Abstract
Mathematical communication skill is a crucial talent in mathematics learning. Mathematical
communication abilities are also linked to self-efficacy. The purpose of this research is to characterize
students' mathematical communication skills using Quantum Learning and self-efficacy. The Systematic
Literature Review approach was employed in this investigation. According to Publish or Perish, Google
Scholar, and SpringerLink, 21 papers published between 2013 and 2023 match the inclusion criteria. The
findings indicate that self-efficacy affects mathematical communication skills and the quantum learning
model and that there is a link between self-efficacy and mathematical communication skills and the
quantum learning model.
Keywords: Communication, Quantum Learning, Self Efficacy
Abstrak
Kemampuan komunikasi matematis merupakan bakat yang sangat penting dalam pembelajaran
matematika. Kemampuan komunikasi matematis juga terkait dengan self-efficacy. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengkarakterisasi kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan
Quantum Learning dan self-efficacy. Pendekatan Systematic Literature Review digunakan dalam penelitian
ini. Menurut Publish or Perish, Google Scholar, dan SpringerLink, 21 makalah yang diterbitkan antara
tahun 2013 dan 2023 cocok dengan kriteria inklusi. Hasil temuan menunjukkan bahwa efikasi diri
berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis dan model pembelajaran kuantum serta terdapat
keterkaitan antara efikasi diri dan kemampuan komunikasi matematis dengan model pembelajaran
kuantum.
Kata kunci: Komunikasi, Quantum Learning, Self Efficacy.
1. PENDAHULUAN
Matematika adalah bidang studi di seluruh dunia yang berfungsi sebagai dasar untuk
kemajuan teknologi saat ini. Selain itu, matematika merupakan komponen penting dari banyak
disiplin ilmu dan dapat membantu dalam pengembangan kemampuan berpikir kritis[1].
Matematika adalah topik vital yang dapat membantu orang dalam menyelesaikan tantangan di
kehidupan[2]. Matematika adalah disiplin ilmu yang menyelidiki hubungan antara gagasan dan
abstrak [3], [4]. Artinya matematika adalah mata pelajaran yang berpikir dengan tentunya
membutuhkan logika berpikir. Belajar matematika lebih dari sekedar menghafal fakta; ini juga
tentang memahami proses dan melacaknya saat selesai. Untuk itu, matematika perlu diajarkan
sejak jenjang sekolah dasar agar mereka berhasil.
Sesuai undang-undang no. 22 Tahun 2006, tujuan pembelajaran meliputi : 1) menggunakan
ide dengan benar dan tepat dalam memecahkan masalah dan memahami keterkaitan antar konsep,
serta memahami hubungan antar konsep. 2) Menggunakan matematika untuk mengumpulkan
bukti, 3) mengatasi masalah dengan memahaminya, merancang solusi matematika, melaksanakan
solusi komprehensif, dan menginterpretasikan hasil 4) Menggunakan simbol, tabel, gambar, atau
media lain untuk menjelaskan ide-ide yang dapat membantu pemahaman masalah atau tantangan
5) menyadari pentingnya matematika dalam kehidupan mereka, memiliki rasa keingintahuan,
atensi, dan terpincut untuk menguasainya, serta gigih dan kukuh dengan kemampuannya dalam
memecahkan masalah [5].
Kemampuan siswa ketika belajar matematika meliputi kemampuan memecahkan masalah,
mengambil keputusan, berkomunikasi, dan memecahkan masalah [6]. Ketika belajar matematika,
siswa harus mampu berkomunikasi secara efektif. Komunikasi adalah suatu proses dimana
seseorang mengirimkan informasi yang telah dipilih dengan cermat sehingga penerima dapat
memahami arti penting dari informasi tersebut [7], [8]. Dalam konteks pendidikan, komunikasi
merupakan salah satu kendala yang tidak dapat diatasi[9]. Sebab, dalam bidang pendidikan,
informasi disebarluaskan melalui pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki baik oleh guru
maupun siswa. Ketika proses berjalan dengan baik, kepercayaan masyarakat tumbuh[10].
Komunikasi adalah langkah pertama dalam memahami suatu subjek[11]. Karena itu,
komunikasi dengan teman sebaya sangat penting untuk belajar matematika. Hal ini menunjukkan
bahwa komunikasi penting untuk dikembangkan terlebih pada pembelajaran[7]. Kemampuan
berkomunikasi secara matematis ialah kemampuan yang berfungsi untuk memahami dan
mengkomunikasikan rancangan, kebenaran, dan gagasan di matematika dengan cara yang dapat
dipahami orang lain[6]. Selain kemampuannya untuk dipahami oleh orang lain, komunikasi juga
penting dalam mengevaluasi hasil belajar siswa. Dalam konteks matematika, siswa dapat
mengevaluasi hasil belajarnya melalui interaksi dengan guru ataupun teman sebaya. Hal ini
memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi dan menaikkan hasil belajar mereka[10]. Ini berarti
komunikasi matematis memiliki implikasi penting bagi pendidikan matematika karena
memungkinkan siswa untuk memahami, menuliskan, dan mengembangkan ide atau konsep
secara sistematis dan konsisten[12].
Dalam bidang komunikasi matematika ditemukan bahwa kemampuan siswa dalam
berkomunikasi secara matematis masih kurang[13], [14]. Ini menyiratkan bahwa kapasitas
komunikasi matematis di kalangan siswa semakin memburuk[15]. Hasil sebelumnya juga
dipengaruhi survei PISA OECD yang dilakukan pada 2018. Indonesia memiliki 379 senator dan
mendapat peringkat ke-73 dari 79 negara. Perkiraan ini didasarkan pada hasil PISA dari tahun
2015 yang menunjukkan peningkatan sebesar 63 poin dari 76, dengan skor rata-rata 386. Selain
itu, menurut analisis data TIMSS IEA Tahun 2015, Indonesia mendapat peringkat Ke-45 dari 50
negara. Untuk itu, memahami pendidikan matematika sangat penting untuk memahami
kemampuan komunikasi matematika di dalam kelas.
Kemampuan komunikasi matematika siswa terkait dengan keyakinan mereka[16]. Siswa
sering bergantung pada solusi dari teman sebaya atau instruktur saat menangani masalah latihan
aritmatika daripada mencoba menyelesaikannya sendiri. Hal ini karena siswa tidak memahami
kemampuannya sehingga sulit untuk menyelesaikan masalah. Ini dikenal sebagai self-efficacy.
Self-efficacy adalah keyakinan seseorang akan kemampuannya demi mengatasi hambatan dan
menggapai tujuan[17]. Studi lain menggambarkan bahwa self-efficacy adalah aspek penting
dalam kapasitas seseorang untuk melakukan tugas tertentu [18]. Dalam definisi kedua, self-
efficacy dipandang sebagai faktor kritis yang mempengaruhi motivasi dan kinerja. Selain itu,
diperlukan model yang mampu memotivasi belajar matematika. Salah satu model yang bisa
dipakai adalah Quantum learning.
Quantum Learning adalah pendekatan dan teori pembelajaran baru yang berkembang di
sekolah dan perusahaan untuk semua jenis individu dan untuk semua alasan[19]Quantum
Learning menampilkan kerangka pembelajaran yang sistematis yang mencangkup: tumbuhkan,
alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan[20]. Selain itu, pendidikan Quantum dapat
menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan untuk siswa dengan memberikan informasi
tentang penanganan materi yang efisien dan efektif [21]. Pembelajaran berhasil dan bermakna
ketika siswa terhubung dengan sumber belajar seperti isi, ruang, lingkungan yang terbentuk, dan
kegiatan pembelajaran yang menarik yang diiringi musik.
Komunikasi ialah peralihan pesan dari satu orang ke orang lain untuk mengirimkan
informasi, ide, atau perasaan[22]. Dalam komunikasi umpan balik merupakan hal yang sangat
penting pada proses komunikasi sebab menunjukkan apakah pesan diterima atau tidak oleh
penerima yang dituju dan bagaimana pesan itu diterima. Jika diperlukan, umpan balik dapat
membantu pengirim pesan dalam memperbaiki atau mengoreksi pesan yang dikirim. Akibatnya,
umpan balik merupakan komponen penting dari proses komunikasi yang baik. Pada pembelajaran
matematika terdapat komunikasi matematis.
Komunikasi matematis adalah kapasitas siswa untuk mengungkapkan usul atau rancangan
matematika, baik dengan lisan maupun tulisan, meliputi proses mengumpulkan, menjelaskan, dan
menarik kesimpulan[23]. Kemampuan komunikasi matematis dapat diperiksa dari dua perspektif:
menulis dan berbicara[24]. Komunikasi matematis secara tertulis siswa dapat ditunjukkan pada
saat mereka mengungkapkan konsep matematikanya kepada instruktur atau teman dalam diskusi
kelompok. Secara bersamaan, keterampilan komunikasi ditampilkan ketika siswa menjawab soal
dengan menggunakan model, tabel, grafik, atau simbol matematika lainnya. Untuk menjadikan
keterampilan komunikasi matematis penting bagi siswa, hampir semua topik matematika
membutuhkan penggunaan model, tabel, diagram, atau simbol lainnya[25].
Kemampuan komunikasi matematis meliputi: (1) menjabarkan ide matematika dengan jelas
dan mudah diakses; (2) membuat definisi konsep matematika dan mengembangkan generalisasi
menggunakan metode penemuan. (3) menggunakan kata-kata, simbol, konsep, atau model
matematika untuk menggambarkan bentuk, diagram, atau peristiwa dunia nyata; (4) menjelaskan
atau mengklarifikasi ide, situasi, atau hubungan matematika dalam bahasa sehari-hari, secara
lisan atau tulisan; (5) menafsirkan, menjelaskan, dan memperbaharui presentasi matematika; dan
(6) memahami dan menggunakan notasi matematika secara tepat dan tepat[26]
Beberapa indikasi kemampuan komunikasi antara lain sebagai berikut: (1) mengaitkan
objek dunia nyata dengan gambar, diagram, dan konsep matematik; (2) mengungkapkan konsep,
status, dan ikatan matematika secara lisan maupun tertulis mempergunakan objek, ilustrasi,
diagram, dan simbol matematika dunia nyata; (3) mengkomunikasikan keadaan sehari-hari
dengan bahasa atau representasi matematis (4) berpartisipasi dalam diskusi, memberikan
presentasi, dan menulis perihal matematika; (5) persepsi bacaan representasi matematis tertulis;
(6) menciptakan dugaan, merumuskan dalih, dan menguraikan definisi dan abstraksi dalam
matematika; (7) menjabarkan dan mengajukan perbincangan mengenai topik matematika yang
dipelajari[22].
Self-Efficacy
Self-Efficacy merupakan aspek kunci dari kesanggupan seseorang untuk membereskan
berbagai kewajiban akademik pada tingkat tertentu[28]. Efikasi diri berdampak pada motivasi
akademik dan motivasi belajar, serta ketahanan belajar[29]. Efikasi diri didefinisikan sebagai
keyakinan seseorang dalam kapasitasnya untuk melakukan aktivitas, mencapai tujuan, dan
mengatasi masalah [30]. Efikasi diri merupakan evaluasi terhadap diri sendiri apakah suatu tugas
tertentu dapat diselesaikan sesuai dengan kebutuhan seseorang atau enggak. Efikasi diri mengarah
kepada keyakinan seseorang akan kesanggupannya untuk mengatasi suatu pekerjaan. Seseorang
dengan Efikasi diri yang tinggi dapat (1) mengurangi stres, (2) menerima tanggung jawab atas
keberhasilannya, (3) mengelola risiko, dan (4) mengenali potensi dirinya. dan kelemahan, (5)
sanggup bersosialisasi dengan orang lain, (6) gigih serta pantang menyerah.
Pembelajaran Quantum
Quantum Learning merupakan cara pembelajaran serta filosofi baru untuk individu dan
siswa di sekolah dan bisnis[20]. Pembelajaran Quantum adalah pembelajaran yang digunakan
pada lingkungan belajar yang nyaman di mana kemampuan belajar, dan keterampilan komunikasi
dapat ditingkatkan[31]. Model Quantum Learning terdiri dari bimbingan, pendampingan,
nasehat, dan keseluruhan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
memori sambil membuat pembelajaran memuaskan dan menyenangkan[32].
2. METODE
Desain Penelitian
Pendekatan tinjauan literatur sistematis (SLR) diterapkan dalam penyelidikan ini. SLR
adalah strategi untuk mengidentifikasi, menilai, mengevaluasi, dan menginterpretasikan
penelitian sebelumnya tentang suatu subjek[33]. Penelitian SLR berusaha mengumpulkan,
menganalisis, dan membuat kesimpulan dari semua temuan penelitian yang relevan dengan
masalah penelitian [34]. Tahapan berikut termasuk dalam pencarian literatur sistematis: )
mengajukan pertanyaan untuk memperluas penelitian sebelumnya; 2) pemilihan kriteria
tergantung pada subjek studi; 3) mencari jurnal terkait; 4) memilih studi yang relevan; dan 5)
apakah materi diindeks dengan sintaks atau tidak [35].
Pertanyaan Penelitian
Berikut adalah pertanyaan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini
1. Bagaimana deskripsi kemampuan komunikasi matematis siswa melalui model Quantum
Learning berdasarkan Self Efficacy?
2. Bagaimana hubungan antara Self Efficacy terhadap kemampuan komunikasi matematis
siswa dan model Quantum Learning?
Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi penelitian ini adalah hasil studi literatur yang bersifat nasional dan
internasional yang diterbitkan mulai tahun 2013-2023, terindeks Sinta 1-4 dan terindeks Scopus,
dikategorikan sebagai prosiding dan jurnal artikel, memiliki akses penuh, dan dikategorikan
sebagai bidang pendidikan matematika.
Strategi Pencarian Literatur
Sumber pencarian literatur elektronik yang digunakan adalah Publish or Perish 8, Google
Scholar, SpringerLink. Kata kunci yang digunakan “Kemampuan komunikasi matematis, self
efficacy, dan Model Quantum Learning” dan Communication mathematics skills, self efficacy,
dan Quantum Learning.
Seleksi dan Evaluasi Studi
Proses seleksi dan evaluasi dilakukan dengan membahas topik penelitian. Artikel yang sudah
relevan dengan topik penelitian dianalisis. Peneliti mendapatkan 62 artikel dari berbagai sumber,
dan 21 diantaranya berkaitan dengan kata kunci. Terakhir, kami akan membahas manfaat
komunikasi matematis, self-efficacy, dan paradigma Quantum Leaning dalam pendidikan
matematika
Tabel 2 Hubungan Antara Self Efficacy Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa dan Model
Quantum Learning
No Nama dan Nama Jurnal Hasil Penelitian
Tahun
1 Journal Of Temuan menunjukkan bahwa motivasi dan self-efficacy
Ugwuanyi Sociology And memiliki hubungan positif dengan belajar.
et al., Social
(2020) Anthropology
2 Sachitra & World Academy Menurut temuan penelitian, banyak siswa menunjukkan
Bandara of Science, self-efficacy akademik yang buruk tentang berbagai
(2017) Engineering, and tugas akademik, seperti. Bertanya dan menjawab
Technology pertanyaan dalam perkuliahan, menyusun rencana studi,
mencari bantuan dari dosen, dan membuat catatan
tambahan. Ikut serta dalam debat intelektual dengan
teman, suarakan pemikiran Anda, dan bicaralah di
depan rekan kerja.
3 Ordun & Journal of Menurut temuan, kesejahteraan emosional memiliki
Akün (2017) Advanced pengaruh yang cukup besar dan baik terhadap self-
Management efficacy dan self-efficacy, sedangkan self-efficacy
Science memiliki dampak yang besar dan positif terhadap self-
efficacy.
4 Emawati et Jurnal Pendidikan Menurut temuan penelitian, setelah mendapatkan model
al., (2020) Fisika pembelajaran Quantum, kemampuan metakognitif
seseorang meningkat dari satu kemampuan ke
kemampuan berikutnya. Pendidikan kuantum merusak
kemampuan metakognitif siswa sebagai akibat dari efek
yang sangat besar ini.
5 Wicaksono Al-Jabar: Jurnal Penerapan Quantum Learning dengan TANDUR dalam
& Vahlia Pendidikan pembelajaran matematika meningkatkan kemampuan
(2016) Matematika mahasiswa Universitas Muhammadiyah Metro dalam
menangkap topik matematika.
6 Sauduran & Attractive : Model Pembelajaran Quantum meningkatkan kapasitas
Roulina Innovative seseorang untuk memecahkan masalah matematika.
(2021) Education Journal Alhasil, karena dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah matematika selama proses
pembelajaran, model pembelajaran Quantum
diproyeksikan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
alternatif pembelajaran tradisional yang berdiri sendiri.
7 Zaharah et Jurnal Cendekia : Sebelum dan sesudah memanfaatkan multimedia
al., (2021) Jurnal Pendidikan pembelajaran matematika berbasis Quantum learning,
Matematika kemampuan komunikasi matematis siswa sangat
bervariasi.
8 Karlina et JURING (Journal 1) Siswa yang menggunakan model Quantum berbeda
al., (2020) for Research in dengan siswa yang tidak menggunakan model Quantum
Mathematics dalam kemampuan komunikasi matematikanya.
Learning) 2) Tidak ada kontak dengan siswa untuk memperbaiki
pembelajaran tanpa adanya paradigma pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
[1] E. Sarini, “Pengaruh Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Siswa terhadap Kemampuan
Memecahkan Masalah Matematika,” Jurnal Pendidikan MIPA, vol. 2, no. 1, pp. 9–15, 2019.
[2] A. Hendri Prayogi, “Desain Bahan Ajar Bangun Datar Segiempat Berbasis Kemampuan Komunikasi
Matematis Pada Siswa Smp Melalui Model Discovery Learning,” Jurnal LEMMA, vol. 5, no. 2, pp. 100–
111, 2019, doi: 10.22202/jl.2019.v5i2.3259.
[3] N. D. Gökalp, “Mathematics-How do students and teachers perceive it?,” International Journal of
Innovation in Science and Mathematics Education, vol. 28, no. 1, pp. 16–28, 2020.
[4] V. Hermawan and A. Andrianto, “Analisis Kesulitan Siswa Terhadap Pokok Bahasan Pangkat Rasional
Dan Bentuk Akar Di Kelas 1 Smu Bina Dharma 2 Bandung,” Symmetry: Pasundan Journal of Research in
Mathematics Learning and Education, vol. 3, no. 2, pp. 116–124, 2018, doi:
10.23969/symmetry.v3i2.1320.
[5] R. Adetia and A. G. Adirakasiwi, “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau Dari Self-
Efficacy Siswa,” Jurnal Educatio FKIP UNMA, vol. 8, no. 2, pp. 526–536, 2022, doi:
10.31949/educatio.v8i2.2036.
[6] A. Sopian and J. Sabandar, “Improving the Ability of Mathematic Problem Solving, Mathematic
Connection and Self Regulated Learning With Junior High School Students Through Metakognitive
Approach,” (Jiml) Journal of Innovative Mathematics Learning, vol. 1, no. 2, pp. 44–50, 2018, doi:
10.22460/jiml.v1i2.p116-122.
[7] I. P. Luritawaty, “Pengembangan Kemampuan Komunikasi Matematik melalui Pembelajaran Take and
Give,” Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, vol. 8, no. 2, pp. 239–248, 2019, doi:
10.31980/mosharafa.v8i2.378.
[8] H. Hakim, L. A. Daulay, and M. Listari, “Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau dari Gender
Siswa,” FARABI: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, vol. 4, no. 1, pp. 18–23, 2021, doi:
10.47662/farabi.v4i1.79.
[9] J. M. Syah and D. Sofyan, “Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP di Kampung Paledang Suci
Kaler pada Materi Segiempat dan Segitiga,” Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika, vol. 1, no. 2, pp.
373–384, 2021, doi: 10.31980/plusminus.v1i2.1270.
[10] E. Sulastri and D. Sofyan, “Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau dari Self Regulated Learning
pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel,” Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika, vol. 2,
no. 2, pp. 289–302, 2022, doi: 10.31980/plusminus.v2i2.1875.
[11] E. Widayanti and S. A. Anggraeni, “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Da-Lam
Menyelesaikan Soal Open Ended Pada Materi Aritmetika Sosial Kelas Vii Smp,” Transformasi : Jurnal
Pendidikan Matematika dan Matematika, vol. 3, no. 02, pp. 115–128, 2019, doi: 10.36526/tr.v3i02.754.
[12] I. Fauziah, S. Maarif, and T. R. Pradipta, “Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Self
Regulated Learning Siswa Melalui Model Problem Based Learning (Pbl),” Jurnal Analisa, vol. 4, no. 2, pp.
90–98, 2018, doi: 10.15575/ja.v4i2.3916.
[13] A. Purnamasari and E. A. Afriansyah, “Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP pada Topik
Penyajian Data di Pondok Pesantren,” Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika, vol. 1, no. 2, pp. 207–
222, 2021, doi: 10.31980/plusminus.v1i2.1257.
[14] A. W. Yanti and N. A. Novitasari, “Penggunaan Jurnal Reflektif pada Pembelajaran Matematika untuk
Melatih Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa,” Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, vol. 10,
no. 2, pp. 321–332, 2021, [Online]. Available:
https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa/article/view/mv10n2_14/797
[15] R. Nuraeni, “Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Mahasiswa Antara Yang Mendapatkan
Pembelajaran Group Investigation dengan Konvensional,” Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, vol.
7, no. 2, pp. 219–228, 2018, [Online]. Available:
https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa/article/view/mv7n2_7/63
[16] T. Aulia, N. A. Nurcahyono, and N. Agustiani, “Penerapan Model Pembelajaran Thinking Aloud Pair
Problem Solving (TAPPS) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Ditinjau dari
Self Efficacy,” Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, vol. 6, no. 3, pp. 2816–2832, 2022, doi:
10.31004/cendekia.v6i3.1618.
[17] H. Nizham, S. Suhendra, and B. A. P., “Improving ability mathematic literacy, self-efficacy and reducing
mathematical anxiety with learning Treffinger model at senior high school students,” International Journal
of Science and Applied Science: Conference Series, vol. 2, no. 1, p. 130, 2017, doi:
10.20961/ijsascs.v2i1.16696.
[18] R. K. Malinauskas, “Enhancing of self-efficacy in teacher education students,” European Journal of
Contemporary Education, vol. 6, no. 4, pp. 732–738, 2017, doi: 10.13187/ejced.2017.4.732.
[19] T. Rahayu, S. Joyoatmojo, and S. W, “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning Dengan Metode
Peta Pikiran (Mind Mapping) Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mempelajari
Ekonomi Kelas X MIA 1 SMA N 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016,” BISE: Jurnal Pendidikan
Bisnis dan Ekonomi, vol. 2, no. 1, pp. 1–21, 2016, [Online]. Available:
https://jurnal.uns.ac.id/bise/article/view/17514
[20] M. W. K. Dewi and R. Nuraeni, “Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP ditinjau dari Self-
Efficacy pada Materi Perbandingan di Desa Karangpawitan,” Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika,
vol. 2, no. 1, pp. 151–164, 2022, doi: 10.31980/plusminus.v2i1.1586.
[21] M. P. Ningsih, S. Sugiyanti, and L. Ariyanto, “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Learning dan
Active Learning Berbantu Aplikasi Quizizz terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI,” Imajiner:
Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, vol. 3, no. 5, pp. 366–374, 2021, doi:
10.26877/imajiner.v3i5.7732.
[22] A. Astuti and Leonard, “Peran Kemampuan Komunikasi Matematika Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa,” Jurnal Formatif, vol. 2, no. 2, pp. 102–110, 2015, doi: 10.1016/0749-6036(91)90087-
8.
[23] M. Swasti, M. Maimunah, and Y. Roza, “Analysis of mathematical communication skill of grade viii
students in smp on patterns and row of number,” Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, vol. 6, no.
2, pp. 169–182, 2020, doi: 10.33654/math.v6i2.956.
[24] R. M. Ningsih and S. A. Awalludin, “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau dari Tipe
Kepribadian Extrovert dan Introvert,” Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, vol. 5, no. 3, pp.
2756–2767, 2021, doi: 10.31004/cendekia.v5i3.763.
[25] K. S. Asih, Isnarto, Sukestiyarno, and Wardono, “Resiliensi Matematis pada Pembelajaran Discovery
Learning dalam Upaya Meningkatkan Komunikasi Matematika,” PRISMA, Prosiding Seminar Nasional
Matematika, vol. 2, pp. 862–868, 2019.
[26] E. Surya and Riska Rahayu, “Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Ar-Rahman Percut Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division( STAD ),” Pendidikan Matematika
Paradikma, vol. 7, no. 1, pp. 24–34, 2014, [Online]. Available: https://adoc.pub/download/abstrak-
abstractda28bb7a3c412985be74c1562df252d230154.html
[27] E. F. Y. Yang, B. Chang, H. N. H. Cheng, and T. W. Chan, “Improving pupils’ mathematical
communication abilities through computersupported reciprocal peer tutoring,” Educational Technology and
Society, vol. 19, no. 3, pp. 157–169, 2016.
[28] A. A. Putri, D. Juandy, and U. P. Indonesia, “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau Dari
Self Efficacy: Systematic Literature Review (SLR) Di Indonesia,” Symmetry | Pasundan Journal of
Research in Mathematics Learning and Education, vol. 7, no. 2, pp. 135–147, 2022, doi:
10.23969/symmetry.v7i2.6493.
[29] L. F. Masitoh and H. Fitriyani, “Improving students’ mathematics self-efficacy through problem based
learning,” Malikussaleh Journal of Mathematics Learning (MJML), vol. 1, no. 1, p. 26, 2018, doi:
10.29103/mjml.v1i1.679.
[30] D. S. Nahdi, “Eksperimentasi Model Problem Based Learning Dan Model Guided Discovery Learning
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau Dari Self Efficacy Siswa,” Jurnal
Cakrawala Pendas, vol. 4, no. 1, pp. 50–56, 2018, doi: 10.31949/jcp.v4i1.711.
[31] L. Sultan and H. Hajerina, “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas VII A MTs. Alkhairaat Biromaru Pada Materi Aritmatika Sosial,” Guru Tua : Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran, vol. 3, no. 1, pp. 7–20, 2020, doi: 10.31970/gurutua.v3i1.40.
[32] Anisa, R. Medriati, and D. H. Putri, “Pengaruh Model Quantum Learning Terhadap Pemahaman Konsep
Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X,” Jurnal Kumparan Fisika, vol. 2, no. 3, pp. 201–208, 2019, doi:
10.33369/jkf.2.3.201-208.
[33] E. Triandini, S. Jayanatha, A. Indrawan, G. Werla Putra, and B. Iswara, “Metode Systematic Literature
Review untuk Identifikasi Platform dan Metode Pengembangan Sistem Informasi di Indonesia,” Indonesian
Journal of Information Systems, vol. 1, no. 2, pp. 63–77, 2019, doi: 10.24002/ijis.v1i2.1916.
[34] G. Lame, “Systematic literature reviews: An introduction,” Proceedings of the International Conference on
Engineering Design, ICED, vol. 2019-Augus, no. August, pp. 1633–1642, 2019, doi:
10.1017/dsi.2019.169.
[35] F. Fianingrum, H. Pujiastuti, and M. Fathurrohman, “Disposisi Berpikir Kritis Matematis dalam
Pembelajaran Matematika: Systematic Literature Review,” JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, vol. 6,
no. 1, pp. 543–548, 2023, doi: 10.54371/jiip.v6i1.1341.
[36] G. Siagian, “Pengaruh Penerapan Model Quantum Learning dan Jigsaw terhadap Hasil Belajar Matematika
di Sekolah Dasar,” Jurnal Basicedu, vol. 5, no. 3, pp. 4198–4205, 2021, [Online]. Available:
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1535/pdf
[37] Indah Hafizhah, Ikhwan Aldi Wardana, and Dede Indra Setiabudi, “Efektivitas Penggunaan Model
Pembelajaran Quantum Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Psikomotorik Pada Pelajaran
Matematika,” Jurnal Riset sosial humaniora, dan pendidikan, vol. 1, no. 1, pp. 11–21, 2022, doi:
10.56444/soshumdik.v1i1.69.
[38] A. ; Lisbona, F. ; Palaci, M. ; Salanova, and M. Frese, “The Effects Of Work Engagement And Self
Efficacy On Personal Initiative And Perfomance,” Psicothema, vol. 30, no. 1, pp. 89–104, 2018, [Online].
Available: https://www.redalyc.org/articulo.oa?id=72754594014
[39] H. Xiong, S. Yi, and Y. Lin, “The Psychological Status and Self-Efficacy of Nurses During COVID-19
Outbreak: A Cross-Sectional Survey,” Inquiry (United States), vol. 57, no. 1, pp. 1–6, 2020, doi:
10.1177/0046958020957114.
[40] L. D. Falco and J. J. Summers, “Improving Career Decision Self-Efficacy and STEM Self-Efficacy in High
School Girls: Evaluation of an Intervention,” J Career Dev, vol. 46, no. 1, pp. 62–76, Feb. 2019, doi:
10.1177/0894845317721651.
[41] R. Supriyati, Supriyono, and Nila Kurniasih, “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Berdasarkan
Self-Efficcy Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika,” Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika
(JIPM), vol. 3, no. 1, pp. 45–55, 2021, doi: 10.37729/jipm.v3i1.1125.
[42] V. Syafina and H. Pujiastuti, “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Pada Materi SPLDV,”
Maju, vol. 7, no. 2, pp. 118–125, 2020, [Online]. Available:
https://ejournal.stkipbbm.ac.id/index.php/mtk/article/view/511
[43] D. K. Putri and Rochmad, “Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Muhammadiyah Pangkalan
Bun Ditinjau dari Kemandirian Belajar pada Pembelajaran Model Knisley,” PRISMA, Prosiding Seminar
Nasional Matematika, vol. 4, pp. 134–138, 2021, [Online]. Available:
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/view/44982/18291
[44] H. Suyitno, “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Berdasarkan Self-Efficacy Siswa pada Model
Pembelajaran Mea,” Unnes Journal of Mathematics Education Research, vol. 6, no. 2, pp. 251–258, 2017,
[Online]. Available: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujmer
[45] P. Nurhayati and M. Asikin, “Studi Literatur Komunikasi Matematis, Self Efficacy, Model Pembelajaran
Trefinger dan Asessmen Kinerja,” IJoIS: Indonesian Journal of Islamic Studies, vol. 2, no. 02, pp. 249–
275, 2021, [Online]. Available: https://journal.civiliza.org/index.php/ijois/article/view/46
[46] A. D. Noperlis and Neviyarni, “Studi Literatur : Efektivitas Metode Pembelajaran Quantum Learning
Terhadap Hasil Belajar Siswa,” Eductum: Jurnal Literasi Pendidikan, vol. 1, no. 2, pp. 341–349, 2023.
[47] C. S. Ugwuanyi, C. I. O. Okeke, and T. A. Ageda, “Motivation and Self-efficacy as Predictors of Learners’
Academic Achievement,” Journal Of Sociology And Social Anthropology, vol. 11, no. 3–4, pp. 215–222,
Aug. 2020, doi: 10.31901/24566764.2020/11.3-4.351.
[48] V. Sachitra and U. Bandara, “Measuring the Academic Self-Efficacy of Undergraduates: The Role of
Gender and Academic Year Experience,” World Acad Sci Eng Technol, vol. 11, no. 11, pp. 2320–2325,
2017, [Online]. Available: https://mgt.sjp.ac.lk/com/wp-content/uploads/2019/07/Vilani-2017-Sep.pdf
[49] G. Ordun and F. A. Akün, “Self Actualization, Self Efficacy and Emotional Intelligence of Undergraduate
Students,” Journal of Advanced Management Science, vol. 5, no. 3, pp. 170–175, May 2017, doi:
10.18178/joams.5.3.170-175.
[50] I. R. Emawati, F. C. A. Burhendi, N. Harahap, and S. Sugianta, “Efektifitas Model Pembelajaran Quantum
Learning di Tinjau dari Metakognitif Fisika Siswa Di SMAN 48 Jakarta,” Jurnal Pendidikan Fisika, vol. 8,
no. 1, pp. 24–32, 2020, doi: 10.24127/jpf.v8i1.2600.
[51] S. S. Wicaksono and I. Vahlia, “Efektifitas Penggunaan Metode Pembelajaran Quantum Learning terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Mahasiswa,” Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, vol.
7, no. 2, pp. 275–282, 2016.
[52] G. N. Sauduran and C. V. S. Roulina, “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Learning terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika,” Attractive : Innovative Education Journal, vol. 3, no. 2,
pp. 185–194, 2021.
[53] N. Zaharah, J. Marzal, and M. H. Effendi-Hsb, “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Matematika
Berbasis Quantum Learning pada Materi Segiempat dan Segitiga untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematis,” Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, vol. 5, no. 3, pp. 2768–2782,
2021, doi: 10.31004/cendekia.v5i3.733.
[54] K. Karlina, D. Fitraini, and A. Sari, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Berdasarkan Self Efficacy Peserta Didik SMP/MTs
Pekanbaru,” JURING (Journal for Research in Mathematics Learning), vol. 3, no. 2, pp. 149–158, 2020,
doi: 10.24014/juring.v3i2.9508.