Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Masalah
Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu
menunjukkan adanya tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu
prosedur rutin yang sudah diketahui si pemecah masalah.

2. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan suatu proses untuk mengatasi
kesulitan yang dihadapi untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai.
Memecahkan suatu masalah matematika itu bisa merupakan kegiatan
menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan soal yang tidak rutin,
mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari atau keadaan
lain, dan membuktikan atau menciptakan atau menguji konjektur.
Pemecahan masalah dalam matematika dipandang sebagai proses di mana
siswa menemukan kombinasi aturan-aturan atau prinsip-prinsip matematika
yang telah dipelajari sebelumnya..
Menurut Polya ada 4 langkah yang perlu dilakukan dalam
menyelesaikan masalah matematika, yaitu:
a. Memahami masalah
b. Merencanakan cara / strategi penyelesaian
c. Melaksanakan strategi
d. Melihat kembali pekerjaan
Jenis jenis masalah dalam matematika
Masalah soal cerita (word problem)
Masalah dalam bentuk simbol (symbolic form)
Masalah non rutin (puzzle dan logika)
Masalah dalam dunia nyata (real world problem)
Masalah investigasi (investigative problem)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah
1. Faktor kognitif
Logical ability (kemampuan logika)
Analytical ability(kemampuan menganalisa)

Spatial ability (kemampuan menspasi)


Computational skill (kemampuan menghitung)
Reading ability (kemampuan membaca)
Memory (mengingat)
2. Factor afektif
Stress (mental)
Pressure (tekanan)
Interest (minat)
Motivation
3. Factor prnaglaman
Age (umur)
Previous math background (latar belakang matematika)
Manfaat pembelajaran pemecahan masalah:
1. Membantu siswa agar dapat memecahkan masalah secara kreatif
dan efektif
2. Menstimulasi siswa agar dapat mengembangkan kemampuan
berpikir dan merencanakan strategi pemecahan masalah dalam
situasi yang baru dan belum pernah dihadapi sebelumnya
3. Mengembangkan, memperkuat, meningkatkan dan memperluas
konsep matematika dan kemampuan berpikir siswa
4. Membantu siswa untuk lebih terlibat dalam suatu pekerjaan yang
memerlukan kreativitas dan imajinasi yang dapat ditumbuhkan dari
ide-ide matematis

3. Komunikasi dan Komunikasi Matematika


Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu cara untuk
menyampaikan suatu pesan dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk
memberitahu, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan, maupun
tak langsung melalui media. Di dalam berkomunikasi tersebut harus
dipikirkan bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan seseorang itu
dapat dipahami oleh orang lain. Untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi, orang dapat menyampaikan dengan berbagai bahasa
termasuk bahasa matematis. Matematika adalah bahasa yang

melambangkan makna dari serangkaian pernyataan yang ingin kita


sampaikan.
Komunikasi matematika adalah cara untuk menyampaikan ideide pemecahan masalah, strategi maupun solusi matematika baik secara
tertulis maupun lisan.
Sedangkan kemampuan komunikasi matematika dapat diartikan
sebagai suatu kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu yang
diketahuinya melalui peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di
lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan
berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa
konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah. Pihak yang terlibat
dalam peristiwa komunikasi di dalam kelas adalah guru dan siswa. Cara
pengalihan pesannya dapat secara lisan maupun tertulis. Kemampuan
berkomunikasi dalam matematika merupakan kemampuan yang dapat
menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam
bentuk:
1. Merefleksikan benda-benda nyata, gambar, atau ide-ide matematika
2. Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode oral,
tertulis, konkrit, grafik, dan aljabar
3. Menggunakan keahlian membaca, menulis, dan menelaah, untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah, serta
informasi matematika
4. Merespon suatu pernyataan/persoalan dalam bentuk argumen yang
meyakinkan
Melalui komunikasi, siswa dapat mengeksplorasi dan
mengonsolidasikan
pemikiran
matematisnya,
pengetahuan
dan
pengembangan dalam memecahkan masalah dengan penggunaan bahasa
matematis dapat dikembangkan, sehingga komunikasi matematis dapat
dibentuk. Komunikasi adalah bagian penting dari matematika dan
pendidikan matematika.
Di dalam proses pembelajaran matematika di kelas, komunikasi
gagasan matematika bisa berlangsung antara guru dengan siswa, antara
buku dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Menurut Hiebert
setiap kali kita mengkomunikasikan gagasan-gagasan matematika, kita

