Anda di halaman 1dari 37

Problem Solving

Skill
Kelompok 3 - P. IPA C 2018

Endah Rachmatiningrum (18312241048)


Amelia Rizki (18312241050)
Azzakia Oofy (18312241056)
Zulfa Maulida (18312241067)
Restu Agil (18312241073)
Pengertian Problem Solving

Menurut Marzano dkk (1988) problem solving


adalah salah satu bagian dari proses berpikir yang
berupa kemampuan untuk memecahkan
persoalan.

Menurut Marzano dkk (1988), para pendidik


memaknai problem solving secara lebih sempit.
Para pendidik umumnya menggunakan istilah
problem solving untuk menunjukkan jenis tugas
tertentu yang disajikan kepada pelajar dalam
pelajaran matematika, sains, dan ilmu sosial.
Girl dkk (2002) menyatakan bahwa pemecahan
masalah adalah proses yang melibatkan
penerapan pengetahuan dan ketrampilan-
ketrampilan untuk mencapai tujuan.

Menurut Gagne & Briggs (1979) unjuk kerja


pemecahan masalah itu berupa penciptaan dan
penggunaan aturan yang kompleks dan lebih
tinggi tingkatannya, untuk mencapai solusi
masalah.
Karakteristik
Problem
Solving
Karakteristik Problem Solving
Menurut Sulasmono (2010) Karakteristik khusus pendekatan kepada siswa dalam
memecahan masalah adalah sebagai berikut:

1. Adanya interaksi yang baik antar siswa dan interaksi antara guru dan siswa dalam
menyelesaikan suatu masalah.
2. Adanya dialog matematis dan konsensus antar siswa dan antar siswa dengan guru
dalam menyelesaikan suatu masalah.
3. Guru menyediakan sebuat informasi yang cukup untuk siswa mengenai masalah
yang belum terpecahkan, dan siswa mengklarifikasi, menginterpretasi, dan
mencoba mengkonstruksi penyelesaian masalah tersebut.
4. Guru menerima jawaban “ya” atau “tidak” dan tujuannya bukan untuk mengevaluasi.
5. Guru membimbing, melatih, dan menanyakan dengan pertanyaan-pertanyaan
berwawasan dan berbagi solusi dalam proses pemecahan suatu masalah.
Aspek atau
Indikator
Problem Solving
Skills
Aspek-aspek kemampuan problem solving
Menurut Barkman, S., dan Matctmes, K (2002)

1. Identifikasi Masalah (Identify /Define the Problem)


2. Menganalisa kemungkinan Penyebab dan Asumsi
(Analyze Possible Causes or Assumptions)
3. Mengidentifikasi Solusi (Identify Possible Solutions)
4. Memilih Solusi yang Terbaik (Select Best Solution)
5. Implementasi Solusi (Implement the Solution)
6. Evaluasi dan Revisi (Evaluate Progress and Revise)
Tahap – Tahap Metode Problem Solving menurut J.Dewey
ANALISIS
PENDEKATAN /
MODEL
UNTUK KETERAMPILAN PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN
MASALAH)
1. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah proses yang dilalui peserta didik dalam
rangka memperoleh sebuah jawaban, karena berpusat pada aktivitas
peserta didik (Atsnan dkk, 2008).
Pendekatan saintifik memberikan kesempatan bagi para peserta didik
untuk lebih berinovasi dan berkreativitas dalam keterampilan
menyelesaikan sebuah persoalan atau permasalahan. Manfaatnya,
ketika peserta didik menemukan suatu permasalahan dalam kehidupan
sehari-harinya dan dapat menyelesaikannya dengan mudah.
Pendekatan saintifik memiliki komponen 5, yaitu: mengamati,
mempertanyakan, mengumpulkan informasi atau mencoba, mengolah
informasi, dan mengkomunikasikan (Nasution, 2013).
2. Pendekatan Inkuiri
Menurut Sanjaya (2008 :196), metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Proses pembelajaran inkuiri mengarahkan siswa agar dapat mengidentifikasikan


masalah, menemukan solusi, merumuskan pertanyaan, melakukan percobaan,
menganalisis, belajar kelompok, dan membuat kesimpulan.

