KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Teoretis
antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga
15
16
manusia.
4
Zubaidah Amir, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Melalui
Pembelajaran dalam Kelompok Kecil (TAI) Berbasis Masalah Secara Klasikal, Prosiding Seminar
Pendidkan Matematika Program Studi Pendidkan Matematika ISBN: 978-602-9039-03-0
Desember 2010, h.17
5
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan, Penelitian Pendidikan Matematika,
Bandung: PT Refika Aditama, 2017, h. 83.
6
Heris Hendriana dkk, Loc.Cit.
17
kehidupannya sehari-hari.
dipahami secara universal oleh siapa saja, kapan saja dan di mana
saja. 8
7
Maisaroh Rezekiyah, Pengaruh Model Pembelajaran Connecting, “Organizing,
Reflexting, Extending Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Mahasiswa”, dalam jurnal :
Jurnal Matematics Paedagogic, Vol II. No. 2, Maret 2018, h. 18
8
Heris Hendriana dan Utari Soemarmo, Penilaian Pembelajaran Matematika, Bandung:
PT Refika Aditama, 2014, h. 30
18
antaranya adalah:9
9
Heris Hendrna dkk, Loc.Cit.
10
Heris Hendriana dkk, Op.Cit., h. 61
19
meliputi kemampuan:11
11
Heris Hendriana dan Utari Soemarmo, Op.Cit., h. 30
12
Heris Hendriana dkk, Op.Cit., h.62
20
TABEL II.1
PEDOMAN PENSKORAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SKOR Penjelasan
0 Tidak ada respons, komunikasi tidak efisien,
13
Ibid.
14
Heris Hendriana dan Utari Soemarmo, Op.Cit., h.74
21
misinterpretasi
cukup serius.
TABEL II.2
KRITERIA PENGELOMPOKAN
KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
Kriteria Komunikasi Matematis Keterangan
~
x ≥( x+ SD) Tinggi
( ~x−SD ) < x<( ~x +SD ) Sedang
x ≤( ~x−SD) Rendah
(Sumber : Dimodifikasi dari Slameto)
Keterangan:
x : Kemampuan komunikasi matematis
~
x : rata-rata skor/nilai siswa
SD : Simpangan baku dari skor/nilai siswa
2. Model Pembelajaran CORE (connecting, organizing, reflecting,
extending)
a. Pengertian Model Pembelajaran CORE
CORE adalah suatu model pembelajaran yang memiliki desain
15
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta:Rineka Cipta,
2003, h.42
23
pembelajaran.16
materi baru.
informasi.
mengembangkan/memperluas pengetahuannya.18
yaitu:20
19
Nur Asma,dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran CORE terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis dan Disposisi Matematis ditinjau dari Kemampuan Awal Matematika Siswa SMA Negeri di
Jakarta Timur”, JPPM vol.11, No,1 tahun, 2018, h. 190
20
Aris Shoimin, Op.Cit., h.39-40
27
21
Aris Shoimin, Op.Cit., h. 40
28
memahami materi.22
juga berprilaku positif dan benar. Salah satu sikap positif yang harus
dalam belajar.
22
Windu Wardika, Penerapan Model CORE Pada Perakitan Bangun Ruang SMK Negeri
Sisingamangaraja, e-journal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha (Volume: 4 No.1 Tahun
20115), h. 5-10
29
dan Surya yaitu suatu aktivitas belajar yang didorong oleh kemauan
pembelajaran yang dilalui dan siswa juga mau aktif dalam proses
pembelajaran.
1) Inisiatif belajar.
2) Memiliki kemampuan menentukan diri atau bertanggung
jawab terhadap diri sendiri
3) Mendiagnosis kebutuhan belajar.
4) Kreatif dan inisiatif dalam memanfaatkan sumber belajar dan
memilih strategi belajar.
5) Memonitor, mengatur, dan mengontrol belajar.
6) Mampu menahan diri.
7) Membuat keputusan-keputusan sendiri.
8) Mampu mengatasi masalah.
TABEL II.3
KRITERIA PENGELOMPOKAN
KEMANDIRIAN BELAJAR
Kriteria Kemandirian Belajar Keterangan
~
x ≥( x+ SD) Tinggi
~ ~
( x−SD ) < x<( x +SD ) Sedang
~
x ≤( x−SD) Rendah
Keterangan:
x : Kemandirian belajar
~
x : rata-rata skor/nilai siswa
SD : Simpangan baku dari skor/nilai siswa
4. Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan
guru, dan harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa. Dalam hal ini,
demi tahap.
berikut :29
Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran, baik berupa
berupa :
c. Membimbing pelatihan
konsep
kegiatan diskusi. Pada tahap ini siswa dituntun menyusun strategi untuk
tinggi. Hal ini akan memberi peluang yang besar bagi siswa untuk
salah satu proses kognitif yang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah
31
Abd. Qohar, “Asosiasi Antara Koneksi Matematis dan Komunikasi Matematis serta
Kemandirian Belajar Matematika”, (LSM XIX- ISBN : 978-979-17763-3-2, Dosen Jurusan
Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang, h.35.
32
Abdul Qohar, Op.Cit., h.42
36
yaitu:
1. Skripsi
2. Jurnal
siswa kelas XII pada tahun 2016. Hasil penelitian ini menunjukkan
menulis kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 77,12 daripada nilai rata-
terbukti dari hsil uji-t yang menunjukkan hasil bahwa t-hitung = 2,090
34
Hariyanto, “Penerapan Model Core Dalam Pembelajaran Matematika Untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa”, Jurnal Gammath, Volume I Nomor
2, September 2016, e-ISSN : 2541-2612
35
Fadhilah, Al Humaira, “Penerapan Model Pembelajaran Core Pada Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas X Sman 9 Padang”, Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 3, No. 1
38
belajarnya.36
C. Kerangka Pemikiran
semakin tinggi. Hal ini akan memberi peluang yang besar bagi siswa untuk
matematis siswa
berikut:
41
Kelas Eksperimen
Kemandirian Belajar
Kemampuan Komunikasi
Matematis
Bagan II.1
Skema kerangka berpikir
D. Konsep Operasional
kemandirian belajar.
42
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
yang dilakukan
c. Kegiatan Penutup
diperlukan.
kemampuan komunikasi matematis siswa akan dilihat dari hasil tes soal
dan kelas kontrol. Perbandingan hasil tes yang signifikan dari kedua
44
berikut:
a. Inisiatif belajar.
b. Memiliki kemampuan menentukan diri atau bertanggung
jawab terhadap diri sendiri
c. Mendiagnosis kebutuhan belajar.
d. Kreatif dan inisiatif dalam memanfaatkan sumber belajar dan
memilih strategi belajar.
e. Memonitor, mengatur, dan mengontrol belajar.
f. Mampu menahan diri.
g. Membuat keputusan-keputusan sendiri.
h. Mampu mengatasi masalah.
D. Hipotesis Penelitian
sebagai berikut :
45
Hipotesis I
Hipotesis II
Hipotesis III
matematis siswa.