harus menyajikan gagasan tersebut dengan suatu cara tertentu. Ini


merupakan hal yang sangat penting, sebab bila tidak demikian, komunikasi
tersebut tidak akan berlangsung efektif. Gagasan tersebut harus disesuaikan
dengan kemampuan orang yang kita ajak berkomunikasi. Kita harus mampu
menyesuaikan dengan sistem representasi yang mampu mereka gunakan.
Tanpa itu, komunikasi hanya akan berlangsung dari satu arah dan tidak
mencapai sasaran. Kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dilihat
dari kemampuan berikut :
1. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam
idea matematika.
2. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik, secara lisan dan
tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar
3. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol
matematika
4. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika
5. Membaca dengan pemahaman suatu presentasi Matematika
tertulis
6. Konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan
generalisasi
7. Menjelaskan dan membuat pertanyaan matematika yang telah
dipelajari
8. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf
matematika dalam bahasa sendiri
Tujuan komunikasi
1. Membangun / menciptakan pemahaman / pengertian bersama
2. Saling memahami (tidak harus menyetujui)
3. Informatif, Memberitahu / menginformasikan sesuatu agar
informasi itu dimiliki oleh orang lain
4. Merubah pendapat
5. Menambah wawasan / pengetahuan dan pengalaman
6. Memberi informasi, menghibur dan mempengaruhi (Jalaludin
Rakhmat)
7. Usaha membawa orang lain ke sudut pandangan pembicara
(Aristoteles)

Fungsi komunikasi
1. Fungsi Edukatif
Maksudnya, komunikasi berfungsi mendidik masyarakat, mendidik
setiap orang dalam menuju pencapaian kedewasaan bermandiri.
Seseorang bisa banyak tahu karena banyak mendengar, banyak
membaca dan banyak berkomunikasi.
2. Fungsi Persuasif
Maksudnya ialah bahwa komunikasi sanggup membujuk orang untuk
berperilaku sesuai dengan kehendak yang diinginkan oleh komunikator.
Membangkitkan pengertian dan kesadaran komunikan, baik bersifat
motivasi maupun bimbingan, bahwa apa yang kita sampaikan akan
memberikan perubahan sikap, tetapi berubahnya adalah atas kehendak
sendiri(bukan dipaksakan). Perubahan tersebut diterima atas kesadaran
sendiri
3. Fungsi entertaint
Dapat menghibur orang pada saat yang memungkinkan. Seperti ,
Mendengarkan dongeng, membaca bacaan ringan.
4. Fungsi Informatif
Maksudnya,komunikasi berfungsi memberi keterangan, memberi data
atau fakta yang berguna bagi segala aspek kehidupan manusia. Dengan
melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh guru kepada
muridnya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis.
Bentuk-bentuk komunikasi
1. Komunikasi Verbal adalah proses penyampaian pikiran, pesan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan simbol
yang menggunakan satu kata maupun lebih sebagai medianya. Media
yang sering dipakai yaitu bahasa. Karena, bahasa mampu
menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.
Jenis komunikasi verbal :
a. Berbicara dan menulis
Bericara adalah komunikasi verbal-vokal. Sedangkan
menulis adalah komunikasi verbal-nonvocal. Contoh
komunikasi verbal-vocal adalah presentasi dalam rapat dan

contoh komunikasi verbal-nonvocal adalah surat-menyurat


bisnis.
b. Mendengarkan dan membaca
Mendengar dan mendengarkan berbeda, mendengar berarti
semata-mata memungut getaran bunyi sedangkan
mendengarkan adalah mengambil makna dari apa yang di
dengar. Mendengarkan melibatkan 4 unsur, yaitu
mendengar, memperhatikan, memahami dan mengingat.
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi
dari sesuatu yang ditulis.
2. Komunikasi non verbal ( non verbal communication)
Adalah kebalikan dari komunikasi verbal yaitu proses penyampaian
pesan kepada orang lain dengan tidak menggunakan kata-kata. Semua
gerakan tubuh manusia mempunyai suatu makna dan tidak ada gerakan
yang kebetulan. Contoh: mengangkat alis diartika tidak percaya,
memukul dahi karena lupa sesuatu, mengetuk-ngetukkan jari tanda tak
sabar.
Jenis Komunikasi non verbal
Para Language (Para Bahasa) tertanda dalam nada suara, seprti
berhenti / jeda dalam membaca kalimat
Sign Language (Bahasa Tanda) semua tanda yang memiliki
makna dan telah disepakati, simbol dalam matematika

Anda mungkin juga menyukai