UU SISDIKNAS
Pendidikan Menengah Kejuruan
merupakan pendidikan yang
mempersiapkan peserta didik
untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu
? Data BPS Pebruari 2019 pengangguran di
Indonesia di dominasi oleh lulusan Sekolah
Menengah Mejuruan (SMK) sekitar 8,63
persen dari total pengangguran terbuka
sekitar 6,8 juta orang
SMK
Kurangnya pekerjaan yang tersedia;
Persaingan antara era globalisasi dan Pasar
Bebas Asean (MEA);
Pemerintah
Lulusan yang dihasilkan tidak memiliki Kurikulum,
kompetensi yang sesuai dengan kompetensi
yang dibutuhkan masyarakat. Guru/Kepala Sekolah
Nugraha, A., & Mukhidin (2018),
Malik, S., Prabawa, H. W., & Rusnayati, H. (2017)
Kondisi Masyarakat
?
1. Tuntutan persaingan ekonomi global berbasis digital (Schwab, K., 2019)
2. Kita hidup dalam masyarakat yang penuh dengan objek digital dan
pemrograman komputer (Swanson, H., Anton, G., Bain, C., Horn, M., &
Wilensky, U., 2019).
3. Setiap bidang pekerjaan melibatkan atau dipengaruhi oleh komputasi (Lee,
Jurusan Teknologi
G., Lin, Y. T., & Lin, J., 2014)
Komputer dan Jaringan
?
gambaran yang sesuai, bernalar pada beberapa tingkat
abstraksi, dan mengembangkan penyelesaian otomatis
(Lee, 2014)
Computational
Thinking
Berpikir komputasi meliputi dua langkah besar, yakni
proses berpikir nalar (reasoning) yang diikuti dengan
pengambilan keputusan atau pemecahan masalah
(problem solving).
Komponen keterampilan berpikir komputasi
Dekomposisi permasalahan, pengenalan pola, berpikir algoritma, serta
generalisasi dan abstraksi pola (Lee, 2012)
Dekomposisi
Siswa mampu mengidentifikasi informasi yang diketahui dari permasalahan yang diberikan.
Siswa mampu mengidentifikasi informasi yang ditanyakan dari permasalahan yang diberikan.
Pengenalan Pola
Siswa mampu mengenali pola atau karakteristik yang sama/ berbeda dalam memecahkan
permasalahan yang diberikan guna membangun suatu penyelesaian.
Berpikir Algoritma
Siswa mampu menyebutkan langkah-langkah logis yang digunakan untuk menyusun suatu
penyelesaian dari permasalahan yang diberikan
Generalisasi dan abstraksi pola
Siswa mampu menyebutkan pola umum dari persamaan/ perbedaan yang ditemukan dalam
permasalahan yang diberikan.
Siswa mampu menarik kesimpulan dari pola yang ditemukan dalam permasalahan yang
diberikan.
Pembelajaran Abad 21 ( Trilling, & Pendidikan Vokasi (Sarwandi, S., Giatman, M.,
Fadel, 2009) Sukardi, S., & Irfan, D. (2019)
1 2
3
Hasil Analisis Kesulitan siswa (Broessau, 2002) :
?
dalam mengembangkan desain materi ajar
berdasarkan hambatan belajar dan lintasan belajar
siswa (Suryadi, 2010).
Didactical Design
Research Penelitian desain didaktis atau Didactical Design
Research (DDR) menggunakan desain penelitian
kualitatif dengan landasan filosofis fenomenologi,
hermeneutika, dan etnometodologis (Suryadi, 2018).
Tahapan DDR
Menurut Suryadi (2010) Didactical Design Research merupakan kegiatan
penelitian yang dibangun dari proses berpikir guru yang terdiri dari tiga tahap, yaitu :
(1) Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran (prospective analysis) yang
wujudnya berupa Desain Didaktis Hipotesis termasuk Antisipasi Didaktis Pedagogik
(ADP), (2) analisis metapedadidaktik, dan (3) analisis restrosfektif (restrospective
analysis) yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesis
dengan hasil analisis metapedadidaktik. Melalui ketiga tahapan ini akan diperoleh
Design Didaktis Empirik yang tidak tertutup kemungkinan untuk terus disempurnakan
melalui tiga tahapan Didactical Design Research.
Dalam proses pembelajaran Guru, siswa dan materi merupakan tiga
serangkai (segitiga) yang saling berhubungan (Kansanen, 2003). Tiga
serangkai tersebut diilustrasikan sebagai segitiga didaktis yang
menggambarkan hubungan pedagogis (HP) antara guru dengan siswa
serta hubungan didaktis (HD) antara siswa dengan materi. Fokus aktivitas
guru dalam pembelajaran tidak memandang siswa dan materi secara
terpisah. Siswa dan materi dipandang sebagai satu kesatuan yang saling
berhubungan. Menurut Suryadi (2010), peran guru yang paling penting
Hubungan Segitiga dalam konteks segitiga didaktis adalah menciptakan suatu situasi didaktis
Didaktis (didactical situation) sehingga terjadi proses belajar dalam diri siswa
(learning situation).
Peta Literatur RESEARCH GAP/NOVELTY
Google Scholar
• Hutchins, N., Biswas, G., Conlin, L., Emara, M., Grover, S., Basu,
S., & McELHANEY, K. (2018, November). Studying synergistic
learning of physics and computational thinking in a learning by
modeling environment. In 26th International Conference on
Computers in Education (ICCE), Manila, Philippines.
• Aiken, J. M., Caballero, M. D., Douglas, S. S., Burk, J. B.,
Scanlon, E. M., Thoms, B. D., & Schatz, M. F. (2013, January).
Understanding student computational thinking with computational
modeling. In AIP Conference Proceedings (Vol. 1513, No. 1, pp.
46-49). American Institute of Physics.
C Berpikir komputasi dan Pendidikan Kejuruan
Respon Guru
terhadap respon siswa Analisis
Prospektif/Desain Wawancara
Respons Siswa didaktis hipotetik
Analisis Pengamatan
terhadap situasi yang Metapedadidaktif/ Dokumentasi
diberikan Implementasi desain Studi Dokumen
Analisis Retrospektif/
Situasi Refleksi
Penyusunan Laporan
Akhir
Analisis Data Kualitatif