Kemampuan menganalisis dapat berupa: (a) analisis elemen (mengidentifikasi bagian-bagian materi); (b)
analisis hubungan (mengidentifikasi hubungan); (c) analisis pengorganisasian prinsip (mengidentifikasi
pengorganisasian/organisasi).
Contoh: Menganalisa penyebab meningkatnya Harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan
memisahkan komponen- komponennya.
Level Penalaran
Berpikir Koneksi Matematis
Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan seseorang dalam menyajikan hubungan internal dan
eksternal dalam matematika, yang meliputi koneksi antar topik matematika, koneksi dengan disiplin ilmu lain,
dan koneksi dalam kehidupan sehari-hari”
Ada dua tipe koneksi matematis yaitu modeling connections dan mathematical connections. Modeling
connections merupakan hubungan antara permasalahan di kehidupan sehari-hari atau disiplin ilmu lain dengan
representasi matematisnya, sedangkan mathematical connections merupakan hubungan antara dua representasi
yang ekuivalen beserta proses penyelesaiannya
Berpikir kreatif
Berpikir kreatif dapat didefinisikan sebagai seluruh rangkaian kegiatan kognitif yang digunakan individu dalam
menghadapi masalah dari suatu kondisi sehingga mereka mencoba menggunakan imajinasi, kecerdasan,
wawasan dan ide-ide ketika mereka menghadapi suatu situasi atau masalah tersebut.
Berpikir kreatif adalah serangkaian proses untuk memahami masalah, membuat tebakan, hipotesis tentang
masalah, mencari jawaban, mengusulkan bukti, dan akhirnya melaporkan hasil untuk diaplikasikan dalam
proses penciptaan.
Komunikasi Matematis
komunikasi matematika adalah kegiatan seseorang dalam menggunakan lambang-lambang, grafik, diagram,
simbol dan notasi untuk menyatakan ide-ide baik lisan maupun tulisan serta hubungan matematika dari satu
orang ke orang lain. Dalam pembelajaran matematika ketika sebuah konsep matematika di berikan oleh guru
kepada siswanya maka siswa tersebut secara aktif dalam memikirkan ide mereka, menulis atau berbicara dan
mendengar siswa lain dalam berbagi ide maka pada saat itu terjadi transformasi informasi dari satu orang ke
orang lain. Kemampuan komunikasi matematika adalah kemampuan menyampaikan ide-ide atau gagasan
menggunakan
Berdasarkan beberapa definisi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis adalah
kemampuan penting dalam matematika yang mencakup kemampuan dalam menyampaikan pikiran atau ide-ide
atau gagasan menggunakan simbol-simbol, grafik, notasi dan lambang-lambang matematika melalui tulisan
maupun lisan.
Hendriana dan Soemarmo (2014:30) mengidentifikasi indikator kemampuan komunikasi matematis yang
meliputi kemampuan:
1. Melukiskan atau merepresentasikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam bentuk ide dan atau
simbol matematika;
2. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik, secara lisan dan tulisan dengan menggunakan benda
nyata, gambar, grafik dan ekspresi aljabar;
3. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model
matematika suatu peristiwa;
4. Mendengar, mendiskusi, dan menulis tentang matematika;
5. Membaca dengan dengan pemahaman suatu presentasi matematika;
6. Menyusun konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi dan generalisasi;
7. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph matematika dalam bahasa sendiri.
Menurut Kodariyati dan Astuti (2016:96) kemampuan komunikasi matematis meliputi kemampuan siswa
untuk:
1. Menggunakan model matematika (gambar, rumus, dan simbol/lambang matematika yang sesuai);
2. Memberikan pendapat terhadap suatu pernyataan atau pertanyaan;
3. Memberikan kesimpulan terhadap solusi yang diperoleh.
Menerapkan teori belajar Ausubel dalam pembelajaran matematika
Menerapkan teori belajar Bruner dalam pembelajaran matematika