Abstract
The purpose of this research is to explain the mathematical literacy curriculum in SPLDV in 2013. In this
study four aspects in terms of abilities, including comprehension, application , reasoning , and
communication and refers to an individual's ability to : a) know the facts and concepts and interpret
mathematics in a variety of contexts ( aspect of understanding ) ; b ) using the concepts , facts and
procedures in formulating , presenting and solving mathematical problems ( aspects of the application ) ; c )
ability to perform reasoning in giving explanations and justifications ( aspects of reasoning ) ; and d ) is able
to communicate explanations ( arguments ) and problem resolution ( aspects of communication ) .
Matematika literasi yang dimiliki siswa is dynamic – not static – and variable
dapat menggunakan kemampuan dan keahlian across and within discourse communities
matematika untuk menyelesaikan and cultures. It draws on a wide range of
permasalahan. Permasalahan mungkin terjadi di cognitive abilities, on knowledge of
berbagai macam situasi atau konteks yang written and spoken language, on
berhubungan dengan tiap individu. Untuk knowledge of genres, and on cultural
menyelesaikan per-masalahan maka knowledge.” Maksud dengan teks adalah
dibutuhkan mathematical content yang mencakup teks tulis dan teks lisan.
diorganisasikan oleh overaching Adapun pengetahuan tentang genre
ideas. Mathematical competencies harus adalah pengetahuan tentang jenis-jenis
diaktifkan untuk menyambungkan kerealita teks yang berlaku/digunakan dalam
kehidupan dimana permasalahan muncul komunitas wacana, misalnya teks naratif,
dengan matematika dan untuk menyelesaikan eksposisi, dan deskripsi.
permasalahan tersebut.
Seseorang dikatakan memiliki tingkat 2.2. Literasi Matematika
literasi matematika baik apabila ia mampu Literasi merupakan hak asasi
menganalisis, bernalar, dan meng- manusia dan dasar untuk belajar
komunikasikan pengetahuan dan keterampilan sepanjang hayat, yang mencakup
matematikanya secara efektif, serta mampu berbagai aspek kehidupan. Salah satu
memecahkan dan menginterpretasikan aspek tersebut adalah kebutuhan akan
penyelesaian matematika. Dengan demikian, literasi matematika. Pengertian literasi
pengetahuan dan pemahaman tentang literasi matematika sebagaimana dikutip dalam
matematika sangat penting dalam kehidupan laporan PISA 2012 adalah kemampuan
sehari-hari siswa. individu untuk merumuskan,
menerapkan, dan menafsirkan
Namun, kenyataan lapangan menunjukkan matematika dalam berbagai konteks.
bahwa kemampuan literasi matematika belum Kemampuan ini mencakup penalaran
dilatih secara maksimal (Mudzakkir, 2006:4). matematis dan kemampuan
Hal ini wajar terjadi karena belum menggunakan konsep-konsep
tersedianya soal-soal yang mengukur matematika, prosedur, fakta dan fungsi
kemampuan literasi matematika siswa. Husna matematika untuk menggambarkan,
(2014) mengatakan terdapat beberapa sumber menjelaskan dan memprediksi suatu
kendala yang dihadapi para guru dalam menilai fenomena (OECD, 2013). Dengan
literasi matematika, yaitu: pertama, kurangnya penguasaan literasi matematika, setiap
pengetahuan guru tentang kompetensi literasi individu akan dapat merefleksikan logika
matematika; kedua belum ada format penilaian matematis untuk berperan pada
literasi matematika khususnya disekolah tempat kehidupannya, komunitasnya, serta
Husna mengajar; ketiga adalah karena di kota masyarakatnya. Literasi matematika
Medan, jarang sekali dilakukan kompetisi menjadikan individu mampu membuat
literasi matematika, sehingga guru tidak keputusan berdasarkan pola pikir
mengarahkan pembelajaran pada kemampuan matematis yang konstruktif.
literasi matematika, hanya sekedar mencapai Literasi matematika melibatkan 7
tujuan materi saja. kemampuan dasar yang harus dimiliki
(OECD, 2010: 18-19), yaitu: (1)
2. Analisis kajian Communication, kemampuan untuk
2.1. Literasi mengomunikasikan masalah; (2)
Kern (2000) mendefinisikan istilah Mathematising, kemampuan untuk
literasi secara komprehensif sebagai mengubah permasalahan dari dunia nyata
berikut: “Literacy is the use of socially, ke bentuk matematika ataupun
and historically, and culturally-situated sebaliknya; (3) Representation,
practices of creating and interpreting kemampuan untuk menyajikan kembali
meaning through texts. It entails at least suatu permasalahan matematika; (4)
a tacit awareness of the relationships Reasoning and Argument, kemampuan
between textual conventions and their menalar dan memberi alasan; (5)
context of use and, ideally, the ability to Devising Strategies for Solving
reflect critically on those relationships. Problems, kemampuan menggunakan
Because it is purpose-sensitive, literacy strategi memecahkan masalah; (6) Using