KEMAMPUAN MATEMATIS
Menyatakan ulang sebuah konsep, Maksud dari siswa dapat menyatakan ulang sebuah
konsep adalah siswa mampu mengungkapkan atau menjelaskan kembali konsep yang
telah diperolehnya, dalam artian siswa tidak hanya mengetahui atau menghafal urutan
kegiatan sebelumnya tanpa mengetahui maknanya.
Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya
Maksud dari siswa dapat mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu
sesuai dengan konsepnya adalah siswa dapat menentukan nama suatu objek menurut
sifat-sifat yang telah ia peroleh.
Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep Maksud dari siswa dapat
memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep adalah siswa telah
memahami suatu konsep dan mampu untuk memberikan contoh nya baik itu
menentukan atau pun memberikan penjelasan baik itu merupakan contoh atau
termasuk kedalam bukan contoh dari suatu konsep.
Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis Maksud dari siswa
dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis adalah siswa
dapat memaparkan konsep dalam bentuk kata-kata verbal, simbol matematika,
gambar, tabel, grafik, dsb ataupun antara satu dengan lainnya misal simbol menjadi
tabel, tabel menjadi grafik, grafik menjadi gambar, simbol menjadi gambar.
Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep Maksudnya adalah siswa
harus mengetahui untuk mengetahui seuatu konsep beberapa ada yang perlu kita
ketahui dahulu yaitu syarat-syaratnya baik itu syarat perlu dan syarat cukup.
Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu
Maksudnya adalah siswa dapat menyelesaikan permasalahan dalam matematika
dengan menggunakan prosedur atau memanfaatkan operasi tertentu sesuai dengan
permasalahan yang diketahui. Apabila siswa memahami konsepnya maka siswa akan
mampu untuk menyelesaikan permasalahan dengan memanfaatkan prosedur dan
operasi tertentu.
Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah Maksudnya adalah selain
siswa dapat menggunakan prosedur yang telah
ada juga operasi yang dikatehui, siswa juga dapat menyelesaikan soal-soal yang
berhubungan dengan permasalahan sehari-sehari menggunakan konsep atau algoritma
yang telah diketahui.
C. Kemampuan penalaran
Penalaran Matematika yang mencakup kemampuan untuk berpikir secara logis
dan sistematis merupakan ranah kognitif matematik yang paling tinggi(Kusnandi,
2012).
Sumarmo (2002) memberikan indikator kemampuan yang termasuk pada kemampuan
penalaran matematika, yaitu sebagai berikut:
1. Merumuskan pertanyaan
2. Menganalisis argumentasi
3. Menanyakan dan menjawab pertanyaan
4. Menilai kredibilitas sumber informasi
5. Melakukan observasi dan menilai laporan hasil observasi
https://repository.uir.ac.id/4598/5/bab2.pdf
E. Kemampuan berfikir kreatif
Munandar (2012:7) berpendapat bahwa berpikir kreatif ialah memberikan
macam-macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan
penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuain. Berpikir kreatif sering juga disebut
sebagai berpikir divergen.
1. Kelancaran (Fluency)
Kelancaran diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan segudang ide. Ini
merupakan salah satu indikator yang paling kuat dari berpikir kreatif.
2. Fleksibilitas (Flexibility)
Karakteristik atau indikator ini menggambarkan kemampuan seseorang individu
untuk mengubah mentalnya ketika suatu keadaan.
3. Orisinalitas (Originality)
4. Elaborasi (Elaboration)
Elaborasi diartikan sebagai kemampuan untuk menguraikan sebuah objek tertentu.
Elaborasi adalah jembatan yang harus dilewati oleh seseorang untuk
mengomunikasikan ide kreatifnya kepada masyarakat.
5. Indikator orisinalitas mengacu pada keunikan dari respon apapun yang diberikan.
Orisinalitas yang ditunjukkan oleh sebuah respon yang tidak biasa, unik dan jarang
terjadi.
F. Kemampuan representative
Kemampuan representasi matematis merupakan hasil belajar pada aspek
kognitif. Kemampuan representasi siswa dapat dilihat pada hasil tes kemampuan
representasi matematis. Kemampuan representasi matematis diukur dari ketercapaian
indikatornya. Representasi adalah model atau bentuk pengganti dari suatu situasi
masalah yang digunakan untuk menemukan solusi. Sebagai contoh, suatu masalah
dapat direpresentasikan dengan obyek, gambar, kata-kata, atau simbol matematika
(Jones & Knuth, 1991).
