Anda di halaman 1dari 6

Resume

Nama : Susilawati

Kelas : 3B

Npm : 2010631050112

Mata Kuliah : Media Pembelajaran Matematika

Dosen Pengampu : Haerudin, M.Pd.

Resume Senin, 13 September 2021


Kontrak Kuliah

Peraturan Daring
 Jika ingin izin, laporan satu hari sebelumnya.
 On camera.
 Boleh off camera jika sedang berada dalam perjalanan, izin lebih dahulu.
1. Wajib meresume setiap pertemuan (tugas individu)

2. Setiap zoom harus oncam.

3. Wajib ijin h-1 jadwal perkuliahan apabila berhalangan hadir

4. Tugas individu : resume perkuliahan (materi dibuat artikel kecil sesuai tata cara pembuatan artikel),
membuat ppt berbasis IT yang lain di pertemuan ke-3 (materi SMA) {cover, tujuan pembelajaran,
penjabaran materi disertai sumber : pengertian, indikator, contoh dari taksonomi bloom, soal latihan
menggunakan kemampuan matematis (pemahaman, pemahaman konsep, penalaran matematis,
komunikasi matematis, kritis, kreatif, literasi matematis, logika, pemecahan masalah, dll)}, setiap
pertemuan harus ada pertanyaan (wajib)

5. Tugas kelompok (ada 9 kelompok) : membuat pengembangan alat peraga matematika di pertemuan
ke-7 (membuat laporan : nama alat peraga, tujuan, alat dan bahan, cara penggunaan, praktek dengan
siswa dibuatkan video).

50% keaktifan (tugas, bertanya dan menjawab, laporan (A4 spasi 1,5),

10% kehadiran

15% UTS

25% UAS
Sistematika Laporan Praktek
 Pendahuluan
 Alat bahan
 Tujuan penggunaan alat peraga
 Cara menggunakan alat peraga
 Deskripsi alat peraga (nama singkat, sederhana, dan mudah di ingat)

Syarat artikel
Setiap mengemukakan pendapat harus berdasarkan pendapat para ahli ( di rangkum menjadi
sebuah paraphrase).

UTS dan UAS di tulis tangan, dengan syarat


 Tulisan dapat terbaca oleh bapak.
 Setiap mengemukakan pendapat, dikutip jika dari pendapat para ahli.
 Hasil pengerjaan di scan dan tanda tangan (kirim ke drive yang disediakan).

Kemampuan matematis adalah kemampuan untuk menghadapi masalah baik dalam kehidupan nyata
ataupun dalam matematika. Menurut NCTM (1999) kemampuan matematis didefinisikan sebagai,
"Mathematical power includes the ability to explore, conjecture and reason logically to solve non-
routine problems, to communicate about and through mathematics and to connect ideas within
mathematics and between mathematics and other intellectual activity. Kemampuan matematis terdiri
dari benerapa indikator yait : Penalaran matematis, komunikasi matematis, pemecahan masalah
matematis, pemahaman konsep, pemahaman matematis, berpikir kreatif dan berpikir kritis.

A. Kemampuan Pemahaman Matematika

Kemampuan pemahaman matematis merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, karena
dalam mengajar bukan hanya memberikan pengertian materi untuk dihafalan, namun lebih dari itu
dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Hal ini
sesuaidengan Hudoyo yang menyatakan

: “Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan dapat dipahami peserta didik“.
Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil
Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti
suatu materi yang dipelajari. Michener menyatakan bahwa pemahaman merupakan salah satu aspek
dalam Taksonomi Bloom.

