Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika

STKIP PGRI Bandar Lampung


http://eskripsi.stkippgribl.ac.id/

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING TIPE TERHADAP


KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII
SEMESTER GENAP SMP NEGERI 32 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Mey Linda1, Joko sutrisno AB2, Fitriana Rahmawati3


123Instansi (STKIP PGRI Bandar lampung)

1meylindaagat@gmail.com, 2jokosutrisnoab@yahoo.com,
3fitrianarahmawatimath@gmail.com

Abstrak : Penelitian fokus pada permasalahn yang berkiatan dengan rendahnya


kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri
32 Bandar Lampung. Berdasarkan hal tersebut, penelitian bertujuan untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran Blended Learning terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa siswa kelas VIII Semester Genap
SMP Negeri 32 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2021/2022. Metode yang
digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen. Populasi dalam
penelitian seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 32 Bandar
Lampung tahun pelajaran 2021/2022, yang tersebar dalam 10 kelas dengan
keseluruhan berjumlah 317 siswa. Dari populasi tersebut diambil dua kelas
sebagai sampel yaitu kelas VIII.7 yang berjumlah 31 siswa sebagai kelas kontrol
dan VIII.9 yang berjumlah 31 siswa sebagai kelas eksperimen. Teknik sampling
yang digunakan adalah Cluster Random Sampling. Pengukuran variabel
menggunakan tes berbentuk uraian sebanyak 6 soal yang terlebih dahulu diuji
validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan analisis statistik
sederhana dengan rumus ttes. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan
menggunakan ttes didapat thit = 3,36 dan dari tabel distribusi pada taraf
signifikan 5% dengan tdaf = t(1-1/2 ) = 1,67 sehingga diketahui ttes > tdaf atau dapat
dituliskan 3,36 > 1,67. Dengan demikian dapat disimpulkan “ada perbedaan
rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang menerapkan model
pembelajaran Blended Learning dengan menerapkan model pembelajaran
Konvensional pada kelas VIII semester Genap SMP Negeri 32 Bandar Lampung”

Kata Kunci: blended learning, masalah matematis

Abstract: The research focuses on problems related to the low mathematical


communication skills of class VIII students in the even semester of SMP Negeri 32
Bandar Lampung. Based on this, the study aims to determine the effect of the

1
Blended Learning learning model on the mathematical communication skills of
class VIII Even Semester students of SMP Negeri 32 Bandar Lampung in the
2021/2022 academic year. The method used in this research is the experimental
method. The population in the study was all students of class VIII even semester of
SMP Negeri 32 Bandar Lampung for the academic year 2021/2022, which were
spread over 10 classes with a total of 317 students. From the population, two
classes were taken as samples, namely class VIII.7 which collected 31 students as
the control class and VIII.9 which collected 31 students as the experimental class.
The sampling technique used is Cluster Random Sampling. The measurement
variable uses a test of 6 things that are first tested for validity and reliability. Data
analysis used simple statistical analysis with the ttes formula. Based on the results
of hypothesis testing using t-test, it is obtained that thit = 3.36 and from the
distribution table at a significant level of 5% with tdaf = t(1-1/2α) = 1.67 so that it
is known that ttes > tdaf or it can be written 3.36 > 1 ,67. Thus it can be said "there
is a difference in the average communication skills of students who apply the
Blended Learning learning model by applying the conventional learning model in
class VIII even semester of SMP Negeri 32 Bandar Lampung".
Keywords: blended learning, mathematical communication
PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peranan kemampuan ini dilihat dari hasil tes


penting dalam mempersiapkan awal berupa soal-soal kemampuan
sumber daya manusia berkualitas komunikasi matematis. Tes yang
dan kompeten yang mampu diberikan memberikan fakta bahwa
bersaing dalam perkembangan ilmu siswa sulit untuk menyelesaikan
pengetahuan dan teknologi. soal yang memerlukan kemampuan
Pendidikan hendaknya dikelola menyatakan suatu situasi/relasi
dengan baik secara kualitas maupun matematis dan menuliskan kedalam
kuantitas. Hal tersebut dapat dicapai bahasa matematika. Soal yang
dengan terlaksananya pendidikan diberikan juga dianggap soal sulit
yang tepat waktu dan tepat guna dan berbeda dengan yang dipelajari
dengan gurunya. Terlihat sebagian
siswa belum mampu berpikir secara
Rendahnya kemampuan komunikasi
mandiri, sehingga mereka tidak
matematis terjadi di kelas VIII SMP
percaya diri dalam menyelesaikan
Negeri 32 Bandar Lampung.
soal yang diberikan. Fakta ini
Berdasarkan wawancara dengan
terlihat dari gambaran hasil pretest
guru matematika kelas VIII,
yang mana hanya sebagian kecil
ditambah hasil pra-penelitian yang
siswa yang mampu menyelesaikan
penulis lakukan memberikan fakta
soal yang ada.
bahwa kemampuan komunikasi
matematis siswa rendah. Rendahnya

2
Permasalah pembelajaran matema- dengan tatap muka kelas virtual (Dr.
tika yang terjadi di kelas VIII Uwes A. Chaeruman, M. Pd., dalam
tersebut, tentunya bertentangan Seminar LLDIKTI Wilayah IV).
dengan harapan kurikulum 2013.
Untuk itu, perlu adanya usaha Kemampuan komunikasi matematis
perbaikan. Salah satu usaha yang siswa dengan rasa percaya diri yang
dapat dilakukan untuk mengatasi dimiliki siswa dapat dikembangkan
masalah di atas adalah dengan melalui pembelajaran Blended
menerapkan model pembelajaran Learning baik saat pembelajaran
Blended Learning. Model ini dalam kelas maupun dalam
menekankan pada pemberian pembelajaran online (e- learning)
pengalaman belajar secara tatap Siswa diberikan kesempatan untuk
muka dan melalui online yang dapat berdiskusi membentuk pemahaman
dilakukan dimana saja dan kapan serta latihan guna memtajam
saja, sehingga dalam pemahaman dalam setting online
pembelajarannya guru memberikan dan tatap muka. Siswa yang semula
kesempatan bagi siswa untuk dapat kurang percaya diri, diberikan
belajar mandiri, dan dapat kesempatan mengembangkan
memahami materi sesuai dengan kemampuan dan mengasah
tingkat kemampuannya, nantinya kemamuan komunikasinya saat
belajar akan menjadi menarik, pembelajaran online tanpa tanpa
efektif, efisien. tatap muka. Saat tatap muka
berlangsung dapat digunakan untuk
Blended Learning dapat meningkat- mengukur sudah sejauh mana
kan interaksi siswa dengan siswa pengembangan kemampuan siswa,
lain serta guru. Blended Learning termasuk kemampuan komunikasi
menggabungkan pembelajaran tatap matematisnya. Mengingat salah satu
muka di dalam kelas dengan indicator untuk melihat kemampuan
kegiatan pembelajaran berbasis siswa adalah melalui komunikasi-
online untuk meningkatkan nya.
efektivitas dan efisensi pengalaman
belajar (Sukarno, 2011, Westover Berdasarkan uraian latar belakang
dan Westover, 2014, Garrison dan masalah di atas, penulis menduga
Kanuka, 2004, Bonk dan Graham, bahwa model Blended Learning
2005). Kemampuan siswa mudah dapat mempengaruhi kemampuan
terukur melalui model ini, karena komunikasi matematis siswa, itulah
tidak hanya mengandalkan mengapa penulis mengambil
pembelajaran online saja, tetapi penelitian ilmiah berkaitan dengan
terdapat pendekatan terhadap siswa model pembelajaran Blended
melalui tatap muka. Tatap muka Learning dengan judul “pengaruh
dalam situasi pandemic Covid-19 model pembelajaran Blended
saat ini dapat digantikan dengan Learning terhadap kemampuan
video conference atau dapat komunikasi matematis siswa kelas
dikatakan tatap muka digantikan

3
VIII SMP Negeri 32 Bandar Lampung Aisyah & Rosyada (2017: 3- 4)
tahun pelajaran 2021/2022”. kemampuan komunikasi matematis
merupakan kemampuan atau
KAJIAN TEORI kecakapan seseorang dalam
Kemampuan Komunikasi menyampaikan informasi atau
Matematis mengkomunikasikan gagasan atau
NCTM (1995) dalam Hendriana, dkk situasi baik secara lisan maupun
(2017: 59) menyatakan bahwa secara tertulis. Kemampuan
komunikasi matematis adalah satu komunikasi matematis merupakan
kompetensi dasar matematis yang level atau tingkat pengetahuan
esensial dari matematika dan peserta didik yang menjangkau
pendidikan matematika, tanpa kemampuan menyajikan pernyataan
komunikasi yang baik, maka matematika secara lisan tertulis,
perkembangan matematika akan gambar, diagram, mengajukan
terhambat. Komunikasi dugaan, melakukan manipulasi
menggunakan simbol yang matematika, menarik kesimpulan,
merupakan lambang atau media menyususn bukti, memberikan
yang mengandung maksud dan alasan atau bukti terhadap
tujuan tertentu. Simbol komunikasi kebenaran solusi, menarik
ilmiah dapat berupa tabel, bagan, kesimpulan dari penyataan,
grafik, gambar, persamaan memeriksa kesalahan suatu
matematika dan sebagainya. argument, pola atau sifat dari gejala
matematis untuk membuat
Menurut Hodiyanto (2017: 11) generalisasi.
kemampuan komunikasi matematis
adalah kemampuan siswa dalam Lestari & Yudhanegara (2017: 83)
menyampaikan ide matematika baik mengemukakan bahwa kemampuan
secara lisan maupun tulisan. komunikasi matematis adalah
Kemampuan komunikasi matematis kemampuan menyampaikan
peserta didik dapat dikembangkan gagasan atau ide matematis, baik
melalui proses pembelajaran secara lisan maupun tulisan.
disekolah, salah satunya adalah Kemampuan ini memahami dan
proses pembelajaran matematika. menerima gagasan atau ide
Hal ini terjadi karena salah satu matematika secara cermat, analitis,
unsur dari matematika adalah ilmu kritis, dan evaluative untuk
logika yang mampu mempartajam pemahaman.
mengembangkan kemampuan Kemampuan komunikasi matematis
berpikir siswa. Dengan demikian, merupakan kemampuan dasar yang
matematika memiliki peran penting harus dimiliki siswa dalam belajar
terhadap perkembangan matematika. Proses komunikasi
kemampuan komunikasi dapat membantu siswa membangun
matematisnya. pemahamannya terhadap konsep-

4
konsep dalam matematika dan kemampuan komunikasi
mudah dipahami. matematika adalah kemampuan
siswa dalam menyampaikan ide
matematika baik secara lisan
Menurut Khadijah, dkk (2018: 1096)
maupun tulisan yang menjangkau
Komunikasi secara lisan maupun kemampuan menyajikan pernyataan
tertulis dapat membawa siswa pada matematika secara lisan tertulis,
pemahaman yang mendalam
gambar, diagram, mengajukan
tentang matematika. Grafik, bagan, dugaan, melakukan manipulasi
diagram, lambang, symbol, dan matematika, menarik kesimpulan,
persamaan merupakan cara cara
menyusun bukti, memberikan alasan
komunikasi yang sering kali atau bukti terhadap kebenaran
digunakan dalam matematika. Table,
solusi, menarik kesimpulan dari
diagram, dan grafik menuntun siswa
penyataan, memeriksa kesalahan
untuk membuat kesimpulan, suatu argument, pola atau sifat dari
predeksi, dan pertanyaan baru. gejala matematis untuk membuat
Melalui penelusuran pola dan
generalisasi
persamaan siswa belajar
mengkomunikasikan pemahaman Blended Learning
tentang urutan dan pengulangan
Garrison & Vaughan (2008) dalam
yang kemudian disimbolkan
menggunakan gambar atau symbol Riasari (2018: 814) Blended
(Herdiana, Rohaeti, Sumarmo, Learning merupakan model
pembelajaran yang mengkombinasi-
2017).
kan antara pembelajaran tatap muka
Menurut Khadijah, dkk (2018: 1096) dan pembelajaran adalah
Komunikasi secara lisan maupun mengoptimalkan pengintegrasian
tertulis dapat membawa siswa pada komunikasi lisan yang ada pada
pemahaman yang mendalam pembelajaran tatap muka dengan
tentang matematika. Grafik, bagan, komunikasi tertulis pada
diagram, lambang, symbol, dan pembelajaran online. Secara umum
persamaan merupakan cara cara online. Prinsip dasar dari model
komunikasi yang sering kali pembelajaran Blanded Learning,
digunakan dalam matematika. Table, penerapan model ini mampu
diagram, dan grafik menuntun siswa meningkatkan kualitas
untuk membuat kesimpulan, pembelajaran, sehingga berhasil
predeksi, dan pertanyaan baru. menjadi trend dan banyak
Melalui penelusuran pola dan digunakan di perguruan tinggi
persamaan siswa belajar terkemuka di dunia.
mengkomunikasikan pemahaman
tentang urutan dan pengulangan Husamah (2014: 11) Blanded
yang kemudian disimbolkan Learning merupakan istilah yang
menggunakan gambar atau symbol berasal dari bahasa inggris, yang
(Herdiana, Rohaeti, Sumarmo, terdiri dari dua suku kata, Blende
2017). dan Learning. Blended artinya

5
campuran atau kombinasi yang baik. sehingga dapat dikatakan bahwa
Blanded Learning ini pada dasarnya Blended Learning adalah model
merupakan gabungan keunggulan belajar yang menggabungkan dua
pembelajaran yang dilakukan secara atau lebih metode dan strategi
tatap muka dan secara virtual. dalam pembelajaran untuk
mencapai tujuan dari proses
Blanded Learning menurut Garrison pembelajaran tersebut.
dan Vaugan (2008) dalam Ningsih,
dan Jayanti (2016: 3) merupakan Blended Learning dapat dimaknai
model pembelajaran yang sebagai pembelajaran kombinasi,
mengkombinasikan antara yaitu kombinasi pembelajaran
pembelajaran tatap muka dan secara tatap muka di kelas dan
pembelajaran online. Prinsip dasar pembelajaran secara online dengan
dari model pembelajaran Blended menggunakan aplikasi komputer
Learning adalah mengoptimalkan yang tersambung dengan internet.
pengintegrasian komunikasi lisan Bebrapa ahli mendefinisikan
yang ada pada pembelajaran tatap Blended Learning dengan redaksi
muka dengan komunikasi tertulis yang berbeda-beda, tetapi dalam
pada pembelajaran online. Secara konsep yang sama atau hampir sama
umum, penerapan model ini mampu (Suhartono, 2017: 179).
meningkatkan kualitas
pembelajaran, sehingga berhasil
menjadi tren dan banyak digunakan Garrison (2004) dalam Kaur (2013)
diperguruan tinggi terkemuka di dalam Oktaria, dkk (2018: 2)
dunia. menyatakan bahwa Blended
Learning merupakan kombinasi
Blended Learning merupakan proses yang efektif dengan berbagai model
mempersatukan beragam metode penyampaian, model pengajaran dan
belajar yang dapat dicapai dengan gaya pembelajaran yang dapat
penggabungan sumber-sumber dilakukan dalam lingkungan belajar
virtual dan fisik (Hasbullah, 2014: yang interaktif pada pembelajaran
66). Driscool & Carliner (2005: 234) online (e-learning) dan
dalam Hasbullah (2014: 66) pembelajaran tatap muka, sehingga
mendefinisikan Blended Learning model ini dapat diterapkan pada
integrates or Blends-Learning mata pelajaran apapun.
programs in different formats to
achieve a common goal, artinya Dalam implementasi pembelajaran
Blended Learning mengintegrasikan dapat kita jelaskan hubungan antara
atau menggabungkan program tipe pembelajaran dengan
belajar dalam format yang berbeda persentasi konten secara online.
dalam mencapai tujuan umum. Sloan (2007) dalam Ronsen, D &
Blended Learning merupakan Stewart, C., (2015) ada empat
sebuah kombinasi dan berbagai pembelajaran, yaitu
strategi di dalam pembelajaran,

6
Tabel 1 Sintak Pembelajaran Blended
Aktifitas pada Hybrid Learning Learning

Proporsi Sintak Blended Learning menurut


Isi yang Sheren, dkk (2018: 56-63) yaitu:
Tipe
Disampa
Pembel Deskripsi 1. Pembelajaran secara tatap muka
ikan
secara
ajaran (face to face learning)
Online Pembelajaran tatap muka
0% Tradisi Pembelajaran tanpa dilakukan dengan:
onal memanfaatkan a. Orientasi Awal
fasilitas online,
1) Pada pertemuan pertama
karena pembelajaran
hanya berbasis tatap pengajar memberikan
muka atau face to orientasi untuk
face dikelas. menyepakati tugas dan
1-29% Web Pembelajaran yang langkah pembelajaran.
Facilita menggunakan
2) Siswa diberi kesempatan
ted teknologi berbasis
web untuk untuk mengungkapkan
memfasilitasi pendapat tentang
pembelajaran secara langkah/cara kerja serta
tatap muka. hasil akhir yang
Misalnya,
diharapkan dan
menggunakan Course
Management System penilaian.
(CMS) atau web 3) Pengajar memberikan
untuk memposting informasi mengenai cara
silabus dan tugas. registrasi akun e-learning
30-79% Blende Pembelajaran yang dan enrolment key untuk
d menggambarkan
Learni model campuran masuk kedalam course
ng (hibrida) yang (kursus) yang akan di
benar- benar ikuti siswa.
dicampur, kursus 4) Siswa mendengarkan
yang memadukan topik materi yang akan
proses pembelajaran
secara online dibahas serta prosedur
menggunakan pembelajaran dengan
e- learning atau web mengguanakan fasilitas
dan tatap muka. e-learning.
2. Pembelajaran Secara Online (e-
80- Online Pembelajaran yang
100% Learni dilakukan secara learning)
ng online. Biasanya Pembelajaran secara online
atau e- dalam kursus online dilakukan dengan tahap berikut:
learnin atau pembelajaran b) Belajar Mandiri Secara Online
g jarak jauh dan tidak 1) Siswa mempelajari materi
ada pertemuan
secara tatap muka. yang sudah disusun oleh
pengajar melalui e-
learning sebagai

7
pengetahuan awal siswa b. Pengajar memantau
sebelum melaksanakan aktivitas diskusi dan
proses pembelajaran di memberikan tanggapan
kelas. pada pertanyaan yang
c) Quiz (Pre-test) belum terjawab secara
1) Setelah selesai membaca tuntas.
materi yang ada di e- c. Pengumpulan Tugas
learning siswa akan (Assignment)
mengerjakan quiz untuk Siswa mengumpulkan
nilai pre-test. tugas dengan mengupload
2) Sebelum mengerjakan tugas dalam bentuk file
pre-test siswa menerima pada aktivitas Assignment
informasi password dari di e-learning.
pengajar untuk masuk ke d. Kuis
dalam quiz di aktivitas Pengajar memberikan
kursus. password untuk
3. Pembelajaran Secara Tatap Muka mengerjakan quiz dalam
(face-to-face learning) bentuk post-test dengan
Tatap muka dalam hal ini waktu dan durasi
dilakukan dengan: pengerjaan yang telah
d) Persentasi setting terlebih dahulu.
Setiap kelompok melakukan
persentasi sesuai jadwal yang Soekartawi dalam Husamah (2014:
sudah ditentukan setiap 27) menyarankan enam tahapan
pertemuannya. dalam merancang dan
e) Diskusi menyelenggarakan dengan model
a. Siswa melanjutkan sesi Blended Learning agar hasilnya
diskusi terkait dengan optimal. Keenam tahapan tersebut
topik yang sebagai berikut:
dipersentasikan. 1. Menetapkan macam dan materi
b. Setelah itu kelompok yang bahan ajar, kemudian mengubah
persentasi memberikan atau menyiapkan bahan ajar
kesimpulan mengenai tersebut menjadi bahan ajar
topic yang telah dibahas. yang memenuhi syarat. Bahan
4. Pembelajaran Secara Online (e- ajar sebaiknya dibedakan atau
learning) dirancang untuk tiga macam
f) Diskusi Secara Online bahan ajar yaitu:
a. Siswa melakukan diskusi a. Bahan ajar yang dapat
online melalui tool dipelajari sendiri oleh
komunikasi yang peserta didik.
dibangun ke dalam b. Bahan ajar yang dapat
aktivitas e-learning dipelajari dengan cara
dalam bentuk forum berinteraksi melalui tatap
(diskusi). muka.

8
c. Bahan ajar yang dapat pengajar adalah apa hosting yang
dipelajari dengan cara dipakai, apakah pembelajaran
berinteraksi melalui online itu menggunakan jaringan
pembelajaran online atau internet dan apa jaringan itu,
berbasis web. apakah Yahoo, Google, MSN, atau
2. Menetapkan rancangan Blended lainnya.
Learning yang digunakan. 4. Lakukan uji coba terhadap
Kegiatan dalam tahap ini rancangan yang dibuat.
merupakan tahap yang paling 5. Menyelenggarakan Blended
sulit. Dalam tahap ini, intinya Learning dengan baik sambil
adalah bagaimana membuat menugaskan instruktur khusus
rancangan pembelajaran yang (pengajar) yang tugas utamanya
berisikan komponen menjawab pertanyaan peserta
pembelajaran jarak jauh dan didik.
tatap muka, karena itu, dalam 6. Menyiapkan kriteria untuk
membuat rancangan melakukan evaluasi pelaksanaan
pembelajaran ini, perlu Blended Learning. Banyak cara
diperhatikan hal-hal yang tentang bagaimana membuat
berkaitan dengan: evaluasi ini, diantaranya sebagai
a. Bagaimana bahan ajar berikut:
tersebut disajikan. a. Mudah dikendalikan (easy to
b. Bahan ajar mana yang navigate). Seberapa mudah
bersifat wajib dipelajari dan peserta didik bisa mengakses
mana yang sifatnya anjuran semua informasi yang
guna memperkaya disediakan dalam paket
pengetahuan peserta didik. pembelajaran yang disiapkan
c. Bagaimana peserta didik bisa di Komputer. Kriterianya
mengakses dua komponen semakin mudah aksesnya,
pembelajaran tersebut. maka semakin baik hasilnya.
d. Faktor pendukung apa yang b. Pemakaian konten/isi
diperlukan. Misalnya (content/substance).
perangkat lunak (software) Bagaimana kualitas isi
apa yang digunakan, apakah pembelajaran yang dipakai,
kerja kelompok diperlukan, bagaimana petunjuk untuk
apakah pusat sumber belajar mempelajari isi bahan ajar,
diperlukan di daerah-daerah bagaimana bahan ajar itu
tertentu. disiapkan, apakah bahan ajar
e. Lain-lainnya. yang ada sesuai dengan
3. Tetapkan format pembelajaran tujuan pembelajaran, dan
online apakah bahan ajar sebagainya.
tersedia dengan format HTML c. Rancangan/format/penampil
(sehingga mudah di-cut and an
paste). Perlu juga diberitahukan (layout/format/appearance).
kepada peserta didik dan Apakah paket pembelajaran

9
(bahan ajar, petunjuk belajar, Classroom pada model Blended
atau informasi lainnya) Learning.
disajikan secara professional. 5. Siswa mempresentasikan hasil
d. Ketertarikan (interest). diskusi sebelumnya.
Sebesar apakah paket 6. Guru mengajak siswa untuk
pembelajaran (bahan ajar, menyimpulkan bersama.
petunjuk belajar, atau 7. Guru memberi tugas selanjutnya
informasi lainnya) yang melalui aplikasi Google
disajikan mampu Classroom pada model Blended
menimbulkan daya tarik Learning.
peserta didik untuk belajar.
e. Aplikabilitas (applicability). Kelebihan dan Kekurangan Model
Seberapa jauh paket Pembelajaran Blended Learning
pembelajaran (bahan ajar, Menurut Husamah (2014: 35)
petunjuk belajar, atau kelebihan model Blended Learning
informasi lainnya) yang sebagai berikut:
disajikan bisa dipraktekkan a. Model Blended Learning lebih
secara mudah. efektif dibandingkan dengan
f. Murah/bermanfaat (cost- pembelajaran tatap muka
effectiveness / value). maupun e-learning.
Seberapa murah biaya yang b. Peserta didik leluasa untuk
dikeluarkan untuk megikuti mempelajari materi
paket pembelajaran tersebut. pembelajaran secara mandiri
dengan memanfaatkan materi-
Menurut Darmawan (2014: 21) materi yang tersedia secara
dalam Sari, dkk (2019: 4) berikut online.
langkah penerapan model Blended c. Peserta didik dapat melakukan
Learning secara rinci: diskusi dengan pengajar atau
1. Siswa dikelompokan secara peserta didik lain di luar jam
heterogen. tatap muka.
2. Siswa diminta untuk membuka d. Kegiatan pembelajaran yang
aplikasi Google Classroom pada dilakukan secara didik diluar jam
model Blended Learning secara tatap muka dapat kelola dan
Online. control dengan baik oleh
3. Siswa diminta untuk men- pengajar.
download serta dipelajari secara e. Pengajar dapat menambahkan
berkelompok di dalam kelas. materi pengayaan melalui
4. Siswa secara berkelompok fasilitas internet.
berdiskusi dengan bantuan f. Pengajar dapat meminta peserta
media cetak, maupun elektronik, didik membaca materi atau
bahkan online sesuai lembar mengerjakan tes yang dilakukan
kerja pada aplikasi Google sebelum pembelajaran.
g. Pengajar dapat
menyelenggarakan kuis,

10
memberikan balikan, dan peserta didik dan orang tua)
memanfaatkan hasil tes dengan terhadap penggunaan teknologi.
efektif.
h. Peserta didik dapat saling Dalam menyikapi beberapa
berbagi file dengan peserta didik kekurangan yang ditemui dalam
lain. penerapan pendekatan model
i. Berbagai keuntungan lain Blended Learning di atas, tentu saja
dengan memanfaatkan kelebihan guru berupaya untuk
pembelajaran berbasis internet. meminimalisirnya, seperti
menyiapkan sarana dan prasaran
dalam pembelajaran Blended
menurut Usman (2018: 140) Learning dengan berkoordinasi
Kelebihan model Blended Learning dengan guru matematika kelas VIII
yaitu: di SMP Negeri 32 Bandar Lampung
a. Dapat digunakan untuk serta memastika bahwa semua
menyampaikan pembelajaran peserta didik mempunyai akses
kapan saja dan dimana saja. internet yang memadai. Kelebigan
b. Pembelajaran terjadi secara yang ada akan dimanfaatkan guna
mandiri dan konvensional, yang memaksimalkan pelaksanaan
keduanya memiliki kelebihan penelitian.
yang dapat saling melengkapi.
METODELOGI PENELITIAN
c. Pembelajaran lebih efektif dan
efisien. Penelitian ini menggunakan metode
d. Meningkatkan akses bilitasi. eksperimen dengan melaksanakan
Dengan adanya Blended pembelajaran menggunakan model
Learning maka pembelajaran Blended Learning kemudian
semakin mudah dalam dianalisis bagaimana pengaruhnya
mengakses materi pembelajaran. terhadap kemampuan komunikasi
e. Pembelajaran menjadi lebih matematis siswa. Dalam penelitian
luwes dan tidak kaku. penulis menggunakan dua kelas
yaitu satu kelas eksperimen yang
Selain kelebihan, model Blended menerapkan model pembelajaran
Learning menurut Noer (Husamah, Blended Learning dan satu kelas
2014: 36) juga memiliki kekurangan sebagai kelas kontrol yang
diantaranya: menerapkan model Konvensional.
a. Media yang dibutuhkan sangat
beragam, sehingga sulit Pengukuran variabel penelitian
diterapkan apabila sarana dan menggunakan tes dalam bentuk
prasarana tidak mendukung. essay dengan jumlah soal sebanyak
b. Tidak meratanya fasilitas yang 6 (enam) soal. Penilaian
dimiliki peserta didik, seperti menggunakan rubrik penilaian per
komputer, dan akses internet. item soal yang disesuaikan dengan
c. Kurangnya pengetahuan sumber indikator kemampuan komunikasi
daya pembelajaran (pengajar, matematis dari tiap soal. Instrumen

11
tes yang digunakan sudah divalidasi diperoleh . Untuk data
dan dinyatakan valid dengan dengan interval mempunyai dk = 6 –
kategori kuat . 3 = 3 dengan taraf signifikan 5%
Tabel 6 yakni 2,80 < dengan demikian
Hasil Validitas Tes terlihat , maka Ho
diterima yang berarti sampel kelas
Nomor Nilai
thit tdaf Keterangan kontrol berdistribusi normal.
Soal rxy Dengan demikian beradasarkan
1 0,90 7,45 1,67 Valid/kuat
pengujian normalitas pada kelas
2 0,83 5,36 1,67 Valid/kuat
3 0,93 9,12 1,67 Valid/kuat kontrol, dapat disimpulkan bahwa
4 0,97 15,40 1,67 Valid/kuat data pada kelas kontrol
5 0,99 21,21 1,67 Valid/kuat berdistribusi normal. pada kelas
6 0,96 12,40 1,67 Valid/kuat eksperimen, dapat disimpulkan
Berdasarkan table 6 di atas, bahwa data pada kelas eksperimen
terlihat bahwa seluruh item tes berdistribusi normal.
dalam penelitian ini dinyatakan perhitungan didapat
valid dengan kreteria kuat dengan Kriteria uji Terima
jika – , selain
HASIL DAN PEMBAHASAN itu ditolak. Dimana
Perolehan kemampuan komunikasi dengan
matematis siswa dari kelas yang untuk taraf signifikan 5%
menggunakan model pembelajaran didapat .
Berdasarkan hasil perhitungan
Dengan demikian
dengan menggunakan rumus chi
maka ditolak, berarti
kuadrat pada data kelas eksperimen
diterima atau dapat dikatakan
diperoleh . Untuk data
bahwa rata-rata kemampuan
dengan interval mempunyai dk = 6 –
pemecahan masalah matematika
3 = 3 dengan taraf signifikan 5%
siswa dengan menggunakan model
yakni < dengan demikian
Blended Learning lebih besar
terlihat , maka Ho
dengan rata-rata kemampuan
diterima yang berarti sampel kelas komunikasi matematis siswa yang
eksperimen berdistribusi normal. menggunakan model pembelajaran
konvensional. Dengan demikian
Rumusan hipotesis yang digunakan karena maka penerapan
yaitu:
pendekatan Saintifik berpengaruh
Ho = sampel berasal dari populasi
positif terhadap kemampuan
yang berdistribusi normal
pemecahan masalah matematika
Ha = sampel berasal dari populasi
siswa.
yang tidak berdistribusi normal
Berdasarkan hasil perhitungan Berbagai aktivitas dalam model
dengan menggunakan rumus chi
pembelajaran Blender Learning
kuadrat pada data kelas kontrol
membiasakan siswa kelas

12
eksperimen untuk berpikir ilmiah, Semester Genap SMP Negeri 32
yaitu berpikir secara analitis, kritis, Bandar Lampung tahun pelajaran
dan rasional yang tentunya sangat 2021/2022”. Dengan demikian
diperlukan dalam proses melatih dapat dikatakan bahwa ada
kemampuam komunikasi pengaruh model pembelajaran
matematis. Siswa sudah terbiasa Blended Learning terhadap
menjelaskan ide, situasi, dan relasi kemampuan komunikasi amtematis
matematika secara lisan atau siswa kelas VIII Semester Genap
tertulis hingga mengkomunikasikan SMP Negeri 32 Bandar Lampung
solusi dari masalah, Melalui proses tahun pelajaran 2021/2022.
pembelajaran yang berpusat pada Pengaruh terlihat dari perolehan
siswa pada kelas VIII.10 sebagai rata-rata kemampuan komunikasi
kelas eksperimen ini siswa terlatih matematis siswa yang
juga untuk memaparkan hasil menggunakan model pembelajaran
diskusi kelompok dan menyanggah Blended Learning lebih tinggi
pendapat dari siswa lain, sehingga dibandingkan rata-rata hasil belajar
penyelesaian masalah yang didapat matematika siswa yang
melalui proses ilmiah dengan menggunakan pendekatan
indikator yang mendukung tujuan Konvensional yaitu 81,35 > 72,47.
penelitian. Adanya tatap muka
virtual pada model tentu juga DAFTAR PUSTAKA
semakin mneguatkan kemampuan
matematis siswa. Aisyah., R., A. (2017). Analisis
Kemampuan Komunikasi
Dengan ini dapat dikatakan bahwa
Matematis dalam
penerapan model pembelajaran
Menyelesaikan Soal Pada
Blended Learning melatih mental
Materi Bentuk Pangkat, Akar,
siswa kelas eksperimen untuk
dan Logaritma Siswa Kelas X
berani menggungkapkan pendapat
SMA ISLAM AL-FALAH JAMBI.
dan melatih serta mengembangkan
Jurnal Pendidikan
daya pikir siswa melalui proses
Matematika. (2). 3- 4.
komunikasi pembelajaran baik
online maupun tatap muka yang
Astuti, D.A., Novita. D. (2019).
dilaksanakan pada model ini.
Blended Learning Terhadap
Kemampuan Komunikasi
SIMPULAN
Matematis. Prosiding Sendika.
Berdasarkan hasil penelitian, maka
5. 191- 192.
dapat diambil kesimpulan yaitu
rata-rata kemampuan komunikasi
Hodiyanto. (2017). Kemampuan
matematis siswa yang menerapkan
Komunikasi Matematis Dalam
model pembelajaran Blended
Pembelajaran Matematika.
Learning lebih besar dari yang
AdMathEdu. 7.11.
menerapkan model pembelajaran
Konvensional pada kelas VIII

13
Husamah. (2014). Pembelajaran Usman. (2018). Komunikasi
Bauran (Blended Learning), Pendidikan Berbasis Blended
Jakarta. Learning Dalam Membentuk
Kemandirian Belajar.
Khadijah, I.N.A., Maya. R., dan Jurnalisa. 04. 140.
Setiawan W. (2018). Analisis
Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa SMP Pada
Materi Statistik. Jurnal
Pembelajaran Matematika
Inovatif. 1. 1096.

Ningsih, Y.L., Jayanti. (2016). Hasil


Belajar Mahasiswa Melalui
Penerapan Model Blended
Learning Pada Mata Kuliah
Persamaan Diferensial. Jurnal
Pendidikan Matematika JPM
RAFA. 2. 3.

Oktaria, D.S., Budiningsih, A., dan


Risdianto. E. (2018). Model
Blended Learning Berbasis
Moodle, Jakarta.

Riasari. D. (2018). Peranan Model


Pembelajaran Matematika
Berbasis Blended Learning
Terhadap Komunikasi
Matematis Siswa Dalam
Materi Statistik Pada SMAN 1
TAPUNG. 2. 813- 814.

Rizqi, A.A., Suyitno. H., dan


Sudarmin. (2016). Analisis
Kemampuan Komunikasi
Matematis Ditinjau Dari
Kepercayaan Diri Siswa
Melalui Blended Learning.
Unnes Journal Of
Mathematics Education
Research. 5. 17- 18.

14

Anda mungkin juga menyukai