Anda di halaman 1dari 11

55

Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa SMP Di Kabupaten


Konawe Dalam Perspektif Gender
(An Analysis Of Mathematical Literacy Ability Of SMP Kabupaten Konawe In Gender
Perspective)

Wahyu Pratama Mahiuddin1, La Masi2, Kadir3, Mustamin Anggo3


1
Alumnus Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Halu Oleo
2
Dosen Pendidikan Matematika FKIP Universitas Halu Oleo; Co-author: lamasimbahido1966@yahoo.co.id
3
Dosen Pendidikan Matematika FKIP dan PPS Universitas Halu Oleo

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil tes literasi matematis siswa yang
rendah.Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan subjek penelitian ini berjumlah 84
orang.Teknik pengambilan data yaitu pemberian tes tertulis dan wawancara.Berdasarkan hasil
analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan:(1) Kemampuan literasi matematis siswa
masih rendah dengan rata-rata 26,89; siswa yang memiliki kemampuan literasi matematis dalam
kompetensi tinggi dan sedang tidak ada, kategori rendah sebanyak 84 orang. (2)Kemampuan
literasi matematis siswa laki-laki masih rendah pada kompetensi merumuskan dan merencanakan
strategi dan lebih unggul pada kompetensi komunikasi dan penggunaan simbol, bahasa formal,
teknik dan penggunaan operasi. (3)Kemampuan literasi matematis siswa perempuan juga masih
rendah pada kompetensi merumuskan dan merencanakan strategi tetapi unggul pada kompetensi
komunikasi dan penggunaan simbol, bahasa formal, teknik dan penggunaan operasi.
Kata kunci: literasi matematis,siswa, kemampuan literasi matematis

Abstract: This research was motivated by the results of low student mathematical literacy tests.
This study uses descriptive research with the subjects of this study amounting to 84 people. Data
collection techniques are giving written tests and interviews. Based on the results of data analysis
and discussion, conclusions are obtained: (1) students mathematical literacy ability is still low with
an average of 26.89; students who have mathematical literacy skills in high competence and are
not there, low category as many as 84 people. (2) The mathematical literacy ability of male
students is still low in the competence to formulate and plan strategies and is superior to
communication competencies and symbol use, formal language, techniques and use of operations.
(3) The mathematical literacy ability of female students is also still low in the competence to
formulate and plan strategies but excels in communication competencies and symbol use, formal
language, techniques and use of operations.
Keywords: Mathematical Literacy, Students, Mathematical Literacy Skills

PENDAHULUAN
Kurikulum yang sedang diterapkan matematika itu sendiri. Matematika juga
di Indonesia saat ini adalah Kurikulum merupakan ilmu universal yang mendasari
2013. Menurut UU RI No.20 Tahun 2003 perkembangan teknologi modern,
pada pasal 1 ayat 9 tentang Sisdiknas, mempunyai peran penting dalam berbagai
kurikulum adalah seperangkat rencana dan disiplin ilmu lainnya dan mengembangkan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan daya pikir manusia.
pelajaran serta cara yang digunakan Matematika menjadi bagian dalam
sebagai pedoman penyelenggaraan kehidupan manusia karena berbagai
kegiatan pembelajaran untuk mencapai permasalahan yang dihadapi dalam
tujuan pendidikan tertentu. kehidupan sehari-hari dapat diselesaikan.
Matematika adalah mata pelajaran Matematika juga menjadi subjek pada
yang diajarkan sejak sekolah dasar hingga studi komparatif internasional, seperti
pendidikan tinggi, sehingga untuk Programme for International Student
memahaminya diperlukan kemampuan Assessment (PISA). PISA adalah sebuah
Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa SMP Di Kabupaten Konawe Dalam Perspektif Gender
(Wahyu Pratama Mahiuddin, La Masi, Kadir, Mustamin Anggo)
56

program yang dikeluarkan oleh OECD oleh penduduk yang konstruktif dan
yang didalamnya siswa diharapkan reflektif. Pengertian ini mengisyaratkan
mampu menggunakan kemampuan literasi matemtis tidak hanya pada
matematikanya dalam kehidupan sehari- penguasaan materi saja akan tetapi hingga
hari. Kemampuan matematika yang kepada penggunaan penalaran, konsep,
dimaksud dalam program ini yakni fakta dan alat matematika dalam
kemampuan literasi matematis. OECD pemecahan masalah sehari-hari. Selain itu,
2010 mendefinisikan literasi matematis literasi matematika juga menuntut
sebagai kemampuan seseorang individu seseorang untuk mengkomunikasikan dan
merumuskan, menggunakan, dan menjelaskan fenomena yang Ia hadapi
menafsirkan matematika dalam berbagai dengan konsep matematika.
konteks. Termasuk di dalamnya bernalar Pentingnya literasi matematis ini,
secara matematis dan menggunakan ternyata belum sejalan dengan prestasi
konsep, prosedur, fakta, dan alat siswa Indonesia di mata internasional baik
matematika dalam menjelaskan serta siswa laki-laki maupun siswa perempuan.
memprediksi fenomena. Dengan demikian Dalam hal ini Indonesia juga turut
literasi matematika membantu seseorang berpartisipasi dalam studi-studi tersebut.
untuk mengenal peran matematika dalam Turut berpartisipasi bukan merupakan
dunia dan membuat pertimbangan maupun acuan bahwa Indonesia termasuk dalam
keputusan yang dibutuhkan sebagai warga indikator negara yang sukses dalam
negara (Johar, 2012: 32).Defenisi ini juga kemajuan pendidikan. Dalam
telah dipaparkan oleh National Curiculum kenyataannya Indonesia menduduki
Statement Grades (2003: 9) yang peringkat yang kurang membanggakan
mengatakan bahwa literasi matematis dibanding dengan negara-negara lain yang
membekali peserta didik dengan kesadaran juga ikut berpartisipasi dalam studi
dan pemahaman tentang peran matematika internasional ini. Berdasarkan hasil
di dunia modern. Literasi matematis penilaian TIMSS 2011-2015 dalam
adalah subjek yang didorong oleh aplikasi Mullis, Martin, Foy dan Hooper (2016:
yang berhubungan dengan kehidupan 17), dari tiga kategori yang
matematika. Ini memungkinkan peserta dikelompokkan yakni negara dengan
didik untuk mengembangkan kemampuan pencapaian rata-rata ke atas, negara
dan kepercayaan diri untuk berpikir secara dengan pencapaian sama dengan rata-rata
numerik dan spasial untuk menafsirkan dan negara dengan pencapaian di bawah
dan menganalisis situasi sehari-hari secara rata-rata, Indonesia masuk dalam kategori
kritis dan untuk memecahkan masalah. ketiga. Kemudian pada hasil PISA 2015
PISA 2015 (Fathani, 2016: 140) (OECD, 2016), Indonesia menduduki
mendefinisikan literasi matematis sebagai peringkat 63 dari 70 negara yang
kapasitas individu untuk berpartisipasi dengan skor matematika
memformulasikan, menggunakan, dan siswa adalah 386 (skor rata-rata
menafsirkan matematika dalam berbagai internasional = 490). Keadaan ini
konteks. Hal ini meliputi penalaran menunjukkan bahwa kemampuan literasi
matematik dan penggunaan konsep, matematis siswa Indonesia masih sangat
prosedur, fakta dan alat matematika untuk rendah dibandingkan dengan negara-
mendeskripsikan, menjelaskan, dan negara lainnya dilihat dari standar
memprediksi fenomena/kejadian. Hal ini keberhasilan studi PISA.
menuntun individu untuk mengenali Studi PISA merupakan program
peranan matematika dalam kehidupan dan yang dilaksanakan oleh Organization for
membuat penilaian yang baik dan Economic Cooperation and Development
pengambilan keputusan yang dibutuhkan (OECD) sejak tahun 2000 yang bertujuan

Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 10, No. 1, Januari 2019: 55-65


57

melakukan penelitian untuk melihat Siswa laki-laki lebih unggul


kemampuan literasi matematis siswa yang dibandingkan dengan siswa perempuan
berumur 15 tahun. Literasi matematis memang tidak hanya dalam studi PISA,
dalam Draft Mathematics Framework melainkan juga dalam studi lainnya.
PISA 2015 diartikan sebagai kemampuan Berdasarkan hasil kajian Safitri (2016: 5-
seseorang untuk merumuskan, 6), pada kutipannya dinyatakan bahwa
menggunakan dan menafsirkan ³3HUEHGDDQ JHQGHU Galam kemampuan
matematika dalam berbagai konteks, matematika dapat dilihat yakni, siswa laki-
mencakup penalaran secara matematis dan laki lebih bagus dalam perhitungan
menggunakan konsep, prosedur, fakta dan pengukuran, sains dan olahraga.
alat matematis untuk menggambarkan, Sedangkan siswa perempuan lebih bagus
menjelaskan dan memprediksi dalam perhitungan yang berhubungan
fenomena/kejadian. Oleh karena itu mata dengan tugas-tugas tradisional perempuan,
pelajaran matematika sesungguhnya seperti memasak dan menjahit (Budi,
berfungsi mengembangkan kemampuan ´
literasi matematis dengan menggunakan Hal ini memnunjukkan kemampuan
simbol-simbol serta ketajaman penalaran siswa yang rendah untuk bidang
yang dapat memberi kejelasan dan matematika dalam studi internasional ini
menyelesaikan permasalahan dalam cukup menggambarkan kemampuan
kehidupan sehari-hari. literasi matematis siswa diberbagai daerah
Hasil studi PISA menunjukkan di Indonesia, salah satunya adalah
bahwa performa laki-laki dari beberapa Sulawesi Tenggara yakni Kota Kendari.
Negara cenderung lebih unggul daripada Berdasarkan hasil penilaian Lomba
performa perempuan dalam bidang Literasi Matematika PAMER X (Pekan
matematikas. Hal ini dapat dilihat pada Matematika Regional) se-Sulawesi
data yang didapatkan pada studi PISA Tenggara yang diadakan oleh Pendidikan
2006 dan 2009.Pada Studi PISA tahun Matematika Universitas Halu Oleo di
2006 laki-laki lebih unggul pada 35 negara bulan Februari 2017, skor yang diperoleh
dari jumlah negara keseluruhan yaitu 57 siswa secara keseluruhan masih sangat
negara yang ikut berpartisipasi. Pada 21 rendah. Jumlah peserta tes untuk kota
negara yang ikut berpartisipasi Kendari 18 siswa, namun hanya ada 5
menunjukkan tidak adanya perbedaan siswa yang mendapatkan skor 40-62
antara laki-laki dan perempuan dan dengan skor maksimal 75 sedangkan siswa
selebihnya perempuan lebih unggul lainnya dibawah skor 40. Dari jumlah soal
daripada laki-laki (OECD,2007). Pada sebanyak 15 nomor, siswa masih tidak
studi PISA 2009 dari keseluruhan 65 mampu menjawab atau menyelesaikan
negara yang berpartisipasi ada 35 negara soal tersebut dengan benar (Pekan
yang cenderung menguntungkan untuk Matematika Regional Season X
siswa laki-laki, 5 negara yang ikut Pendidikan Matematika UHO, 2017).
berpartisipasi dominan pada perempuan, Menyadari berbagai kondisi yang
dan 30 negara yang ikut berpartisipasi telah dipaparkan di atas, penulis ingin
tidak menunjukkan perbedaan yang mengangkat penelitian dengan tema
signifikan pada siswa laki-laki dan kemampuan literasi matematis dengan
perempuan (OECD, 2010). Secara umum MXGXO SHQHOLWLDQ ³$QDOLVLV .HPDPSXDQ
dapat dilihat bahwa, kemampuan literasi Literasi Matematis Siswa SMP Kabupaten
matematis siswa laki-laki lebih unggul .RQDZH GDODP SHUVSHNWLI JHQGHU´
daripada kemampuan siswa perempuan. Matematika berasal dari istilah latin
yaitu manthanein atau mathema yang
Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa SMP Di Kabupaten Konawe Dalam Perspektif Gender
(Wahyu Pratama Mahiuddin, La Masi, Kadir, Mustamin Anggo)
58

berarti belajar atau hal yang dipelajari, matematik dalam kehidupan sehari-hari.
sedang dalam bahasa Belanda disebut Dalam pengertian ini, seseorang yang
wiskunde atau ilmu pasti. De Lange pada memiliki kemampuan literasi matematis
tahun 2004 juga mendefinisikan yang baik memiliki kepekaan konsep-
matematika.Ia mengatakan bahwa konsep matematika mana yang relevan
Matematika bisa dilihat sebagai bahasa dengan fenomena atau masalah yang Ia
yang menggambarkan pola-pola di alam hadapi. Dari kepekaan ini kemudian
dan pola yang ditemukan oleh pikiran dilanjutkan dengan pemecahan masalah
manusia. Pola itu bisa jadi nyata atau menggunakan konsep matematika.
dibayangkan, visual atau mental, statis De Lange (2003: 80-81).
atau dinamis, kualitatif atau kuantitatif, Menyatakan bahwa literasi matematis
sedikit lebih banyak daripada kepentingan mencakup spatial literacy, numeracy dan
rekreasi.Matematika bisa timbul dari dunia quantitative literacy. Spatial literacy
sekitar kita, dari dalam ruang dan waktu, merupakan kemampuan yang mendukung
atau dari dalam pikiran manusia (Shadiq, pemahaman kita terhadap dunia (3D)
2007: 6). dimana kita tinggal dan bergerak. Literasi
Depdiknas (2006) menyatakan spasial merujuk pada kesadaran kita akan
bahwa matematika merupakan salah satu ruang. Selanjutya, numeracy menurut
disiplin ilmu yang mendasari Traffer merupakan kemampuan untuk
perkembangan teknologi modern, karena mengelola bilangan dan data untuk
matematika mempunyai peranan penting mengevaluasi pernyataan berdasarkan
dalam berbagai disiplin ilmu lain dan masalah dan kenyataan yang melibatkan
mempunyai pengaruh besar dalam proses mental dan estimasi pada konteks
memajukan daya pikir manusia nyata. Kemampuan ini mencakup
(Nuridawani, Munzir dan Saiman, 2015: kemampuan untuk mengidentifikasi,
59). memahami, menggunakan pernyataan
Pembelajaran matematika adalah numeris dalam berbagai konteks
suatu aktivitas mental untuk memahami keseharian. Numeracy dapat
arti dan hubungan-hubungan serta simbol- diterjemahkan dengan lebih singkat
simbol kemudian diterapkan pada situasi menjadi kemampuan memecahkan
nyata. Belajar matematika berkaitan masalah nyata yang terkait dengan
dengan apa dan bagaimana bilangan. Quantitative literacy merujuk
menggunakannya dalam membuat pada kemampuan seseorang untuk
keputusan dalam menyelesaikan masalah mengidentifikasi, memahami dan
(Fitri, Helma dan Syarifuddin, 2014: 18). menggunakan pernyataan kuantitatif
Ojose (2011: 90) berpendapat bahwa dalam konteks sehari-hari.
literasi matematis merupakan pengetahuan
untuk mengetahui dan menerapkan dasar

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis masalah aktual sebagaimana adanya pada
penelitian berdasarkan metode deskriptif saat penelitian berlangsung. Melalui
dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian deskriptif, peneliti berusaha
dilengkapi dengan penelitian kualitatif. mendeskripsikan peristiwa dan kejadian
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menjadi pusat perhatian tanpa
yang berusaha mendeskripsikan suatu memberikan perlakukan khusus terhadap
gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat peristiwa tersebut (Dharma, 2008: 40).
sekarang. Penelitian deskriptif Penelitian ini dilaksanakan di 3
memusatkan perhatian kepada masalah- sekolah yaitu SMP Negeri 1Sampara,

Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 10, No. 1, Januari 2019: 55-65


59

SMP Negeri 1 Wawotobi dan SMP Negeri argumen, merumuskan dan merencanakan
1 Unaaha. Penelitian ini dilakasanakan strategi, penggunaan symbol, Bahasa
pada semester ganjil yakni tahun ajaran formal, teknik dan penggunaan operasi,
2018/2019.Populasi dalam penelitian ini dan menggunakan alat-alat
adalah seluruh siswa SMP Negeri yang matematika.Cara pengumpulan data dalam
tersebar di Kabupaten Konawe. Populasi penelitian ini adalah dengan cara
tersebut diklasifikasi ke dalam 3 (tiga) memberikan tes kemampuan literasi
kategori berdasarkan akreditasi sekolah, matematis kepada siswa dan
yaitu siswa pada sekolah terakreditasi A, mewawancarai siswa dengan kemampuan
sekolah terakreditasi B, dan sekolah siswa rendah.
terakreditasi C. Dalam penyajian data hasil tes yang
Jenis data yang diperoleh dari diperoleh dilakukan teknik pemberian skor
penelitian ini yaitu data hasil kemampuan jawaban siswa terhadap setiap butir soal
literasi matematis siswa berupa data yang diteskan. Nilai kemampuan literasi
interval yang diperoleh dari lembar matematis siswa diperoleh dengan
jawaban siswa dalam menyelesaikan soal- menggunakan rumus:
soal yang diadaptasi dari Programme for 525
X= 5/+ × 100
International Student Assessment (PISA)
Keterangan:
yang diperkuat dengan wawancara, data
X = Nilai kemampuan literasi matematis
wawancara berupa transkrip wawancara.
siswa
Wawancara siswa digunakan untuk
SPS = Skor Perolehan Sisw
mengetahui kemampuan literasi matematis
SMI = Skor Maksimal Ideal (56)
siswa berdasarkan kompetesi komunikasi,
matematisasi, representasi, penalaran dan

Tabel 1. Kategori Kemampuan Literasi Matematis Siswa


Rentang Skor Tes Kemampuan
Kategori
Literasi Matematis
1LODL • Tinggi
” QLODL Sedang
Nilai< 60 Rendah

Membuat deskripsi pencapaian 2 siswa diantaranya 1 siswa laki-laki dan 1


kemampuam literasi matematis siswa pada siswa perempuan dari masing-masing
setiap kategori. Setelah hasil kemampuan sekolah untuk diwawancarai.
literasi matematis siswa diperoleh, dipilih

HASIL
Mengukur kemampuan literasi yakni 24,77 dan IXC SMP Negeri 1
matematis siswa kelas IX1 SMP Negeri 1 Unaaha yakni 25,29. Data kategori hasil
Sampara, IX1 SMP Negeri 1 Wawotobi tes kemampuan literasi matematis siswa
dan IXC SMP Negeri 1 Unaaha, maka kelas IX1 SMP Negeri 1 Sampara, IX1
diberikan ter berupa soal-soal literasi SMP Negeri 1 Wawotobi dan IXC SMP
matematis. Berdasarkan hasil tes literasi Negeri 1 Unaaha yang masih di
matematis ini, diperoleh nilai dari masing- kategorikan rendah. Deskripsi data
masing siswa. Rata-rata nilai yang di kemampuan literasi matematis siswa SMP
peroleh siswa IX1 SMP Negeri 1 Sampara Kabupaten Konawe yang disajikan pada
yakni 30,18; IX1 SMP Negeri 1 Wawotobi tabel 2.
Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa SMP Di Kabupaten Konawe Dalam Perspektif Gender
(Wahyu Pratama Mahiuddin, La Masi, Kadir, Mustamin Anggo)
60

Tabel 2. Deskripsi Data Kemampuan Literasi Siswa SMP Kabupaten Konawe


Nilai Kemampuan Literasi Matematis Siswa
SMP Kabupaten Konawe
Mean 26.89
Median 26.79
Mode 32.14
Standard Deviation 8.20
Minimum 12.5
Maximum 51.79
Sum 2258.93
Count 84

Berdasarkan hasil deskripsi pada minimum 12,5 dan nilai maksimum =


data kemampuan literasi matematis siswa 51,79.
SMP Kabupaten Konawe dari tabel 4.1 Bagian ini akan dianalisis
bahwa dari jumlah siswa sebanyak 84 kemampuan literasi siswa SMP Negeri di
orang yang mengikuti tes, dengan rata-rata Kabupaten Konawe yang ditinjau
kemampuan literasi siswa yakni 26,89; berdasarkan kompetensi literasi matematis
median atau nilai tengah = 26,79; modus = yang disajikan pada tabel 3.
32,14; standar defiasi = 8,20; dengan nilai

Tabel 3. Kompetensi Literasi Matematis Siswa di Kabupaten Konawe


Kompetensi Literasi Rata-rata
Nama Sekolah No. Soal Total
Matematis Skor Siswa
Komunikasi 3 dan 14 1,5
Matematisasi 4 dan 7 1,2
Representasi 8 dan 11 1,3
Penalaran dan Argumen 2 dan 6 1,1
Merumuskan dan 10 dan 13 0,8
SMPN 1
merencanakan strategi 8,5
SAMPARA
Penggunaan Simbol, Bahasa 9 dan 12 1,5
Formal, Teknik dan
Penggunaan Operasi
Menggunakan Alat-alat 1 dan 3 1,0
Matematika
Komunikasi 3 dan 14 1,4
Matematisasi 4 dan 7 0,9
Representasi 8 dan 11 0,9
Penalaran dan Argumen 2 dan 6 1,0
Merumuskan dan 10 dan 13 0,4
SMPN 1
merencanakan strategi 6,9
WAWOTOBI
Penggunaan Simbol, Bahasa 9 dan 12 1,7
Formal, Teknik dan
Penggunaan Operasi
Menggunakan Alat-alat 1 dan 3 0,7
Matematika

Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 10, No. 1, Januari 2019: 55-65


61

Lanjutan Tabel 3. Kompetensi Literasi Matematis Siswa di Kabupaten Konawe


Kompetensi Literasi Rata-rata
Nama Sekolah No. Soal Total
Matematis Skor Siswa
Komunikasi 3 dan 14 1,6
Matematisasi 4 dan 7 1,1
Representasi 8 dan 11 1,1
Penalaran dan Argumen 2 dan 6 0,8
Merumuskan dan 10 dan 13 0,6
SMPN 1
merencanakan strategi 7,1
UNAAHA
Penggunaan Simbol, Bahasa 9 dan 12 1,1
Formal, Teknik dan
Penggunaan Operasi
Menggunakan Alat-alat 1 dan 3 0,7
Matematika
Komunikasi 3 dan 14 4,4
Matematisasi 4 dan 7 3,3
Representasi 8 dan 11 3,3
Penalaran dan Argumen 2 dan 6 2,9
Merumuskan dan 10 dan 13 1,8
Total merencanakan strategi 22,5
Penggunaan Simbol, Bahasa 9 dan 12 4,4
Formal, Teknik dan
Penggunaan Operasi
Menggunakan Alat-alat 1 dan 3 2,4
Matematika

PEMBAHASAN
Hasil analisis kemampuan literasi memiliki kemampuan literasi matematis
matematis siswa menunjukkan bahwa tinggi juga tidak dimiliki oleh siswa dari
kemampuan literasi matematis siswa kelas ketiga sekolah ini atau 0%. Dari data
IX SMPN di Kabupaten Konawe yang tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa
terdiri atas kelas IX1 SMP Negeri 1 dari ketiga kelas tersebut memiliki
Sampara dengan rata-rata nilai 30,18; IX1 kemampuan literasi matematis yang
SMP Negeri 1 Wawotobidengan rata-rata rendah.
nilai 24,77 dan IXC SMP Negeri 1 Unaaha Hasil analisis kemampuan literasi
dengan rata-rata nilai 25,29 yang matematis siswa menunjukkan bahwa
berjumlah 84 orang termasuk dalam kemampuan literasi matematis siswa laki-
kategori rendah. Hasil kategori tes literasi laki kelas IX1 SMP Negeri 1 Sampara
matematis siswa, yakni sebanyak 84 orang dengan rata-rata skor komunikasi 1,5;
atau 100% dalam kategori kemampuan matematisasi 1,5; representasi 1,3;
literasi matematis yang rendah. Siswa penalaran dan argument 1,2; merumuskan
yang memiliki kemampuan literasi dan merencanakan strategi 0,9;
matematis dalam kategori rendah penggunaan simbol, bahasa formal, teknik
sebanyak 84 orang atau 100%. Siswa dan penggunaan operasi 1,5; dan
dengan kemampuan literasi matematis menggunakan alat-alat matematika 1,0;
sedang tidak dimiliki oleh siswa dari ke kelas IX1 SMP Negeri 1 Wawotobi dengan
tiga sekolah ini atau 0%. Dan siswa yang rata-rata skor komunikasi 1,7;
Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa SMP Di Kabupaten Konawe Dalam Perspektif Gender
(Wahyu Pratama Mahiuddin, La Masi, Kadir, Mustamin Anggo)
62

matematisasi 1,0; representasi 1,0; matematisasi 0,9; representasi 1,1;


penalaran dan argument 1,3; merumuskan penalaran dan argument 0,7; merumuskan
dan merencanakan strategi 0,4; dan merencanakan strategi 0,8;
penggunaan simbol, bahasa formal, teknik penggunaan simbol, bahasa formal, teknik
dan penggunaan operasi 1,5; dan dan penggunaan operasi 1,2; dan
menggunakan alat-alat matematika 1,0; menggunakan alat-alat matematika 0,8.
dan kelas IXC SMP Negeri 1 Unaaha Untuk lebih lengkapnya disajikan dalam
dengan rata-rata skor komunikasi 1,6; bentuk gambar 1

Kemampuan literasi Laki-laki SMP Di Kabupaten Konawe


1,8 1,7
1,6
1,6 1,5 1,5 1,51,5
1,4 1,3 1,3
1,2 1,2
1,2 1,1
1 1 11
1 0,9 0,9
0,8 0,8
0,8 0,7
SMPN 1 Sampara
0,6
0,4
0,4 SMPN 1 Wawotobi
0,2 SMPN 1 Unaaha
0
1 2 3 4 5 6 7
Keterangan :
1 = Komunikasi, 2 = Matematisasi, 3 = Representasi, 4 = Penalaran dan
Argumen, 5 = Merumuskan dan merencanakan strategi, 6 = Penggunaann
simbol, Bahasa formal, teknik dan penggunaann operasi, 7 = Menggunakan alat-«

Gambar 1. Kemampuan Laki-laki SMP di Kabupaten Konawe

Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa strategi 0,8; penggunaan simbol, bahasa


siswa laki-laki di SMP Negeri 1 Sampara formal, teknik dan penggunaan operasi
lemah pada bagian merumuskan dan 1,6; dan menggunakan alat-alat
merencanakan strategi dan lebih unggul matematika 1,0; kelas IX1 SMP Negeri 1
pada kompetensi komunikasi, Wawotobi dengan rata-rata skor
matematisasi dan penggunaan simbol, komunikasi 1,2; matematisasi 0,8;
bahasa formal, teknik dan penggunaan representasi 0,8; penalaran dan argument
operasi, SMP 1 Wawotobi lemah pada 0,7; merumuskan dan merencanakan
bagian merumuskan dan merencanakan strategi 0,4; penggunaan simbol, bahasa
strategi dan lebih unggul pada kompetensi formal, teknik dan penggunaan operasi
komunikasi, dan SMP Negeri 1 Unaaha 1,9; dan menggunakan alat-alat
lemah pada bagian penalaran dan matematika 0,4; dan kelas IXC SMP
argument dan lebih unggul pada Negeri 1 Unaaha dengan rata-rata skor
kompetensi komunikasi. komunikasi 1,6; matematisasi 1,3;
Sedangkan kemampuan literasi representasi 1,1; penalaran dan argument
matematis siswa perempuan kelas IX1 0,9; merumuskan dan merencanakan
SMP Negeri 1 Sampara dengan rata-rata strategi 0,4; penggunaan simbol, bahasa
skor komunikasi 1,5; matematisasi 1,1; formal, teknik dan penggunaan operasi
representasi 1,3; penalaran dan argument 1,1; dan menggunakan alat-alat
1,1; merumuskan dan merencanakan

Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 10, No. 1, Januari 2019: 55-65


63

matematika 0,7. Untuk lebih lengkapnya


disajikan dalam bentuk Gambar 2.
Kemampuan literasi Perempuan SMP Di Kabupaten Konawe
2 1,9
1,8 1,6 1,6
1,6 1,5
1,4 1,3 1,3
1,2
1,2 1,1 1,1 1,1 1,1
1
1 0,9
0,8 0,8 0,8
0,8 0,7 0,7
SMPN 1 Sampara
0,6 0,40,4 0,4
0,4 SMPN 1 Wawotobi
0,2 SMPN 1 Unaaha
0
1 2 3 4 5 6 7
Keterangan :
1 = Komunikasi, 2 = Matematisasi, 3 = Representasi, 4 = Penalaran dan
Argumen, 5 = Merumuskan dan merencanakan strategi, 6 = Penggunaann
simbol, Bahasa formal, teknik dan penggunaann operasi, 7 = Menggunakan alat-«

Gambar 2. Kemampuan Laki-laki SMP di Kabupaten Konawe

Tabel gambar 2 menunjukkan bahwa kompetensi penggunaan simbol, bahasa


siswa perempuan di SMP Negeri 1 formal, teknik dan penggunaan operasi.
Sampara lemah pada bagian merumuskan Selain dari hasil tes, juga dilakukan
dan merencanakan strategi dan lebih wawancara dengan beberapa siswa yang
unggul pada kompetensi penggunaan memperoleh nilai terendah dari kedua
simbol, bahasa formal, teknik dan sekolah yang menjadi subjek penelitian.
penggunaan operasi, SMP 1 Wawotobi Dari soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
lemah pada bagian merumuskan dan 11, 12, 13, dan 14hampir keseluruhan
merencanakan strategi dan lebih unggul siswa tidak mampu menyelesaikan soal-
pada kompetensi penggunaan simbol, soal ini dengan benar. Siswa mengalami
bahasa formal, teknik dan penggunaan kesulitan dalam memahami soal karena
operasi, dan SMP Negeri 1 Unaaha lemah bingung dan belum mampu memaknai
pada bagian merumuskan dan kalimat yang disajikan dalam soal. Siswa
merencanakan strategi dan lebih unggul tidak terbiasa dengan model soal cerita. Ini
pada kompetensi komunikasi. disebabkan karena jarangnya mereka
Keseluruhan siswa telah berusaha diberikan bentuk-bentuk soal literasi
menyelesaikan soal-soal yang diujikan matematis. Kemudian pemahaman konsep
meskipun belum maksimal. Hal ini dilihat yang kurang, maka siswa masih
dari banyaknya soal yang dijawab oleh melakukan kesalahan dalam menuliskan
siswa namun tidak benar. Ditinjau prosedur yang sesuai. Dan juga faktor
berdasarkan kompetensi literasi, siswa lingkungan belajar yang tidak mendukung.
lemah pada kompetensi merumuskan dan Berdasarkan hasil analisis
merencanakan strategi untuk ketiga kelas kemampuan literasi matematis, rendahnya
penelitian ini. Sedangkan ketiga kelas ini kemampuan literasi matematis siswa
lebih unggul kompetensi komunikasi dan dalam menyelesaikan soal-soal yang
diujikan disebabkan antara lain:1)
Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa SMP Di Kabupaten Konawe Dalam Perspektif Gender
(Wahyu Pratama Mahiuddin, La Masi, Kadir, Mustamin Anggo)
64

rendahnya pemahaman konsep siswa guru. Siswa lebih sering hanya diberikan
terhadap soal-soal yang diberikan; 2) rumus-rumus yang siap pakai tanpa
ingatan siswa pada materi soal yang memahami makna dari rumus-rumus
diujikan rendah; 3) jarangnya diberikan tersebut. Siswa jarang dihadapkan dengan
bentuk-bentuk soal seperti yang diujikan soal-soal yang kontekstual, siswa sudah
sehingga siswa tidak tahu langkah yang terbiasa menjawab pertanyaan dengan
harus digunakan; 4) faktor internal siswa. prosedur yang rutin digunakan, sehingga
Rendahnya kemampuan literasi ketika diberikan masalah yang sedikit
matematis tersebut adalah suatu hal yang berbeda maka siswa akan kebingungan.
wajar. Fakta dilapangan menunjukkan Dalam hal ini menjadikan kemampuan
pada setiap tingkatan baik dari SD sampai literasi matematis siswa masih tergolong
SMA bahwa proses pembelajaran yang rendah.
berlangsung dikelas masih berpusat pada .

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan Sampara, IX1 SMP Negeri 1 Wawotobi


pembahasan, maka peneliti menyimpulkan dan IXC SMP Negeri 1 Unaaha
terkait kemampuan literasi matematis berdasarkan kompetensi literasi masih
siswa, sebagai berikut: rendah dimana ketiga kelas ini lemah
1. Kemampuan literasi matematis siswa pada kompetensi merumuskan dan
kelas IX1 SMP Negeri 1 Sampara, IX1 merencanakan strategi dan lebih unggul
SMP Negeri 1 Wawotobi dan IXC SMP pada kompetensi komunikasi dan
Negeri 1 Unaaha masih rendah. Nilai penggunaan simbol, bahasa formal,
rata-rata ketiga kelas ini yakni 30,18, teknik dan penggunaan operasi
24,77 dan 25,29. Siswa yang memiliki Berdasarkan kesimpulan dapat
kemampuan literasi matematis dalam disarankan agar kemampuan literasi
kompetensi tinggi dan sedang tidak ada, matematis siswa SMP di Kabupaten
kategori rendah sebanyak 84 orang. Konawe dapat ditingkatkan melalui
2. Kemampuan literasi matematis siswa pembelajaran kontekstual yang mengarah
laki-laki kelas IX1 SMP Negeri 1 ke kehidupan sehari-hari, agar guru dapat
Sampara, IX1 SMP Negeri 1 Wawotobi melatih siswa terbiasa mengerjakan soal-
dan IXC SMP Negeri 1 Unaaha soal literasi baik dari segi kompetensi
berdasarkan kompetensi literasi masih literasi yakni, komunikasi, matematisasi,
rendah dimana ketiga kelas ini lemah representasi, penalaran dan argumen,
pada kompetensimerumuskan dan merumuskan dan merencanakan strategi,
merencanakan strategi dan lebih unggul penggunaa simbol, bahasa formal, teknik
pada kompetensi komunikasi dan dan penggunaan operasi, menggunakan
penggunaan simbol, bahasa formal, alat-alat matematika pada setiap materi
teknik dan penggunaan operasi. dalam semester.
3. Kemampuan literasi matematis siswa
perempuan kelas IX1 SMP Negeri 1

DAFTAR PUSTAKA

De Lange, J. 2003. Mathematics for Colleges. USA: National Council of


Literacy. Quantitative Literacy: Why Teachers Mathematics.
Numeracy Matters for Schools and Dharma, S. 2008. Pendekatan, Jenis, dan
Metode Penelitian Pendidikan.

Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 10, No. 1, Januari 2019: 55-65


65

Jakarta: Direktorat Tenaga Regional (PAMER) Season X 2017.


Kependidikan Departemen Kendari: Universitas Halu Oleo
Pendidikan Nasional Safitri, I. N. 2016. Analisis Kemampuan
Fathani, A. H. 2016. Pengembangan Literasi Matematis Siswa Dalam
Literasi Matematika Sekolah dalam Perpesktif Gender.Skripsi. Program
Perspektif Multiple Intelligences. Studi Pendidikan Matematika
Jurnal EduSains, 4 (2): 139. Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel. Surabaya
Fitri, R., Helma, dan Syarifuddin, H.
2014.Penerapan Strategi The Firing Shadiq, F. 2007. Apa dan Mengapa
Line Pada Pembelajaran Matematika Matematika Begitu Penting?.
Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Yogyakarta: Departemen Pendidikan
Batu Putih. Jurnal Pendidikan Nasional Direktur Jendral
Matematika, 3(1): 18 ±22. Peningkatan Mutu Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan
Johar, R. 2012. Domain Soal PISA untuk
Literasi Matematika. Jurnal
Peluang, 1 (1) : 32.
Nuridawani, Munzir, S., dan Saiman.
2015. Peningkatan Kemampuan
Penalaran Matematis dan
Kemandirian Belajar Siswa
Madrasah Tsanawiyah (MTs)
melalui Pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL).
Jurnal Didaktik Matematika, 2(2):
59.
OECD. 2007. PISA 2006 Science
&RPSHWHQFLHV )RU 7RPRUURZ¶V
WorldVolume 1. Paris, France: 2007
.......... 2010. PISA 2009 Results: What
Students Know And Can Do. Student
Performance In Reading,
Mathematics And ScienceVolume 1.
Paris, France: OECD 2010
.......... 2016. programme for internasional
student assessment (pisa) results
from pisa 2015. Country note
Ojose, B. 2011. Mathematics Literacy:
Are We Able To Put The
Mathematics We Learn Into
Everyday Use? Journal of
Mathematics Education, 4(1) : 89 ±
100.
Pendidikan Matematika. 2017. Hasil
Lomba Literasi Pekan Matematika
Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa SMP Di Kabupaten Konawe Dalam Perspektif Gender
(Wahyu Pratama Mahiuddin, La Masi, Kadir, Mustamin Anggo)

Anda mungkin juga menyukai