Indikator Pemahaman Konsep. Menurut Sanjaya (2009) indikator yang termuat dalam pemahaman
konsep diantaranya :

1. Mampu menerangka secara verbal mengenai apa yang telah dicapainya

2. Mampu menyajikan situasi matematika kedalam berbagai cara serta mengetahui perbedaan,

3. Mampu mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang


membentuk konsep tersebut,

4. Mampu menerapkan hubungan antara konsep dan prosedur,

5. Mampu memberikan contoh dan contoh kontra dari konsep yang dipelajari,

6. Mampu menerapkan konsep secara algoritma,

7. Mampu mengembangkan konsep yang telah dipelajari.

Contoh: siswa dapat mengerti contoh yang benar dari suatu materi dan dapat mengerti yang
mana contoh yang tidak benar

B. Kemampuan Komunikasi Matematika

Komunikasi yaitu cara untuk menyampaikan suatu pesan kepada penerima pesan untuk memberitahu,
pendapat, atau perilaku baik langsung maupun lisan, ataupun tak langsung melalui media. Di dalam
berkomunikas harus dipikirkan bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan seseorang itu dapat
dipahami oleh orang lain. Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, orang dapat
menyampaikan dengan berbagai bahasa termasuk bahasa matematis.

Sedangkan kemampuan komunikasi matematis dapat diartikan sebagai suatu kemampuan siswa dalam
menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui dialog atau interaksi di dalam kelas seperti diskusi
atapun presentasi, dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi
matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu
masalah. Pihak yang terlibat dalam peristiwakomunikasi di dalam kelas adalah guru dan siswa. Cara
pengalihan pesannya dapat secaralisan maupun tertulis.

Menurut NCTM (1989 : 214) indikator kemampuan siswa dalam komunikasi matematis pada
pembelajaran matematika dapat dilihat dari:

1. Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematika melalui lisan, tertulis, dan mendemonstrasikannya


serta menggambarkannya secara visual
2. Kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide Matematika baiksecara
lisan maupun dalam bentuk visual lainnya

3. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi Matematika dan struktur-strukturnya


untuk menyajikan ide, menggambarkan hubungan-hubungan dan model-modelsituasi.

C. Kemampuan Representasi (representation)

Kemampuan representasi matematis adalah salah satu proses yang perlu ditumbuhkan dan dimiliki
siswa. proses ini hendaknya disampaikan selama proses belajar matematika. Representasi yaitu
merupaka gagasan, ide ide atau pendapat matematika yang ditampilkan siswa untuk mencari solusi dari
masalah yang sedang dihadapinya. representasi membantu menggambarkan, menjelaskan, atau
memperluas ide matematika dengan berfokus pada fitur-fitur pentingnya. Representasi meliputi simbol,
persamaan, kata-kata, gambar, table, grafik, objek manipulatif, dan tindakan serta mental, cara internal
berpikir tentang ide matematika.

D. Kemampuan Penalaran Matematika

Penalaran merupakan terjemahan dari reasoning . Penalaran merupakan salah satu dasar matematik
disamping pemahaman. Penalaran adalah proses berfikir yang dilakukan untuk menarik kesimpulan.
Bernalar adalah melakukan percobaan di dalam pikiran dengan hasil pada setiap langkah dalam untaian
percobaan itu telah diketahui oleh penalar dari pengalaman tersebut. Sedangkan Shurter dan Pierce
penalaran didefinisikan sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang
relevan.

Dilihat dari prosesnya penalaran terdiri atas penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran
deduktif adalah proses penalaran yang konklusinya diturunkan secara mutlak menurut premis-
premisnya. Sedangkan penalaran induktif adalah proses penalaran dalammemperoleh kesimpulan
umum yang didasarkan pada data empiris.Penalaran deduktif disebut juga deduksi sedangkan penalaran
induktif biasa disebut induksi. Pada dasarnya perbedaan pokok antara deduksi dan induksi adalah
bahwa deduksi berhubungandengan kesahihan argumen, sedangkan induksi berhubungan dengan
derajat kemungkinankebenaran konklusi.

E. Kemampuan Koneksi Matematik Siswa

Ada dua tipe umum koneksi matematik menurut NCTM (1989), yaituvmodelingconnections dan
mathematical connections.

