilai pengetahuan matematika siswa dalam
kajian KBK 2004 dan KTSP 2006, dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan
tantangan Abad 21 serta penyiapan Generasi sehari-hari. Itulah mengapa digunakan istilah
2045. literasi metematika karena dalam pisa
Mengatakan ada masalah dengan matematika tidak hanya dipandang sebagai
kurikulum saat ini yaitu kurang tepat. Sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan, akan tetapi
contoh, hasil pembandingan antara materi bagaimana siswa dapat mengplikasikan suatu
Trends in International Mathematics and pengetahuan dalam masalah dunia nyata (real
Science Study (TIMSS) tahun 2011 dan materi world) atau kehidupan sehari-hari. Sehingga
kurikulum saat ini, untuk mata pelajaran pengetahuan tersebut dapat dirasa lebih
Matematika dan IPA, menunjukkan, kurang kebermanfaatan secara langsung oleh siswa.

ISBN 978-602-73690-3-0 318 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

Matematika literasi yang dimiliki siswa is dynamic – not static – and variable
dapat menggunakan kemampuan dan keahlian across and within discourse communities
matematika untuk menyelesaikan and cultures. It draws on a wide range of
permasalahan. Permasalahan mungkin terjadi di cognitive abilities, on knowledge of
berbagai macam situasi atau konteks yang written and spoken language, on
berhubungan dengan tiap individu. Untuk knowledge of genres, and on cultural
menyelesaikan per-masalahan maka knowledge.” Maksud dengan teks adalah
dibutuhkan mathematical content yang mencakup teks tulis dan teks lisan.
diorganisasikan oleh overaching Adapun pengetahuan tentang genre
ideas. Mathematical competencies harus adalah pengetahuan tentang jenis-jenis
diaktifkan untuk menyambungkan kerealita teks yang berlaku/digunakan dalam
kehidupan dimana permasalahan muncul komunitas wacana, misalnya teks naratif,
dengan matematika dan untuk menyelesaikan eksposisi, dan deskripsi.
permasalahan tersebut.
Seseorang dikatakan memiliki tingkat 2.2. Literasi Matematika
literasi matematika baik apabila ia mampu Literasi merupakan hak asasi
menganalisis, bernalar, dan meng- manusia dan dasar untuk belajar
komunikasikan pengetahuan dan keterampilan sepanjang hayat, yang mencakup
matematikanya secara efektif, serta mampu berbagai aspek kehidupan. Salah satu
memecahkan dan menginterpretasikan aspek tersebut adalah kebutuhan akan
penyelesaian matematika. Dengan demikian, literasi matematika. Pengertian literasi
pengetahuan dan pemahaman tentang literasi matematika sebagaimana dikutip dalam
matematika sangat penting dalam kehidupan laporan PISA 2012 adalah kemampuan
sehari-hari siswa. individu untuk merumuskan,
menerapkan, dan menafsirkan
Namun, kenyataan lapangan menunjukkan matematika dalam berbagai konteks.
bahwa kemampuan literasi matematika belum Kemampuan ini mencakup penalaran
dilatih secara maksimal (Mudzakkir, 2006:4). matematis dan kemampuan
Hal ini wajar terjadi karena belum menggunakan konsep-konsep
tersedianya soal-soal yang mengukur matematika, prosedur, fakta dan fungsi
kemampuan literasi matematika siswa. Husna matematika untuk menggambarkan,
(2014) mengatakan terdapat beberapa sumber menjelaskan dan memprediksi suatu
kendala yang dihadapi para guru dalam menilai fenomena (OECD, 2013). Dengan
literasi matematika, yaitu: pertama, kurangnya penguasaan literasi matematika, setiap
pengetahuan guru tentang kompetensi literasi individu akan dapat merefleksikan logika
matematika; kedua belum ada format penilaian matematis untuk berperan pada
literasi matematika khususnya disekolah tempat kehidupannya, komunitasnya, serta
Husna mengajar; ketiga adalah karena di kota masyarakatnya. Literasi matematika
Medan, jarang sekali dilakukan kompetisi menjadikan individu mampu membuat
literasi matematika, sehingga guru tidak keputusan berdasarkan pola pikir
mengarahkan pembelajaran pada kemampuan matematis yang konstruktif.
literasi matematika, hanya sekedar mencapai Literasi matematika melibatkan 7
tujuan materi saja. kemampuan dasar yang harus dimiliki
(OECD, 2010: 18-19), yaitu: (1)
2. Analisis kajian Communication, kemampuan untuk
2.1. Literasi mengomunikasikan masalah; (2)
Kern (2000) mendefinisikan istilah Mathematising, kemampuan untuk
literasi secara komprehensif sebagai mengubah permasalahan dari dunia nyata
berikut: “Literacy is the use of socially, ke bentuk matematika ataupun
and historically, and culturally-situated sebaliknya; (3) Representation,
practices of creating and interpreting kemampuan untuk menyajikan kembali
meaning through texts. It entails at least suatu permasalahan matematika; (4)
a tacit awareness of the relationships Reasoning and Argument, kemampuan
between textual conventions and their menalar dan memberi alasan; (5)
context of use and, ideally, the ability to Devising Strategies for Solving
reflect critically on those relationships. Problems, kemampuan menggunakan
Because it is purpose-sensitive, literacy strategi memecahkan masalah; (6) Using

ISBN 978-602-73690-3-0 319 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

Symbolic, Formal and Technical 3. METODE PENELITIAN


Language and Operation, kemampuan Metode penelitian yang digunakan penulis
menggunaan bahasa simbol, bahasa adalah literatur.
formal dan bahasa teknis; (7) Using
Mathematics Tools, kemampuan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan alat-alat matematika, Masalah 1: TOKO SEPATU
misalnya dalam pengukuran.

2.3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Literasi


Matematika
Terdapat sejumlah variabel yang dapat
menjadi determinan literasi siswa. Secara
umum faktor- faktor tersebut dapat Ina mempunyai toko sepatu. Untuk jenis
dikelompokkan dua kategori yaitu faktor sepatu tertentu, jika Ina menjual 2 pasang
dalam diri siswa (internal) dan faktor di luar sepatu lebih banyak ia memperoleh jumlah
diri siswa (faktor eksternal). Faktor internal uang yang sama. Harga jual tiap pasang sepatu
dapat dipilah menjadi aspek kognitif seperti adalah Rp. 20.000,00 lebih murah dari harga
kemampuan intelektual, kemampuan jual normalnya. Jika Ina menjual sepatu 2
numerik, dan kemampuan verbal; dan aspek pasang lebih sedikit ia juga memperoleh jumlah
nonkognitif seperti minat dan motivasi. uang yang sama. Harga jual setiap pasang
Adapun faktor eksternal meliputi lingkungan sepatu Rp. 40.000,00 lebih mahal dari harga
keluarga, lingkungan sekolah, serta jual normalnya.
lingkungan media massa dan lingkungan a. Berapa pasang sepasang sepatu yang dijual
sosial (Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang ina untuk jenis tersebut?
Kemdikbud, 2013b). Walberg (1992) serta b. Berapa harga normal sepasang sepatu itu?
Wilkin, Zembilas, & Travers (2002),
sebagaimana dikutip Umar dan Miftahuddin Untuk menyelesaiakan soal ini siswa harus
(2012), mengidentifikasi tiga kelompok tau harga normal sepatu ditoko dan harga
variabel yang memengaruhi bukan hanya sepatu merk yang lain, kemudian
prestasi belajar, tetapi juga aspek membandingkan harga merk sepatu yang satu
perkembangan afektif dan perilaku siswa, dengan yang lainnya. Dalam soal ini siwa di
yaitu: (a) variabel personal seperti prestasi tuntut untuk Memformulasikan situasi secara
sebelumnya, umur, motivasi, self concept, matematika dengan aktivitasnya
(b) variabel instruksional seperti intensitas, Mengidentifikasi aspek-aspek matematika
kualitas, dan metode peng- ajaran, dan (c) dalam permasalahan yang terdapat pada situasi
variabel lingkungan seperti keadaan di konteks nyata serta mengidentifikasi variabel
rumah, kondisi guru, kelas, sekolah, teman yang penting,
belajar, dan media belajar. Selain itu siswa harus memahami struktur
matematika dalam permasalahan atau situasi,
Berdasarkan uraian di atas, literasi matematika, Menyederhanakan situasi atau masalah untuk
secara khusus dalam penelitian ini, ditinjau dalam menjadikannya mudah diterima dengan
4 aspek kemampuan, yaitu pemahaman, penerapan, analisis matematika, Mengidentifikasi
penalaran dan komunikasi. Hal ini didasarkan pada hambatan dan asumsi dibalik model
definisi literasi matematika yang mengacu pada matematika dan
kemampuan individu untuk: a) mengetahui fakta menyederhanakannyaMerepresentasikan
dan konsep serta menafsirkan matematika ke situasi secara matematika dengan
dalam berbagai konteks (aspek pemahaman); b) menggunakan variabel, simbol diagram dan
menggunakan konsep, fakta, dan prosedur dalam model dasar yang sesuai, Merepresentasikan
merumuskan, menyajikan, dan menyelesaikan permasalahan dengan cara yang berbeda,
masalah matematika (aspek penerapan); c) Memahami dan menjelaskan hubungan antara
kemampuan melakukan penalaran dalam bahasa, simbol dan konteks sehingga dapat
memberikan penjelasan dan pembenaran (aspek disajikan secara matematika, Mengubah
penalaran); dan d) mampu mengomunikasikan permasalahan menjadi bahasa matematika
penjelasan (argumen) dan penyelesaian masalah atau model matematika, Memahami aspek-
(aspek komunikasi). aspek permasalahan yang berhubungan
dengan masalah yang telah diketahui, konsep
matematika, fakta atau prosedur,

