Anda di halaman 1dari 7

Kemampuan Berpikir kreatif Matematis Melalui

Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

Umi Muhlisah
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas PGRI Palembang
e-mail : uminuhlisah@gmail.com

Abstrak
Model pembelajaran creative problem solving adalah untuk pemecahan masalah yang
kreatif Model pembelajaran berbasis pemecahan masalah agresif Hasilkan banyak ide dan
gagasan dengan pengembangan keterampilan berfikir. Kemampuan kreatif matematis adalah
kemampuan untuk menghasilkan ide gagasan untuk menyelesaikan masalah matematis.
Kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan menemukan solusi baru terhadap
masalah matematika yang bersifat terbuka secara mudah. Menggunakan model pembelajaran
Creative problem solving dapat membantu peserta didik untuk bisa meningkatkan berpikir
matematis.
Kata kunci : berpikir kreatif matematis, Creative Problem Solving (CPS)

PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu yang sangat disiplin dan memiliki sifat yang khas
dibandingkan disiplin ilmu lainnya. Materi matematika kebanyakan berkenaan dengan simbol
dan konsep yang abstrak. Maka dari materi pembelajaran matematika diberikan kepada
peserta didik dari satuan pendidikan yang paling dasar hingga menengah keatas dengan
harapan peserta didik memahami konsep matematika sejak dini, serta peserta didik dapat
mengaplikasikan matematika didalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berdasarkan kepada cara
berpikir matematik yang merupakan kegiatan yang menggunakan abstraksi dan generelisasi
(Hudojo, 1998). Abstraksi adalah proses untuk menyimpulkan hal dari objek atau situasi
berbeda. Sedangkan generalisasi adalah penarikan kesimpulan dari yang bersifat khusus
menjadi bersifat umum.
Berkaitan dengan permasalahan diatas, harus adanya model pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika. Model pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS) adalah model pembelajaran untuk menumbuhkan tingkat berpikir
kreatif siswa dalam materi pembelajaran matematika. Dengan menggunakan model
pembelajaran tersebut siswa akan termotivasi menumbuhkan pola berpikir kreatif dalam
pembelajaran matematika. Menurut Rosmala (2018) ada tiga landasan Model pembelajaran
CPS yakni, creative, problem, dan solving. Creative adalah proses berpikir dalam
menyampaikan banyak ide, problem yaitu kegiatang yang merujuk pada proses belajar, dan
solving yaitu pembelajaran untuk menemukan solusi. Hal ini juga disampaikan oleh Mitchell,
Kowalik, dan Thomas dan dikutip oleh Hanifah (2015) bahwa model pembelajaran CPS lebih
mengedepankan kuantitas ide dan tidak adanya keputusan akhir atau penundaan. Pendapat
itu juga sema dengan pendapat bahwa model pembelajaran CPS adalah model pembelajaran
yang mengajarkan keterampilan berpikir kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa menerapkan
model CPS dapat memunculkan ide kreatif siswa dalam memecahkan permasalahan. Ide
kreatif siswa dipertimbangkan sehingga menghasilkan suatu keputusan akhir.

KAJIAN TEORI
A. Model pembelajaran creative problem Solving (CPS)
Menurut Karen Pepkin (2009:3), “Model pembelajaran Creative Problem Solving
(CPS) adalah metode pembelajaran yang menitikberatkan pada pengajaran dan keterampilan
pemecahan masalah kemudian memperkuatnya”. Menurut Pepkin (Muslich, 2007: 221),
“Pemecahan masalah secara kreatif berarti peserta didik bisa menggunakan keterampilan
pemecahan masalah untuk memilih dan mengembangkan jawaban ketika dihadapkan dengan
suatu permasalah. Selain menghafal tanpa berpikir, keterampilan pemecahan masalah.

Cps yaitu penyelesaian permasalahan terkait dengan pemecahan masalah dengann


mengembangkan gagasan kreatif dalam menyelesaikan masalah. Model ini memusatkan
peserta didik memecahkan masalah dengan melakukan keterampilan dengan memilih dan
mengembangkan pendapatnya serta memecahkan masalah dengan proses berpikir ( istarani
dan M ridwan,2015)

Penggunaan model ini dapat mengikat konsep penguasaan oleh peserta didik dalam
menyelesaikan masalah, (mayasari, 2013). Tujuannya yaitu meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah peserta didik mengaplikasikan pembelajaran dengan model CPS.
Model CPS dirancang oleh guru untuk menyelesaikan tantangan peserta didik. Peserta didik
diberi tantangan oleh guru untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini dalam
pendidikan sangan berperan penting agar peserta didik dapat menyelesaikan pemecahan
masalah. Peserta didik diberikan permasalahn agar mereka memecahkan masalah melalui
kemampuannya dalam berpikir kongkrit melalui pengamatan yang mereka cari.
Creative Problem Solving adalah model pembelajaran terpusat Tentang mengajarkan
keterampilan memecahkan masalah. Untuk siswa Ketika sebuah pertanyaan disajikan,
mereka dapat mengembangkan jawaban Untuk menemukan solusi kreatif yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah ini. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan CPS yaitu model yang kegiatan pembelajarnanya berpusat pada keterampilan
peserta didik untuk memecahkan permasalahan dengan mengembangkan pendapatnya dengan
proses berpikir. Peserta didik akan diberikan pertanyaan nanti mereka akan memecahkan
masalah dengan keterampilan serta dapat mengembangkan argumen dalam proses pemecahan
masalah. Peserta didik harus mencari pengetahuan lain secara mandiri dalam kegiatan
pembelajaran.
a) Prinsip model pembelajaran Ceatif Problem Solving
a. Pendekatan dinamis yang menciptakan peserta didik lebih terampil dan kreatif
dalam memacahkan masalah.
b. Kegiatan yang melibatkan reativitas pada peserta didik dalam memecahkan
masalah.
c. Peserta didik dapat mengembangkan gagasannya dalam memecahkan masalah.
d. Memperluas proses berfikir.
b) Langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran Creative Problem Solving.
Karen (2004:2), langkah-langkah model pembelajaran creative problem
solving dalam pembelajaran matematika didapat dari gabungan prosedur Von
Oech dan Osborn sebagai berikut:
1. Tahap awal
Guru menyelidiki kesediaan siswa untuk berpartisipasi dalam proses
pembelajaran matematika, mengidentifikasi materi sebelumnya yang
merupakan prasyarat untuk materi yang mereka pelajari, dan menggunakan
model pemecahan masalah yang kreatif untuk membuat game pembelajaran
matematika.
2. Tahap inti
Peserta didik membentuk kelompok, Tiap kelompok terdiri atas 4-5 peserta
didik yang dibentuk oleh guru dan bersifat permanen. Berikut merupakan
langkah-langkah pendampingan siswa dalam menyelesaikan permasalahan
adalah sebagai berikut:
a. Klarifikasi masalah (Clarification of the problem)
Guru memberikan klarifikasi masalah yang diberikan kepada peserta didik
berupa penjelasan tentang permasalahan yang diberikan, agar peserta didik
memahami seperti apa penyelesaian permaslahan yang diberikan secara
tepat.
b. Pengungkapan gagasan (brainstroming)
Pada tahap ini, peserta didik dibebaskan dalam mengungkapkan opini-
opini nya dalam menyelesaikan suatu pemecahan masalah serta strategi
yang akan mereka gunakan dalam memecahkan suatu permasalahan.
c. Evaluasi dan seleksi (evaluation and selection)
Pada tahap ini, masing-masing dari peserta didik akan membicarakan ide
dari pemecahan masalah dengan cara presentasi kedepan kelas. Pada tahap
ini peserta didik akan saling menilai dan mencari proses pemecahan
masalah yang cocok untuk memecah masalah tersebut.
d. Implementasi
Siswa bekerja dengan kelompok untuk menentukan strategi pemecahan
masalah proyek dan menerapkan strategi pemecahan masalah yang dipilih
sesuai dengan draft kerja yang diusulkan. Setelah menyelesaikan
pekerjaan, siswa dan kelompoknya mempresentasikan hasil kerjanya di
depan kelas, menggunakan media kreatif untuk menyampaikan ide,
mengumpulkan saran dan kritik dari pihak lain, dan memecahkan masalah.
B. Berfikir kreatif matematis
Setiap manusia pasti akan selalu berpikir, namun tingkat berpikir manuasia
akan berbeda. Berpikir adalah keaktifan yang mengakibatkan manusia melakukan
penemuan terarah pada suatu tujuan. Kemampuan berpikir kreatif bisa diartikan
sebagai kreativitas. Hasamah memberi pendapat bahwa kemampuan berfikir kreatif
merupakan kegiatan yang dapat menyelesaikan persoalan yang rumit, memberikan
metode-metode, serta memberikan pandangan baru untuk menyelesaikan suatu
permasalahan.
Krulik, Stepehen, dan Jasse (1999) berpikir kreatif merupakan pemikiran yang
menghasilkan hasil yang kompleks berupa ; merumuskan ide, menghasilkanide baru,
dan memnentukan keefektifitasan ide tersebut. Kemampuan kreatif matematis adalah
kemampuan untuk menghasilkan ide gagasan untuk menyelesaikan masalah
matematis. Kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan menemukan
solusi baru terhadap masalah matematika yang bersifat terbuka secara mudah.
Indikator kemampuan berpikir kreatif Matematis.
Indikator kemampuan menurut Torrance (Lestari, 2015 ) yaitu :
a. Kelancaran ( Fluency), adalah mempunyai ide berbagai kategori atau mampu
memikirkan lebih dari satu jawaban.
b. Keluwesan (Flexibility), adalah mempunyai gagasan yang beragam serta
mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang.
c. Keaslian ( Originality ), adalah gagasan baru yang berguna untuk
menyelesaikan masalah.
d. Elaborasi ( elaboration ), adalah mengembangkan ide untuk menyelesaikan
masalah secara rinci.

PEMBAHASAN
Kemampuan untuk mahir dalam berpikir kreatif Matematika adalah keterampilan
yang menghasilkan banyak pemikiran dan pertanyaan. Kemampuan menguasai berkaitan
dengan kemampuan siswa dalam mengemukakan banyak gagasan yang muncul dari
pemahaman, Soal yang diajukan untuk mengukur kemahiran berbahasa siswa berupa
pertanyaan yang mendorong siswa untuk memunculkan banyak ide untuk memecahkan
masalah, dan model pembelajaran CPS merupakan model pembelajaran aktif. menyelesaikan.
Kemampuan berpikir kreatif Matematika merupakan keaslian ide yang dibuat dalam
merespon perintah.
Langkah yang paling ditekankan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
Matematika adalah pemahaman terhadap suatu masalah dan bagaimana cara siswa
menemukan ide untuk mencari penyelesaiannya. Terdapat kemampuan kefasihan lebih
ditekankan pada sintaks pembelajaran CPS yaitu Objective Finding, Fact Finding, dan Idea
Finding. Karena pada tahapan ini peserta didik bukan hanya dituntut untuk mendiskusikan
permasalahan yang diberikan tetapi peserta didik dituntut untuk memunculkan banyak ide
atau gagasan dalam memecahkan suatu permasalahan. Bruner dalam Isrok`atun (2018) yang
menekankan agar dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri
sehingga pada proses pembelajaran dapat di rekam dan disimpandimemori dalam jangka
panjang.

Pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model


pembelajaran CPS siswa lebih semangat dalam menemukan ide yang berbeda sehingga akan
mereka gunakan dalam pembelajaran. Siswa diajak berproses dalam menemukan pemecahan
masalah. Pada tahapan idea finding pada metode CPS peserta didik dapat menciptakan
caranya sendiri atau cara baru dalam menyelesaikan permasalahan. Dan pada saat tahapan
solution finding yang menuntut siswa mendefinisikan kembali mengenai suatu permasalahan
yang akan dicari agar siswa benar-benar memahami masalah sehingga memungkinkan untuk
menemukan solusi yang jelas. Hal ini sejalan dengan pendapat Siswono (2018) yang
menjelaskan bahwa siswa yang memiliki tingkat sangat kreatif apabila siswa mampu
menyelesaikan suatu masalah dengan lebih dari satu alternative atau dengan dipertimbangkan
oleh beberapa gagasan yang mendukung cara penyelesaian dan membuat masalah yang
berbeda (kebaruan), lancar (fasih), dan fleksibilitas. Siswa juga hanya mendapatkan
tanggapan baru atau tidak biasa dari siswa pada tataran berpikir umum, yang mungkin dapat
diselesaikan dengan berbagai cara (fleksibilitas).

PENUTUP
Berdasarkan beberapa definisi yang disebutkan di kajian teori dapat disimpulkan
Model pembelajaran creative problem solving adalah untuk pemecahan masalah yang kreatif
Model pembelajaran berbasis pemecahan masalah agresif Hasilkan banyak ide dan gagasan
dengan pengembangan keterampilan berfikir. Kemampuan kreatif matematis adalah
kemampuan untuk menghasilkan ide gagasan untuk menyelesaikan masalah matematis.
Kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan menemukan solusi baru terhadap
masalah matematika yang bersifat terbuka secara mudah.

DAFTAR PUSTAKA
Dra. Yetti Ariani, M., Yullys Helsa, M., & Ahmad, S. (2020). Model Pembelajaran Inovatif
Untuk Pembelajaran Matematika Di Kelas IV Sekolah Dasar. Yogyakarta:
DEEPUBLISH.

h Hafiziani Eka Putri, I. M., Abdulloh, A., Sasqia, A. S., Aulia, L., & Afita, N. (2020).
Kemampuan-Kemampuan Matematis dan Pengembangan Instrumennya. sumedang:
UPI Sumedang Press.

Pasaribu, E. Z., Munthe, N., & Ritonga, M. W. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran
Creative Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
SMA Negeri 2 Rantau Selatan. Al-Khawarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika.

Tria, E., Susanta, A., & Djuwita, P. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Coreative
Problem Solving (CPS) terhadap Kemampuan BerpikirKreatif Matematika Siswa di
KelasV. JP3D (JURNAL PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN PENDIDIKAN
DASAR).
Udayani, I. D., Wulandari, I. G., & Agustika, G. N. (2020). MODEL CREATIVE
PROBLEM SOLVING TERHADAP MINAT BELAJAR MATEMATIKA. Jurnal
Imiah Pendidikan dan Pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai