TINJAUAN PUSTAKA
itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu
yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir).
menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil
manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran (Russeffendi ET,
secara empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah
terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat,
maka digunakan bahasa matematika atua notasi matematika yang bernilai global
(universal). Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika
9
ditemukan Kalkulus, Statistika, Topologi, Aljabar Abstrak, Aljabar Linear,
pola dan hubungan, cara berpikir, seni yang bersifat urut dan konsisten, bahasa
yang menggunakan istilah dan simbol, serta alat yang dapat digunakan dalam
menyelesaikan masalah dalam bidang lain, dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.
sistematis.
terstruktur dan terorganisir secara sistematis dalam rangkaian urutan yang logis.
Jadi matematika merupakan ilmu yang tidak sekedar menghitung secara teknis
10
dan mekanis, tetapi matematika merupakan suatu ilmu deduktif formal dan
sehari-hari. Matematika terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan
geometri.
kritis serta sikap yang terbuka dan objektif (Sumarmo, 2004: 5).Hudojo (2005:
konsep-konsep atau struktur- struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari
pembelajar. Siswa tidak hanya mendapatkan pemahaman konsep tetapi siswa juga
11
Pembelajaran matematika adalah proses pembelajaran yang dirancang
sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi).
1) Melatih cara berpikir dan menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah.
12
4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
serangkaian kegiatan yang melibatkan pendidik dan peserta didik secara aktif
13
sementara sistem bahasa tulis itu sifatnya sekunder (Mahdiansyah, 2014:
455).
atau tujuan, literasi itu bersifat dinamis –tidak statis– dan dapat bervariasi di
antara dan di dalam komunitas dan kultur diskursus atau wacana. Literasi
secara luas tentang pengetahuan dan apresiasi matematika yang mampu dicapai
14
fenomena (OECD, 2013).
literasi matematika dalam visi tersebut dimaknai dengan “an individual’s ability
kemampuan matematikanya.
pemikiran matematika dalam pemecahan masalah sehari- hari agar lebih siap
konsep, prosedur, serta fakta matematika yang relevan dengan masalah yang
dihadapi.
15
matematika yang dimilikinya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan
konsep matematika yang telah dipelajari dapat menjadi sarana menemukan solusi
dimana siswa akan terlibat aktif dalam pemecahan masalah (OECD, 2013).
menurut draf assesment framework PISA 2015 sebagai rujukan pengertian literasi
dua konstruk, yaitu konten dan konteks. Aspek konten terdiri atas domain
quantity, uncertainty and data, change and relationship, serta space and shape;
16
dan aspek konteks terdiri atas domain personal, societal, occupational, dan
a. Konten
dinyatakan dalam berbagai simbol aljabar, grafik, bentuk geometris dan tabel.
Oleh karena setiap representasi simbol itu memiliki tujuan dan sifatnya
2. Space and Shape (Ruang dan Bentuk). Ruang dan bentuk berkaitan dengan
pelajaran geometri. Soal tentang ruang dan bentuk ini menguji kemampuan
dimensi dan representasi bentuk, serta mengenali ciri-ciri suatu benda dalam
17
dalam konten bilangan ini adalah kemampuan bernalar secara kuantitatif,
b. Konteks
Soal literasi matematis dalam PISA 2015 (OECD, 2016: 73-74) melibatkan 4
konteks, yaitu :
dengan kegiatan pribadi siswa sehari-hari, baik kegiatan diri sendiri, kegiatan
masalah tersebut.
18
dapat menyumbangkan pemahaman mereka tentang pengetahuan dan konsep
kehidupan di masyarakat.
berkaitan dengan kegiatan ilmiah yang lebih bersifat abstrak dan menurut
matematika.
atau justru sebaliknya yaitu menafsirkan suatu hasil atau model matematika
19
ke dalam permasalahan aslinya. Kata mathematising digunakan untuk
dan sebagainya.
20
Aspek kognitif kemampuan literasi matematikdalam PISA dibagi menjadi
enam level (tingkatan), level 6 sebagai tingkat pencapaian yang paling tinggi dan
level 1 yang paling rendah. Setiap level tersebut menunjukkan tingkat kompetensi
matematika yang dicapai siswa. secara lebih rinci level-level yang dimaksud
21
kerjakan dan mengkomunikasikannya.
Para siswa dapat bekerja secara efektif dengan model dalam situasi
22
semakin kompleks pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab persoalan yang
level kemampuan matematika serta dalam penelitian ini dilakukan analisis untuk
melihat sejauh mana tingkat kemampuan literasi matematik siswa SMP kelas VIII
Hal ini akan mendorong seseorang untuk peka dan paham penggunaan
akan membantu seseorang untuk berpikir numeris dan spasial dalam rangka
literasi matematik yang baik dapat menjadikan data-data statistik menjadi fakta
kuantitatif dan informasi yang efektif. Dalam dunia kerja, kemampuan literasi
matematik juga memiliki peranan fital. Meskipun saat ini kinerja kita telah banyak
tuntutan kerja saat ini bukan lagi pada bagaimana menggunakan perhitungan
23
matematis akan tetapi lebih kepada bagaimana kita memahami suatu sistem dan
bonus dalam bentuk voucher ataupun hal lainnya. Dengan kemampuan literasi
kemampuan literasi matematik. Mulai dari hal yang paling sederhana hingga hal
yang lebih kompleks. Mulai dari menentukan rute terefektif hingga penentuan
literasi matematik.
