Anda di halaman 1dari 13

Makalah Komunikasi Matematika

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PAKEM Matematika


Pengampu : Ratri Rahayu, S. Pd., M. Pd.

Disusun Oleh:

Lia Aristiana Sari 201533002

Norma Yustitiya Arif 201533006

Triyana Wahyu Sugma 201533016

Syarifatut Dahlia 201533030

Laila Noor Fita 201533033

Pgsd 5A

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2017
DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................... i
Daftar Isi .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 3
1.2 Rumusan masalah ........................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 5
2.1 Pengertian Komunikasi Matematika ............................................ 5
2.2 Indikator Komunikasi Matematika .............................................. 6
2.3 Masalah dan Solusi ..................................................................... 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan .................................................................................. 12
3.2 Saran ............................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran merupakan proses untuk membantu siswa agar dapat belajar
dengan baik yang elibatkan siswa sebagai pusat kegiatan. Untuk mencapai
pembelajaran yang optiman, maka guru harus mampu menciptakan
lingkungan belajar yang interaktif dan edukatif. Kurikulum tingkat
pendidikan sekolah dasar (SD) menekankan bagaimana memfasilitasi belajar
peserta didik untuk berpikir kritis agar memiliki kompetensi untuk bekerja
sama, memahami potensi diri,meningkatkan kinerja, dan berkomunikasi
secara efektif dalam memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi.
Matematika merupakan salah satu pembelajaran yang wajib diberikan di
Sekolah dasar.Pembelajaran matematika mempunyai kedudukan yang penting
yaitu sebagai upaya mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Kemampuan komunikasi matematis perlu menjadi fokus perhatian dalam
pembelajaran matematika, sebab melalui komunikasi, siswa dapat
mengorganisasikan dan mengonsolidasi berpikir matematika dabn dapat
mengeksplorasi ide-ide matematika (NCTM : 2000) dalam Fachrurazi 2011.
Untuk itu, kemampuan komunikasi matematika siswa juga perlu di
kembangkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan NCTM (2000) dalam
Kodariyati dan Astuti 2016, bahwa komunikasi merupakan bagian yang
esensial dari matematika dan pendidikan matematika. Mengingat tingkat
pemahaman siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi, maka
diperlukan suatu inovasi yang dapat memacu siswaakyif melibatkan dirinya
dalam pengalaman belajarnya, sehingga kemampuan komunikasi
matematikanya dapat dikembangan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka dapat di rumuskan masalah-masalah sebagai berikut
:
1. Apa saja definisi komunikasi matematika?
2. Apa saja indikator komunikasi matematika?

3
4

3. Apa saja masalah yang terjadi dalam komunikasi matematika dan


bagaimana solusinya?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penyusunan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui apa saja definisi dari komunikasi matematika.
2. Mengetahui apa saja indikator dari komunikasi matematika
3. mengetahui masalah yang terjadi dalam komunikasi matematika dan
bagaimana solusi yang diterapkan dalam memecahkan masalah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Matematika

Dalam pembelajaran matematika, komunikasi merupakan bagian penting


dari matematika dan juga cara untuk berbagi ide mengklarifikasi pemahaman.
Kemampuan komunikasi matematika meliputi kemampuan peserta didik dalam
menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika,
menghubungkan benda nyata dan diagram ke dalam ide matematika, menyajikan
ide matematika secara tertulis, serta menjelaskan ide, situasi dan relasi
matematika secara lisan atau tulisan dengan benda nyata dan gambar. Komunikasi
matematis penting dimiliki agar peserta didik mudah dalam memperjelas keadaan
atau masalah matematis yang ditemuinya. Wahyudi (2008:60) dalam (Silvia
Bahari: 2016).

Komunikasi matematika adalah kemampuan peserta didik dalam


menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika,
menghubungkan benda nyata dan diagram ke dalam ide matematika, menyajikan
ide matematika secara tertulis, serta menjelaskan ide, situasi dan relasi
matematika secara lisan atau tulisan dengan benda nyata dan gambar. (Bahari:
2016). Hal ini senada dengan pendapat Elfi Ramadhani : 2017 bahwa kemampuan
komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam menyampaikan ide atau
informasi yang diperoleh sesuai dengan penafsirannya sendiri. Sedangkan
menurut NCTM (1991) (dalam Jazuli 2009) komunikasi matematika adalah
kemampuan siswa dalam hal menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk
pemecahan masalah, kemampuan siswa mengkonstruksi dan menjelaskan sajian
fenomena dunia nyata secara grafis, katakata/ kalimat, persamaan, tabel dan sajian
secara fisik atau kemampuan siswa memberikan dugaan tentang gambar-gambar
geometri.

Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa, komunikasi matematika


yaitu kemampuan siswa dalam menyampaikan ide atau informasi dalam bentuk
lisan atau tulisan, tabel, diagram kedalam bentuk nyata ataupun gambar.

5
6

2.2 Indikator Komunikasi Matematika


Menurut Elfi Rahmadhani : 2017 Kemampuan komunikasi matematis
yang baik, memerlukan beberapa indicator-indikator yang harus digunakan yaitu:
a) Menghubungkan benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide
matematika
b) Kemampuan menulis, yaitu berupa kemampuan memberikan penjelasan
atau menyatakan peristiwa yang dikemukakan dalam bahasa atau
simbol matematika
c) Kemampuan menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika dengan
benda nyata, gambar, grafik, table dan aljabar
d) Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi dan
generalisasi
Senada dengan indicator yang dikemukakan oleh (Elfi Ramadhani : 2017),
Sumarno dalam Iskandar (2010), Silvianti dan Bharata (2016) dan Yani Ramdani
(2012: 48) menyimpulkan ada tujuh indicator kemampuan matematis siswa yaitu:
1) Menghubungkan benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide
matematika
2) Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara lisan atau tulisan
dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar
3) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika
4) Mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematika
5) Membaca presentasi matematika ter-tulis dan menyusun pernyataan
yang relevan
6) Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan
generalisasi
7) Menjelas-kan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah
dipelajari
Sedangkan Indikator Keterampilan Matematika menurut Nartani et,al
(2015) antara lain :
1. Students are able to express ideas with verbal mathematics sentence
7

(para siswa mampu mengekspresikan idenya dengan kalimat


matematika secara verbal)
2. Students are actively involved in discussions about math
(para siswa terlibat aktif dalam diskusi tentang mathematika)
3. Students can formulate definitions and generalizations about the math
(para siswa dapat merumuskan definisi dan menyimpulkan tentang
matematika)
4. Students can formulate a definition of mathematics using his own
words
(para siswa dapat merumuskan definisi penggunaan kalimat matematika
dengan kalimatnya sendiri)
Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan indikator komunikasi
matematika antara lain meliputi kemampuan peserta didik dalam menyatakan
peristiwa sehari- hari dalam bahasa atau simbol matematika, menghubungkan
benda nyata dan diagram ke dalam ide matematika, menyajikan ide matematika
secara tertulis, serta menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara lisan
atau tulisan dengan benda nyata dan gambar.

2.3 Masalah yang Muncul dan Solusi yang ditawarkan

Pada Jurnal Communication in Mathematics Contextual yanng ditulis oleh


Nartani et.al (2015) terdapat beberapa masalah yang muncul yaitu The reality in
the field shows that limitedness of teacher knowledge and the habit of learning
students in the class to be done with conventional ways and this thing cannot
improve the ability of student mathematics communication optimally yang dalam
bahasa Indonesia bemakna, kenyataannya di lapangan sangat sedikit pengetahuan
guru dan kebiasaan pembelajaran siswa dalam kelas dilaksanakan dengan cara
konvensional dan hal itu tidak memperbaiki kemampuan siswa dalam komunikasi
matematika secara optimal).

Solusi dari masalah tersebut menurut Jhonson (2014) dalam Nartani, et.al
(2015), untuk memudahkan siswa dalam menangkap dan menyerap setiap
pembelajaran yang mereka terima ada 7 komponen yang harus dilibatkan :
8

1. Contructivisme
2. Bertanya
3. Menemukan
4. Belajar dalam kelompok
5. Model
6. Reflection
7. Dan penerapan contextual learning assesment
Dengan ini diharapkan membuat siswa lebih aktif dalam berdebat dan
lebih mudah untuk mengerti konsep matematika.
Dari jurnal Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Komunikasi dan
Pemecahaan Masalah Matematika Siswa Kelas V SD yang ditulis oleh Kodariyati
dan Astuti (2016) ditemukan masalah lain yaitu :

1. Pada saat proses pembelajaran, guru masih menerapkan pembelajaran


ekspositori antara lain berupa ceramah, tanya jawab dan pemberian
tugas, sehingga pembelajaran kurang merangsang siswa untuk
mengembangkan keterampilan memecahkan masalah yang nyata dalm
kehidupan sehari-hari.
2. Aspek komunikasi matematika kurang dikembangkan siswa sehingga
dalam mengerjakan soal-soal sebagian siswa menggunakan langkah-
langkah yang sederhana dan langsung menuliskan jawaban dari setiap
pertanyaan soal.
3. Sebagian siswa juga kurang berminat dalam mempelajari mattematika,
siswa menganggap matematika merupakan sekumpulan rumus dan
menghitung angka-angka saja.
4. Ketika mengerjakan soal-soal siswa kurang dalam mengembangkan
jawabannya dan belum dapat memahami konsep matematika yang
diajarkan.
Untuk itu, solusi dari permasalahan tersebut yaitu di terapkannya model
pembelajaran Problem Based LearningI(PBL). PBL merupakan salah satu model
9

pembelajaran berbasis masalah yang dapat membantu pemahaman siswa


terhadap materi pelajaran yang memungkinkan dikembangkannya keterampilan
berpikir siswa. Pada model PBL masalah disajikan pada awal pembelajaran.
Siswa diharapkan dapat menemukan konsep melalui masalah yang diberikan yaitu
dengan cara menemukan solusi-solusi yang tepat terhadap masalah tersebut.
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan model PBL Menurut
Kodariyati dan Astuti (2016) adalah: (1) mengorientasi siswa pada masalah; (2)
mengorganisasikan siswa untuk belajar; (3) membimbing penyelidikan individu
ataupun kelompok; (4) mengembangkan dan mempre-sentasikan hasil karya; (5)
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Masalah lain juga terdapat pada jurnal Peningkatan Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematis dengan Realistic Mathematic
Education yang di tulis oleh Silvia Bahari (2016) yakni :peserta didik belum
terbiasa untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematisnya dalam
pembelajaran matematika serta siswa mengalami kesulitan dalam menyajikan ide
matematika secara lisan atau tulisan serta menggambarkannya secara visual.
Solusi dari permasalahan tersebut yaitu melalui pendekatan RME. RME
sebagai salah satu pendekatan menggunakan dunia nyata untuk pengembangan ide
dan konsep matematika. Menurut Hadi (2005:19) dalam (Silvia Bahari: 2016) ,
didalam RME, dunia nyata peserta didik digunakan sebagai titik awal
pengembangan ide dan konsep matematika. Proses pengembangan ide ini
kemudian dikenal dengan istilah proses matematisasi.
Begitupula dengan jurnal Peningkatan Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa SD Kelas V Melalui Pembelajaran dengan Strategi React yang
disusun oleh Elfi Rahmadhani (2017), terdapat 5 masalah yang muncul antara lain
:
1. Kemampuan siswa dalam memahami dan mengkomunikasikan suatu
soal cerita masih lemah.
2. Sebagian siswa mengalami kesulitan pada saat menyelesaikan
permasalahan dalam bentuk soal cerita.
3. Siswa hanya mencantumkan hasil akhir tanpa memberikan
penjelasan jawaban yang telah mereka dapatkan, sehingga guru tidak
10

4. dapat melihat ide atau gagasan yang digunakan oleh siswa dalam
membantu mereka menyelesaikan permasalahan.
5. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.
6. Kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan ide, gagasan yang
mereka miliki ketika mereka diberikan suatu permasalahan, masih
lemah dan belum terealisasi dengan baik.
Dari permasalahan tersebut, pembelajaran yang cocok untuk kondisi
tersebut adalah pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT. Strategi
REACT merupakan strategi pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis siswa. Strategi ini terdiri atas lima aspek yaitu
Relating, Eksperiencing, Applying, Cooperating dan Transferring (Crawford,
2001).

Relating lebih ditekankan dengan menghubungkan konsep materi dengan


kehidupan sehari-hari. Sedangkan Experiencing lebih pada kemampuan
pengetahuan sendiri. Applying terfokus pada bagaimana siswa memahami konsep
dan menggunakannya dalam menyelesaikan masalah. Cooperating bearti
mendiskusikan tehnik, metode, strategi dan solusi yang diperoleh dari teman.
Terakhir yakni Transfering bearti mengembangkan pengetahuan atau
menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh pada konteks permasalahan yang
baru.

Pembelajaran REACT dipilih karena mengikutsertakan siswa dalam


penerapan konsep masyarakat belajar dan tanggungjawab bersama, menekankan
pada kegiatan proses pembelajaran yang berbasis pada aktivitas siswa dalam
melakukan eksplorasi dan penyelidikan, refleksi yang dilakukan oleh guru dan
siswa, serta siswa diberi kesempatan untuk menemukan makna belajar dan
mengembangkan potensi dirinya.

Jadi masalah lemahnya pemahaman dan komunikasi siswa dalam


mengerjakan soal cerita pada pelajara matematika, dapat diatasi dengan cara
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT, dimana strategi
tersebut dapat menciptakan pembelajaran matematika yang lebih bermakna,
karena mengaitkan pembelajaran dengan dunia nyata.
11

Sedangkan pada jurnal Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis


Siswa Melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) yang ditulis
oleh Silvianti dan Bharata (2016) terdapat masalah yakni rendahnya kemampuan
matematis dalam pembelajaran. Ketika proses komunikasi berlangsung, terdapat
persoalan dalam skala kecil dan skala besar. Dalam skala kecil, persoalan yang
timbul adalah penggunaan simbol , sedang dalam skala besar yaitu penyusunan
argumen terhadap suatu pernyataan secara logis.
Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui
strategi Realistic Mathematics Education yang merupakan hasil penelitian dengan
mengaitkan jurnal-jurnal yang dikaji sehingga strategi Realistic Mathematics
Education dapat digunakan sebagai salah satu strategi pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi matematika adalah kemampuan siswa dalam
menyampaikan ide atau informasi dalam bentuk lisan atau tulisan, tabel,
diagram kedalam bentuk nyata ataupun gambar.
indikator komunikasi matematika antara lain meliputi kemampuan
peserta didik dalam menyatakan peristiwa sehari- hari dalam bahasa atau
simbol matematika, menghubungkan benda nyata dan diagram ke dalam
ide matematika, menyajikan ide matematika secara tertulis, serta
menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara lisan atau tulisan
dengan benda nyata dan gambar.
Masalah yang paling banyak terjadi yaitu kurangnya kemampuan
komunikasi siswa dalam menyelesaikan sebuah soal serta rendahnya minat
belajar siswa dlam pembelajaran matematika. Dengan demikian, solusi
dari masalah tersebut yaitu menggunakan metode atau strategi
pembelajaran yang tepat sesuai dengan masalah yang dialami siswa,
misalnya dengan menggunakan strategi REACT, model pembelajaran
PBL, pendekatan RME dan lain-lain.

3.2 Saran
Hendaknya guru harus lebih kreatif dalam mengembangkan model
pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran yang sifatnya lebih
konkret, serta pentingnya guru memperhatikan kondisi siswa, materi
pembelajaran dan alokasi waktu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ramadhani Elfi. 2017. "Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa


SD Kelas V Melalui Pembelajaran dengan Strategi REACT". Jurnal
EduMa Volume 6. No 1 halaman 14-22. Tersedia pada
http://syekhnurjati. Ac. Id/jurnal/index.php/eduma/article/view/1415/pdf.
Di unduh pada tanggal 26 September 2017.

Kodariyati,Laila&BudiAstuti. 2016.Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan


Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V SD.
Jurnal Prima Edukasia Volume 4 No. 1 halaman 93-106. Tersedia pada
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/viewFile/7713/pdf. Di
unduh pada tanggal 26 September 2017.

Silvianti,Riska & Haninda Bharata. 2016. Meninkatkan Kemampuan


Komunikasi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Realistic Mathematics
education (RME): Lampung

Nartani, C Indal et,al. 2015. Communication in Mathematics Contextual.


International Journal of Inovation and Research in Educational Sciences
Volume 2 issue 4 pages 284-287. Available at
https://www.ijires.org/administrator/components/com_jresearch/files/publi
cations/IJIRES_314_Final.pdf. Retrieved on 27 September 2017.

Bahari Silvia, 2016, Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan


Komunikasi Matematis Dengan Realistic Mathematic Education. SEJ
Volume 5, No. 1 halaman 42-51. Tersedia pada ,
http://jurnal.animed.ac.id/2012/index.php/school/articel/view/4160. Di
unduh pada tanggal 30 September 2017.
Ramdani, Yani. 2012. Pengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi, Penalaran, dan Koneksi
Matematis dalam Konsep Integral. Jurnal Penelitian Pendidikan
Volume 13 No. 1 halaman 44-52. Tersedia pada
http://jurnal.upi.edu/file/6-yani_ramdhani.pdf. Di unduh pada tanggal 1
Oktober 2017.

Jazuli, Akhmad. 2009. Berfikir Kreatif dalam Kemampuan Komunikasi


Matematika: Purwokerto.

13

Anda mungkin juga menyukai