Modeling connections merupakan hubungan antara situasi masalah yang muncul di dalam dunia nyata
atau dalam ilmu lain dengan representasi matematiknya, sedangkan mathematical connections adalah
hubungan antara dua representasi yang ekuivalen, dan antara proses penyelesaian dari masing-masing
representasi. Koneksi matematika terbagi dalam tiga aspek kelompok, yaitu: aspek koneksi antar topik
matematika, aspek koneksi dengan ilmu lain, dan aspek koneksi dengan dunia nyata siswa/ kehidupan
sehari-hari. koneksi matematika dapat diartikan sebagai keterkaita. Keterkaitan matematika di
antaranya yaitu konsep-konsep matematika secara internal yang berhubungan dengan matematika itu
sendiri ataupun keterkaitan secara eksternal, yaitu matematika dengan bidang lain baik bidang studi lain
maupun dengankehidupan sehari-hari.

F.Kemampuan pemecahan masalah (problem solving)

Masalah merupakan suatu konflik, hambatan bagisiswa dalam menyelesaikan tugas belajaraannya di
kelas. Namun masalah harus diselesai kanagar proses berpikir siswa terus berkembang. Semakin banyak
siswa dapat menyelesaikansetiap permasalahan matematika,maka siswa akan kaya akan variasi dalam
menyelesaikansoal-soal matematika dalam bentuk apapun baikyang rutin maupun yang tidak rutin.

Masalah Translasi adalah masalah yang berhubungan aktivitas sehari-hari siswa.contoh: Ade membeli
permen Sugus 12 buah.Bagaimana cara Ade membagikan kepada 24orang temannya agar semua
kebagian dengan adil?

Masalah Aplikasi adalah masalah yang menerapkan suatu konsep,rumus matematikadalam sebuah soal-
soal matematika.Contoh: suatu kolam berbentuk persegipanjang yang berukuran panjang 25 meter dan
lebar 12 meter.Berapa luas kolam tersebut?

G. Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa

Munandar (1999) mengatakan ciri-ciri kemampuan kreativitas yang berhubungandengan kognisi dapat
dilihat dari keterampilan berfikir lancar, keterampilan berfikir luwes,keterampilan berfikir orisinil,dan
keterampilan menilai. Sedangkan menurut Evan (1991), kreativitas adalah kemampuanuntuk
menemukan kaitan-kaitan yang baru, kemampuan melihat sesuatu dari sudut pandangyang baru, dan
kemampuan untuk membentuk kombinasi-kombinasi dari banyak konsep yang ada pada fikiran. Dari
pendapat diatas, dapat diartikan bahwa berfikir kreatif adalah aktivitas berfikir agar muncul kreativitas
pada seseorang, atau berfikir untuk menghasilkanhal yang baru bagi dirinya.

H. Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir seseorang untuk memproses, mengevaluasi, dan
menggunakan informasi untuk mencari solusi yang logis. Berpikir kritis mempunyai beberapa ciri atau
karakteristik, yaitu: disposisi, argumen, alasan, sudut pandang, kriteria, dan prosedur untuk
mengaplikasikan kriteria. Apabila seseorang memiliki ciri atau kriteria tersebut, maka dia mempunyai
kemampuan untuk berpikir kritis. Permainan Puzzles merupakan salah satu cara yang baik untuk
mengajarkan berpikir kritis kepada peserta didik. Materi pelajaran disampaikan dalam bentuk puzzle,
berupa informasi yang terpisah- pisah. Kemudian peserta didik diminta untuk menyusunnya menjadi
sebuah informasi yang utuh.

I. Berpikir reflektif

Berpikir reflektif yaitu kemampuan seseorang dalam menyeleksi pengetahuan yang pernah
diperolehnya, yang relevan dengan tujuan pemecahan masalah, serta memanfaatkannya secara efektif
di dalam memecahkan masalahnya. Apabila seseorang ingin mencapai suatu tujuan, ia harus dapat
memecahkanmasalah-masalah yang menghambatnya. jika seseorang dapat memecahkan masalah yang
ada, dan akhirnya ia dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka berarti individu sudah melakukan
berpikir reflektif.

Anda mungkin juga menyukai