Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Literasi Matematika


Literasi berasal dari kata Bahasa inggris literacy yang artinya kemampuan
membaca dan menulis. Pada masa lalu dan sekarang, kemampuan membaca dan menulis
merupakan kompetinsi utama yang sangat dibutuhkan dalam melakukan kegiatan sehari,hari,
karena tanpa kemampuan membaca dan menulis, komunikasi antar manusia sulit berkembang ke
taraf yang lebih tinggi.

Gagasan umum dari literasi tersebut diserap dalam bidang-bidang yang lain. Salah
satunya adalah bidang matematika, sehingga muncul literasi matematika. Diamana literasi
matematika dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk merumuskan, menerapkan, dan
menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan melakukan penalaran
secara sistematis dan menggunakan konsep, prosedur, dan fakta untuk mengmbarkan,
menjelaskan atau memperkirakan suatu fenomena.1

Menurut PISA 2018, lirerasi matematika adalah kemampuan individu untuk


merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks. Hal ini
termasuk penggunaan penalaran secara sistematis dan penggunaan konsep, prosedur, fakta dan
alat matematika untuk mengambarkan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena. Di mana,
untuk membantu seseorang mengenali peran matematika dalam kehidupan nyata dan untuk
membuat penilaian dan keputusan yang beralasan untuk terlibat dalam masyarakat. 2

Menurut Ojese, literasi matematika merupakan pengetahuan untuk memahami dan


menggunakan dasar matematika dalam masalah kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian ini,
seseorang yang memiliki kemampuan literasi matematika yang baik memiliki kepekaan terhadap
konsep-konsep matematika mana yang sesuai dengan fenomena atau masalah yang sedang
terjadi. Dari kepekaan ini kemudian dilanjutkan dengan pemecahan maslah dengan
menggunakan konsep matematika.3

Sejalan dengan pendapat tersebut, Stecey & Turner mengartikan literasi dalam konteks
matematika adalah untuk memiliki kekuatan untuk menggunakan pemikiran matematika dalam
pemeahan masalah sehari-hari agar lebih siap menghadapi tantangan kehidupan. Pemikiran
1
Wardhani dam Rumiati, Iinstrment Penilaian …, hlm.12
2
OECED,PISA 2018 Assesment and Analytical Framework.(Paris: OECD Publishing,2019) hlm.76
3
Ojese, “B, Mathematics Literacy: Are We Able to Put The Mathematics We Learn into everyday use?”. dalam
Journal of Mahgematics Eduvation 4, no. 1 (2011):89-100
matematika yang dimaksudkan meliputi pola piker pemecahan masalah, menalar secara logis,
mengkomunikasikan dan menjelaskan. Pola piker ini dikembangkan berdasarkan konsep,
prosedur, serta fakta matematika yang relevan dengan masalah yang dihadapi.4

Secara sederhama, literasi matematika dapat diartikan sebagai kemampuan


memahami dan menggunakan matematika dalam berbagai konteks untuk memecahkan masalah,
serta mampu menjelaskan kepada orang lain bagaimana menggunakan matematika. Prosesnya
melibatkan kemampuan berpikir matematis yang diawali dengan kemampuan mengidentifikasi
dan memahami masalah. Berbagai konteks disini berarti, salah satunya adalah yang secara
konten berisi konsep-konsep matematika, yang harus dipahami kalimat demi kalimat dan
diterjemahkan ke dalam Bahasa matematika. Ini artinya, seseorang yang memiliki kemampuan
matematis, berarti ia memiliki kemampuan membaca, mendengar, menulis, berbicara, dan
memiliki pengetahuan matematis untuk digunakan dalam memahami, memcahkan masalah, dan
mengkomunikasikan.

Literasi matematika terbagi menjadi 3 dimensi, yang terdiri dari :

a. Literasi Numerik
Kemampuan seseorang untuk terlibat dalam pengunaan penlaran, yakni memahami dan
menganalisis suatu pernyataan melalui aktivitas kehidupan sehari-hari, baik secara lisan maupun
tulisan.
b. Literasi Spasial
Kemampuan memvisualkan ide-ide, situasi, dan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan dunia
di sekitar kita.
c. Literasi Data
Kemampuan untuk membaca, memahami, mrmbuat dan mengkomunikasikan data sebagai
sumber informasi yang disajikan dalam berbagai konteks.5
B. KOMPONEN-KOMPONEN LITERASI MATEMATIS

Dalam PISA terdapat tiga komponen yang diidentifikasi dari literasi matema- tis, yaitu
kemampuan/proses matematis, konten matematika, serta situasi dan konteks (OECD, 2013b).

4
Stecey, dkk. Assessing Mathematical Literacy: The PISA experience, (Australia:Springer, 2015)
5
Ibid. hlm.107
Komponen proses matematis menggambarkan apa yang dilakukan seseorang dalam
upaya memecahkan permasalahan dalam suatu situasi, dengan menggunakan pengetahuan
matematika dan kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk proses tersebut. Ketika
seseorang mengaitkan konteks permasalahan dengan pengetahuan matematika untuk
memecahkan masalah, ia akan merumuskan masalah itu secara matematis (formulate),
menggunakan konsep, fakta, prosedur, dan penalaran dalam matematika (employ), serta
menafsirkan, menerapkan, dan mengevaluasi hasil dari suatu proses matematika (interpret).
Untuk itu, diperlukan kemampuan-kemampuan pokok yang mendasari proses matematis untuk
membantu kesuksesan pemecahan masalah. Kemampuan pokok tersebut diuraikan sebagai
berikut.

1. Komunikasi (communication).
Literasi matematis melibatkan kemampuan dalam komunikasi, baik tertulis maupun lisan
untuk menunjukkan bagaimana soal itu dapat diselesaikan.
2. Mematematisasi (mathematizing).
Literasi matematis melibatkan kegiatan matematisasi, yaitu kemampuan mengubah
masalah dalam konteks dunia nyata ke dalam kalimat matematika atau menafsirkan hasil
penyelesaian atau model matematika ke dalam masalah konteks dunia nyata.
3. Representasi (representation).
Literasi matematis melibatkan kemampuan merepresentasi suatu objek dan situasi
matematika melalui aktivitas memilih, menafsirkan, menerjemahkan, dan menggunakan
berbagai bentuk representasi untuk menyajikan suatu situasi. Misalnya, representasi
dalam bentuk grafik, tabel, diagram, gambar, persamaan, rumus, atau benda-benda
kongkret.
4. Penalaran dan pemberian alasan (reasoning and argument).
Literasi matematis melibatkan kemampuan penalaran dan memberi alasan, yaitu ke-
mampuan matematis yang berakar dari kemampuan berpikir.
5. Strategi untuk memecahkan masalah (devising strategies for solving problems).
Literasi matematis memerlukan kemampuan dalam memilih atau menggunakan berbagai
strategi dalam menerapkan pengetahuan matematis untuk dapat menyelesaikan masalah.
6. Penggunaan operasi dan bahasa simbol, bahasa formal, dan bahasa teknis (using
symbolic, formal, and technical language and operations).
Literasi matematika memerlukan penggunaan operasi dan bahasa simbol, bahasa formal,
dan bahasa teknis yang melibatkan kemampuan memahami, menafsirkan, memanipulasi,
dan memaknai dari penggunaan ekspresi simbolik di dalam konteks matematika.
7. Penggunaan alat matematika (using mathematical tools).
Literasi matematika memerlukan penggunaan alat-alat matematika sebagai bantuan atau
jembatan agar dapat menyelesaikan masalah. Hal ini melibatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam menggunakan berbagai alat-alat yang membantu aktivitas matematis,
misalnya dalam penggunaan alat ukur dan kalkulator.6

Komponen konten matematika terkait dengan materi-materi matematika yang telah


dipelajari di sekolah, yaitu bilangan dan operasinya, aljabar, geometri dan pengukuran, serta data
dan peluang. Materi ini disebut pengetahuan matematis dan digunakan sebagai alat dalam proses
memecahkan masalah. Ketika seseorang dihadapkan pada suatu permasalahan, ia akan berusaha
mengidentifikasi masalah tersebut dan mengorganisasi atau mengaitkannya dengan pengetahuan
matematis yang telah dimiliki di dalam skema.

Komponen konteks menggambarkan situasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.


Permasalahan dalam konteks pribadi (personal) adalah masalah yang berkaitan dengan
kehidupan siswa dalam kehidupan sehari- hari, contohnya masalah kesehatan, perjalanan, dan
lain-lain. Permasalahan dalam konteks sosial (public) adalah masalah yang berkaitan dengan
kehidup an di dalam masyarakat, contohnya masalah transportasi umum, kebijakan pemerintah,
dan lain-lain. Permasalahan dalam konteks pekerjaan (educa tionalloccupational) berkaitan
dengan pekerjaan seseorang, contohnya tukang tembok, arsitek yang mendesain bangunan,
tukang parkir yang menghitung jumlah mobil dan motor di tempat parkir agar memperoleh
keuntungan maksimum, dan lain-lain. Permasalahan dalam konteks ilmu pengetahuan (scientific)
antara lain berkaitan dengan matematika, penggunaan alat teknologi, dan lain-lain. Contohnya,
menafsirkan suatu grafik tentang pertumbuhan mikroorganisme, perubahan cuaca.

Contoh interaksi antara konten matematika, konteks, dan proses/kompetensi


digambarkan sebagai berikut.

6
Abidin, Yunus.Pembelajaran Literasi. Editor Yanita Nur Indah Sari(Jakarta:Bumi Aksara,2018),hlm.108-110.

Anda mungkin juga menyukai