Anda di halaman 1dari 13

Mengembangkan Kemampuan Komunikasi

Matematis pada Pembelajaran Matematika


Sekolah Dasar

Reza Deka Putri


Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan
Pendidikan Matematika
dekaputrireza@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan
metode terbaik untuk mengembangkan kemampuan
komunikasi matematis siswa. Penelitian ini merupakan
penelitian deskripti. Dua belas siswa SD N 13 Pandam
menjadi sampel penelitian. Peneliti menggunakan angket
untuk mengajukan pertanyaan saat melakukan pengamatan
langsung atau tidak langsung untuk mendapatkan data.
Statistik deskriptif digunakan dalam analisis data untuk
penyelidikan ini. Berdasarkan temuan penelitian, terdapat
tiga siswa dengan kemampuan komunikasi matematis rendah,
enam siswa dengan kemampuan komunikasi matematis
sedang, dua siswa dengan kemampuan komunikasi matematis
tinggi, dan satu siswa dengan kemampuan komunikasi
matematis sangat tinggi. Dan bagaimana menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif seperti Think Talk Write
(TTW), strategi pembelajaran interaktif seperti PMR, dan
cara pendidikan matematika realistis (PMR) untuk membantu
siswa mengembangkan keterampilan komunikasi matematis
mereka.
Kata Kunci: Kemampuan Komunikasi, Sekolah Dasar

A. PENDAHULUAN
. Matematika sangat penting dalam proses pendidikan. Mata
pelajaran yang paling tidak disukai siswa adalah matematika.
Padahal belajar matematika sangat bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Kita secara rutin melakukan
perhitungan matematika sederhana dalam kehidupan sehari-
hari tanpa menyadarinya. Saat ini, penguasaan matematika
melibatkan lebih dari sekedar mengasah kemampuan
berhitung. Kemampuan berhitung bagaimanapun, tidak cukup
dalam kehidupan nyata saat ini. Oleh karena itu, setiap orang
harus mampu memecahkan masalah dengan memahaminya,
membuat dan memasukkan ke dalam rencana tindakan untuk
melakukannya, serta merenungkan proses dan hasil dari
penyelesaian masalah.
Menurut NCTM (2003), penekanan pada pengajaran
matematika untuk kemampuan siswa, berikut adalah standar
komunikasi untuk kelas satu sampai tujuh:
a. Mengkomunikasikan pemikiran matematisnya
secara runtut(terorganisir secara logis dan jelas)
kepada teman sekelas, guru, dan orang lain.
b. Mengungkapkan konsep matematika dengan
benar menggunakan terminologi matematika
c. Mengevaluasi dan menganalisis mathematica
thinking.

Selain itu, Hafiziani dkk. (2017) berpendapat dalam


buku mereka bahwa komunikasi kelas yang efektif
mempengaruhi hasil belajar siwa secara positif.
Komunikasi yang dimaksud bersifat multi arah
sekaligus dibangun dalam dua arah. Bahasa yang
digunakan dikelas juga memiiki dampak besar pada
apa yang dipelajari siswa, sehingga komunikasi antara
siswa dan guru sangat penting dalam situasi ini.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif.


