Anda di halaman 1dari 12

Nama : Gita lestari

KEMAMPUAN MATEMATIS

A. Kemampuan pemahaman konsep matemati


Menurut (K Suparwati, 2020) Mengatakan bahwa kemampuan kemampuan
pemahaman konsep matematis merupakan kemampuan siswa untuk memahami suatu
konsep secara bermakna dan dapat mengaplikasikannya.

Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

 Menyatakan ulang sebuah konsep, Maksud dari siswa dapat menyatakan ulang sebuah
konsep adalah siswa mampu mengungkapkan atau menjelaskan kembali konsep yang
telah diperolehnya, dalam artian siswa tidak hanya mengetahui atau menghafal urutan
kegiatan sebelumnya tanpa mengetahui maknanya.
 Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya
Maksud dari siswa dapat mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu
sesuai dengan konsepnya adalah siswa dapat menentukan nama suatu objek menurut
sifat-sifat yang telah ia peroleh.
 Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep Maksud dari siswa dapat
memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep adalah siswa telah
memahami suatu konsep dan mampu untuk memberikan contoh nya baik itu
menentukan atau pun memberikan penjelasan baik itu merupakan contoh atau
termasuk kedalam bukan contoh dari suatu konsep.
 Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis Maksud dari siswa
dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis adalah siswa
dapat memaparkan konsep dalam bentuk kata-kata verbal, simbol matematika,
gambar, tabel, grafik, dsb ataupun antara satu dengan lainnya misal simbol menjadi
tabel, tabel menjadi grafik, grafik menjadi gambar, simbol menjadi gambar.
 Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep Maksudnya adalah siswa
harus mengetahui untuk mengetahui seuatu konsep beberapa ada yang perlu kita
ketahui dahulu yaitu syarat-syaratnya baik itu syarat perlu dan syarat cukup.
 Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu
Maksudnya adalah siswa dapat menyelesaikan permasalahan dalam matematika
dengan menggunakan prosedur atau memanfaatkan operasi tertentu sesuai dengan
permasalahan yang diketahui. Apabila siswa memahami konsepnya maka siswa akan
mampu untuk menyelesaikan permasalahan dengan memanfaatkan prosedur dan
operasi tertentu.
 Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah Maksudnya adalah selain
siswa dapat menggunakan prosedur yang telah
 ada juga operasi yang dikatehui, siswa juga dapat menyelesaikan soal-soal yang
berhubungan dengan permasalahan sehari-sehari menggunakan konsep atau algoritma
yang telah diketahui.

epository.uir.ac.id pertama kali diindeks oleh Google pada February 2018


https://repository.uir.ac.id/4735/5/bab2.pdf

B. Kemampuan pemecahan masalah


Sumarmo (2000, hlm. 8) berpendapat bahwa pemecahan masalah adalah
suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang ditemui untuk mencapai suatu tujuan
yang diinginkan(Cahyani, 2020).

Indikator – Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

 Mengidentifikasi kecukupan data untuk pemecahan masalah; 2. Membuat model


matematik dari suatu situasi atau masalah sehari-hari dan menyelesaikannya
 Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika dan atau
di luar matematika
 Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal, serta
memeriksa kebenaran hasil atau jawaban
 Menerapkan matematika secara bermakna. Pernyataan
Academia.edu Situs jejaring social
https://www.academia.edu/6942530/Kemampuan_Pemecahan_Masalah

C. Kemampuan penalaran
Penalaran Matematika yang mencakup kemampuan untuk berpikir secara logis
dan sistematis merupakan ranah kognitif matematik yang paling tinggi(Kusnandi,
2012).
Sumarmo (2002) memberikan indikator kemampuan yang termasuk pada kemampuan
penalaran matematika, yaitu sebagai berikut:

1. Membuat analogi dan generalisasi


2. Memberikan penjelasan dengan menggunakan model
3. Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi matematika
4. Menyusun dan menguji konjektur
5. Memeriksa validitas argumen Menyusun pembuktian langsung
6. Menyusun pembuktian tidak langsung
7. Memberikan contoh penyangkal
8. Mengikuti aturan enferensi

Universitas Pendidikan Indonesia Universitas di Bandung, Jawa Barat


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196903301993031-
KUSNANDI/Penalaran_Matematika_SMP.pdf

D. Kemampuan berfikir kritis


Menurut Surya (2015:117) berpikir adalah perilaku kognitif dalam tingkat
yang lebih tinggi atau tertinggi. Dikatakan perilaku kognitif dalam tingkat yang lebih
tinggi karena berpikir merupakan bentuk pengenalan dengan memanipulasi sejumlah
objek dan konsep terutama dalam tatanan abstrak. Dengan demikian, kemampuan
berpikir hanya dapat dilakukan apabila telah memiliki konsep- konsep tertentu dan
diimbangi dengan daya nalar yang kuat.

Ada 5 indikator kemampuan berfikir kritis sebagai berikut :

1. Merumuskan pertanyaan
2. Menganalisis argumentasi
3. Menanyakan dan menjawab pertanyaan
4. Menilai kredibilitas sumber informasi
5. Melakukan observasi dan menilai laporan hasil observasi

repository.uir.ac.id pertama kali diindeks oleh Google pada February 2018

https://repository.uir.ac.id/4598/5/bab2.pdf
E. Kemampuan berfikir kreatif
Munandar (2012:7) berpendapat bahwa berpikir kreatif ialah memberikan
macam-macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan
penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuain. Berpikir kreatif sering juga disebut
sebagai berpikir divergen.

Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis sebagai berikut :

1. Kelancaran (Fluency)
Kelancaran diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan segudang ide. Ini
merupakan salah satu indikator yang paling kuat dari berpikir kreatif.
2. Fleksibilitas (Flexibility)
Karakteristik atau indikator ini menggambarkan kemampuan seseorang individu
untuk mengubah mentalnya ketika suatu keadaan.
3. Orisinalitas (Originality)
4. Elaborasi (Elaboration)
Elaborasi diartikan sebagai kemampuan untuk menguraikan sebuah objek tertentu.
Elaborasi adalah jembatan yang harus dilewati oleh seseorang untuk
mengomunikasikan ide kreatifnya kepada masyarakat.
5. Indikator orisinalitas mengacu pada keunikan dari respon apapun yang diberikan.
Orisinalitas yang ditunjukkan oleh sebuah respon yang tidak biasa, unik dan jarang
terjadi.

media.neliti.com pertama kali diindeks oleh Google pada January 2017


https://media.neliti.com/media/publications/338969-kemampuan-berpikir-kreatif-
matematis-pen-7c99dfe1.pdf

F. Kemampuan representative
Kemampuan representasi matematis merupakan hasil belajar pada aspek
kognitif. Kemampuan representasi siswa dapat dilihat pada hasil tes kemampuan
representasi matematis. Kemampuan representasi matematis diukur dari ketercapaian
indikatornya. Representasi adalah model atau bentuk pengganti dari suatu situasi
masalah yang digunakan untuk menemukan solusi. Sebagai contoh, suatu masalah
dapat direpresentasikan dengan obyek, gambar, kata-kata, atau simbol matematika
(Jones & Knuth, 1991).
Menurut Sumarmo (2010) indikator kemampuan representasi matematis yaitu:

1. Mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur


2. memahami hubungan antar topik matematika
3. menerapkan matematika dalam bidang lain atau dalam kehidupan sehari-hari
4. memahami representasi ekuivalen suatu konsep
5. mencari hubungan satu prosedur dengan prosedur lain dalam kehidupan sehari-hari, dan
6. menerapkan hubungan antar topik matematika.

media.neliti.com pertama kali diindeks oleh Google pada January 2017

https://media.neliti.com/media/publications/121557-ID-representasi-dalam-pembelajaran-
matemati.pdf

G. Kemampuan komunikasi matemais


Menurut Prayitno dkk. (2013) komunikasi matematis adalah suatu cara siswa
untuk menyatakan dan menafsirkan gagasan-gagasan matematika secara lisan maupun
tertulis, baik dalam bentuk gambar, tabel, diagram, rumus, ataupun demonstrasi.
Kemampuan komunikasi matematis pada siswa gender laki-laki cukup baik dan
hampir memenuhi semua indikator komunikasi matematis, baik itu komunikasi
matematis tertulis maupun komunikasi matematis lisan. Hal ini menunjukkan bahwa
subjek dengan gender laki-laki mampu mengekspresikan ide-ide mereka untuk
menjawab pertanyaan mengenai matematika secara tertulis maupun secara lisan.

Indikator kemampuan komunikasi matematis tertulis pada penelitian ini adalah:

1. Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui tulisan,


mendemonstrasikan serta menyampaikannya secara visual
2. Kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide
matematis secara tertulis, maupun dalam bentuk visual lainnya
3. Kemampuan dalam menggunakan istilah, notasi-notasi matematika dan
strukturstrukturnya untuk menyampaikan ide-ide dan hubungan dengan
model situasi secara tertulis.
media.neliti.com pertama kali diindeks oleh Google pada January 2017

https://media.neliti.com/media/publications/177556-ID-kemampuan-komunikasi-matematis-
dalam-pem.pdf

H. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar ini sering dicerminkan sebagai nilai
(hasil belajar) yang menentukan berhasil tidaknya siswa belajar. Hasil belajar yaitu
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Sedangkan yang
dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap.

Indikator kemampuan hasil belajar tertulis adalah:

1. Ranah kognitif, diantaranya pengetahuan, pemahaman, pengaplikasian,


pengkajian, pembuatan, serta evaluasi.
2. Ranah efektif, meliputi penerimaan, menjawab, dan menentukan nilai.
3. Ranah psikomotorik, meliputi fundamental movement, generic movement,
ordinative movement, creative movement

I. LOTS(Lower Order Thinking Skills)


LOTS adalah singkatan dari Lower Order Thinking Skills. LOTS adalah keterampilan
berpikir secara fungsional, yang masuk dalam kategori tingkat rendah. Saat kita cukup
hanya dengan mengetahui sesuatu, di situlah kemampuan fungsional yang kita
gunakan.

akupintar.id pertama kali diindeks oleh Google pada February 2018

info-pintar/-/blogs/mengenal-hots-mots-dan-lots-perbedaan-dan-contoh
J. HOTS(High Order Thingking Skills)
High Order Thingking Skills merupakan suau proses berpikir peserta didik
dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai konsep dan
metode kognitif pembelajaran, dan penilaian (Saputra, 2016: 91). High order thinking
skills ini meliputi di dalamnya kemampuan pemecahan masalah, berargumen berpikir
kreatif, berpikir kritis, kemampuan berargumen, dan kemampuan mengambil
keputusan.
Tujuan dari HOTS adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta
didik pada level yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan untuk
berpikir secara kritis dalam menerima berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalam
memecahkan suatu masalah menggunakan pengetahuan yang dimiliki serta membuat
keputusan dalam situasi-situasi yang kompleks (Saputra, 2016: 91-92).

Indikator dalam soal HOTS meliputi tiga indikator yaitu:


 menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mengkreasi(C6).

Universitas Muhammadiyah Surakart, Universitas di Surakarta, Jawa Tengah


https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/11203/32.pdf?sequence=1

K. Minat belajar
Menurut Winkel (2007:212) menyatakan minat belajar adalah kecendrungan
subjek yang timbul untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan
tertentu dan merasa senang mempelajari materi. Sedangkan Munziah (2011:15)
berpendapat bahwa dengan adanya minat belajar yang ada dalam diri siswa maka
siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik.
Indikator kemampuan minat belajar sebagai beikut:

1. Siswa memiliki rasa suka dalam belajar


Artinya adalah seorang siswa mempunyai rasa suka didalam belajar.
2. Siswa memiliki rasa perhatian dalam belajar
Adanya perhatian merupakan indikator dari minat belajar.
3. Bahan pelajaran dan sikap guru yang menarik
Tidak semua siswa menyukai suatu mata pelajaran karen afaktor minat belajarnya
sendiri.
4. Manfaat dan fungsi mata pelajaran
Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar, dan juga bahan pelajaran
serta sikap guru yang menarik.
repository.um-surabaya.ac.id pertama kali diindeks oleh Google pada February 2015
https://repository.um-surabaya.ac.id/1553/3/BAB_II.pdf

L. Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang
individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Menurut Mc Donald dalam Kompri (2016:229) motivasi adalah suatu perubahan
energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan)
dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Indikator Motivasi Belajar yaitu:


1. Menjadi tekun dalam mengerjakan tugas
Orang yang termotivasi biasanya akan fokus dan tekun dalam mengerjakan
tugas yang diberikan karena ingin membuktikan bahwa dirinya mampu atau dapat
meapai tujuannya secara lebih cepat.
2. Ulet saat menghadapi kesulitan
Terkadang seseorang menghadapi kesulitan dalam proses belajarnya. Namun,
orang yang termotivasi tidak akan mudah menyerah. Bahkan, mereka tidak akan
berhenti jika belum mendapat solusi untuk mengatasi kesulitan tersebut.
3. Menunjukkan minat terhadap berbagai macam masalah
Biasanya, adrenalin orang yang termotivasi akan terpacu ketika berhadapan
dengan berbagai tantangan, yang dalam hal ini bisa berupa masalah dalam
mengerjakan tugas. Hal itu juga membuat mereka seolah-olah ‘kecanduan’ untuk
mengatasi masalah.
4. Lebih suka mengerjakan tugas secara mandiri
Mengerjakan tugas secara mandiri memang bisa membuat orang yang
termotivasi menjadi lebih fokus dan tekun. Selain itu, orang yang memiliki motivasi
belajar tentu akan inisiatif mengerjakan tugasnya tanpa harus diingatkan.
5. Mudah bosan terhadap rutinitas
Hal ini berkaitan dengan adrenalin yang mereka dapat ketika menghadapi
tantangan. Orang yang termotivasi biasanya akan cepat bosan dengan kegiatan yang
dilakukan secara berulang setiap hari. Inilah sebabnya mereka akan mencari cara agar
kegiatan tersebut menjadi lebih menarik.
6. Kuat dalam mempertahankan pendapat
Orang yang termotivasi cenderung dapat mempertahankan pendapatnya
karena mereka yakin bahwa itu adalah hal benar. Namun, mereka tidak akan
memaksakan pendapatnya itu kepada orang lain.
7. Tidak cepat melepaskan pada sesuatu yang diyakinkan
Sama halnya dengan pendapat, orang termotivasi bila sudah yakin akan satu
hal, dirinya tidak akan melepaskannya begitu saja. Bahkan, mereka bisa berusaha
menunjukkan bahwa apa yang diyakininya benar kepada orang lain.
8. Senang dalam memecahkan soal
Bagi orang yang termotivasi, memecahkan soal adalah sebuah tantangan. Baik
demi kepuasan atau mereka memiliki tujuan tertentu sehingga harus memecahkan soal
itu terlebih dahulu untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Universitas Negeri Gorontalo

https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/PSNPD/article/viewFile/1076/773

M. Pestasi belajar
Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar,
yang mana pada setiap kata tersebut memiliki makna tersendiri. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,
dikerjakan, dan sebagainya). Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh
karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan.

Indikator prestasi belajar sebagai berikut :

.1. Kogniti

Dari aspek kognitif, hal yang diperhatikan dari anak adalah pengetahuan, pemahaman,
penerapan, maupun analisisnya. Seorang anak dikatakan mencapai prestasi belajar yang baik
bila memenuhi indikator, seperti:
 Dapat menjelaskan dan mendefinisikan secara lisan materi yang disampaikan kepadanya
 Bisa memberi contoh konkret dan menggunakannya secara tepat
 Mampu mengelompokkan
 Dapat menyimpulkan materi yang disampaikan
 Dapat menggeneralisasi dan mengkritisi.

2. Afektif

Ranah afektif dalam indikator prestasi belajar mencakup sikap yang ditunjukkan oleh anak
selama masa pembelajaran. Dalam prakteknya, anak-anak yang berprestasi akan
menunjukkan sikap menerima materi yang disampaikan dengan baik, memberi respons,
menghargai orang lain, mampu bekerja secara kelompok, dan menunjukkan karakter yang
kuat dalam kehidupan sehari-hari.

3. Psikomotor

Aspek ini mencakup keterampilan fisik yang ditunjukkan oleh anak-anak selama masa
pembelajaran. Anak yang dikatakan berhasil mencapai prestasi belajar yang baik mampu
akan mampu mengoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya, serta
mengucapkan, membuat mimik, dan gerakan jasmani lainnya.

Universitas Islam Negeri Walisongo adalah sebuah perguruan tinggi agama Islam negeri di
Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

https://eprints.walisongo.ac.id/3908/3/103811032_Bab2.pdf

N. Kecemasan belajar

Kecemasan belajar adalah perasaan cemas saat seseorang belajar yang timbul karena
adanya tekanan dan ketidakmampuan menghadapi masalah. Kecemasan siswa dalam
belajar dicirikan dengan kegelisahan, kekhawatiran, ketakutan yang tidak mendasar
Jurnal Formatif 5(3): 220-232, 2015 Munasiah – Pengaruh Kecemasan Belajar dan
bahwa akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Gejala yang timbul saat siswa
mengalami kecemasan belajar Matematika yaitu
Gejala fisik seperti tegang saat mengerjakan soal Matematika, gugup, berkeringat,
tangan gemetar, detak jantung meningkat, sakit kepala.

Indikator kecemasan belajar meliputi empat komponen, yaitu: 


1. .Mood, ditandai dengan perasaan tegang, was-was, khawatir, takut, dan gugup.
2. Motorik, ditandai dengan ketegangan pada motorik/gerakan, seperti gemetaran dan
sikap terburu-buru.

media.neliti.com pertama kali diindeks oleh Google pada January 2017

https://media.neliti.com/media/publications/234953-pengaruh-kecemasan-belajar-dan-
pemahaman-e22c2465.pdf

O. Aktivitas belajar
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, aktivitas adalah kegiatan.11
Pembelajaran di kelas merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan siswa. Siswa
mempunyai potensi untuk aktif dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat
Oemar Hamalik bahwa pengajaran efektif adalah pengajaran yang menyediakan
kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri kepada peserta didik.
Peserta didik belajar sambil bekerja.

Adapun indikator aktivitas siswa belajar :

1. Memperhatikan

2. Bertanya dan menjawab

3. Mengemukakan pendapat

4. Mendengarkan

5. Bermain

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Universitas di Riau


https://repository.uin-suska.ac.id/2455/3/BAB II.pdf

P. Rasa percaya diri peserta didik


Percaya diri adalah kemampuan dalam menyakinkan diri pada kemampuan yang kita
miliki atau kemampuan untuk mengembangkan penilaian positif baik untuk diri
sendiri ataupun lingkungan sekitar. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi
percaya diri seseorang baik dari faktor eksternal maupun internal.

Menurut Kemendikbud (2015), indikator dari percaya diri adalah sebagai berikut :

1. Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu


2. Mampu membuat keputusan dengan cepat
3. Tidak mudah putus asa
4. Tidak canggung dalam bertindak
5. Berani presentasi di depan kelas
6. Berani berpendapat, bertanya

repository.unimus.ac.id pertama kali diindeks oleh Google lebih dari 10 tahun lalu

http://repository.unimus.ac.id/4097/3/13. BAB II.pdf

Anda mungkin juga menyukai