Melalui pendekatan inkuiri siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari
dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkannya kemudian memecahkan
permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
(Mulyasa, 2007:109)
2. Pendekatan Inkuiri
Langkah-langkah pelaksanaan model inquiry meliputi :
1) Orientasi;
2) Merumuskan masalah;
3) Merumuskan hipotesis;
4) Mengumpulkan data;
5) Menguji hipotesis; dan
6) Merumuskan kesimpulan (Damayanti, 2014).
3. Pendekatan Heuristik
Pendekatan Heuristik merupakan suatu pendekatan yang tujuannya adalah
untuk mengajarkan keterampilan pemecahan masalah tertentu, yang dapat
digunakan siswa ketika mereka mengatasi masalah tertentu (Zulfah, 2017:
3).

Pendekatan Heuristik bertujuan untuk mengajarkan keterampilan


mengatasi masalah. Heuristik adalah suatu langkah-langkah umum yang
memandu pemecah masalah dalam menemukan solusi masalah. Heuristik
bertujuan untuk memandu siswa dalam menemukan solusi (Zulfah, 2017:
6).
3. Pendekatan Heuristik
Model Heuristik menurut para ahli: (Zulfah, 2017: 7-8).

1. Model Heuristik Polya, langkahnya:

a) Memahami masalah  melibatkan proses membaca dan mengkaji permasalahan untuk


memahami data yang diberikan data yang diperlukan.

b) Membentuk rancangan penyelesaian  melibatkan proses mencari hubungan antara data


yang diberi dengan apa yang dikehendaki.

c) Melaksanakan rancangan penyelesaian  melibatkan proses melaksanakan penyelesaian


yang dirancang dengan berhati-hati untuk memperoleh jawaban yang dikehendaki.

d) Meneliti semua pemecahan  melibatkan penelitian pemecahan untuk menentukan


apakah ada pemecahan itu.
3. Pendekatan Heuristik
Model Heuristik menurut para ahli: (Zulfah, 2017: 7-8).
1. Model Heuristik Wickelgren, merupakan perincian dari model
Heuristik Polya, langkahnya:
a) Menganalisis dan memahami masalah
b) Merancang dan merencanakan solusi
c) Mencari solusi dari masalah
d) Memeriksa Solusi
4. Pendekatan Search, Solve,
Create, and Share (SSCS) Problem
Solving
Model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) adalah model yang
menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan dirancang untuk
mengembangkan dan menerapakan konsep-konsep ilmu pengetahuan dan
keterampilan berpikir kritis (Peritiawan, 2014).

Model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) Problem Solving
menekankan aktivitas pemecahan masalah. Model pembelajaran SSCS ini dapat
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah siswa karena memberikan
kesempatan bagi siswa untuk saling berinteraksi melalui kelompok kecil dan
kelompok besar untuk memecahkan suatu masalah (Pizzini & Shepardson, 1992).
4. Pendekatan Search, Solve,
Create, and Share (SSCS) Problem
Solving
Sintaks : (Pizzini & Shepardson, 1992).
1. Fase Search  pemunculan ide-ide untuk mengidentifikasi dan
mengembangkan pertanyaan yang dapat diselidiki atau masalah pada sains.
2. Fase Solve  permasalahan spesifik yang ditetapkan pada fase search dan
mengharuskan siswa untuk menghasilkan dan menerapkan rencana mereka
untuk memperoleh suatu jawaban.
3. Fase Create  menghasilkan suatu produk terkait dengan permasalahan,
membandingkan data dengan masalah, melakukan generalisasi, jika
diperlukan memodifikasi.
4. Fase Share  mengkomunikasikan jawaban terhadap permasalahan atau
jawaban pertanyaan.
5. Pendekatan Metakognitif
Pendekatan Metakognitif adalah secara harfiah, metakognitif bisa
diterjemahkan sebagai kesadaran berpikir, berpikir tentang apa yang
dipikirkan dan bagaimana proses berpikirnya, yaitu aktivitas individu untuk
memikirkan kembali apa yang telah terpikir serta berpikir sebagai akibat
dari buah pikiran terdahulu (Kunandar, 2007).

Pendekatan metakognitif memiliki ciri utama yaitu guru menyadarkan


kemampuan kognitif siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
metakognitif, berisi pemahaman masalah, perencanaan penyelesaian
masalah, dan mereview hasil penyelesaian masalah.
5. Pendekatan Metakognitif
Sintaks: (Kunandar, 2007).

1. Tahap Diskusi Awal  menjelaskan topic, konsep dasar

2. Tahap Siswa Bekerja Mandiri  mengerjakan soal, memberi stimulus


pertanyaan metakognitif

3. Tahap Refleksi dan Rangkuman  rekleksi ke permasalahan


kehidupan dan membuat rangkuman
Pemecahan Masalah
Siswa melalui
Pendekatan Conceptual
Problem Solving

Pendekatan conceptual problem solving


merupakan pendekatan pembelajaran
dimana siswa dibimbing menyelesaikan
masalah menggunakan prinsip yang tepat.
pendekatan pemecahan masalah melalui conceptual
problem solving ini dapat :
• membimbing siswa dalam memecahkan masalah
dengan mengidentifikasi prinsip yang tepat (principle),
• membenarkan prinsip yang diterapkan pada masalah
(justification),
• merencanakan solusi yang harus ditempuh sebelum
memecahkan masalah (plan).

Dengan demikian, siswa diharapkan harus memahami


prinsip yang tepat untuk memecahkan masalah
Tahapan

1. principle, guru dan siswa bersama-sama menentukan


prinsip yang tepat untuk memecahkan masalah.

2. justification, guru dan siswa bersama-sama membuat


justifikasi (membenarkan prinsip) terhadap ketepatan
prinsip.

3. plan, guru dan siswa bersama-sama menetapkan


langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan
masalah
Model Pembelajaran
Problem Based Learning
Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah
Model Problem Based Learning adalah salah satu model
pembelajaran dapat mendorong siswa membangun
pengetahuan dan pemecahan permasalahan pada
kesehariannya.

Pernyataan tersebut didukung oleh (Wijayanti, Sumarmi, &


Amirudin, 2016) bahwa model Problem Based Learning
merupakan model pembelajaran yang menekankan
pembelajaran kontekstual yang dapat mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah dan keterampilan self
directed peserta didik.
Model Problem Based Learning memiliki tahapan
1. orientasi permasalahan,
2. mengorganisasikan siswa untuk meneliti,
3. membimbing investigasi/ penyelidikan
kelompok,
4. mempresentasikan hasil penelitian,
5. menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahal permasalahan
Model Pembelajaran
Creative Problem Solving
(CrPS)
Model Pembelajaran Creative Problem Solving
(CrPS)

Kreativitas adalah suatu komponen yang perlu


ditingkatkan untuk dapat bersaing dan memenuhi
tuntutan dari perkembangan zaman.
Munandar (2009) menjelaskan bahwa perlunya
mengembangkan kreativitas dikarenakan, yaitu:
1. kebutuhan penting dalam hidup manusia untuk
mewujudkan dirinya
2. penyelesaian terhadap suatu masalah dapat
terselesaikan
3. memberikan kepuasan terhadap individu,
4. kualitas hidup seorang dapat meningkat salah satunya
dengan kreativitas.
Model ini dapat dilakukan melalui enam langkah
atau tahap yang telah dijabarkan, yaitu
• menemukan tujuan,
• menemukan fakta,
• mampu memecahkan masalah,
• menemukan gagasan,
• menemukan solusi, dan penerimaan.
Model Project Based
Learning dalam
Pemecahan Masalah
Model Project Based Learning dalam pemecahan masalah

Menurut Reeder (2005) project based learning merupakan


satu-satunya model dan strategi yang potensial diterapkan
dalam pembelajaran pada abad ini. Sementara itu,
Sumarmi (2012) menyatakan bahwa model project based
learning menggunakan masalah sebagai langkah awal dan
mengintegrasikan pengetahuan untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
Langkah model Pembelajaran PjBL

• Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential


question)
• Menyusun perencanaan proyek (design project)
• Menyusun jadwal (create schedule)
• Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring
the students and progress of project)
• Penilaian hasil (assess the outcome)
DAFTAR PUSTAKA

Barkman,S dan Machtmes, K. 2002. Solving Problems Survey. Youth Life Skills
Evaluation Project at Penn State. Instrument Also Cited by the CYFAR Life
Skills Project at Texas A&M University. JURNAL dalam Skripsi yang berjudul
Efikasi Diri Terhadap Kemampuan Problem Solving Siswa Kwlas XI IPA MA
Miftahul Ulum Jatiroto Lumajang oleh M.Ilham Akbar Hasin UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang diunduh dari http://etheses.uin-
malang.ac.id/11928/1/13410093.pdf pada 21 Febuari 2021 pukul 08.54 WIB.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
diunduh darihttps://eprints.uny.ac.id/62643/2/BAB%20II.pdf pada 21 Febuari
2021 pukul 08:06 WIB.
Bambang Suteng Sulasmono. 2010. Problem Solving: Signifikansi, Pengertian, dan
Ragamnya. Jurnal Satya Widya. Vol. 28, No.2. Desember 2012: 156-165
diunduh dari https://core.ac.uk/download/pdf/234028813.pdf pada 20
Februari 2021 pukul 19.38 WIB.
Girl, T.A., Wah, L.K.M., Kang, G.Ng., & Sai, C.L. 2002. New Paradigm for Science
Education. A Perspective of Teaching Problem-Solving, Creative Teaching
and Primary Science Education. Singapore: Prentice Hall.
Marzano, R.J. et all, 1988. Dimension of Thinking: A Framework for Curriculum and
Instruction. Viginia: Association for Supervision and Curriculum
Development.
Gagne, R.M. & Briggs, L.J. 1979. Principles of Instructinal Design. Second Edition.
New York: Holt, Rinehart and Winston.
Hamiyah , N dan M Jauhar. 2014. Strategi Belajar Mengajar Di Kelas. Yogyakarta:
Prestasi Pustaka diunduh dari
https://eprints.uny.ac.id/62643/2/BAB%20II.pdf pada 21 Febuari 2021 pukul
08:06 WIB.
Alif Reza Nurhadi, dkk. 2018. Pengaruh Model Project Based Learning
dan Gaya Berpikir terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah
Mahasiswa Geografi. Jurnal Penelitian. Volume: 3 Nomor: 7 Bulan
Juli Tahun 2018 Halaman: 974—979 diakses 21 Februari 2021
07.54
Dewi Nur Azizah, dkk. 2018. Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
melalui Pendekatan Conceptual Problem Solving pada Materi
Termodinamika. Jurnal Penelitian. Volume: 3 Nomor: 11 Bulan
November Tahun 2018Halaman: 1458—1462. diakses 21 Februari
2021 03.44
Sarifah Nur Isra Jairina, dkk. 2020. Pengaruh Model Pembelajaran
Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan
MasalahMitigasi Bencana. Jurnal Penelitian. Volume: 5 Nomor: 2
Bulan Februari Tahun 2020. diakses 21 Februari 2021 05.54
Resti Ajeng Pramestika, dkk. 2020. Model Pembelajaran Creative
Problem Solving pada Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil
Belajar Tematik Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian. Volume: 5
Nomor: 3 Bulan Maret Tahun 2020 Halaman: 361—366. diakses 21
Februari 2021 07.25
Atsnan, M.F, dan Gazali, Rahmita Yuliana. (2008). Penerapan Pendekatan
Scientific dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi
Bilangan (Pecahan). Makalah disampaikan dalam Seminar
Matematika Dan Pendidikan Matematika FMIPA. Yogyakarta,
Universitas Negeri Yogyakarta tanggal 9 November 2013.
Damayanti, I. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA di Sekolah
Dasar.
Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNESA, Volume 2,
No 5.
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT Raja
Grafindo).
Mulyasa. (2007). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, Khairiah. (2013). Aplikasi Model Pembelajaran dalam Perspektif
Pendekatan Saintifik. Makalah tidak dipublikasikan, Medan,
Widyaswara Mandala tanggal 27 Desember 2013.
Periartawan, Eka, I Gst Ngr Japa, and Wayan Widiana. (2014). Pengaruh
Model Pembelajaran SSCS Terhadap Kemampuan Pemecahan
Maslah
Matematika Siswa Kelas IV Di Gugus XV Kalibukbuk.‖ Journal Mimbar
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha 2 (1).
Pizzini, E., & Shepardson, D. 1992. A Comparison of the Classroom
Dynamics of a Problem-Solving and Traditional Laboratory Model of
Instruction Using Path Analysis. Journal of Research in Science
Teaching, 29(3), 243–258.
Zulfah. 2017. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair
Share dengan Pendekatan Heuristik terhadap Kemampuan
Pemecahan
Masalah Matematis Siswa MTs Negeri Naumbai Kecamatan Kampar.
Jurnal
Cendekia vol 1 no 2.

Anda mungkin juga menyukai