sejak dini.
berasal daribahasa Inggris. Secara leksikal, dalam kamus Oxford, belief diartikan
sebagai perasaan yang kuat tentang kebenaran atau keberadaan sesuatu (a strong
feeling that something/someone exists or is true) atau percaya bahwa sesuatu itu
24
gramatikal, dalam bahasa sehari-hari, (beliefs) bersinonim dengan istilah sikap
filosofi (philosophy), pendirian (conviction), dan valid (Leder dan Forgasz, 2002:
96 dan Hill, 2008). Khusus dalam matematika, Presmeg (2002: 294) mengatakan
istilah keyakinan dan konsepsi dapat saling dipertukarkan dalam konteks sifat
natural matematika.
tujuan. Apabila tujuannya untuk menjelaskan kepada orang biasa, maka definisi
informal lebih tepat, namun jika tujuannya untuk penelitian, maka definisi formal
lebih berguna.
matematika. Tanpa belief yang baik terhadap materi maka siswa dalam
matematika akan cenderung pasif, setengah hati, dan memiliki motivasi yang
rendah sehingga berimplikasi pada hasil belajar matematika. Romberg (1994) dan
25
mengerjakan dan menggunakan matematika. Pendapat ini didukung oleh
siswa SMP dan SMA di Kanada memperoleh hasil bahwa keyakinan siswa
dalam NCTM tahun 1989, keyakinan yang ada pada diri siswa sangat berpengaruh
pada:
2002:27).
tersebut bersifat lebih melekat pada diri seseorang dibanding dengan minat
dan selanjutnya keyakinan tersebut akan membentuk nilai matematika pada diri
orang tersebut. Keyakinan matematik meliputi keyakinan tentang peran dan fungsi
matematika sebagai disiplin ilmu (Eynde, Corte, dan Verschaffel, 2006: 62).
26
dimilikinya. Eynde, Corte, dan Verschaffel (2002: 27) membuat diagram sistem
Gambar 2.1.
Pada Gambar 2.1 jelas bahwa ketiga aspek yaitu object mathematical,
context class dan slelfsaling terkait dalam membentuk KYM dalam diri siswa.
siswa perlu diperhatikan kondisi masing-masing siswa, situasi kelas secara umum,
interaksi antar siswa, buku matematika yang menjadi pegangan, guru pengajar,
dan metode mengajar yang digunakan oleh guru. Dalam penelitian ini skala KYM
27
2.1.4 Wilayah Pesisir
Agenda 21, chapter 17.3 (1992), menjelaskan bahwa sebagai berikut: “Wilayah
pesisir memiliki habitat yang beragam dan produktif yang penting bagi
dan laut.”
bahwa wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan
lautan.Sebagai Negara kepulauan, laut dan wilayah pesisir memiliki nilai strategis
isu pokok utama di kawasan pantai ( Kay dan Alder, 1999 ) adalah pertumbuhan
penduduk yang cukup pesat serta cenderung tinggal dan beraktivitas di kawasan
pantai. Sebagai tempat yang strategis pantai dimamfaatkan untuk berbagai hal
28
bangunan, kayu bakar, pertambangan dan pariwisata. Pengembangan potensi
pesisir membutuhkan SDM yang berkualitas, akan tetapi SDM masyarakat pesisir
potensi SDM wilayah pesisir, yaitu: (1) rendahnya kualitas sumber daya manusia
yang tinggal di wilayah pesisir; (2) rendahnya kemampuan modal yang dimiliki
masyarakat.
luas kepada siswa, tentang cara untuk melestarikan dan mengembangkan potensi
penelitian ini.
29
pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses matematis lebih baik
tergolong sangat kurang dengan nilai rata-rata 41,74. Rata-rata nilai literasi
matematik untuk level 1 dalam kategori kurang yaitu 56,04. Sedangkan untuk
level 2 sampai level 6 dalam kategori kurang sekali dengan rata-rata nilai
literasi kurang dari 55. Keyakinan matematika siswa SMAN di Kota Kendari
30
Menyimpulkan bahwa kemampuan literasi matematik siswa SMP pesisir di
Konawe Utara tergolong kuarang. Hal ini terlihat kurangnya siswa yang
matematik pada level 1 dalam kategori kurang dan pada level 2 sampai 5
rendah dan kurangnya keyakinan matematik yang dimiliki siswa sehingga dengan
demikian kerangka berpikir dalam tulisan ini adalah menganalisis aspek kognitif
dilihat dari kemampuan literasi matematik siswa dan non kognitif dilihat dari
keyakinan matematik siswa sehingga dengan adanya penelitian ini bisa jadi
referensi dan dapat meningkatkan kemampuan literasi matematik siswa dan siswa
yang dimiliki siswa. Apabila siswa mempunyai keyakinan (belief) yang baik
konsep matematika. Tanpa belief yang baik terhadap materi maka siswa dalam
matematika akan cenderung pasif, setengah hati, dan memiliki motivasi yang
31
kemampuan literasi matematik siswa semakin tinggi pula keyakinan matematik
kabupaten konawe”.
32