Membuat deskripsi, sketsa, atau lukisan secara mendetail
yang metodis, faktual, dan akurat. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menentukan sifat dan hubungan antara kejadian
yang diselidiki.
Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD
N 13 PANDAM Nagari Limo Koto, Kecamatan Bonjol,
Kabupaten Pasaman tahun ajaran 2022/2023. Adapun
langkah-langkah dalam penelitian ini adalah:
1. Rumusan Masalah
Mendefenisian masalah dan menawarkan pertanyaan
penelitian dengan solusi yang relevan di lapangan dikenal
sebagai Rumusan Masalah. Penelitian harus menghitung
variabel yang berhubungan dengan penelitian. Peneliti akan
menguji kelayakan atau kapasitas satu variabel dengan
variabel lainnya dalam penelitian deskriptif.
2. memilih data yang dibutuhkan
Pada tahap ini peneliti akan memilih informasi yang
dibutuhkan untuk menjawab masalah yang sudah dibuat.
Apakah data tersebut merupakan data kualitatif atau
kuantitatif.
3. Memilih Teknik Pengumpulan Data
Ada dua komponen yaitu sumber sampel atau data, serta
alat penelitian yang diperlukan. Sosiometri, tes, observasi,
wawancara dan angket merupakan instrumen penelitian yang
biasa digunakan dalam penelitian deskriptif. Dalam
pengumpulan data perlu diingat bahwa setelah
mengumpulkan data, data tersebut harus diolah, sehingga
data tersebut dapat digunakan untuk menarik temuan dan
memberikan pertanyaan.
4. Kesimpulan Penelitian
Dalam bagian ini adalah apa yang telah dilakukan dari
pada langkah-langkah dalam penyelidikan dengan
menggabungkan setiap jawaban yang telah ditemui daripada
jawaban soal dalam suatu kesimpulan. Supaya kesimpulan
dan diperincikan secara ringkas dan menyeluruh.
C. Pembahasan dan Hasil Penelitian
a. Kemampuan Komunikasi Matematis
kemampuan komunikasi matematis meliputi
kemampuan untuk mengungkapkannkonsep atau
gagasan matematika baik secara lisan maupun tulisan,
serta memahami dan menerima ide orang lain untuk
pemahaman lebih lanjut. Dalam bukunya, Kennedy et
al (1994) menyatakan kemampuan komunikasi
matematika meliputi:
 Penggunaan bahasa matematika yang
disajikan dalam bentuk lisan, tulisan, ataupun
visual
 Menggunakan ilustrasi matematika yang
ditulis atau disajikan secara visual.
 Penginterprestasiankonsep matematika dalam
bahasa atau notasi matematika, serta
menggambarkan hubungan-hubungan atau
model matematika.
Kemampuan komunikasi matematis memiliki
beberapa indikator ya ng dijadikan tolak ukur.
Sulivan dan Mousley (Hulukati,2005) dalam bukunya
mengungkapkan bahwa dalam kemampuan
komunikasi matematika. tidak hanya sekedar
menyatakan gagasan tertulis secara lebih luas,
khususnya bagian dari kemampuan siswa dalam hal
menyatakan, tetapi mendeskripsikan, mengamati,
menanya, dan bekerja sama.
Barody (1993) mengemukakan 5 (lima) aspek
komunikasi, yaitu sebagai berikut:
1. Representasi (representing), representasi
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjelaskan konsep dan gagasan dari sumber lain,
misalnya dalam bentuk diagram, untuk
mendapatkan strategi penyelesaian Selain itu,
dapat meningkatkan fleksibilitas dalam menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan
matematikaNamun mulai dari NCTM (2000),
kemampuan representasi matematis merupakan
kemampuan tersendiri yang terpisah dari
kemampuan komunikasi matematis.
2. Mendengar (reading), mendengar merupakan
salah satu aspek yang sangat penting dalam
komunikasi. Kemampuan dalam mendengarkan
topik pembelajaran yang didengarkan pada saat
proses pembelajaran berlangsung akan
berpengaruh pada kemampuan sisw dalam
memberikan pendapat saat pembelajaran.
Sebaiknya siswa harus hati-hati mendengarkan
manakala ada pertanyaan yang di ajukan dari
teman-temannya. Baroody (1993) menyatakan
bahwa mendengar secara terhadap pertanyaan
teman dalam suatu grup juga dapat membantu
siswa mengkontruksikan pengetahuan
matematika lebih lengkap ataupun strategi
matematika yang lebih efektif.
3. Membaca (reading) adalah kegiatan yang sangat
sulit karena melibatkan mengingat, memahami,
membedakan, menganalisis, dan menyusun
informasi dalam bacaan. Membaca dapat
memperluas kosa kata dan keterampilan
komunikasi dalam pembelajaran yang dapat
membantu kita berinteraksi lebih baik dengan
orang lain. Membaca juga merupakan cara efektif
untuk meningkatkan memori sekaligus
meningkatkan fokus matematis kita dalam
pembelajaran.
4. Diskusi (Discussing), diskusi adalah proses
penting dalam memahami sebiah topik
pembelajaran. Tujuan penting diskusi adalah
untuk memecahkan masalah, dengan melalui
diskusi seseorang bisa membongkar dan mencoba
memahami sebuah masalah matematis. Biasanya
dalam diskusi, siswa akan bertukar pikiran tentang
materi yang akan dipelajari. Dalam diskusi, siswa
dapat menanyakan hal-hal yang belum diketahui
atau masih diragukan. Pertanyaan yang diajukan
siswa bertujuan untuk mencari tahu “Bagaimana
kita bisa mendapatkan solusi untuk masalah
tersebut?” dan bukan hanya “Apa solusi untuk
masalah itu?”. Pada titik diskusi, pertanyaan
“Bagaimana” lebih berkualitas daripada
pertanyaan “Apa” (Huggins. 1999).
5. Menulis (writing), menulis meliputi aktivitas
kegiatan yang dilakukan secara sadar dalam
mengungkapkan pikiran yang dituangkan dalam
berbagai media. Menulis matematis adalah
representasi grafis atau matematis dari ide-ide
matematika seseorang. Kemampuan menulis
matematis subjek, digunakan untuk menentukan
tingkat pemahaman siswa terhadap materi.
Pemahaman seorang siswa tentang sesuatu dapat
terungkap ketika mereka menulis tentang hal
tersebut menurut Parker (Huggins,1999).

Kemampuan matematika siswa dapat dikembangkan


dengan berbagai cara, diantaranya melalui diskusi
kelompok. Pembentukan kelompok-kelompok kecil
memfasilitasi pengembangan keterampilan komunikasi
matematis siswa, menurut Benner (1998). Dengan
kelompok kecil, siswa akan lebih peduli untuk
mengungkapkan pendapat mereka. Selama diskusi, siswa
akan dapat mengembangkan keterampilan matematis
mereka karena tingkat kepedulian siswa yang tinggi.
Selama diskusi, siswa akan dapat mengembangkan
keterampilan komunikasi matematis mereka karena
tingkat kepedulian yang tinggi di antara siswa.
Deskripsi Data
kegiatan ini dilakukan saat peneliti membagikan
angket di SD N 13 Pandam, tujuan pembrian angket ini untuk
mengetahui bagaimana kemampuan komunikasi matematis
siswa pada saat pembelajaran matematika. Angket tersebut
dibagikan kepada siswa sebanyak 12 orang siswa,dan angket
berisi 15 pertanyaan.
Tabel 1.1 petunjuk skor angket
Jawaban Skor
Pertanyaan Kalimat positif Kalimat negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Jarang 2 3
Tidak pernah 1 4

Angket berjumlah 15 pertanyaan dengan skor tertinggi 60


dan skor terendah 15. Skor total digunakan oleh peneliti
dalam penyelidikan ini. Pendekatan Sturges menghasilkan
berikut saat menghitung interval setiap skor:
Skor Maksimum = 15 x 4 = 60
Skor Minimum = 15 x 1 = 15
Range (jarak) = 60 – 15= 45
Banyak Kriteria =5
Interval setiap kriteria adalah:
Range 45
= =9
Banyaknya kriteria 5

Tabel 1.2 Kriteria Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa


Skor Total (ST) Kriteria Motivasi
51 < ST ≤ 60 Sangat Tinggi
40 < ST ≤ 51 Tinggi
31 < ST ≤ 40 Cukup
22 < ST ≤ 31 Rendah
14 < ST≤ 22 Sangat Rendah

Tabel 1.3 Hasil Perolehan Persentase Jawaban Angket


No Nama Total Keterangan
Skor
1 Ardan A. 36 Cukup
2 Algifari F. 30 Rendah
3 Iqbal R. 33 Cukup
4 Dimas A. 35 Cukup
5 Katami A. 31 rendah
6 Khaira A. 55 Sangat
tinggi
7 Nova 40 tinggi
8 Rian T. 50 tinggi
9 Refno 33 Cukup
10 Tania C. 35 Cukup
11 Zahra W. 30 Rendah
12 Zaskia 32 Cukup