ISBN 978-602-73690-3-0 320 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

Menggunakan teknologi untuk Tabel di bawah ini menunjukkan panjang


menggambarkan hubungan matematika rambut mereka pada bulan yang berbeda:
sebagai bagian dari masalah konteks.
Berikut bentuk penyelesaian untuk soal
tersebut: Bulan Panjang Rambut (cm)
ke-
Lala Lili
Aktivitas Literasi Matematika:
Memformulasikan situasi secara 3 16 28
matematika dengan aktivitasnya 8 26 36
Mengidentifikasi aspek-aspek matematika
dalam permasalahan yang terdapat pada Suatu saat apakah rambuat mereka akan bisa
situasi konteks nyata serta mengidentifikasi sama panjang? Jika iya, pada bulan ke berapa
variabel yang penting hal itu terjadi? Berapa panjang rambut mereka
Menyederhanakan situasi atau masalah ketika sama panjang?
untuk menjadikannya mudah diterima dengan
analisis matematika, , Merepresentasikan Untuk menyelesaiakan soal ini siswa
situasi secara matematika dengan harus tau panjang rambut lala dan lili pada
menggunakan variabel, simbol diagram dan bulan pertama, dan selisih panjang rambut
model dasar yang sesuai, Merepresentasikan Lala dan Lili, kemudian membandingkan
permasalahan dengan cara yang berbeda, panjang rambut Lala dan Lili. Dalam soal ini
Memahami dan menjelaskan hubungan antara siwa di tuntut untuk Mengiterpretasikan,
bahasa, simbol dan konteks sehingga dapat menggunakan dan mengevaluasi hasil
disajikan secara matematika. matematika dengan aktivitasnya
Memahami aspek-aspek per- masalahan Menginterpretasikan kembali hasil
yang berhubungan dengan masalah yang telah matematika ke dalam masalah
diketahui, konsep matematika, fakta atau nyata.Mengevaluasi alasan-alasan
prosedur. yang reasonable dari solusi matematika ke
dalam masalah nyata.
Langkah Penyelesaian: Memahami bagaimana realita
Misal : memberikan dampak terhadap hasil dan
Banyak sepatu yang dijual = n buah perhitungan dari prosedur atau model
Harga jual satu sepatu (normal) = x rupiah matematika dan bagaimana penerapan dari
Sehingga uang yang diperoleh dari penjualan solusi yang didapatkan apakah sesuai dengan
n buah sepatu = x n rupiah konteks perrmasalahan, Menjelaskan mengapa
SPLDV untuk permasalahan tersebut: hasil matematika dapat atau tidak dapat sesuai
dengan permasalahan konteks yang diberikan,
(x – 20.000)(x + 2) = xn Memahami perluasan dan batasan dari konsep
 xn – 20.000n + 2x – 40.000 = xn dan solusi matematika dan Mengkritik dan
 -20.000n + 2x = 40.000 …….(i) mengidentifikasi batasan dari model yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah.
(x + 40.000)(x – 2) = xn Berikut bentuk penyelesaian untuk soal
 xn + 40.000n – 2x – 80.000 = xn tersebut:
 40.000n + 2x = 80.000 ……..(ii)
Aktivitas Literasi Matematika:
Banyak sepatu yang terjual = n = 6 sepatu Mengiterpretasikan, mengguna-kan dan
Harga jual normal sepatu = x = Rp.80.000,00 mengevaluasi hasil matematika dengan
aktivitasnya Menginterpretasikan kembali
Masalah 2: PANJANG RAMBUT hasil matematika ke dalam masalah nyata.
Mengevaluasi alasan-alasan
yang reasonable dari solusi matematika ke
dalam masalah nyata.
Memahami bagaimana realita
memberikan dampak terhadap hasil dan
perhitungan dari prosedur atau model
Lala dan Lili bersepakat untuk memanjakan matematika dan bagaimana penerapan dari
rambutnya hingga beberapa tahun mendatang. solusi yang didapatkan apakah sesuai dengan
konteks perrmasalahan.

ISBN 978-602-73690-3-0 321 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

Mengiterpretasikan, menggunakan dan Hal ini didasarkan pada definisi literasi


mengevaluasi hasil matematika. matematika yang mengacu pada kemampuan
individu untuk: a) mengetahui fakta dan konsep
Langkah Penyelesaian: serta menafsirkan matematika ke dalam
- Carilah rata-rata pertumbuhan rambut berbagai konteks (aspek pemahaman); b)
lala dan lili per bulan. menggunakan konsep, fakta, dan prosedur
Rata –rata pertumbuhan rambut lala dalam merumuskan, menyajikan, dan
= 2 cm/buah menyelesaikan masalah matematika (aspek
penerapan); c) kemampuan melakukan
Rata-rata pertumbuhan rambut Lili
penalaran dalam memberikan penjelasan dan
pembenaran (aspek penalaran); dan d) mampu
- Carilah panjang rambut Lala dan Lili mengomunikasikan penjelasan (argumen) dan
mula-mula (bulan ke nol). penyelesaian masalah (aspek komunikasi).
Rambut Lala mula-mula = 16 – 3(2) Kemampuan literasi matematika pada SPLDV
= 10 cm di kurikulum 2013 ini sudah mencapai keempat
Rambut Lili mula-mula = 28 – 3(1.6) aspek diatas.
= 23,2 cm
- Susun SPLDV panjang rambut Lala dan
Lili 6. REFERENSI
[1]
Misal Mahdiansyah, Rahmawati. 2014. Literasi
Panjang rambut Lala setelah n bulan Matematika Siswa Pendidikan
= 10 + 2n M e n e n g a h . ( o n l i n e ) .
Panjang rambut Lili setelah n bulan Tersedia:http://jurnaldikbud.net/index.ph
= 23,2 + 1,6n p / j p n k/ ar t i c l e / d o w nl oa d / 1 5 8/ 1 4 5.
[2]
Panjang rambut Lala dan Lili sama pada Hamdani. Mujulifah, Fithri. Sugiatno. 2014.
saat . . . Literasi Matematis Siswa dalam
10 + 2n = 23,2 + 1,6n Menyederhanakan Ekspresi Aljabar.
 2n – 1.6n = 23,2 – 10 ( o n l i n e ) .
 0,4n = 13,2 Tersedia:http://jurnal.untan.ac.id/index.p
n= hp/jpdpb/article/view/8766.
[3]
Dafik2. Lestari, Diah NS. Setiawan,
 n = 33 Harianto. 2014. Soal Menyelesaiakan
Jadi, rambut Lala dan Lili akan sama panjang M odel SPLDV dal am Buku Si swa
pada saat bulan ke 33 dengan panjang rambut Kurikulum 2013 Kaitannya dengan
76 cm Literasi Matematika dalam Keterampilan
Berfikir Kritis. (online).
5. KESIMPULAN Tersedia:http://jurnal.unej.ac.id/index.ph
Dari penjelasan diatas kita dapat p/psmp/article/.../955/758.
menyimpulkan bahwa Model Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel (SPLDV) pada kurikulum
2013 di Indonesia ini belum berjalan dengan
baik, hal ini dibuktikan dengan ketertinggalan
Indonesia dengan Negara ASEAN lainnya.
Dalam literasi matematika, secara khusus
dalam penelitian ini, ditinjau dalam 4 aspek
kemampuan, yaitu pemahaman, penerapan,
penalaran dan komunikasi.

ISBN 978-602-73690-3-0 322 Universitas PGRI Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai