Anda di halaman 1dari 27

DESAIN DIDAKTIS KEMAMPUAN BERPIKIR

KOMPUTASI SISWA SMK JURUSAN TEKNIK MIFTAHUL JANNAH


KOMPUTER JARINGAN PADA MATERI 191050801028
GELOMBANG
LATAR BELAKANG

UU SISDIKNAS
Pendidikan Menengah Kejuruan
merupakan pendidikan yang
mempersiapkan peserta didik
untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu
? Data BPS Pebruari 2019 pengangguran di
Indonesia di dominasi oleh lulusan Sekolah
Menengah Mejuruan (SMK) sekitar 8,63
persen dari total pengangguran terbuka
sekitar 6,8 juta orang
SMK
 Kurangnya pekerjaan yang tersedia;
 Persaingan antara era globalisasi dan Pasar
Bebas Asean (MEA);
Pemerintah
 Lulusan yang dihasilkan tidak memiliki Kurikulum,
kompetensi yang sesuai dengan kompetensi
yang dibutuhkan masyarakat. Guru/Kepala Sekolah
Nugraha, A., & Mukhidin (2018),
Malik, S., Prabawa, H. W., & Rusnayati, H. (2017)
Kondisi Masyarakat

?
1. Tuntutan persaingan ekonomi global berbasis digital (Schwab, K., 2019)
2. Kita hidup dalam masyarakat yang penuh dengan objek digital dan
pemrograman komputer (Swanson, H., Anton, G., Bain, C., Horn, M., &
Wilensky, U., 2019).
3. Setiap bidang pekerjaan melibatkan atau dipengaruhi oleh komputasi (Lee,
Jurusan Teknologi
G., Lin, Y. T., & Lin, J., 2014)
Komputer dan Jaringan

Kompetensi yang dibutuhkan


Berpikir Komputasi merupakan kompetensi yang harus dimiliki Siswa untuk menjawab
kebutuhan masyarakat (Maharani, S., Nusantara, T., As’ari, A. R., & Qohar, A. , 2019;
Román-González, M., Pérez-González, J. C., & Jiménez-Fernández, C., 2017; Santos,
P. S., Araujo, L. G. J., & Bittencourt, R. A. , 2018; Malik, S., Prabawa, H. W., &
Rusnayati, H., 2017)
1. Perkembangan teknologi komputer jaringan begitu
cepat, sehingga keterampilan yang diperoleh waktu di
SMK terkadang tidak sesuai dengan keterampilan
yang mereka butuhkan ketika mereka selesai/tamat.
2. Siswa dibekali keterampilan Teknik komputasi, akan
Permasalahan tetapi tidak diimbangi dengan keterampilan berpikir
Pembelajaran TKJ komputasi
SMK di Indonesia

Lulusan yang dihasilkan tidak memiliki kompetensi yang


sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan masyarakat.
Berpikir komputasi adalah serangkaian pola pemikiran
yang mencakup: memahami permasalahan dengan

?
gambaran yang sesuai, bernalar pada beberapa tingkat
abstraksi, dan mengembangkan penyelesaian otomatis
(Lee, 2014)

Computational
Thinking
Berpikir komputasi meliputi dua langkah besar, yakni
proses berpikir nalar (reasoning) yang diikuti dengan
pengambilan keputusan atau pemecahan masalah
(problem solving).
Komponen keterampilan berpikir komputasi
Dekomposisi permasalahan, pengenalan pola, berpikir algoritma, serta
generalisasi dan abstraksi pola (Lee, 2012)

Dekomposisi
 Siswa mampu mengidentifikasi informasi yang diketahui dari permasalahan yang diberikan.
 Siswa mampu mengidentifikasi informasi yang ditanyakan dari permasalahan yang diberikan.
Pengenalan Pola
Siswa mampu mengenali pola atau karakteristik yang sama/ berbeda dalam memecahkan
permasalahan yang diberikan guna membangun suatu penyelesaian.
Berpikir Algoritma
Siswa mampu menyebutkan langkah-langkah logis yang digunakan untuk menyusun suatu
penyelesaian dari permasalahan yang diberikan
Generalisasi dan abstraksi pola
 Siswa mampu menyebutkan pola umum dari persamaan/ perbedaan yang ditemukan dalam
permasalahan yang diberikan.
 Siswa mampu menarik kesimpulan dari pola yang ditemukan dalam permasalahan yang
diberikan.
Pembelajaran Abad 21 ( Trilling, & Pendidikan Vokasi (Sarwandi, S., Giatman, M.,
Fadel, 2009) Sukardi, S., & Irfan, D. (2019)

 Salah satu tujuan pembelajaran fisika di sekolah adalah


mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif
dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk
menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. (Purnamawati, D., Ertikanto, C., &
Suyatna, A., 2017)
 fisika merupakan pengetahuan yang berisi konsep yang menguji
analisis berpikir seseorang dalam menafsirkan dan menentukan hal-hal
yang diperoleh pada saat melakukan kegiatan eksperimen atau Mata Pelajaran Adaptif (Fisika)
investigasi
Instrumen Uji kemampuan berpikir komputasi siswa pada
materi gelombang
Hasil uji keterampilan berpikir komputasi siswa pada materi
gelombang

1 2
3
Hasil Analisis Kesulitan siswa (Broessau, 2002) :

Penyebab kesulitan siswa (hambatan belajar) adalah:


 Siswa mengalami keterbatasan konteks (hambatan epistimologis)
 Karena materi ajar/buku (hambatan didaktis)
 Karena kemampuan matematis siswa (hambatan ontogenik)

Kesulitan belajar yang disebabkan oleh hambatan belajar dapat diatasi


menggunakan desain didaktis (Suryadi, 2010; Broessau, 2002)
Penelitian ini akan mengembangkan sebuah desain
didaktis untuk mengatasi hambatan belajar siswa
dalam berpikir komputasi pada materi gelombang di
SMK. Penelitian ini menggunakan kerangka
metodologis Didactical Design Research yang
dikembangkan oleh Suryadi (2010)
Rumusan masalah/Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana kesulitan dan hambatan belajar siswa dalam menyelesaikan


permasalahan kemampuan berpikir komputasi pada materi gelombang?
2. Bagaimana desain didaktis hipotetik yang dapat mengatasi hambatan belajar
siswa yang teridentifikasi saat siswa menyelesaikan permasalahan
kemampuan berpikir komputasi pada materi gelombang?
3. Bagaimana implementasi desain didaktis dalam pembelajaran fisika materi
gelombang, khususnya ditinjau dari respon siswa yang muncul?
4. Bagaimana gambaran hambatan belajar yang muncul pada saat pembelajarab
materi gelombang yang berorientasi pada keterampilan berpikir komputasi?
5. Bagaimana desain didaktis revisi yang dapat dikembangkan berdasarkan hasil
temuan penelitian ini?
Manfaat Penelitian

1. Bagi Pengembangan keilmuan: Hasil penelitian ini diharapkan dapat


mengembangkan teori dalam bidang pendidikan Fisika, khususnya dalam
pengembangan teori kemampuan berpikir komputasional pada siswa SMK.
2. Bagi Guru: Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan
dan kompetensi guru dalam mengatasi hambatan belajar siswa, dan
mengembangkan desain materi ajar dalam pembelajaran kemampuan berpikir
komputasional, khususnya pada materi gelombang.
3. Bagi Siswa: Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan dan
hambatan belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir
komputasional siswa SMK dalam pembelajaran gelombang.
Definisi Operasional
1. Kesulitan belajar siswa merupakan salah satu bentuk permasalahan dalam pembelajaran yang
ditunjukkan dalam bentuk kesalahan, dan kesalahpahaman siswa.
2. Hambatan Belajar Siswa adalah penyebab kesulitan yang dialami siswa dalam proses belajar dan
pencapaian hasil belajar. Hambatan belajar tersebut meliputi: hambatan ontogenik (ontogenic
obstacle), hambatan didaktik (didactical obstacle), dan hambatan epistemology (epistemological
obstacle).
3. Berpikir komputasi atau computational thinking (CT) didefinisikan sebagai keterampilan kognitif
yang memungkinkan pendidik mengidentifikasi pola, memecahkan masalah yang kompleks
menjadi langkah-langkah kecil, mengatur dan membuat serangkaian langkah untuk memberikan
solusi, dan membangun representasi data melalui simulasi
4. Didactical Design Research merupakan kerangka teori, konseptual dan metodologi dalam
mengembangkan desain materi ajar untuk mengatasi hambatan belajar siswa. DDR terbagi atas 3
tahapan: analisis prospektif (desain didaktis hipotetik), analisis metapedadidaktik (implementasi
desain), dan analisis retrospektif (refleksi pembelajaran). DDR mulai dikembangkan oleh Didi
Suryadi pada tahun 2010.
 Penelitian desain didaktis atau Didactical Design
Research (DDR) merupakan sebuah kerangka teori,
kerangka konseptual, dan kerangka metodologis

?
dalam mengembangkan desain materi ajar
berdasarkan hambatan belajar dan lintasan belajar
siswa (Suryadi, 2010).

Didactical Design
Research  Penelitian desain didaktis atau Didactical Design
Research (DDR) menggunakan desain penelitian
kualitatif dengan landasan filosofis fenomenologi,
hermeneutika, dan etnometodologis (Suryadi, 2018).
Tahapan DDR
Menurut Suryadi (2010) Didactical Design Research merupakan kegiatan
penelitian yang dibangun dari proses berpikir guru yang terdiri dari tiga tahap, yaitu :
(1) Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran (prospective analysis) yang
wujudnya berupa Desain Didaktis Hipotesis termasuk Antisipasi Didaktis Pedagogik
(ADP), (2) analisis metapedadidaktik, dan (3) analisis restrosfektif (restrospective
analysis) yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesis
dengan hasil analisis metapedadidaktik. Melalui ketiga tahapan ini akan diperoleh
Design Didaktis Empirik yang tidak tertutup kemungkinan untuk terus disempurnakan
melalui tiga tahapan Didactical Design Research.
Dalam proses pembelajaran Guru, siswa dan materi merupakan tiga
serangkai (segitiga) yang saling berhubungan (Kansanen, 2003). Tiga
serangkai tersebut diilustrasikan sebagai segitiga didaktis yang
menggambarkan hubungan pedagogis (HP) antara guru dengan siswa
serta hubungan didaktis (HD) antara siswa dengan materi. Fokus aktivitas
guru dalam pembelajaran tidak memandang siswa dan materi secara
terpisah. Siswa dan materi dipandang sebagai satu kesatuan yang saling
berhubungan. Menurut Suryadi (2010), peran guru yang paling penting
Hubungan Segitiga dalam konteks segitiga didaktis adalah menciptakan suatu situasi didaktis
Didaktis (didactical situation) sehingga terjadi proses belajar dalam diri siswa
(learning situation).
Peta Literatur RESEARCH GAP/NOVELTY
Google Scholar

? SEKOLAH BERPIKIR KOMPUTASI


DDR DAN
MENENGAH
C DAN PENDIDIKAN IPA
PENDIDIKAN FISIKA D A
KEJURUAN
BERPIKIR KOMPUTASI DAN
DDR dan MATERi ? FISIKA SMK ? PENDIDIKAN FISIKA
GELOMBANG E B

DESAIN DIDAKTIS KEMAMPUAN BERPIKIR


KOMPUTASI SISWA SMK JURUSAN TEKNIK
KOMPUTER JARINGAN PADA MATERI
?
GELOMBANG
A Berpikir komputasi dan Pendidikan IPA
Sneider, C., Stephenson, C., Schafer, B., & Flick, L. (2014). Exploring the science
framework and NGSS: Computational thinking in the science classroom. Science
Scope, 38(3), 10.
Swanson, H. (2017, July). Computational thinking in the science classroom. In International
conference on computational thinking education 2017.
Barr, V., & Stephenson, C. (2011). Bringing computational thinking to K-12: what is Involved
and what is the role of the computer science education community?. Acm Inroads, 2(1), 48-
54.
Hestness, E., Ketelhut, D. J., McGinnis, J. R., & Plane, J. (2018). Professional knowledge
building within an elementary teacher professional development experience on
computational thinking in science education. Journal of Technology and Teacher
Education, 26(3), 411-435.
Rubinstein, A., & Chor, B. (2014). Computational thinking in life science education. PLoS
Comput Biol, 10(11), e1003897.
B Berpikir komputasi dan Pendidikan Fisika

• Hutchins, N., Biswas, G., Conlin, L., Emara, M., Grover, S., Basu,
S., & McELHANEY, K. (2018, November). Studying synergistic
learning of physics and computational thinking in a learning by
modeling environment. In 26th International Conference on
Computers in Education (ICCE), Manila, Philippines.
• Aiken, J. M., Caballero, M. D., Douglas, S. S., Burk, J. B.,
Scanlon, E. M., Thoms, B. D., & Schatz, M. F. (2013, January).
Understanding student computational thinking with computational
modeling. In AIP Conference Proceedings (Vol. 1513, No. 1, pp.
46-49). American Institute of Physics.
C Berpikir komputasi dan Pendidikan Kejuruan

• Lee, G., Lin, Y. T., & Lin, J. (2014, June). Assessment of


computational thinking skill among high school and vocational
school students in Taiwan. In EdMedia+ Innovate Learning (pp.
173-180). Association for the Advancement of Computing in
Education (AACE).
• Rong-sheng, D. O. N. G. (2009). Computational thinking and
introduction to computer science [J]. Computer Science, 4, 015.
• Santos, P. S., Araujo, L. G. J., & Bittencourt, R. A. (2018, October).
A mapping study of computational thinking and programming in
brazilian k-12 education. In 2018 IEEE Frontiers in Education
Conference (FIE) (pp. 1-8). IEEE.
D Desain didaktis dan Fisika
• Utari, S., Haque, R. A., Karim, S., Saefuzaman, D., Gina, M., & Nugraha, E. C. P. Didactic Design
Based on Student Responses to Practice Scientific Literacy with Using Marzano Learning
Dimensions and Reading Infusion on Momentum Content.
• Rusnayati, H., Stefani, R., & Wijaya, A. F. C. (2015). Desain Didaktis Pembelajaran Konsep Energi
dan Energi Kinetik Berdasarkan Kesulitan Belajar Siswa pada Sekolah Menengah Atas. Jurnal
Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, 1(1), 69-76.
• Karsih, K., Wijaya, A. F. C., Siahaan, P., & Rusnayati, H. (2019, December). DESAIN DIDAKTIS
PADA MATERI OPTIKA GEOMETRI BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR SISWA SMA KELAS
XI. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) (Vol. 8, pp. SNF2019-PE).
• Herliani, Y. (2019). DESAIN DIDAKTIS PADA PEMBELAJARAN KONSEP ENERGI BERBASIS
HAMBATAN BELAJAR SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS (Doctoral dissertation,
Universitas Pendidikan Indonesia).
• Rifani, R. H. (2017). DESAIN DIDAKTIS PADA MATERI FLUIDA DINAMIS KELAS XI SMA
BERDASARKAN ANALISIS HAMBATAN BELAJAR (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan
Indonesia).
E Desain didaktis dan Gelombang
• Damayanti, P. A. (2019). DESAIN DIDAKTIS PADA MATERI CIRI-CIRI
GELOMBANG MEKANIK BERBASIS ANALISIS HAMBATAN BELAJAR
SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS (Doctoral dissertation,
Universitas Pendidikan Indonesia).
• Damayanti, P. A., & Rusnayati, H. (2018). Profil Hambatan Belajar
Epistemologis Siswa SMA Pada Materi Ciri-Ciri Gelombang Mekanik.
In Membangun Kemandirian Dan Daya Saing Bangsa Melalui Pendidikan
Dan Penelitian Fisika, 1. Presented at the Seminar Nasional Fisika
(SINAFI) (pp. 200-206).
• Nazwiyah, A., Rusnayati, H., & Wijaya, A. F. C. (2019). Desain didaktis
materi gelombang bunyi pada pipa organa berdasarkan hambatan belajar
siswa. In Seminar Nasional Fisika (Vol. 1, No. 1, pp. 15-22).
Metodologi Studi Pendahuluan

Alur Penelitian  Analisis jurnal, buku teks


 Penentuan subjek penelitian
 Penyusunan instrumen kemampuan berpikir
komputasi siswa pada materi gelombang
 Pengambilan data kemampuan berpikir komputasi
siswa pada materi gelombang (tes/wawancara)
 Analisis kesulitan dan hambatan belajar siswa

Respon Guru
terhadap respon siswa Analisis
Prospektif/Desain Wawancara
Respons Siswa didaktis hipotetik
Analisis Pengamatan
terhadap situasi yang Metapedadidaktif/ Dokumentasi
diberikan Implementasi desain Studi Dokumen
Analisis Retrospektif/
Situasi Refleksi

Penyusunan Laporan
Akhir
Analisis Data Kualitatif

Miles, & Huberman (1994)

Anda mungkin juga menyukai