Dari tabel 1. 3 di atas dapat diketahui bahwa


keseluruhan responden dari 12 siswa pada kelas IV SD N 13
Pandam memiliki berbagai kemampuan komunikasi.
Sebanyak 3 siswa memiliki kemampuan komunikasi
matematis rendah, 6 orang siswa memiliki kemampuan
komunikasi matematis yang cukup, 2 siswa memiliki
kemampuan komunikasi matematis tinggi, dan 1 siswa yang
memiliki kemampuaan komunikasi matematis sangat tinggi.
Dilihat dari hasil penelitian di atas untuk
meningkatkan kemampuan komunikais matematis yang
rendah, maka dalam masalah ini guru berperan penting dalam
meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara
matematis. Berikut ini adalah beberapa metode yang
digunakan guru untuk membantu siswa meningkatkan
keterampilan komunikasi matematis:
1. Ciptakan pembelajaran dengan memilih teknik,
kerangka, pendekatan, dan model yang dapat
meningkatkan dan menumbuhkan interaksi siswa-
guru dan siswa-siswa. Instruktur dapat memisahkan
kelas menjadi beberapa kelompok kecil. Guru
memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk
bekerja dalam kelompok untuk menganalisis pola,
mengenali hubungan dengan pola, dan
mengembangkan keterampilan komunikasi mereka
saat mencoba memecahkan masalah. Dalam situasi
ini, tugas guru termasuk membantu siswa dengan
pengetahuan mereka tentang konsep matematika dan
mengawasi kemajuan mereka.
2. Menginspirasi siswa untuk belajar. Siswa
membutuhkan inspirasi dari guru untuk mencapai
tujuan pendidikan mereka, terutama dalam membantu
mereka meningkatkan kemampuan mereka untuk
berkomunikasi secara matematis.
3. Memilih tugas yang akan dibuat. Format tugas guru
harus menuntut siswa dalam mengembangkan konsep
matematika.
Strategi Mengembangkan Kemampuan
Komunikasi Matemati Siswa

Beberapa model atau strategi dalam mengembangkan


kemampuan komunikasi matematis siswa:
1. Strategi pembelajaran kooperatif tipe think-
talk-write
Model pembelajaran Think Talk Write (TTW)
adalah metode pembelajaran yang dimulai
dengan mengalirkan ide dengan membaca
bahan (mendengarkan, mengkritik, dan
mempertimbangkan alternatif), diskusi,
membuat presentasi, melaporkan hasil
presentasi dan diskusi tersebut, dan terakhir
berkomunikasi melalui tulisan Siregar dan
Nara (2014).
Kelebihan dari menggunakan strategi TTW ini
adalah:
 Meningkatkan komunikasi matematis
dan kemampuan berpikir siswa
 Memfasilitasi interaksi sosial
 Membantu siswa menghargai ide orang
lain yang dirasa lebih baik
 Mengajarkan siswa untuk lebih
percaya diri dengan kemampuan
mereka sendiri untuk berpikir dan
belajar dari siswa lain
 Mendorong siswa untuk
mengungkapka ide-ide mereka sendiri
secara lisan dan membandingkan ide-
ide teman mereka
 Meningkatkan kapasitas kemampuan
siswa untuk mengevaluasi bahan ajar
dan mengkomunikasikan pemikiran
mereka secara tertulis dan lisan.
2. Strategi pembelajaran interaktif
Strategi pembelajaran interaktif atau strategi
Interactive Learning merupakan Salah satu
jenis instruksi di mana guru memainkan peran
kunci dalam menghasilkan situasi interaktif
pendidikan adalah penyajian bahan ajar.
Menurut Abdul Majid, pembelajaran interaktif
dimaksudkan untuk menjadi lingkungan
belajar mengajar yang berpusat pada siswa di
mana siswa secara aktif berpartisipasi dalam
memperoleh pengetahuan dengan meneliti
pertanyaan mereka sendiri. Guru sangat
penting dalam mendorong pembelajaran
interaktif dan membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuan siswa dalam
komunikasi secara matematis. Guru
menggunakan teknik instruksional yang
dikenal sebagai pembelajaran interaktif untuk
menyampaikan informasi kepada siswa.
Metode ini mendorong siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam pendidikan mereka,
terutama dalam matematika. Siswa juga
didorong untuk menanggapi materi guru dan
terlibat dalam diskusi kelas. Langkah-langkah
dalam pembelajaran interaktif adalah sebagai
berikut:
 Meninjau dan mengumpulkan materi
baru untuk diperiksa kembali dan
membangun hubungan antara materi
yang dipelajari dengan hal-hal yang
sudah diterbitkan sebelumnya
 Perbedaan konseptual
 Mengevaluasi pemahaman siswa
secara berulang. (Haryono dalam
Ramelan, Musdi,Armiati, 2012).

3. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik


Pendekatan matematika realistik yaitu metode
dimana siswa diberi kesempatan untuk
membangun pengetahuan matematika mereka
sendiri melalui kesulitan kehidupan nyata
yang ada, menggunakan realitas dan
pengalaman mereka sebagai titk awal belajar.
Karena siswa diharapkan bekerja dalam
kelompok kecil, dan harus mampu
mensimulasikan masalah matematika. Maka
Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
atau PMR bisa membantu siswa meningkatkan
kemampuan komunikasi matematisnya. PMR
menempatkan penekanan pada bagaimana
siswa menemukan konsep atau metode
matematika melalui tantangan dunia nyata.
Dalam kelompok kecil, siswa dituntun ke
situasi belajar mandiri.

Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data angket pada siswa kelas
IV SD N 13 Pandam, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa: 3 dari 12 siswa yang rendah dalam
berkomunikasi secara sistematis, 6 siswa yang cukup dalam
berkomunikasi secara sistematis, 2 siswa yang tinggi dalam
berkomunikasi secara matematis, dan 1 siswa yang sangat
tinggi dalam kemampuan bekomunikasi secara sistematis.
Dalam mengembangkan kemampuan komunikasi matematis
siswa ada beberapa cara yaitu, dengan menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write,strategi
pembelajaran interaktif, dan menggubakan pembelajaran
matematika realistik atau PMR.
Daftar Pustaka
Roebyanto, G. dan Harmini, S. (2017). Pemecahan Masalah
Matematika untuk PGSD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Baroody, Arthur J. (1993). Problem Solving, Reasoning, and


Comuunicating, K-8. New York: Macmillan Publishing
Company.

Lindquist, M.M & Elliot, P.C. (1996). Communication-an


Imperative for Change: A Conversation with Mary Lindquist.
Dalam P.C Elliot dan M.J Kenney (Eds). Yearbook
Comuunication in Mathematics K-12 and Beyond. Virginia:
The National Council of Teachers of Mathematics.

Helmaheri (2004). Mengembangkan Kemampuan


Komunikasi dan Pemecahan Masalah matematis Siswa SLTP
melalui Strategi Think- Talk-Write dalam Kelompok Kecil.
Tesis SPS UPI.

NCTM. (2003). Standards for Secondary Mathematics


Teacher. United States of America : The National Council of
Teachers of Mathematics, Inc.

Ahmad Furchan, 2004. Pengantar Penelitian Dalam


Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

National Cauncil of Teacher of mathematics, (2000).


Principle and Standards for School Mathematics. Reston,
VA: NCTM.

Kennedy, Leonard M. and Tipss, S. 1994. Guilding Childerns


Learning of Mathematics (Seventh Edition). Belmot,
California: Wadsworth Publishing Company.

Hulukati, E. (2005). Mengembangkan Kemampuan


Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP
melalui Model Pembelajaran Generatif. Bandung: Disertai
PPs UPI.

Siregar, Eveline & Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan


Pembelajaran. Bogor: Galia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai