A. Pengertian dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran.
1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran adalah kegiatan yang digunakan untuk merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran, metode mana yang akan digunakan untuk merealisasi tujuan tersebut, materi apa yang akan diberikan, bagaimana mengkomunikasikan materi tersebut, menentukan alat atau media dibutuhkan, dan memilih model evaluasi yang sesuai. 2. Fungsi Pelaksanaan Pembelajaran Fungsi perencanaan adalah untuk mengatur dan menyesuaikan dengan kebutuhan khusus siswa, membantu guru dalam merencanakan tujuan yang ingin dicapai, dan membantu guru dalam mengurangi kegiatan trial dan error dalam mengajar. Manfaat perencanaan pembelajaran matematika adalah untuk dapat mengoptimalisasikan pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah atau perguruan tinggi. Acuan rencana ini akan menjadi pegangan dan landasan berpijak para pendidik dalam melaksanakan tugasnya sehingga hierarki materi matematikanya dapat berjalan dengan baik (Hamzah, dkk, 2014). B. Kriteria penyusunan Perencanaan Pembelajaran Penyusunan perencanaan pembelajaran merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ini dicapai. Beberapa nilai perencanaan yang dapat dijadikan sebagai kriteria penyusunan perencanaan yang dekemukakan Sanjaya (2008) seperti : Signifikansi, Relevan , Kepastian, Adaptabilitas, Kesederhanaan, dan Prediktif. C. Konsep Pembelajaran Matematika Efektif Pembelajaran dikatakan efektif apabila hasil tes belajar kognitif dan afektif yang di peroleh oleh peserta didik di atas minimal ketuntasan untuk setiap kompetensi dasar yang telah di tetapkan oleh sekolah. Dapat di simpulkan bahwa keefektifan pembelajaran matematika dapat dilihat dari tingkat ketercapaian siswa terhadap nilai yang telah ditetapkan sebelumnya. Guru yang mengajar matematika secara efektif ditentukan penyusunan perencanaan pembelajaran. Keempat belas tersebut dikelompokkan dalam enam kelompok, yakni konten matematika, tujuan pembelajaran, sumber pembelajaran, strategi pre- assesment, strategi pembelajaran, dan strategi post-assesment. Tujuan pembelajaran terdiri dari berikut ini. Menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan siswa. Menetapkan sumber-sumber tambahan yang diperlukan. Strategi pembelajaran terdiri dari berikut ini. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat. Pengaturan lingkungan pembelajaran. Mengevaluasi keefektifan pembelajaran. D. Model Desain Pembelajaran matematika Model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran. Beberapa model desain pembelajaran dapat diterapkan pada pembelajaran matematika seperti ; Model Dick and Carey, Model ASSURE, Model Gerlach & Elly, Model ADDIE, Model Degeng, Model Kemp, Model ISD (Instructional system design, dan Model Melingkar. Dari beberapa jenis model desain pembelajaran di atas, salah satu model desain pembelajaran yang paling cocok diterapkan dalam pembelajaran matematika adalah model yang dikembangkan oleh Dick & Carey. Model ini cenderung lebih sesuai dengan ruang lingkup pembelajaran matematika. Dengan mengembangkan model Dick & Carey, maka semua bahan ajar yang dibutuhkan oleh pendidik sudah terpenuhi, mulai dari analisis pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik sampai dengan butir soal yang diujikan.
BAB IV PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA A. Pengertian Problem Solving Problem Solving atau pemecahan masalah merupakan usaha personal atau kelompok dalam mememcahkan masalah berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntunan kondisi dan situasi yang tak lumrah tersebut(Hamruni, 2009). Terdapat 3 ciri utama dari Problem Solving yaitu ; Problem Solving, Aktivitas, dan Pemecahan masalah. Agar siswa merasa memiliki rasa tanggung jawab atau keterikatan dengan masalah yang diberikan oleh guru. Guru bisa menggunakan langkah-langkah atau bisa mengimplemtasikan “I SOLVE”. Dengan demikian, siswa dapat memecahkan masalah secara efisien, siswa bisa mengembangkan pemikirannya, mengendalikan /kontrol diri, dan dapat menciptakan kondisi kelas secara positif atau nyaman (Forgan, 2003). Langkah-langkah I SOLVE diantaranya ; mengindentifikasi masalah yang ada pada buku, LKS, atau sejenisnya, mendiskusikan masalah yang ada, mengidentifikasi kendala-kendala yang menghambat pemecahan masalah, melihat atau mengecek kembali solusi yang sudah dihasilkan atau dibuat dan pilih salah satu atau lebih solusi yang lebih tepat, validasi solusi, dan melakukan evaluasi dan menjelaskan bagaimana cara mendapatkan solusi tersebut Tujuan pembelajaran pemecahan masalah bukan hanya sekedar menemukan solusi yang cocok atau yang dapat diterima untuk masalah apapun tetapi juga mampu mengenal atau memahami masalah yang sama atau mirip di kemudian hari untuk dapat diselesaikan dengan tidak banyak menghabiskan mentransfer energi untuk memecahkan masalah. B. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Solving Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar penilaian pendidikan pada pasal 1 ayat 2, pembelajaran dapat dikatakan sebagai usaha secara sadar yang dilaksanakan secara sengaja, ditempat yang sudah ditentukan. Model Pembelajaran merupakan model yang mengarakan kepada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik, sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai (Hamruni, 2009). Pendekatan Pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajara (Mufarokah, 2013). Dalam jurnal (Munir, 2020) “Penalaran matematika adalah keterampilan yang digunakan siswa sebagai inti dari proses pemecahan masalah”. Menurut (Krantz, 1999) “learning to solve problem is a process of developing and extending your mental powers, and it will equip you with a body of techniques that will be useful in othe par of your studies and of your life”. Dengan menerapkan pendekatan problem solving pada mata pelajaran matematika, siswa dapat mengebangkan dan memperluas kekuatan mental untuk berpikir dalam menyelesaikan masalah. Menurut (Smith, 1997) Berikut langkah-langkah pemecahan masalah ; Understand the nature of the problem, . Develop a strategy for solving the problem, Carry out the chosen strategy, dan Look back and check. C. Konsep Problem Solving Model Polya Pembelajaran problem solving model Polya adalah pembelajaran yang memusatkan Kegiatan belajar siswa pada keterampilan pemecahan masalah. Pembelajaran model polya ini, masalah dijadikan kunci utama dalam pembelajaran dengan tujuan diantara lain ; Helping the student, Questions, recommendations, mental operations, Generality, Common sense, dan Teacher and student. Imitation and practice. D. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Problem Solving Menurut(Djamarah, S.B Aswan, 2010), menjelaskan kelebihan pembelajaran Problem Solving antara lain adalah ; dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja, membiasakan siswa untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, dan merangsang pengembangkan kemampuan berpikir secara menyeluruh dan kreatif. Sedangkan kelemahan pembelajaran Problem Solving antara lain adalah : Siswa kesulitan dalam menentukan tingkat kesukaran masalah Alokasi waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama dibandingkan model pembelajaran lain Kebiasaan belajar siswa yang tidak sesuai dengan proses pembelajaran Problem Solving Menurut Hamiyah dan Jauhar (2014: 130-131) ada beberapa kelebihan dan kekurangan metode Problem Solving sebagai berikut. Kelebihan metode problem solving: a. Membuat pendidikan di sekolah mejadi relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja. b. Dapat berpikir dan bertindak kreatif. c. Dapat mengembangkan rasa tanggung jawab. d. Para siswa dapat diajak untuk lebih menghargai orang lain. e. Dapat memecahkan masalah yang dihadapi Problematika Pembelajaran Matematika 75 secara realistis. f. Dapat merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat. Kekurangan metode Problem Solving: a. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran lain. b. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman siswa memerlukan kemampuan dan keterampilan guru. c. Bagi siswa yang kurang memahami pelajaran tertentu, maka pengajaran dengan metode ini sangat membosankan dan menghilangkan semangat belajarnya