Anda di halaman 1dari 9

Diterima :

Volume __ Nomor __
Direvisi :
*Bulan* *Tahun*
Disetujui :
p-ISSN:
Diterbitkan :
e-ISSN:

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP


KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SD KELAS V SDN 5
BUWUN MAS
Lalu Dimas Dicky Iskandar 1, Ida Ermiana2, Awal Nur Kholifatur Rosyidah3
1
Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Mataram , 2 Dosen Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Mataram, 3 Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Mataram
e-mail: dimasdickyman2mataram@gmail.com1, ida_ermiana@unram.ac.id2, awal_rosyidah@unram.ac.id3

Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model problem based learning
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa SD Kelas V SDN 5 Buwun Mas. Penelitian ini
menggunakan penelitian eksperimen, jenis Quasi Ekperimental Design tipe one group pre-test post-test
Design. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 5 Buwun Mas. Teknik
pengumpulan data pada dalam penelitian ini yaitu tes komunikasi matematis tertulis dan lisan untuk
mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa. Instrument pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan tes tertulis uraian sebanyak 8 butir soal dan 1 soal untuk tes lisan yang telah
memenuhi validitas. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan paired sample t-test. Sebelum
melakukan uji hipotesis data yang diperoleh terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitas data.
Berdasarkan perhitungan pengujian hipotesis dengan uji-t diperoleh thitung sebesar 19,151 untuk
komunikasi matematis tertulis dan 10,019 untuk hasil thitung komunikasi matematis lisan sedangkan ttabel
2,101 pada taraf signifikansi 5% dengan df 18 sehingga thitung 19,151 > 2,101 untuk komunikasi
matematis tertulis dan thitung 10,019 > 2,101 untuk komunikasi matematis lisan maka dapat dinyatakan
bahwa Ha diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh model problem based learning
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa SD Kelas V SDN 5 Buwun Mas.

Kata-kata Kunci: Model Problem Based Learning, Kemampuan Komunikasi Matematis

Abstract: This research aims to determine whether or not the effect of the problem based learning
model has on the mathematical communication skills of the fifth grade elementary school students of
SDN 5 Buwun Mas. This research used experimental research, the type of Quasi Experimental Design
type one group pre-test post-test design. The subjects in this study were all fifth grade students of SDN
5 Buwun Mas. Data collection techniques in this study were written and oral mathematical
communication tests to determine students' mathematical communication skills. The data collection
instrument in this research used a description written test as many as 8 items and 1 question for an oral
test that had fulfilled the validity. Hypothesis testing in this study used paired sample t-test. Before
testing the hypothesis the data obtained were first tested for normality and homogeneity of the data.
Based on the calculation of hypothesis testing with the t-test, it is obtained that t count is 19.151 for written
mathematical communication and 10.019 for the result of t count for oral mathematical communication
while ttable is 2.101 at the 5% significance level with df 18 so that tcount 19.151 > 2.101 for written
mathematical communication and tcount 10.019> 2.101 For oral mathematical communication, it can be
stated that Ha is accepted and H0 is rejected, which means that there is an effect of the problem based
learning model on the mathematical communication skills of the fifth grade elementary school students
of SDN 5 Buwun Mas.

Keywords: problem based learning model, mathematical communication skills

Renjana Pendidikan Dasar - Vol. __ No. _ ___________ 20__ 1


PENDAHULUAN tentunya juga rendah. Salah satu hal yang
Matematika adalah salah satu mata pelajaran membuktikan komunikasi matematis siswa rendah
yang wajib diajarkan pada setiap jenjang pendidikan dapat dilihat dari hasil evaluasi nilai mid semester 2
mulai dari sekolah dasar sampai seterusnya. Badan pada mata pelajaran matematika tahun ajaran
Standar Nasional Pendidikan (2016:345) bahwa mata 2019/2020 dengan siswa yang tidak mencapai KKM
pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua yaitu sebesar 73% atau sebanyak 16 orang.
peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk Salah satu faktor yang menyebabkan
memberikan ilmu pengetahuan dengan kemampuan rendahnya komunikasi matematis siswa adalah
berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan
bekerjasama. Menurut NCTM (National Council of variasi mengajar yang efektif dan menyenangkan bagi
Teachers Mathematics) (2000:29) menetapkan standar siswa. Hal ini diketahui dari hasil wawancara dengan
kemampuan proses pada bidang studi matematika guru yang mengatakan bahwa dalam mengajar guru
meliputi pemecahan masalah, penalaran dan lebih sering menggunakan model pembelajaran
pembuktian, komunikasi, koneksi , dan representasi. konvensional seperti ceramah dan penugasan.
Sejalan dengan hal tersebut Permendikbud Nomor 58 Sehingga suasan kelas terasa monoton dan siswa
Tahun 2014 menetapkan tujuan mata pelajaran merasa bosan ketika proses pembelajaran, hal ini
matematika adalah agar peserta didik memiliki karena tidak terjadi proses pembelajaran yang
kemampuan memahami konsep matematika, interaktif antara stau siswa dengan siswa yang lainnya
menggunakan penalaran, memecahkan masalah, sat belajar. Oleh karena itu akan dilakukan penelitian
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, dengan model problem based learning terhadap
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan komunikasi matematis siswa untuk mengetahui
atau masalah serta memiliki sikap menghargai bagaimana pengaruh model problem based learning
kegunaan matematika dalam kehidupan. Sehingga terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.
salah satu tujuan mata pelajaran matematika yang Model pembelajaran problem based learning
harus dikuasai peserta didik adalah kemampuan merupakan proses pembelajaran yang menghadapkan
komunikasi matematis. peserta didik pada suatu masalah nyata yang
Komunikasi matematis dapat diartikan sebagai berkaitan dengan kehidupan di sekitarnya sebelum
suatu peristiwa dialog yang berisikan tentang materi memulai pembelajaran, hal ini tentunya dapat
matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa memacu peserta didik untuk meneliti, meguraikan,
konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu dan mencari penyelesaian secara bersama-sama dalam
masalah matematika yang dapat disampaikan secara suatu diskusi kelompok (Widiasworo, 2018:149).
lisan maupun tulisan (Susanto, 2016:213). Menurut Model problem based learning dapat membuat siswa
Lestari & Yudhanegara (2017:83) kemampuan lebih aktif belajar dan mengkomunikasikan idenya
komunikasi matematis adalah kemampuan dalam memecahkan suatu permasalahan secara
menyampaikan ide/gagasan matematis yang bersama-sama dengan diskusi kelompok. Hal ini
dilakukan secara lisan maupun tulisan serta dikarenakan sintaks model problem based learning ini
kemampuan memahami dan menerima gagasan/ide lebih berpusat kepada siswa sehingga mendukung
matematis orang lain secara cermat, analitis, kritis, dan ketercapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan
evaluative untuk mempertajam pemahaman. termasuk kemampuan komunikasi matematis siswa.
Kemampuan komunikasi matematis memiliki Huda (dalam Isrok’atun dan Rosmala, 2018:47)
peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan menyebutkan sintaks operasional PBL di mulai dari
termasuk dalam bidang pendidikan. Adanya menyajikan suatu masalah, mendiskusikan masalah,
kemampuan komunikasi matematis yang baik dapat menyelesaikan masalah diluar bimbingan guru,
membuat peserta didik mudah memahami berbagai berbagi informasi, menyajikan solusi, dan merefleksi.
macam permasalahan matematis. Melalui Penelitian ini didukung oleh penelitian yang
pembelajaran matematika, peserta didik diharapkan pernah dilakukan oleh Ayu Sumunaringtiasih, Budi
dapat mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, Koestoro, dan Rini Asnawati pada tahun 2017 dan
tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas Penelitian yang dilakukan oleh Regina Sabariah
keadaan atau masalah (Permen Nomor 23 Tahun Sinaga dan Santa Clara Manik pada tahun 2019.
2006). Kedua penelitian ini menyatakan bahwa model
Beranjak dari hal tersebut dilakukan observasi problem based learning berpengaruh secara signifikan
dan wawancara di SDN 5 Buwun Mas. dengan terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.
diperoleh hasil bahwa mata pelajaran yang paling Sejalan dengan penelitian sebelumnya, penelitian yang
bermasalah di sekolah adalah matematika. Hampir dilakukan oleh Mukaromah pada tahun 2018 juga
semua siswa sangat tidak suka dengan pelajaran menunjukkan hasil yang sama yakni model problem
matematika. Siswa mengganggap matematika sebagai based learning berpengaruh terhadap kemampuan
suatu hal yang momok atau menakutkan untuk komunikasi matematis dan self confidence siswa.
dipelajari. Sehingga dapat membuktikan bahwa Indikator Komunikasi Matematis menurut
matematika merupakan pelajaran yang sangat sulit NCTM (2000: 60) yaitu : (1) Kemampuan
dan kemampuan komunikasi matematis siswa mengekspresikan ide-ide matematika melalui lisan,

2 Renjana Pendidikan Dasar - Vol. __ No.__ ______ 20__


tulisan, dan mendemonstrasikannya serta data kuantitatif yang menggambarkan kemampuan
menggambarkannya secara visual. (2) Kemampuan komunikasi matematis siswa yang diperoleh dari tes
memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi kemampuan komunikasi matematis secara tertulis dan
ide-ide matematika baik secara lisan maupun dalam lisan pada kelas eksperimen.
bentuk visual lainnya. (3) Kemampuan menggunakan Teknik pengumpulan data yang digunakan
istilah, notasi matematika dan struktur-strukturnya dalam penelitian ini adalah teknik tes berupa tes
untuk menyajikan ide, menggambarkan hubungan tertulis uraian dan tes lisan untuk mengetahui
dan model situasi. Adapun dalam penelitian ini akan kemampuan komunikasi matematis siswa. Tes
mengukur kamampuan komunikasi matematis siswa diberikan kepada siswa secara individual, diberikan
secara tertulis dan lisan. Indikator komunikasi sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah
matematis tertulis meliputi kemampuan writing pembelajaran (posttest) pada kelas eksperimen. Bentuk
(menulis), drawing (menggambar), dan mathematical tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini
expression (ekspresi matematika). Sedangkan adalah tes tipe uraian yang terdiri dari delapan soal
komunikasi matematis lisan meliputi indikator uraian dan salah satu soal tersebut diberikan untuk tes
koheren, lengkap dan dapat menyebutkan notasi lisan yang mencakup semua indikator komunikasi
matematika. Sehingga rumusan masalah dalam matematis dan indikator materi.
penelitian ini adalah “Adakah pengaruh model Sebelum penyusunan tes kemampuan
Problem Based Learning terhadap kemampuan komunikasi matematis, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi
komunikasi matematis siswa kelas V SDN 5 Buwun soal tes kemampuan komunikasi matematis. Dalam
Mas?”. Penelitian ini tentunya diharapkan dapat upaya mendapatkan data yang akurat maka
membawa manfaat secara langsung maupun tidak instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini
langsung meliputi manfaat teoritis dan manfaat harus baik, diantaranya harus memenuhi validitas
praktis terhadap dunia pendidikan. instrumen. Dalam penelitian ini uji validitas
instrumen yang digunakan adalah validitas logis
METODE PENELITIAN berdasarkan pendapat dari ahli (experts judgment).
Jenis penelitian yang digunakan adalah Validitas logis ini memuat validitas isi dan validitas
penelitian eksperimen. Sugiyono (2017:107) muka. Validitas isi merupakan ketepatan suatu
mengemukakan bahwa penelitian eksperimen instrument ditinjau dari segi yang diteliti yakni terkait
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk tes komunikasi matematis peserta didik dalam muatan
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang materi mateamtika. Sedangkan validitas muka ialah
lain dalam kondisi yang terkendalikan. Desain ketepatan susunan kalimat atau kata-kata yang
penelitian yang digunakan adalah Pre-Experimental digunakan padda suatu butir pertanyaan atau
Design tipe one group pretest-posttet Design. Penelitian pernyataan dalam instrument tersebut.
ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun Pelajaran Teknik analisis data yang digunakan dalam
2020/2021 di kelas V SDN 5 Buwun Mas. Subjek penelitian ini adalah uji normalitas, uji homogenitas,
dalam peelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN uji hipotesis, dan uji N Gain. Uji normalitas
5 Buwun Mas dengan jumlah siswa sebanyak 22 menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan bantuan
orang. Dengan rincian 10 siswa laki-laki dan 12 siswa SPSS versi 16. Uji homogenitas menggunakan uji one
perempuan. Objek penelitian dalam penelitian ini way anova dengan bantuan SPSS versi 16. Uji hipotesis
adalah kemampuan komunikasi matematis siswa digunakan untuk mengetahui pengaruh problem based
dengan menggunakan model problem baed learning. learning terhadap kemampuan komunikasi matematis
Prosedur penelitian ini dilakukan dalam tiga siswa. Pengujian hipotesis menggunakan paired sample
tahap, yakni: (1) tahap perencanaan, yaitu melakukan t-test dengan bantuan spss versi 23. Uji N Gain
observasi untuk mengetahui karakteristik dari subjek dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
penelitian, menentukan materi dalam pembelajaran, keberhasilan pengaruh dari model problem based
menyususn proposal penelitian, menyusun Rencana learning terhadap kemampuan komunikasi matematis,
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun Lembar adapun rumus gain score adalah sebagai berikut:
Kerja Peserta Didik (LKPD), dan menyusun Skor Posttest−Skor Pretest
instrument penelitian. (2) tahap pelaksanaan, yaitu
¿ g>¿
100−Skor Pretest
memberikan tes (Pretest) untuk mengetahui
kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum HASIL DAN PEMBAHASAN
mengikuti pembelajaran, melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan RPP sebanyak 2 kali pertemuan dengan Hasil
materi penjumlahan dan pengurangan pecahan, dan Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada
memberikan tes (Post-test) untuk mengetahui tanggal 19 dan 21 Agustus 2020 pada kelas V SDN 5
kemampuan komunikasi matematis siswa setelah Buwun Mas. Adapun penelitian ini dilakukan di salah
mengikuti pembelajaran, (3) tahap pengolahan data, satu rumah warga/orang tua wali siswa yang terdekat
yaitu melakukan pengolahan data dan menganalisis dengan jarak rumah semua siswa kelas V, hal ini
data yang dikarenakan kondisi pandemi covid-19 yang tidak
diperoleh, kemudian menyusun laporan penelitian. memperbolehkan siswa masuk sekolah sementara
Data dalam penelitian ini adalah waktu agar menghindari keramaian.
Renjana Pendidikan Dasar - Vol. __ No. _ ___________ 20__ 3
Penelitian ini hanya menggunakan satu kelas penelitian ini dianalisis menggunakan uji Kolmogorov
eksperimen yaitu kelas V SDN 5 Buwun Mas yang Smirnov dengan menggunakan bantuan SPSS versi
berjumlah 23 orang, namun terdapat 4 siswa yang 16.0 for windows dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05.
tidak masuk sehingga jumlah siswa yang hadir yaitu Data dinyatakan normal jika signifikansi (Sig.) > 0.05,
19 orang. Pada tahap awal tanggal 19 Agustus 2020 sebaliknya jika signifikansi (Sig.) < 0.05 maka data
dilakukan pemberian tes awal (pretest) kepada kelas tidak berdistribusi dengan normal. Nilai signifikansi
eksperimen dengan tujuan melihat kemampuan awal uji normalitas komunikasi matematis tertulis data
komunikasi matematis siswa secara tertulis dan lisan. pretest dan posttest adalah sebesar 0,2, sedangkan
Tahap berikutnya adalah pemberian perlakuan komunikasi matematis lisan adalah sebesar 0,56
dengan model problem based learning pada kelas untuk pretest dan 0,53 posttest . Jika dibandingkan
eksperimen sebanyak dua kali perlakuan. dengan taraf signifikansi 0,05. Nilai signifikansi uji
normalitas pretest dan posttest kemampuan
Perlakuan pertama dilakukan pada tanggal 19
komunikasi matematis tertulis dan lisan lebih besar
Agustus 2020 setelah dilakukan pretest dengan materi
dari 0,05. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa dan
disimpulkan bahwa data kemampuan komunikasi
pecahan campuran. Perlakuan kedua dilakukan pada
matematis tertulis dan lisan berdistribusi normal.
tanggal 21 Agutus 2020 dengan materi penjumlahan
Uji homogenitas dalam penelitian ini
dan pengurangan pecahan bilangan asli dan
bertujuan untuk mengetahui objek yang diteliti
campuran serta penjumlahan dan pengurangan tiga
bervarian homogen atau tidak. Uji homogenitas varian
pecahan. Pada tahap akhir setelah pemberian
terbesar dan terkecil dengan menggunakan selisih
perlakuan, dilakukan pemberian tes akhir (posttest)
nilai posttest dan pretest kelas eksperimen untuk
kepada kelas eksperimen dengan tujuan melihat
mengetahui tindak lanjut uji hipotesis yang akan
perbedaan hasil kemampuan komunikasi matematis
digunakan. uji homogenitas komunikasi matematis
secara tertulis dan lisan antara sebelum diberikan
tertulis diketahui nilai signifikansi (sig) yaitu sebesar
perlakuan dan setelah diberikan perlakuan dengan
0,108 > 0,05, sedangakan komunikasi matematis lisan
model problem based learning. Pemberian posttes ini
nilai signifikansi (sig) yaitu sebesar 0,073 > 0,05.
diberikan pada tanggal 21 Agustus 2020 setelah
Sehingga dapat disimpulkan bahwa varian pre-test dan
diberikan perlakuan kedua/terakhir.
post-testkomunikasi matematis tetrulis dan lisan
Tes kemampuan komunikasi matematis yang adalah sama atau varian sampel penelitian ini
digunakan adalah soal uraian matematika untuk dikatakan homogen.
mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa Berdasarkan uji prasyarat yang telah
secara tertulis dan lisan. Jumlah soal tes tertulis yang dilakukan sebelumnya diperoleh bahwa data hasil
diberikan yaitu 8 butir soal, sedangkan tes lisan hanya kelas eksperimen terdistribusi normal dan
diberikan 1 soal dari 8 soal yang sudah dikerjakan mempunyai varian yang homogen. Sehingga
sebelumnya.. Butir soal yang digunakan dalam tes ini digunakan analisis statistik parametris dengan
yaitu materi penjumlahan dan pengurangan pecahan. menggunakan uji t polled varian pada taraf signifikansi
Berikut data hasil tes kemampuan tes kemampuan 5% dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2 = 19 +
komunikasi matematis siswa. 19 – 2 = 36 dengan kriteria pengujian jika nika nilai t-
hitung ≥ t-tabel maka terdapat pengaruh model problem
Tabel 1. Hasil Penelitian Tes Kemampuan
based learning terhadap komunikasi matematis siswa.
Komunikasi Matematis Siswa
Pengujian hipotesis menggunakan paired sample t-test
dengan bantuan spss versi 23.
Hasil uji hipotesis komunikasi matematis
tertulis diperoleh hasil thitung = 19,151 lebih besar
daripada ttabel = 2,101 yang menunjukkan Ha diterima
dan H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan
kemampuan komunikasi matematis tertulis antara
Soal-soal komunikasi matematis yang sebelum dan setelah mendapat perlakuan model
digunakan dalam penelitian ini telah diuji coba problem based learning. Uji hipotesis komunikasi
dengan melakukan expert judgment terlebih dahulu, matematis lisan diperoleh hasil thitung = 10,019 lebih
adapun yang menjadi expert judgment dalam penelitian besar daripada ttabel = 2,101 yang menunjukkan Ha
ini yaitu Bapak M. Archi Maulyda, M.Pd. dan Bapak diterima dan H0 ditolak yang berarti terdapat
Asri Fauzi, S. Pd., M. Pd. selaku dosen Matematika di perbedaan kemampuan komunikasi matematis lisan
FKIP UNRAM. Hasil uji ahli tersebut menyatakan antara sebelum dan setelah mendapat perlakuan
bahwa instrument penelitian berjumlah 8 butir soal model problem based learning. Sehingga dapat
uraian yang digunakan valid (layak digunakan). disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model problem
Hasil tes komunikasi matematis tersebut based learning terhadap kemampuan komunikasi
kemudian dilakukan uji normalitas, uji homegenitas, matematis tertulis dan lisan siswa SD Kelas V SDN 5
uji hipotesis dan uji N Gain. Adapun dalam penelitian Buwun Mas.
ini dilakukan pengujian terhadap kemampuan Besarnya pengaruh model problem based
komunikasi matematis siswa secara tertulis dan lisan. learning tehradap kemampuan komunikasi matematis
Uji normalitas yang digunakan dalam
4 Renjana Pendidikan Dasar - Vol. __ No.__ ______ 20__
dihitung dengan menggunakan uji n gain score. versi 16. Dalam penelitian ini dilakukan uji hipotesis
Besarnya pengaruh terhadap kemampuan komunikasi terhadap komunikasi matematis tertulis dan lisan.
matematis tertulis adalah 0,32 yang yang tergolong
dalam kriteria sedang Sedangkan kemampuan Kemampuan Komunikasi Matematis Tertulis
komunikasi matematis lisan adalah 0,18 yang yang Hasil uji hipotesis kemampuan komunikasi
tergolong dalam kriteria rendah Sehingga dapat matematis tertulis diperoleh hasil thitung > ttabel
disimpulkan besarnya pengaruh model problem based (19,151 ≥ 2,101) pada taraf signifikansi 5% dan taraf
learning terhadap komunikasi matematis tertulis yaitu kepercayaan 95% yang berarti bahwa Ha diterima dan
(0,32) > 0,3 dengan kategori tergolong sedang. H0 ditolak. Hal ini mengartikan bahwa terdapat
Sedangkan terhadap komunikasi lisan yaitu (0,18) < perbedaan kemampuan komunikasi matematis tertulis
0,3 dengan kategori tergolong rendah. antara sebelum dan setelah mendapat perlakuan
model problem based learning. Adapun besarnya tingkat
Pembahasan
keberhasilan pengaruh model problem based learning
Penelitian ini diawali dengan pemberian terhadap komunikasi matematis tertulis adalah
pretest pada kelompok eksperimen dengan tujuan sebesar 0,32 yang tergolong dalam kriteria sedang
melihat kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa. dengan kriteria perhitungan n gain score dikarenakan
Adapun pemberian tes yang dilakukan terdiri dari 0,3< g< 0,7.
dua kriteria yaitu tes komunikasi tertulis dan tes lisan. Adapun dalam kemampuan komunikasi
Rata-rata pretest kemampuan komunikasi matematis matematis tertulis. Skor rata-rata siswa pada post-test
tertulis sebesar 27,89 dengan nilai terendah 17 dan (tes akhir) yaitu sebesar 51 dengan skor tertinggi yaitu
tertinggi 46. Sedangkan rata-rata pretest kemampuan 77 dan skor terendah yaitu 27. Dalam tes komunikasi
komunikasi matematis lisan sebesar 17,95 dengan nilai matematis yang diberikan terdapat 8 butir soal dengan
terendah 8 dan tertinggi 33.. Setelah diberikan pretest, penilaian terhadap 3 indikator komunikasi matematis
dilanjutkan dengan pemberian perlakuan dengan tertulis yaitu writen (menulis), drawing (menggambar),
model problem based learning sebanyak 2 kali dan mathematical expression (ekspresi matematika)
pertemuan. Setelah diberikan perlakuan (treatment), pada setiap butir soalnya, namun untuk indikator
kemudian dilakukan pemberian posttest yang drawing hanya ada pada soal nomer 2,4, dan 7. Acuan
bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi penskoran dalam hal ini digunakan rubrik penskoran
matematis siswa setelah di lakukan perlakuan. Rata- dengan skor 4,3,2,1. Berikut ini merupakan salah satu
rata post-test kemampuan komunikasi matematis butir soal hasil siswa yang mendapatkan skor tertinggi
tertulis sebesar 51 dengan nilai terendah 27 dan yang memuat 3 indikator kemampuan komunikasi
tertinggi 77. Sedangkan rata-rata post-test kemampuan matematis tertulis.
komunikasi matematis lisan sebesar 32,84 dengan nilai
terendah 17 dan tertinggi 58.
Setelah melakukan penelitian, dilakukan uji
prasyarat yaitu uji normalitas. Adapaun uji normalitas
dilakukan pada kemampuan komunikasi matematis
tertulis dan lisan. Hasil uji normalitas komunikasi
matematis tertulis diperoleh nilai signifikansi pretest
dan posttest yaitu 0,200>0,05, sehingga data dikatakan
berdistribusi normal. Hasil uji normalitas komunikasi
matematis lisan diperoleh nilai signifikansi pretest
yaitu 0,56>0,05 dan posttest yaitu 0,53>0,05, sehingga Gambar 1. Hasil Post-test siswa
data pretest dan posttest berdistribusi normal. Setelah Contoh hasil siswa pada pengerjaan diatas
uji normalitas, maka dilakukan uji homogenitas memuat 3 indikator penilaian. Pada Indikator written
terhadap tiga hal yaitu komunikasi matematis tertulis, (menulis) skor yang didapatkan yaitu 3 dengan
lisan dan gabungan. Hasil uji homogenitas pada catatan yaitu penjelasan secara matematis masuk akal
komunikasi matematis tertulis diperoleh signifikansi namun kurang tersusun secara logis dan terdapat
(sig) yaitu sebesar 0,108 > 0,05, sehingga dapat sedikit kesalahan. Pengerjaan siswa sudah dapat
disimpulkan bahwa varian pre-test dan post-test dikatakan hampir sempurna mulai dari dapat
adalah sama atau varian sampel penelitian ini menuliskan informasi yang terdapat dalam soal, hal
dikatakan homogen. Komunikasi matematis Lisan yang ditanyakan, dan dapat menjelaskan ide
diperoleh signifikansi (sig) yaitu sebesar 0,073 > 0,05, menggunakan kalimat matematika, serta sudah cukup
sehingga dapat disimpulkan bahwa varian pre-test dan dapat menuliskan ide startegi penyelesaian masalah
post-test adalah sama atau varian sampel penelitian ini menggunakan bahasa sendiri dengan cukup tepat.
dikatakan homogen. Namun sedikit kekurangannya yaitu pada penulisan
Setelah dilakukan uji prasyarat dan hasil hal yang ditanyakan kurang lengkap dituliskan
menujukan bahwa kedua data (pretest dan posttest) banyak semangka dimas dan daffa jika digabungkan
berdistribusi normal dan homogen. Peneliti dan menggambarkan bentuk pecahannya. Selain itu
melanjutkan menganalisis hipotesis dengan dalam menjelaskan setiap langkah pengerjaan masih
menggunakan paired sample t test dengan bantuan spss kurang keterangan penjelasan semisal keterangan jika
ingin mencari KPK menggunakan kelipatan ataupun
Renjana Pendidikan Dasar - Vol. __ No. _ ___________ 20__ 5
pohon faktor, pencarian KPK dengan pohon faktor mengimplementasikan bentuk pecahan yang
juga tidak dijelaskan faktor mana saja yang diambil diketahui dalam soal dan menggambarkan bentuk
untuk mengetahui KPK nya, siswa langsung akhir pada hasil akhirnya, sehingga pada setiap
menuliskan secara sederhana cara mendapatkan KPK bentuk pecahan menggambarkan bentuk pecahan
tanpa menjelaskan darima hal tersebut didapatkan. yang berbeda-beda, seharusnya siswa terlebih dahulu
Indikator drawing (menggambar) skor yang menggambarkan bentuk yang diketahui dalam soal,
didapatkan siswa dari pengerjaanya yaitu 3 dengan kemudian menyetarakan bentuk operasi pecahan
kriteria sudah dapat menggambarkan gambar bentuk dengan menyamakan terlebih dahulu KPK-nya,
pecahan dari permasalahan yang diberikan secara sehingga bentuk pecahannya sama, setelah itu baru
cukup lengkap, benar dan tepat. Meskipun gambar digambarkan hasil akhirnya sesuai hasil yang
yang dibuat siswa tidak terlalu rapi namun maish bisa dihasilkan yang sudah sama KPK-nya.
terbaca dan dipahami. Selain itu dalam Indikator yang terakhir yaitu mathematical
menggambarkannya siswa tidak memberikan expression (ekspresi matematika). Hasil pengerjaan
keterangan antara gambar yang diatas dengan siswa tersebut diberikan nilai 3 yang menandakan
dibawahnya alasan bisa berubah bentuk karena sudah dapat membuat model matematika dengan
disamakan penyebutnya untuk mensetarakan bentuk benar, namun kurang lengkap dalam mendapatkan
gambar pecahan, siswa hanya langsung solusi. Siswa pada dasarnya sudah mampu
menggambarkannya, meskipun begitu siswa sudah menyajikan ide dengan menggunakan
benar dalam menggambarkan bentuk pecahannya. model/simbol/notasi matematika seperti sudah dapat
Indikator yang terakhir yaitu mathematical menuliskan dengan benar operasi matematika
expression (ekspresi matematika). Hasil pengerjaan pecahan, namun siswa kurang lengkap dalam
diatas diberikan nilai 4 (skor tertinggi). Hal ini menggunakan semua informasi untuk menemukan
dikarenakan siswa sudah dapat membuat ide dan solusi, seperti cara mencari KPK hanya dilakukan
situasi dengan model/simbol/notasi matematika dengan kelipatan dan tidak mencari dengan pohon
dengan benar serta dapat melakukan perhitungan faktor, hal lainnya adalah siswa tidak menuliskan
untuk mencari solusi secara lengkap dan benar seperti kesimpulan pada hasil akhir. Selain hasil tersebut
mencari KPK dengan 2 cara yaitu denngan cara terdapat juga hasil siswa yang dapat dikatakan sangat
kelipatan dan pohon faktor. Adapun salah satu contoh rendah dalam mengkomunikasikan secara matematis
hasil pengerjaan siswa lainnya yang mendapatkan dalam bentuk tertulis.
skor yang berbeda dari skor diatas adalah sebagai Sehingga dari beberapa penjabaran hasil tes
berikut : komunikasi matematis siswa dapat dikatakan sudah
cukup baik dalam menyelesaikan suatu persoalan
yang diberikan. Namun tidak semua jawaban siswa
lengkap dan benar sesuai indikator komunikasi
matematis, sehingga variasi skor yang didapatkan
oleh siswa berbeda-beda sesuai hasil pengerjaanya.
Meskipun begitu, nilai rata-rata yang didapatkan oleh
siswa pada saat post-test lebih baik dibandingkan nilai
siswa pada saat pre-test. Dari hasil tersebut dilakukan
uji hipotesis yang telah dilakukan untuk komunikasi
matematis tertulis dan didapatkan hasil bahwa ada
Gambar 2. Hasil Post-test siswa
pengaruh penggunaan model problem based learning
terhadap kemampuan komunikasi matematis tertulis
Pada Indikator written (menulis) skor yang
siswa. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Hafely,
didapatkan yaitu 2 dengan catatan yaitu penjelasan
Anwar Bey, La Ode Ahmad Jazuli, dan Nana Sumarna
secara matematis masuk akal namun hanya sebagian
pada tahun 2018 yang menyatakan bahwa hasil
yang lengkap dan benar. Hal ini dikarenakan siswa
analisis data menyimpulkan bahwa model Problem
kurang lengkap dalam mengidentifikasi informasi
Based Learning memberikan pengaruh yang signifikan
yang diketahui dalam soal seperti tidak menuliskan
terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa
2 pada kelas eksperimen, hal ini ditunjukkan dengan
secara lengkap maksud dari , seharusnya siswa
3 nilai rata-rata pretest kemampuan komunikasi
menambahkan kata “bagian” setelah bilangan matematik siswa lebih rendah daripada nilai rata-rata
pecahan tersebut sesuai yang diketahui dalam soal. posttest kemampuan komunikasi matematik siswa
Selain itu siswa belum lengkap dalam menuliskan ide pada kedua kelas eksperimen.
dan strategi penyelesaian dan penjelasan dengan
lengkap, siswa hanya langsung mengoperasikan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan
pecahan tersebut. Hasil uji hipotesis kemampuan komunikasi
Indikator drawing (menggambar) skor yang matematis lisan, diperoleh hasil thitung > ttabel
didapatkan siswa dari pengerjaanya yaitu 2 dengan (10,019 ≥ 2,101) pada taraf signifikansi 5% dan taraf
kriteria sudah dapat menggambarkan gambar bentuk kepercayaan 95% yang berarti bahwa Ha diterima dan
pecahan namun kurang lengkap, benar dan tepat. H0 ditolak, hal ini mengartikan bahwa terdapat
Gambar yang siswa buat hanya langsung
6 Renjana Pendidikan Dasar - Vol. __ No.__ ______ 20__
perbedaan kemampuan komunikasi matematis lisan kekeliruan dalam mengoperasikan antara
antara sebelum dan setelah mendapat perlakuan dijumlahkan dan dikurangkan, sehingga informasi
model problem based learning. Besarnya tingkat yang disampaikan kurang koheren (berhubungan)
keberhasilan pengaruh model problem based learning dengan informasi yang diketahui dalam soal.
terhadap komunikasi matematis lisan adalah sebesar Meskipun tidak semua salah namun hanya sedikit
0,18 yang tergolong dalam kriteria rendah dengan yang disampaikan dengan benar dan tepat terkait hal
kriteria perhitungan n gain score dikarenakan yang diketahui dalam soal, hal yang ditanyakan, dan
0< g< 0,3. notasi pengoperasian matematika yang benar dan
Pada tes komunikasi matematis lisan, hasil tepat. Begitupula dalam menyampaikan cara
yang didapatkan siswa dapat dikatakan cukup baik penyelesaian masalah yang hanya sedikit yang
peningkatan yang terjadi dari skor pretest dan skor koheren, lengkap dan tepat. Meskipun begitu hasil
postest. Adapun dalam komunikasi matematis lisan ni post-test sedikit lebih baik dibandingkan dnegan hasil
terdapat 3 indikator penilaian yaitu koheren, lengkap, pre-test yang masih snagat kurang bahkan tidak bisa
dan menyebutkan notasi matematika. Pada saat pretest terjawab. Sehingga dari hasil tersebut dilakukan uji
siswa rata-rata mendapatkan skor 0 dan 1 pada setiap hipotesis yang telah dilakukan untuk komunikasi
indikatornya , hal ini dikarenakan jawaban yang matematis lisan dan didapatkan hasil bahwa ada
diberikan siswa pada saat tes lisan hanya sedikit yang pengaruh penggunaan model problem based learning
disampaikan, bahkan ada juga yang tidak ada terhadap kemampuan komunikasi matematis tertulis
penjelasan yang diberikan. Sehingga pada indikator siswa.
koheren, lengkap, dan menyebutkaan notasi Sehingga dari pemaparan diatas terkait
matematika hanya sedikit penjelasan yang kemampuan komunikasi matematis tertulis dan lisan
berhubungan, lengkap, dan kurang dapat dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model
menyebutkan notasi matematika bahkan ada yang problem based learning terhadap kemampuan
sama sekali tidak mengerti dan menjelaskan apa yang komunikasi matematis siswa SD Kelas V SDN 5
ditanyakan. Buwun Mas. Hasil penelitian tersebut menunjukan
Peningkatan skor posttest siswa cukup bahwa terbukti penggunaan model problem based
mengalami perubahan meskipun dengan rata-rata learning mempengaruhi kemampuan komunikasi
rentang skor yang didapatkan yaitu 1 dan 2 dengan matematis siswa SD Kelas V SDN 5 Buwun Mas tahun
jawaban yang diutarakan sudah koheren, lengkap, ajaran 2020/2021 .
dan dapat menyebutkan notasi matematika, namun Meskipun dalam penelitian ini tingkat
hanya sedikit dan sebagian yang benar, lengkap, dan keberhasilan pengaruh tergolong sedang untuk
tepat. Adapun siswa yang mendapatkan skor 2 pada komunikasi matematis tertulis dan rendah untuk
indikator koheren, skor 2 pada indikator lengkap, dan komunikasi matematis lisan, model problem based
skor 3 pada indikator menyebutkan notasi matematika learning ini dapat dikatakan berpengaruh terhadap
adalah nilai tertinggi yang didapatkan oleh siswa. Hal kemampuan komunikasi matematis siswa terutama
ini dikarenakan siswa sudah dapat menyampaikan dalam proses pembelajaran. Dalam proses
dengan koheren (berhubungan) dari setiap penjelasan pembelajaran dengan model problem based learning
yang disampaikan namun hanya sebagian yang benar yang terlihat siswa lebih dapat menyimak, interaktif,
seperti dalam menyampaikan cara mencari KPK dan memeunculkan motivasi belajar yang lebih baik
dengan kelipatan dan pohon faktor. Selain itu dalam belajar siswa dilihat dari antusias mengikuti
penjelasan yang disampaikan siswa yang proses pembelajaran. Hal ini berhubungan dengan
mendapatkan skor 2 pada indikator lengkap Penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurbaiti,
dikarenakan penjelasan yang diutarakan oleh siswa Irwati, dan Lichteria pada tahun 2016 yang
masih kurang lengkap pada bagian cara mendapatkan menunjukkan bahwa pembelajaran problem based
KPK dari pecahan tersebut. Namun dalam learning lebih baik daripada pembelajaran ekspositori
menyebutkan notasi matematika sudah dapat dalam meningkatkan kemampuan komunikasi
dikatakan cukup tepat dikarenakan siswa sudah benar matematis dan motivasi belajar diswa.
dalam menyampaikan operasi pecahan yang berlaku Selama proses pembelajaran berlangsung
pada soal yang diberikan seperti informasi yang pada saat eksperimen dengan menggunakan model
diketahui dalam soal ditambahkan ataupu pembelajaran problem based learning, siswa terlihat
dikurangnya dikurangkan namun kurang pada saat cukup aktif dalam menyimak permasalahan yang
menyebutkan notasi cara mencari KPK dengan pohon diberikan di awal pembelajaran, lebih interaktif dalam
faktor. berdiskusi dengan teman kelompok untuk mencari
Adapun siswa lainnya yang rata-rata solusi, aktif dalam bertanya kepada Guru ataupun
mendapatkan skor 1 dan 2 pada indikator koheren, temannya, kemudian bekerjasama dengan baik
lengkap dan menyebutkan notasi matematika bersama teman kelompoknya dalam menyelesaikan
dikarenakan hanya sedikit penjelasan yang latihan-latihan soal yang diberikan oleh guru, hingga
disampaikan dengan benar dan tepat. Siswa cukup baik dalam menyampaikan hasil diskusi yang
sebenanrya sudah mampu menyampaikan informasi telah dilakukan. Meskipun beberapa diantara mereka
yang diketahui dalam soal dan hal yang ditanyakan masih ada yang keliru atau kurang paham dalam
dalam soal, namun beberapa siswa terdapat menyelesaikan persoalan, Guru meluruskan pada

Renjana Pendidikan Dasar - Vol. __ No. _ ___________ 20__ 7


tahap akhir pembelajaran agar siswa dapat lebih DAFTAR PUSTAKA
memahami dari sebelumnya agar tidak terjadi Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian
miskonsepsi materi yang diajarkan. Sehingga model (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta:
problem based learning ini dapat mempengaruhi dengan
Rineka Cipta.
baik kualitas proses pembelajaran siswa yang lebih
mengedepankan belajar berpusat pada siswa, dengan Merdapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan
begitu siswa akan lebih dominan dan aktif dalam Instrumen Tes dan Non Tes: Mitra
pembelajarannya seperti pada saat dilakukan Cendekia.
penelitian. Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia.
Adapun manfaat lainnya yang diperoleh Jakarta: Pusat Bahasa.
dalam penelitian ini yaitu siswa terlihat lebih antusias Isrok’atun, rosmala & Amelia. 2018. Model-
dalam menyimak pembelajaran, lebih aktif, mampu
Model Pembelajaran Matematika.
dalam mencari atau menyelesaikan suatu
permasalahan, dan tentunya cukup mampu dalam Jakarta : Bumi Aksara.
mengkomunikasikan idnya baik dalam bentuk tulisan Hafely, Anwar, Bey, La Ode Ahmad Jazuli , &
maupun lisan. Hal ini senada dengan penelitian yang Nana Sumarna. 2018. Pengaruh Model
dilakukan oleh Sinaga dan Manik pada tahun 2019 Pembelajaran Problem Based Learning
yang menyatakan bahwa hasil pengamatan selama (PBL) Terhadap Kemampuan Komunikasi
penelitian dalam pembelajaran menggunakan model Matematik Siswa SMP. Jurnal Pendidikan
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang
Matematika. Vol.9 (2), 194 204
diterapkan pada kelas eksperimen menjadikan siswa
lebih aktif karena diberi kesempatan langsung kepada Hendriana, Heris & Soemoarmo, Utara. 2017.
siswa untuk mengalaminya. Hal ini membuktikan Penilaian Pembelajaran Matematika.
bahwa penerapan model problem based learning Bandung : Refika Aditama.
menjadi menarik karena siswa dapat menunjukan Lestari, Karunia Eka & Yudhanegara,
kemampuannya dalam memecahkan masalah Mokhammad Ridwan. 2017. Penelitian
matematika. Siswa yang mampu menjawab soal dari Pendidikan Matematika. Bandung: Refika
guru atau siswa lain akan merasa bangga dan senang,
Aditama.
sedangkan siswa yang belum biasa mengerjakan soal
akan tertantang sehingga akan termotivasi untuk lebih Mukaromah. 2018. Pengaruh Model Problem
semangat lagi dalam belajar dan pada akhirnya akan Based Learning terhadap Kemampuan
meningkatkan kemampuan siswa dalam Komunikasi Matematis dan Self
mengkomunikasi ide matematika secara lebih Confidence Siswa. Skripsi. Universitas
matematis. sehingga siswa dapat memahami konsep Lampung.
matematika dengan lebih baik. NCTM. 2000. Principles and Standards for
PENUTUP
School Mathematics. Reston VA: NCTM
Nurbaiti, Sri Ismaya, Irawati, Riana, & Lictheria,
Simpulan Regina. 2016. Pengaruh Pendekatan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Problem Based Learning Terhadap
diperoleh simpulan bahwa model problem based Kemampuan Komunikasi Matematis dan
learning berpengaruh terhadap kemampuan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Pena
komunikasi matematis siswa siswa SD Kelas V SDN 5 Ilmiah, 1(1), 1001-1010.
Buwun Mas. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan
hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa
Riduwan. 2015. Belajar Mudah Penelitian untuk
setelah diberikan perlakuan problem based learning Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
lebih tinggi daripada hasil tes kemampuan Bandung: Alfabeta.
komunikasi matematis siswa sebelum diberikan
perlakuan. Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014. Kurikulum
Saran 2013 Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
diharapkan model problem based learning dapat
Permendikbud.
digunakan sebagai salah satu alternatif pilihan model
pembelajaran dalam mengajar Matematika agar dapat Riduwan. 2014. Dasar-dasar Statistika. Bandung:
mempengaruhi kualitas kegiatan belajar mengajar Alfabeta.
dan, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
baik dan maksimal, mampu melatih dan Shoimin, Aris. 2017. 68 Model Pembelajaran
mengembangkan kemampuan komunikasi matematis Inoatif dalam Kurikulum 2013.
siswa guna memperbaiki kualitas pendidikan.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Sinaga, Regina Sabariah dan Manik, Santa Clara.
8 Renjana Pendidikan Dasar - Vol. __ No.__ ______ 20__
2019. Pengaruh Model Pembelajaran
Problem Based Learning terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salapian
Kabupaten Langkat Tahun Pelajaran
2018/2019. Jurnal Serunai Ilmu
Pendidika. 5(1). 53-58.
Siregar, Syofian. 2014. Statistik Parametrik unuk
Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung : Alfabeta.
Suharsimi, A. 2014. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumunaringtiasih, Ayu, Koestoro, Budi, dan
Asnawati, Rini. 2017. Pengaruh Model
Problem Based Learning Terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika
Unila, 5(9), 964-975.
Sundayana, Rostina. 2018. Media dan Alat
Peraga dalam Pembelajaran Matematika.
Bandung: Alfabeta.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :
Prenadamedia Group.
Sutarto, Syarifuddin. 2013. Desain Pembelajaran
Matematika. Yogyakarta. Samudra Biru.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Widiasworo, Erwin. 2018. Strategi Pembelajaran
Edutainment Berbasis Karakter.
Yogyakarta:Ar-RuzzMedia.

Renjana Pendidikan Dasar - Vol. __ No. _ ___________ 20__ 9

Anda mungkin juga menyukai