Anda di halaman 1dari 7

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis dan Problem Solving

Peserta Didik ditunjau dari Penggunaan M-Learning Dalam

Pembelajaran Fisika

PROPOSAL TESIS

Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Cecep Rahmat
1310817022

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Revolusi industry jilid 4.0 ditandai dengan pesatnya perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi yang masuk ke seluruh sektor, pendidikan

menjadi ranah yang mengalami dampak akibat perubahan tersebut. Unesco

menjabarkan kompetensi pendidikan harus merujuk pada empat pilar pendidikan

yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning to be live

together yang selaras dengan tujuan pendidikan nasional[ CITATION Dir17 \l

1033 ]. Perubahan revolusi industri dikenal dengan kecakapan abad 21, yang

tertuang dalam beberapa kompertensi yang harus dikuasi oleh generasi

pembelajar. [ CITATION Zub16 \l 1033 ] mengutip penelitian yang dilakukan

Trilling dan Fadel (1999) menunjukkan bahwa, tamatan sekolah menengah,

diploma dan pendidikan tinggi belum sepenuhnya berkompeten dalam hal: (1)

komunikasi oral maupun tertulis, (2) berpikir kritis dan mengatasi masalah, (3)

etika bekerja dan profesionalisme, (4) bekerja sama secara tim dan

berkolaborasi, (5) bekerja di dalam kelompok yang berbeda, (6) menggunakan

teknologi, dan (7) manajemen proyek dan kepemimpinan.

P21 (Partnership for 21st Century Learning) mengembangkan framework

pembelajaran di abad 21 yang menuntut peserta didik untuk memiliki

keterampilan, pengetahuan dan kemampuan di bidang teknologi, media dan

informasi, keterampilan pembelajaran dan inovasi serta keterampilan hidup dan

karir [ CITATION Wij16 \l 1033 ]. Adapun framework pembelajaran abad ke-21

menurut P21 adalah sebagai berikut: (1) Critical-Thinking and Problem-Solving

Skills, peserta didik mampu berfikir secara kritis, lateral, dan sistemik, terutama
dalam konteks pemecahan masalah; (2) Communi-cation and Collaboration

Skills, peserta didik mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif

dengan berbagai pihak; (3) Creativity and Innovation Skills, peserta didik mampu

mengembangkan kreativitas yang dimilikinya untuk menghasilkan berbagai

terobosan yang inovatif; (4) Information and Communications Technology

Literacy, peserta didik mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk meningkatkan kinerja dan aktivitas sehari-hari; (5) Contextual Learning

Skills, peserta didik mampu menjalani aktivitas pembelajaran mandiri yang

kontekstual sebagai bagian dari pengembangan pribadi, dan (6) Kemampuan

informasi dan literasi media, peserta didik mampu memahami dan menggunakan

berbagai media komunikasi untuk menyampaikan beragam gagasan dan

melaksanakan aktivitas kolaborasi serta interaksi dengan beragam

pihak[ CITATION BNS10 \l 1033 ].

Penerapan kurikulum 2013 revisi pada tingkat satuan pendidikan tentunya

didasarkan pada kebutuhan dan tantangan global di masa yang akan datang.

Implikasi kompetensi kecakapan abad 21 diantaranya adalah keterampilan

berpikir kritis, kemampuan menyelesaikan masalah, kreatif dan inovatif,

kecakapan berkomunikasi dan kolaborasi. Kemampuan tersebut diharapkan

mampu dikuasai oleh generasi pembelajar, sebagai bekal pengertahuan di abad

21. Pada dasarnya seseorang sudah mempunyai kemampuan menyesaikan

permasalahan yang sering yang muncul dalam pembelajaran adalah apakah

peserta didik mampu menguasai keterampilan tersebut dan sejauh mana

penguasaan keterampilan tersebut diserap oleh peserta didik

Era teknologi dan informasi di abad 21 yang terus berkembang, memacu

adanya suatu bentuk perubahan cara belajar menuju era digital. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya perangkat-perangkat digital berbasis layanan internet

yang masuk dalam domain pendidikan, misalnya video pembelajaran online,

pembelajaran berbasis multimedia di ruang audio visual atau media lainya yang

dapat di akses selama 24 jam. Pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi

dalam smartphone seringkali disebut dengan M-learning, pada beberapa studi

dikemukakan bahwa pembelajaran berbasis M-learning kurang memberikan hasil

yang positif dalam pembelajaran, kecenderungannya peserta didik belum mampu

menafsirkan apa permasalahan yang ungkapkan.

Sejalan dengan perkembangan zaman, proses pembelajaran dapat

mengintegrasikan dengan teknologi yang memungkinkan pembelajar dapat

mengakses konten-kontes dimana saja, kapan saja, penggunaan smartphone

juga pembelajaran fisika hakikatnya adalah mampu memahami semua konteks

fenomena yang terjadi di alam. Konsep-konsep fisika juga dapat ditujukan oleh

M-learning yang sudah terpasang program sesuai dengan kebutuhan, konsep

tersebut dapat berupa video pembelajaran, e-book materi fisika, interaktif web

dan media lainya yang dapat di akses dengan menggunakan handphone,

tentunya peserta didik mendapat kemudahan untunk mengakses materi fisika

dengan mudah. Namun, perlu disadari bagaimana kecenderungan penggunaan

M-learning terhadap ranah lainya, didasarkan pada tuntutan keterampilan adad

21, salah satunya mengenai keterampilan berpikir kritis dan kemampuan problem

solving.

terjadi Pembelajaran juga terjadi tidak hanya di sekolah saja, pembelajaran

juga dapat terjadi diluar sekolah.


Kemampuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan, mengkritisi

kekurangan suatu masalah yang dihadapi peserta didik terkadang diperoleh dari

apa yang dia alami, lakukan, hingga akhirnya menemukan solusi permasalahan

yang dianggap tepat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Terdapat kendala untuk menerapkan keterampilan Abad 21 pada proses

pembelajaran.
2. Masih rendahnya penerapan keterampilan abad 21 sebagai tuntutan

perkambangan teknologi dan informasi.


3. Peserta didik belum terbiasa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi

secara mandiri.
4. Penggunaan Smartphone untuk pembelajaran dirasa belum sepenuhnya

tepat sasaaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian supaya lebih terfokus

dan terarah, maka penelitian dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:

1. Penggunaan M-learning dalam pembelajaran fisika

2. Kemampuan berpikir kritis dan problem solving peserta didik

3. Keterkaitan antara ketiga variabel tersebut.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah

di atas, maka dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut :


1. Apakah terdapat hubungan antara keterampilan berpikit kritis dengan

pembelajaran fisika dengan penggunaan M-learning?


2. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan problem solving peserta

didik dengan penggunaan M-learning?


3. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan berpikit kritis dan

kemampuan problem solving dengan penggunaan M-learning?

E. Kegunaan Hasil Penelitian

Atas dasar perumusan masalah yang dinyatakan di atas, maka kegunaan

dalam penelitian ini didasarkan untuk adalah :

1. Berapakah konten M-learning membangun kemampuan berpikir kritis

peserta didik.

2. Sebagai bahan pertimbangan menerapkan kebijakan pengambilan media

pembelajaran.

3. Mengungkap penerapan M-learning sudah tepat sasaran atau sebatasi

konten saja

4. Keterkaitan keterampilan berpikir kritis dengan penggunaan M-learning

5. Keterkaitan kemampuan problem solving dengan penggunaan M-learning

6. Keterkaitan antara keterampilan berpikit kritis dan kemampuan problem

solving dengan M-learning.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Konseptual

1. Keterampilan Berpikir Kritis

2. Problem Solving

3. Mobile Learning (M-Learning)


B. Hasil Penelitian yang Relavan

C. Kerangaka Teoritik

D. Hipotesis Penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

B. Tempat dan Waktu Penelitian

C. Metode Penelitian

D. Teknik Pengambilan Sampel

E. Teknik Pengumpulan Data / Instrumen

F. Teknik Analisis Data

G. Hipotesis Statistik

DAFTAR PUSTAKA

BNSP. (2010). Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. Jakata: BNSP.


PSMA, D. P. (2017). Panduan Implementasi Kecakapan Abad 21 Kurikulum 2013 Di
Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Kemendikbud.
Wijaya, E. D. (2016). Transformasi Pendidikan Abad 21 Sebagai Tuntutan Pengembangan
Sumber Daya Manusia di Era Global. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Matematika 2016 (p. 266). Malang: Universitas Kanjuruhan Malang.
Zubaidah, S. (2016). Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan yang Diajarkan Melalui
Pembelajaran. Kalimantan Barat: STKIP Persada Sintang.

Anda mungkin juga menyukai