Menurut Sumarmo (2010) indikator kemampuan representasi matematis yaitu:
https://media.neliti.com/media/publications/121557-ID-representasi-dalam-pembelajaran-
matemati.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/177556-ID-kemampuan-komunikasi-matematis-
dalam-pem.pdf
H. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar ini sering dicerminkan sebagai nilai
(hasil belajar) yang menentukan berhasil tidaknya siswa belajar. Hasil belajar yaitu
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Sedangkan yang
dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap.
info-pintar/-/blogs/mengenal-hots-mots-dan-lots-perbedaan-dan-contoh
J. HOTS(High Order Thingking Skills)
High Order Thingking Skills merupakan suau proses berpikir peserta didik
dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai konsep dan
metode kognitif pembelajaran, dan penilaian (Saputra, 2016: 91). High order thinking
skills ini meliputi di dalamnya kemampuan pemecahan masalah, berargumen berpikir
kreatif, berpikir kritis, kemampuan berargumen, dan kemampuan mengambil
keputusan.
Tujuan dari HOTS adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta
didik pada level yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan untuk
berpikir secara kritis dalam menerima berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalam
memecahkan suatu masalah menggunakan pengetahuan yang dimiliki serta membuat
keputusan dalam situasi-situasi yang kompleks (Saputra, 2016: 91-92).
K. Minat belajar
Menurut Winkel (2007:212) menyatakan minat belajar adalah kecendrungan
subjek yang timbul untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan
tertentu dan merasa senang mempelajari materi. Sedangkan Munziah (2011:15)
berpendapat bahwa dengan adanya minat belajar yang ada dalam diri siswa maka
siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik.
Indikator kemampuan minat belajar sebagai beikut:
L. Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang
individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Menurut Mc Donald dalam Kompri (2016:229) motivasi adalah suatu perubahan
energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan)
dan reaksi untuk mencapai tujuan.
https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/PSNPD/article/viewFile/1076/773
M. Pestasi belajar
Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar,
yang mana pada setiap kata tersebut memiliki makna tersendiri. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,
dikerjakan, dan sebagainya). Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh
karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan.
.1. Kogniti
Dari aspek kognitif, hal yang diperhatikan dari anak adalah pengetahuan, pemahaman,
penerapan, maupun analisisnya. Seorang anak dikatakan mencapai prestasi belajar yang baik
bila memenuhi indikator, seperti:
Dapat menjelaskan dan mendefinisikan secara lisan materi yang disampaikan kepadanya
Bisa memberi contoh konkret dan menggunakannya secara tepat
Mampu mengelompokkan
Dapat menyimpulkan materi yang disampaikan
Dapat menggeneralisasi dan mengkritisi.
2. Afektif
Ranah afektif dalam indikator prestasi belajar mencakup sikap yang ditunjukkan oleh anak
selama masa pembelajaran. Dalam prakteknya, anak-anak yang berprestasi akan
menunjukkan sikap menerima materi yang disampaikan dengan baik, memberi respons,
menghargai orang lain, mampu bekerja secara kelompok, dan menunjukkan karakter yang
kuat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Psikomotor
Aspek ini mencakup keterampilan fisik yang ditunjukkan oleh anak-anak selama masa
pembelajaran. Anak yang dikatakan berhasil mencapai prestasi belajar yang baik mampu
akan mampu mengoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya, serta
mengucapkan, membuat mimik, dan gerakan jasmani lainnya.
Universitas Islam Negeri Walisongo adalah sebuah perguruan tinggi agama Islam negeri di
Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
https://eprints.walisongo.ac.id/3908/3/103811032_Bab2.pdf
N. Kecemasan belajar
Kecemasan belajar adalah perasaan cemas saat seseorang belajar yang timbul karena
adanya tekanan dan ketidakmampuan menghadapi masalah. Kecemasan siswa dalam
belajar dicirikan dengan kegelisahan, kekhawatiran, ketakutan yang tidak mendasar
Jurnal Formatif 5(3): 220-232, 2015 Munasiah – Pengaruh Kecemasan Belajar dan
bahwa akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Gejala yang timbul saat siswa
mengalami kecemasan belajar Matematika yaitu
Gejala fisik seperti tegang saat mengerjakan soal Matematika, gugup, berkeringat,
tangan gemetar, detak jantung meningkat, sakit kepala.
https://media.neliti.com/media/publications/234953-pengaruh-kecemasan-belajar-dan-
pemahaman-e22c2465.pdf
O. Aktivitas belajar
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, aktivitas adalah kegiatan.11
Pembelajaran di kelas merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan siswa. Siswa
mempunyai potensi untuk aktif dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat
Oemar Hamalik bahwa pengajaran efektif adalah pengajaran yang menyediakan
kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri kepada peserta didik.
Peserta didik belajar sambil bekerja.
1. Memperhatikan
3. Mengemukakan pendapat
4. Mendengarkan
5. Bermain
repository.unimus.ac.id pertama kali diindeks oleh Google lebih dari 10 tahun lalu