Anda di halaman 1dari 4

Kemampuan Komunikasi Matematis

Oleh Novat Yantika Nawang Wulan (1200106)


Departemen Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
Matematika adalah bahasa simbol. Artinya setiap orang yang belajar matematika
diperlukan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
simbol. Kondisi tersebut sesuai pendapat Qohar (2011, hlm. 3) yang mengungkapkan
bahwa
Mathematics is the language of symbols in which every person who learns
mathematics required to have the ability to communicate using the language of
symbols. Mathematical communication skills will make a person could use
mathematics for its own sake as well as others, so that will increase positive
attitudes towards mathematics both from within oneself and others.
Sumarmo (dalam Qohar, 2011, hlm. 3) menjelaskan perkembangan bahasa dan
simbol dalam matematika bertujuan untuk mengkomunikasikan matematika sehingga
siswa dapat:
a Merefleksikan dan menjelaskan pemikiran siswa tentang ide-ide matematika dan
b
c
d
e
f

hubungannya;
Merumuskan definisi matematika dan generalisasi melalui metode penemuan;
Mengekspresikan ide-ide matematika secara lisan dan tulisan;
Membaca wacana matematika dengan pemahaman;
Memperjelas dan memperluas pertanyaan matematika yang pernah dipelajari;
Menghargai keindahan dan kekuatan notasi matematika dan perannya dalam
mengembangkan ide-ide matematika.
Di sisi lain, Greenes dan Schulman (dalam Umar, 2012, hlm. 2) yang mengatakan

bahwa komunikasi matematik merupakan: (1) kekuatan sentral bagi siswa dalam
merumuskan konsep dan strategi matematik, (2) modal keberhasilan bagi siswa
terhadap pendekatan dan penyelesaian dalam eksplorasi dan ivestigasi matematik, (3)
wadah bagi siswa dalam berkomunikasi dengan temannya untuk memperoleh
informasi, membagi pikiran dan penemuan, curah pendapat, menilai dan
mempertajam ide untuk meyakinkan orang lain. Sementara Baroody (dalam Masori,
2011, hlm. 14) mengungkapkan bahwa komunikasi adalah kemampuan siswa yang
dapat diukur melalui aspek-aspek:
a

Representasi (Representing)
Representasi adalah bentuk baru sebagai hasil translasi dari suatu masalah atau
ide, translasi suatu diagram atau model fisik ke dalam simbol kata-kata.
Mendengar (Listening)
Mendengarkan merupakan aspek yang sangat penting ketika berdiskusi.

Begitupun dalam kemampuan komunikasi, mendengar merupakan aspek yang


c

sangat penting untuk dapat terjadinya komunikasi yang baik.


Membaca (Reading)
Reading adalah aktivitas membaca secara aktif untuk mencari jawaban atas
pertanyaan yang telah disusun. Membaca aktif berarti membaca yang difokuskan
pada paragraf-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban yang relevan

dengan pertanyaan.
Diskusi (Discussing)
Mendiskusikan sebuah ide adalah cara yang baik bagi siswa untuk menjauhi
ketidakjelasan/ketidakkonsistenan dalam cara berpikir. Selain itu, dengan diskusi

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.


Menulis (Writing)
Menulis adalah suatu aktivitas yang dilakukan

dengan

sadar

untuk

mengungkapkan dan merefleksikan pikiran. Dengan menulis seseorang telah


melalui tahap proses berpikir keras yang kemudian dituangkan ke dalam kertas.
Dalam komunikasi, menulis sangat diperlukan untuk merangkum pembelajaran
yang telah dilaksanakan, dituangkan dalam bahasa sendiri sehingga lebih mudah
dipahami dan lebih tahan lama tersimpan dalam ingatan.
Artinya, komunikasi matematis siswa dapat dibedakan menjadi komunikasi lisan
ditandai dengan kegiatan mendengar (listening), membaca (reading), dan diskusi
(discussion). Serta komunikasi tertulis yang ditandai dengan kegiatan menulis
(writing) dan representasi (representing). Sehingga dibutuhkan indikator untuk
mengukur kemampuan komunikasi tertulis dan lisan. Penjelasannya sebagai berikut.
a Indikator kemampuan komunikasi lisan yang dikemukakan oleh Suzana (dalam
Afifah, 2011, hlm. 15) adalah:
1 Menjelaskan kesimpulan yang diperolehnya
2 Menafsirkan solusi yang diperoleh
3 Memilih cara yang paling tepat dalam menyampaikan penjelasannya
4 Menggunakan tabel, gambar, model, dan lain-lain untuk menyampaikan
5
6
7

penjelasannya
Mengajukan permasalahan dan persoalan
Menyajikan penyelesaian dari suatu permasalahan
Merespon suatu pertanyaan atau persoalan dari siswa lain dalam bentuk

argumen yang meyakinkan


Menginterpretasi dan mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah, serta informasi

matematika
Mengungkapkan lambang, notasi, dan persamaan matematika secara lengkap
dan benar

Indikator kemampuan komunikasi matematis secara tertulis yang diungkapkan


melalui representasi yang dikemukakan oleh Cai, Lane, dan Jakabcsin (dalam
Diba, 2015, hlm. 15) adalah:
1 Drawing, yang meliputi merefleksikan benda-benda nyata, gambar, diagram
2

ke dalam ide-ide matematis atau sebaliknya.


Mathematical Expression, yaitu mengekspresikan konsep matematis dengan

menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematis.


Written Text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri,
membuat model situasi/persoalan menggunakan bahasa lisan, tulisan, konkret,
grafik dan aljabar, menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika
yang telah dipelajari, mendengarkan, mendiskusikan dan menulis tentang
matematika, membuat konjektur, menyusun argument dan generalisasi.

Menurut Sumarmo (dalam Darkasyi, dkk., 2014, hlm. 25) indikator yang
menunjukkan kemampuan komunikasi matematika adalah:
1 Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika;
2 Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik, secara lisan atau tulisan dengan
3
4
5

benda nyata, gambar, grafik dan aljabar;


Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematik;
Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika;
Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis.
Melihat banyaknya pendapat mengenai pengertian dan indikator komunikasi

matematis. Komunikasi matematis pada penelitian ini adalah proses mengungkapkan


gagasan atau ide kepada orang lain melalui lisan, tulisan atau keduanya tentang
konsep, pemahaman, pemecahan masalah, penalaran untuk memperjelas suatu
keadaan atau masalah yang berkaitan dengan matematika.

DAFTAR PUSTAKA
Qohar, A. (2011). Mathematical Communication: What And How To Develop It In
Mathematics Learning?. Proceeding International Seminar and the Fourth
National Conference on Mathematics Education 2011 Department of Mathematics
Education Yogyakarta State University (hlm. 1-12). Yogyakarta: UNY press.
Umar, W. (2012). Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran
Matematika. Jurnal Ilmiah Program Matematika STKIP Siliwangi Bandung, 1 (1),
hlm. 1-9.

Masori. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa dengan


Menggunakan Model Pembelajaran NOVICK. (Skripsi). Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Afifah, N. (2011). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Melalui Penerapan Pendekatan Creative Problem Solving (CPS) (Studi Penelitian
Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMPN 14 Bandung). (Skripsi). Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung.
Diba, D. M. S. (2014). Implementasi Model Pembelajaran Concept Attainment untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah
Pertama. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Darkasyi, M., Johar, R., & Ahmad, A.. (2014). Peningkatan Kemampuan Komunikasi
Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan Quantum
Learning pada Siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe. Jurnal Didaktik Matematika,
1(1), hlm. 21-34.

Anda mungkin juga menyukai